Anda di halaman 1dari 27

KELOMPOK SEJARAH 2

= Benny Aryasaputra /6
ANGGOTA
Deni Rizky Permana /8
KELOMPOK Josua Ricardo / 16
1.KERAJAAN SAMUDRA PASAI
A. Letak
Aceh, Tepatnya di pantai timur pulau sumatra bagian utara
C. Puncak Kejayaan
Kerajaan Samudra Pasai mencapai puncak kejayaan pada masa
pemerintahan Sultan Malik Al-Saleh, sistem pemerintahan Samudra
Pasai sudah teratur baik, Samudra Pasai menjadi pusat perdagangan.
2. KERAJAAN ACEH
A. Letak
Pulau Sumatera bagian utara dekat jalur pelayaran dan perdagangan
internasional saat itu.
B. Sumber Sejarah
1. Taman sari gunongan
2. Tua Indrapuri
3. Benteng Indrapatra
4. Pinto Khop
5. Meriam Kesultanan Aceh
6. Hikayat Prang Sabi
C. Kinerja
Dalam masa kejayaannya, perekonomian Aceh berkembang pesat.
Daerahnya yang subur banyak menghasilkan lada. Kekuasaan Aceh atas daerah-
daerah pantai Timur dan Barat Sumatera menambah jumlah ekspor ladanya.
Penguasaan Aceh atas beberapa daerah di Semenanjung Malaka menyebabkan
bertambahnya bahan ekspor penting seperti timah dan lada yang dihasilkan di
daerah itu.
D. Raja-Raja yang Memerintah
1. Sulthan Ali Mughayat Syah (1496-1528)
2. Sulthan Salah ad-Din (1528-1537)
3. Sulthan Ala ad-Din Ri`ayat Syah al-Kahar (1537-1568)
4. Sulthan Husin Ibnu Sultan Alauddin Ri`ayat Syah (1568-1575)
5. Sulthan Muda (1575)
6. Sulthan Sri Alam (1575-1576)
7. Sulthan Zain Al-Abidin (1576-1577)
8. Sulthan Ala al-din mansyur syah (1576-1577)
9. Sulthan Buyong atau Sultan Ali Ri`ayat Syah Putra (1589-1596)
10. Sulthan Ala`udin Ri`ayat Syah Said Al-Mukammal Ibnu (1596-1604)
11. Sulthan Ali Riayat Syah (1604-1607)
12. Sulthan Iskandar Muda Johan Pahlawan Meukuta Alam (1607-1636)
13. Sulthan Iskandar Tsani (1636-1641)
14. Sulthanah (Ratu) Tsafiatu' ddin Taj 'Al-Alam / Puteri Sri Alam (1641-1675)
15. Sulthanah (Ratu) Naqi al-Din Nur Alam (1675-1678)
3. Kerajaan Malaka
A. Letak
Semenanjung Malaya
B. Kinerja
Pada kehidupan budaya, perkembangan seni sastra Melayu mengalami
perkembangan yang pesat seperti munculnya karya-karya sastra yang
menggambarkan tokoh-tokoh kepahlawanan dari Kerajaan Malaka seperti Hikayat
Hang Tuah, Hikayat Hang Lekir dan Hikayat Hang Jebat. Kehidupan sosial
Kerajaan Malaka dipengaruhi oleh faktor letak, keadaan alam dan lingkungan
wilayahnya. Hubungan sosial masyarakatnya sangatlah kurang dan bahkan mereka
cenderung mengarah ke sifat-sifat individualisme.
Kesultanan Malaka dalam urusan kenegaraan telah memiliki susunan tata
pemerintahan yang rapi. Sultan Malaka memiliki kekuasaan yang absolut, seluruh
peraturan dan undang-undang merujuk kepada Raja Malaka.
Sementara dalam administrasi pemerintahan Sultan Malaka dibantu oleh
beberapa pembesar, antaranya Bendahara, Tumenggung, Penghulu Bendahari dan
Syahbandar. Kemudian terdapat lagi beberapa mentri yang bertanggungjawab atas
beberapa urusan negara. Selain itu terdapat jabatan
Laksamana yang pada awalnya diberikan kepada kelompok masyarakat orang laut
Sejak Kerajaan Malaka berkuasa, jalur perdagangan internasional yang
melalui Selat Malaka semakin ramai. Bersamaan dengan melemahnya kekuatan
Majapahit dan Samudera Pasai, kerajaan Malaka tidak memiliki persaingan
dalam perdagangan. Tidak adanya saingan di wilayah tersebut, mendorong
kerajaan Malaka membuat aturan-aturan bagi kapal yang sedang melintasi dan
berlabuh di Semenanjung Malaka.
D. Raja-Raja yang Memerintah
1. Raja Iskandar Syah atau Parameswara (1405-1414)
2. Megat Iskandar Syah atau Raja Kecil Besar (1414-1424)
3. Sultan Muhammad Syah atau Sri Maharaja (1424-1444)
4. Sultan Abu Syahid atau Sri Parameswara Dewa Syah (1444-1445)
5. Sultan Mudzaffar Syah atau Sultan Modafaixa (1446-1459)
6. Sultan Mansur Syah (1459-1477)
7. Sultan Alaudin Riayat Syah (1477-1488)
8. Sultan Mahmud Syah (1488-1511)
E. Puncak Kejayaan
Pada masa pemerintahan Sutan Mudzaffar Syah, Malaka melakukan
ekspansi di Semenanjung Malaya dan pesisir timur pantai Sumatra, setelah
sebelumnya berhasil mengusir serangan Siam. Di mulai dengan menyerang Aru
yang disebut sebagai kerajaan yang tidak menjadi muslim dengan baik.
Penaklukan Malaka atas kawasan sekitarnya ditopang oleh kekuatan armada laut
yang kuat pada masa tersebut serta kemampuan mengendalikan orang laut yang
tersebar antara kawasan pesisir timur Puau Sumatra sampai Laut Cina Selatan.
Orang laut ini berperan mengarahkan setiap kapal yang melalui Selat Malaka
untuk singgah di Malaka serta menjamin keselamatan kapal-kapal itu sepanjang
jalur pelayarannya setelah membayar cukai di Malaka.
C. Kinerja
Sultan Agung melakukan usaha-usaha untuk meningkatkan daerah
persawahan dan memindahkan banyak petani ke daerah Krawang yang
subur. Atas dasar kehidupan agraris itulah disusun suatu masyarakat yang
bersifat feodal. Para pejabat pemerintahan memperoleh imbalan berupa
tanah garapan (lungguh), sehingga sistem kehidupan ini menjadi dasar
munculnya tuan-tuan tanah di Jawa.
Pada masa kebesaran Mataram, kebudayaan juga berkembang antara
lain seni tari, seni pahat, seni sastra dan sebagainya. Di samping itu muncul
Kebudayaan Kejawen yang merupakan akulturasi antara kebudayan asli,
Hindu, Buddha dengan Islam. Upacara Grebeg yang bersumber pada
pemujaan roh nenek moyang berupa kenduri gunungan yang merupakan
tradisi sejak zaman Majapahit dijatuhkan pada waktu perayaan hari besar
Islam, sehingga muncul Grebeg Syawal pada hari raya idul Fitri. Grebeg
Maulud pada bulan Rabiulawal.
eraton Cirebon
A. Letak
4. KERAJAAN CIREBON

Letak Kerajaan Cirebon di pantai utara pulau Jawayang menjadi perbatasan antara


wilayah Jawa Tengah dan Jawa Barat, ini membuat Kesultanan Cirebon menjadi
pelabuhan sekaligus.
 
B. Kinerja
Sebagai sebuah kesultanan yang terletak diwilayah pesisirpulau Jawa, Cirebon

kelautan dan perd
mengandalkan perekonomiannya padaperdangangan jalur laut, dan memiliki fungsi
sebagai tempat jual beli barang dagangan. Perekonomian Cirebon jugaditunjang oleh
kegiatan masyarakatnya yang menjadi nelayan.Cirebon juga dikenal sebagai kota
udang, artinya Cirebon jugamemiliki satu komoditi dagang utama yaitu terasi, petis dan
juga garam. Namun Setelah perjanjian 7 Januari 1681 antarakerajaan Cirebon dan VOC,
keraton Cirebon semakin jauhdari kehidupan kelautan dan perdagangan, karena
VOCmemegang hak monopoli atas beberapa jenis komoditasperdagangan dan

emegang hak mo
pelabuhan.
Kehidupan Ekonomi
C. RAJA-RAJA YANG MEMERINTAH
1. Syarif Hidayatullah (1479-1495)
2. Pangeran Pasarean dan Pangeran Sedang Kemuning (1495-1555)
3. Fatahilah (1555-1568)
4. Pangeran Agung (1569-1649)
5. Pangeran Sedang Gayam (1649)
6. Pangeran Putera (1649-1662)
7. Jaksa 7 (1672-1678

D. Puncak Kejayaan
Syarif Hidayatullah atau Sunan Gunung Jati merupakananggota wali songo yang
menyebarkan agama islam di JawaBarat. Pada masa kepemimpinannya Cirebon dikenal
sebagai Jalur Sutra”.  Di sana, terdapat pelabuhan Muara Jati” sebagai lalu lintas utama di
kawasan Cirebon yang
menjadikarena perdagangan internasional. Dalam karir politiknya,Syarif Hidayatullah telah m
elakukan penyeragaman gelarguna memudahkan penyelenggaraan pemerintahan di pusat
maupun wilayah bahawan kesultanan Cirebon. Syarif
Hidayatullah telah menyusun pemerintahan yang bersifatdesentralisasi.
Raja yang paling berjaya
E. Keruntuhan Kerajaan Cirebon
Pada masa keruntuhannnya Kerajaan Cirebon terbagi menjadi3 kesultanan yaitu, Keraton
Kasepuhan dipegang oleh Sultan
Sepuh, Keraton Kanoman dipegang oleh Sultan Anom,
Keraton Karicebonan dipegang oleh PanembahanKaricebonan. Mereka hanya mengurusi
kerajaan masing-masing. Mengakibatkan kerajaan Cirebon perlahan-lahanmulai hancur.
Setelah Sultan Panembahan Gerilya wafat padatahun 1702, terjadi perebutan kekuasaan
diantara keduaputranya, yaitu antara Pangeran Marta Wijaya dan PangeranWangsakerta. Di
samping itu adanya campur tangan VOCyang mengadu domba mereka membuat
persaudaraan mereka menjadi permusuhan.
5. KERAJAAN DEMAK

A. Letak
Secara geografis Kerajaan Demak terletak di Jawa Tengah.
B. Sistem Politik
Kerajaan Demak berdiri kira – kira tahun 1478 dan Raden Patah sebagai
Raja Pertama dengan gelar Senapati Jimbung Ngabdurrahman Panemahan
Palembang Sayidin Panatagama , dan Ki Wanapala sebagai Patih dengan gelar
Mangkurat.
D. Puncak Kejayaan
Kerajaan Demak berkembang menjadi kerajaan besar di bawah
kepemimpinan Raden Patah. Negeri-negeri di pantai utara Jawa yang
sudah menganut islam mengakui kedaulatan Demak. Bahkan kekuasaan
meluas ke Sukadana (Kalimantan Selatan) , Palembang ,Jambi.
6. KERAJAAN MATARAM
ISLAM
A. Letak
Pusat kerajaan ini terletak di sebelah tenggara kota Yogyakarta,
yakni di Kotagede.
D. Raja-Raja yang Memerintah
1. Kiai Ageng Pamanahan
2. Panembahan Senapati (Sutawijaya)
3. Raden Mas Jolang
4. Raden Mas Rangsang (Sultan Agung)
5. Amangkurat I
E. Puncak Kejayaan
Mataram Islam mencapai puncak kejayaannya pada jaman Sultan
Agung Hanyokrokusumo (1613-1646). Daerah kekuasaannya mencakup
Pulau Jawa (kecuali Banten dan Batavia), Pulau Madura, dan daerah
Sukadana di Kalimantan Barat.
7.Kerajaan Pajang
A. Letak
Kerajaan Pajang merupakan satu kerajaan yang berpusat di Jawa
Tengah sebagai kelanjutan dari Kerajaan Demak. Kompleks
keratonnya pada zaman sekarang hanya tinggal tersisa berupa batas-
batas fondasinya saja yang ada di perbatasan Kelurahan Pajang –
Kota Surakarta dan Desa Makamhaji, Kartasura, Sukoharjo

B. Kinerja & Raja-raja


Jaka Tingkir/HadiwijayaNama kecil Jaka Tingkir adalah Mas Krebet.
Hal tersebut dikarenakan ketika kelahiran Jaka Tingkir, sedang ada
pertunjukan wayang beber di rumahnya. Saat remaja, ia memiliki nama
Jaka Tingkir. Nama itu dinisbatkan pada tempat dimana ia dibesarkan.
Pada perkembangannya, Jaka Tingkir menjadi menantu dari Sultan
Trenggana (Sultan Kerajaan Demak). Setelah berkuasa di Pajang, ia
kemudian mendapat gelar “Hadiwijaya”.
Jaka Tingkir berasal dari daerah Pengging, di Lereng Gunung
Merapi. Jaka Tingkir juga merupakan cucu dari Sunan Kalijaga yang
berasal dari daerah Kadilangun.Melalui pemberontakan yang
kemudian menjadi akhir dari kerajaan Demak, Jaka Tingkir berhasil
mendirikan kerajaan Islam baru. Meskipun tidak lama, namun bukan
berarti kerajaan ini tidak memberikan kontribusi apa-apa terhadap
perkembangan Islam di Jawa Tengah, tepatnya di daerah pedalam
Jawa Tengah. Di bawah pimpinanya, kerajaan ini mengalami
beberapa kemajuan. Salah satu kemajuannya adalah usaha ekspansi
wilayah kekuasaan, seperti ekspansi ke daerah Madiun. Selain itu,
Pajang juga berhasil melakukan ekspansi ke daerah Blora pada
tahun 1554 M dan daerah Kediri tahun 1577 M. Pada tahun 1581 M,
Jaka Tingkir berhasil mendapatkan pengakuan dari seluruh adipati di
Jawa Tengah dan Jawa Timur.
Kesusastraan dan kesenian keraton tersebut sebelumnya berkembang di
Demak dan Jepara. Selain itu, yang terpenting adalah pengaruh Islam
yang kemudian menjalar cepat keseluruh daerah pedalaman, dengan
seorang tokoh pelopor yaitu Syekh Siti Jenar. Sedangkan di daerah
Selatan, Islam disebarkan oleh Sultan Tembayat.Pada saat ini terdapat
tulisan tentang sajak Monolistik Jawa yang dikenal dengan Nitti Sruti.
Diadakannya pesta Angka Wiyu. Selain itu, kesusastraan Jawa juga
dihayati dan dihidupkan di Jawa Tengah bagian Selatan. Dapat dikatakan
bahwa pada masa inilah, kerajaan Pajang mengalami masa kejayaan,
sebelum akhirnya kerajaan ini mulai mengalami kemunduran setelah
kematian sultan Jaka Tingkir atau Hadiwijaya (1582 M).Arya
PangiriArya Pangiri merupakan raja kedua setelah Jaka Tingkir. Arya
Pangiri berasal dari Demak. Ayahnya bernama Sultan Prawoto yang
merupakan raja ke-empat kerajaan Demak. Arya Pangiri pernah menjabat
sebagai bupati di Demak. Namun setelah sultan Hadiwijaya meninggal
dunia, ia kemudian menjadi raja Pajang menggantika sultan Hadiwijaya.
setelah menjabat sebagai sultan di kerajaan ini, ia kemudian bergelar
sultan Ngawantipura.
Ia dikisahkan hanya peduli pada usaha untuk menaklukkan Mataram daripada
menciptakan kesejahteraan rakyatnya. Dia melanggar wasiat mertuanya
(Hadiwijaya) supaya tidak membenci Sutawijaya. Ia bahkan membentuk
pasukan yang terdiri atas orang-orang bayaran dari Bali, Bugis, dan Makassar
untuk menyerbu Mataram.Arya Pangiri juga berlaku tidak adil terhadap
penduduk asli Pajang. Ia mendatangkan orang-orang Demak untuk menggeser
kedudukan para pejabat Pajang. Bahkan, rakyat Pajang juga tersisih oleh
kedatangan penduduk Demak.Akibatnya, banyak warga Pajang yang berubah
menjadi perampok karena kehilangan mata pencaharian. Sebagian lagi pindah
ke Jipang mengabdi pada Pangeran Benawa. Hingga akhirnya, ia berhasil
dikalahkan oleh Benawa, yang kemudian akan menjadi sultan kerajaan Pajang.
Setelah ia kalah, ia dipulangkan ke Demak.Pangeran BenawaPangeran
Benawa merupakan anak dari Sultan Hadiwijaya. ia bergelar Sultan
Prabuwijaya. Sejak kecil, ia sudah dipersaudarakan dengan Sutawijaya yang
nantinya akan mendirikan kerajaan Mataram. Pada perkembangannya, melalui
garis keturunannya-lah nantinya akan dilahirkan orang-orang besar dan
pujangga-pujanga besar. Setelah Sultan Prabuwijaya meninggal pada tahun
1587, kerajaan Pajang menjadi negara yang tunduk sepenuhnya terhadap
Mataram. Hal ini disebabkan tidak adanya pengganti yang cukup cakap untuk
memegang kendali pemerintahan Pajang.
Sejak kecil, ia sudah dipersaudarakan dengan Sutawijaya yang nantinya
akan mendirikan kerajaan Mataram. Pada perkembangannya, melalui
garis keturunannya-lah nantinya akan dilahirkan orang-orang besar dan
pujangga-pujanga besar. Setelah Sultan Prabuwijaya meninggal pada
tahun 1587, kerajaan Pajang menjadi negara yang tunduk sepenuhnya
terhadap Mataram. Hal ini disebabkan tidak adanya pengganti yang
cukup cakap untuk memegang kendali pemerintahan Pajang.
C. Penyebab Keruntuhan
Perebutan kekuasaan setelah kematian Jaka Tingkir, dan akhrnya
Pajang direbut oleh Sutawijaya (Panembahan Senopati) dari Mataram.
8. KERAJAAN TERNATE DAN
TIDORE
A. Letak
Secara geografis kerajaan Ternate terletak di Kepulauan Maluku, antara
Sulawesi dan Papua. Letak tersebut sangat strategis dan penting dalam
dunia perdagangan masa itu.
C. Puncak kejayaan
Ternate mencapai puncak kejayaan pada masa pemerintahan Sultan
Baabullah. Wilayahnya sampai ke daerah Flipina bagian selatan. Bersamaan
ini pula penyebaran Islam sampai ke wilayah Filipina bagian selatan,
sehingga sampai sekarang penduduk Filipina bagian selatan banyak yang
memeluk Islam.
9. KERAJAAN GOWA TALLO
A. Letak
Kerajaan Gowa dan Tallo merupakan dua kerajaan yang terletak di
Sulawesi Selatan dan saling berhubungan baik. Kedua kerjaan tersebut
kemudian lebih dikenal dengan Kerajaan Makassar. Makassar sebenarnya
adalah ibu kota Gowa yang juga disebut sebagai Ujung Padang.
C. Kinerja Politik
Raja Makasar yang pertama memeluk agama Islam adalah Daeng
Manrabia (Raja Gowa) yang bergelar Sultan Alaudin yang memerintah
Makasar tahun 1593 – 1639 dan dibantu oleh Karaeng Matoaya (Raja
Tallo) sebagai Mangkubumi bergelar Sultan Abdullah. Sejak pemerintahan
Sultan Alaudin kerajaan Makasar berkembang sebagai kerajaan maritim dan
berkembang pesat pada masa pemerintahan raja Muhammad Said (1639 –
1653).
D. Puncak Kejayaan
Selanjutnya kerajaan Makasar mencapai puncak kebesarannya pada
masa pemerintahan Sultan Hasannudin (1653 – 1669).
Faktor yang membawa perkembangan Makassar, antara lain
sebagai berikut :
1) Terletak di tepi sungai.
2) Letak Makasar yang sangat strategis dalam lalu lintas perdagangan
Malaka–Maluku.
3) Jatuhnya Malaka ke tangan Portugis 1511.
4) Beralihnya sistem pemerintahan di Jawa Tengah ke corak agraris.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai