Anda di halaman 1dari 16

RESPIRASI PADA MANUSIA

Respirasi pada manusia termasuk dalam tipe respirasi aerob, yaitu resprasi yang
membutuhkan oksigen. Respirasi adalah seluruh proses sejak pengambilan oksigen,
pengeluaran karbon dioksida sampai penggunaan energi di dalam tubuh manusia.

Pengertian respirasi dapat berkembang sesuai dengan tinjauan gejalanya. Arti yang
pertama adalah bernapas, yaitu mengambil dan mengeluarkan udara pernapasan
melalui paru-paru. Kemudian arti yang lebih khusus adalah pertukaran gas yang
terjadi di dalam sel dengan “ lingkungannya”. Pada pernapasan langsung,
lingkungan tersebut adalah udara luar dan pada pernapasan tidak langsung adalah
melalui saluran pernapasan. Akhirnya , respirasi diartikan sebagai reaksi enzimatik
di mana sel-sel tubuh dapat mempergunakan oksigen.

Komponen-komponen respirasi

Respirasi dibagi dalam 4 komponen, yaitu:

a. Respirasi: pernapasan membawa gas masuk ke dalam paru-paru


b. Respirasi luar: pertukaran gas di dalam paru-paru
Dengan kata lain , respirasi luar adalah pertukaran gas ( O2 dan CO2) antara
udara dan darah
c. Respirasi dalam: pertukaran gas di dalam jaringan tubuh
Dengan kata lain , respirasi dalam adalah pertukaran gas ( O2 dan CO2)
antara darah dan cairan jaringan tubuh.
d. Respirasi seluler: produksi ATP di dalam sel-sel Respirasi seluler terjadi di
dalam mitokondria.

Saluran Pernapasan Manusia

a. Hidung

Hidung terdiri dari lubang hidung dan rongga hidung. Di dalam rongga hidung
terdapat bulu hidung dan selaput lendir.
• Bulu hidung berfungsi menyaring udara agar kotoran tidak masuk ke dalam saluran
pernapasan. Dan selaput lendir yang ada di dalam rongga hidung berguna untuk
mengatur suhu dan kelembaban udara sesuai dengan tubuh.

• Pada rongga hidung udara yang masuk mengalami tiga proses yaitu penyaringan
udara, penghangatan udara dan pengaturan kelembaban udara. Rongga hidung
juga memiliki ujung-ujung saraf pembau.

b. Pangkal Tenggorokan (Laring)

Organ pernapasan manusia yang kedua adalah laring. Laring berfungsi untuk
menempelnya selaput atau pita suara.

c. Trakea (Batang Tenggorokan)

Trakea terletak di depan kerongkongan dan terdiri dari tulang- tulang rawan
berbentuk cincin. Saat sedang berbicara, katup yang ada di trakea akan menutup
sehingga saluran makanan tertutup dan saluran pernapasan terbuka. Dan ketika
sedang menelan katup akan terbuka kemudian saluran makanan terbuka dan
saluran pernapasan tertutup.

d. Bronkus ( Cabang batang tenggorok )

Bronkus merupakan pernapasan manusia yang berbentuk cabang tenggorokan yang


menyambung antara trakea dan paru-paru.

e. Bronkiolus ( anak cabang tenggorokan )

Bronkiolus adalah percabangan bronkus yang ada di dalam paru-paru. Bronkiolus


paru-paru sebelah kanan terdapat tiga lobus dan paru-paru kiri dua lobus

f. Paru-paru

Organ pernapasan manusia yang terakhir adalah paru-paru. Paru-paru terletak di


dalam rongga dada manusia. Paru-paru terdiri dari bronkiolus, cabang dari bronkus
dan alveolus yang merupakan ujung dari bronkus yang berfungsi sebagai tempat
pertukaran oksigen dan karbondioksida

Proses pernapasan manusia

• Proses pernapasan manusia terdiri dari inspirasi (proses menghirup udara) dan
ekspirasi (proses mengembuskan udara). Udara masuk melalui hidung, melewati
faring, laring, trakea dan bronkus. Dari bronkus udara masuk ke paru-paru melalui
bronkiolus. Udara akan berakhir di alveolus, di sinilah terjadi pertukaran oksigen dan
karbondioksida. Oksigen akan diserap oleh darah dan karbondioksida akan
dikeluarkan melalui hembusan nafas.
MEKANISME PERNAPASAN/ TEKNIK PERNAPASAN

• Teknik pernapasan manusia juga ada dua yaitu pernapasan dada dan pernapasan
perut. Pernapasan dada terjadi karena gerakan tulang rusuk oleh oto-otot antar
rusak, pengambilan udara terjadi saat otot antar rusuk berkontraksi atau mengerut
sehingga tulang rusuk terangkat ke atas menyebabkan rongga dada dan paru-paru
membesar.

Pernapasan dada:

• Inspirasi: otot-otot antar tulang rusuk luar mengerut( kontraksi), tulang rusuk akan
terangkat dan volume rongga dada membesar, sehingga tekanan udara di dalam
rongga dada menjadi lebih kecil dari pada tekanan udara luar. Akibatnya udara luar
masuk ke dalam rongga dada.

• Ekspirasi: otot-otot antar tulang rusuk dalam mengerut, maka tulang rusuk akan
tertekan dan volume rongga dada mengecil, sehingga tekanan udara di dalam
rongga dada lebih besar dari tekanan udara luar. Akibatnya udara di dalam rongga
dada terdorong keluar.

Pernapasan perut:

Inspirasi: otot diafragma mengerut, diafragma akan mendatar, dan volume rongga
dada menjadi lebih besar, sehingga tekanan udara di dalam rongga dada lebih kecil
dari pada yang di luar. Akibatnya udara luar masuk ke dalam rongga dada.

Ekspirasi: otot dinding rongga perut mengerut, otot-otot dinding rongga perut akan
terdorong ke atas dan diafragma naik. Akibatnya volume rongga dada menjadi lebih
kecil, sehingga udara dalam rongga dada terdorong ke luar.

• Tersedak dan bersin merupakan ekspirasi yang mendadak oleh pengerutan secara
tiba-tiba dari otot otot perut, sehingga tekanan dalam paru-paru menjadi tinggi dan
udara dikeluarkan dengan keras dari paru-paru. Maka tersedak dan bersin
merupakan usaha tubuh, dalam hal ini sistem pernapasan untuk mengeluarkan
benda asing dalam saluran udara pernapasan. Bila jalan napas tertutup, jalan ini
harus dibukadengan paksa. Hal ini disebabkan saluran pernapasan yang bergelang-
gelangtulang rawan dan tidak berotot yang aktif, ikut dalam pernapasan. Misalnya
pada penyakit tetanus, tenggorokan dibor dan langsung dihubungkan dengan udara
luar( trakeotomi

• Tekanan udara dalam paru-paru selalu berubah pada setiap gerakan pernapasan.
Pada saat inspirasi dimulai, tekanan udara paru-paru turun satu sampai dua mm Hg
dibanding dengan tekanan udara luar.

• Ini menyebabkan udara masuk. Pada akhir ekspirasi, paru-paru memeras udara
keluar dengan tekanan dua sampai tiga mmHg lebih tinggi dibanding dengan
tekanan udara luar.

• VOLUME UDARA PERNAPASAN

Grafik volume pernapasan.

 Dalam keadaan biasa, manusia menghisap dan mengeluarkan udara


pernapasan kurang lebih 500 cc( ml), disebut udara pernapasan biasa (
volume tidal). Dari 500 cc tersebut, hanya sekitar 350 cc sampai ke paru-
paru, sisanya 150 cc haya sampai pada salura pernapasan.
 Setelah pernapasan biasa, dalam paru-paru masih terdapat sekitar 2500 cc
udara, yaitu sekitar 1500 cc merupakan udara cadangan ekspirasi ( udara
suplementer / volume cadangan ekspirasi), merupakan udara yang dapat
dihembuskan lagi sekuat-kuatnya setelah pernapasan biasa. Sisanya sekitar
1000 cc merupakan udara yang tersimpan dalam paru-paru manusia(udara
residu/volume sisa) sampai meningal dunia.
 Setelah inpirasi biasa, kita dapat menghirup udara semaksimal mungkin ke
dalam paru-paru sebanyak 1500 cc, yang disebut udara komplementer/
volume cadangan inspirasi( lihat grafik volume pernapasan).
• Kapasitas vital paru-paru = jumlah volume tidal + volume cadangan inspirasi
+ volume cadangan ekspirasi.

• Kapasitas total paru-paru = kapasitas vital paru-paru + volume sisa. •


Frekuensi Pernapasan

Frekuensi pernapasan / kecepatan pernapasan dipengaruhioleh beberapa faktor,


yaitu: jenis kelamin, umur, suhu tubuh, posisi dan aktivitas tubuh, (emosi, rasa sakit,
dan ketakutan), status kesehatan.

Mekanisme Pertukaran Oksigen dan Karbondioksida


a. Pertukaran oksigen.
Kebutuhan oksigen setiap individu berbeda-beda tergantung pada umur, aktivitas, berat
badan, jenis kelamin dan jumlah makanan yang dikonsumsi. Dalam keadaan biasa
jumlah oksigen yang dibutuhkan sebanyak 300 ml perhari per individu.
a) Sekitar 97% oksigen yang masuk ke dalam darah akan diangkut oleh hemoglobin/eritrosit.
Oksigen yang terikat dalam Hb dikenal dengan oksihemoglobin (HbO2). dengan reaksi
sebagai berikut:
Hb4 + 4 O2 ↔ 4 HbO2

Reaksi tersebut dapat bolak balik, ke kanan terjadi di dalam paru-paru, ke kiri terjadi
di dalam jaringan. Proses pengikatan dan pelepasan oksigen tersebut dipengaruhi oleh kadar
oksigen, kadar karbondioksida, dan tekanan oksigen.
Bila tekanan udara 1 atmosfer ( 760 mm Hg), maka tekanan oksigen adalah
seperlimanya atau 150 mm Hg. Darah yang mengalir melalui kapiler di dalam gelembung
alveolus mencapai keadaan keseimbangan, dan tekanan oksigen dalam arteri menjadi 100
mm Hg. Tekanan oksigen di jaringan hanya 0 sampai 40 mm Hg, sehingga oksigen dapat
berdifusi ke dalam jaringan. Darah dalam vena hanya tinggal memiliki tekanan oksigen 40
mm Hg.
Pada saat darah di dalam arteri memiliki tekanan oksigen sebesar 100 mm Hg, setiap
100 cc darah dapat mengangkut 19 cc oksigen. Pada saat darah dalam vena memiliki tekanan
oksigen 40 mm Hg,. maka setiap 100 cc darah hanya tinggal mengandung 12 cc oksigen. Sisa
7 cc oksigen menunjukkan jumlah oksigen yang disampaikan ke jaringan-jaringan oleh setiap
100 cc darah. Jadi lima liter darah dapat menyampaikan 350 cc oksigen setiap satu kali
beredar.
b. Pertukaran Karbondioksida.
Proses respirasi sel di jaringan tubuh akan menghasilkan karbondioksida, hal ini
menyebabkan tekanan parsial karbondioksida (P. CO2) dalam sel tubuh lebih tinggi dibanding
di kapiler vena, sehingga CO2 bedifusi ke vena dan di bawa ke paru-paru.
Prosesnya sebagai berikut :
a) P.CO2 di jaringan tubuh = 60 mmHg , P. CO2 di vena = 47 mmHg , P. CO2 di alveolus =
35 mmHg) atau luar tubuh = 0.3 mmHg,
b) karena perbedaan tekanan parsial tersebut, akhirnya CO2 akan dikeluarkan dari tubuh
melalui ekspirasi.
Ada tiga cara pengangkutan CO2 dalam darah:
1. Karbon dioksida larut dalam plasma, dan membentuk asam karbonat dengan enzim
karbonat anhidrase (6 – 10 % dari seluruh CO2). 

2. Karbon dioksida terikat pada hemoglobin dalam bentuk karbomino hemoglobin (25% dari
seluruh CO2). 

3. diangkut dalam bentuk ion bikarbonat (HCO3-) melalui suatu rangkaian proses yang
disebut pertukaran klorida. Pengangkutan dalam bentuk ini lebih banyak, sekitar 60 - 70%
dari seluruh CO2

Sistem Pernapasan pada hewan


Sistem pernapasan hewan invertebrata
1. Sistem pernapasan pada Protozoa
Pada hewan Protozoa, misalnya Amoeba, Paramaecium gas O2 cukup
diperoleh dengan cara difusi melalui permukaan tubuhnya
2. Sistem pernapasan pada Porifera
Porifera merupakan hewan berpori yang dapat melakukan pernapasan dengan
cara mengalirkan air melalui pori pori yang ada pada tubuhnya yang dinamai dengan
ostium. Setelah itu air akan dialirkan menuju rongga yang dinamai spongocoel.
selanjutnya proses pernapasannya akan dilangsungkan pada sel koanosit atau yang
lebih dikenal dengan sebutan sel leher. Sel koanosit merupakan sel yang letaknya
berbatasan dengan spongocoel. Proses pertukaran antara udara dengan karbondioksida
terjadi di sel koanosit. Aliran air yang masuk menuju sel koanosit tidak hanya
membawa udara saja, namun juga membawa zat zat makanan. sehingga selain
memiliki tugas sebagai alat bantu pernapasan, sel koanosit juga berperan sebagai
organ pencernaan serta peredaran zat makan. air yang mengandung karbondioksida
akan dikeluarkan melalui oskulum.
3. Sistem pernapasan pada Coelenterata
Coelenterata mengandalkan proses difusi oksigen di lingkungannya melalui
permukaan tubuhnya. Meskipun demikian, Coelenterata juga mempunyai alat bantu
pernapasan yang disebut dengan Sifonoglifa. Sifonoglifa yaitu perluasan dari celah
mulut Coelenterata.
4. Sistem pernapasan pada Echinodrmata
Echinodermata merupakan hewan yang umumnya memiliki ciri ciri duri pada
tubuhnya, meskipun ada juga yang tidak berduri seperti bintang laut.
Hewan Echinodermata berkulit duri seperti landak dan mentimun laut melakukan
pernapasan dengan bantuan organ yang disebut dengan insang kulit, sedangkan
bintang laut, pernapasannya dilakukan melalui kaki ambulakral. Untuk Anggota
hewan Echinodermata lainnya seperti teripang melakukan pernapasan dengan sebuah
sistem yang dikenal dengan sebutan pohon respirasi. Pada teripang, pohon
respirasinya terdiri dari dua saluran utama yang memiliki cabang cabang didalam
tubuhnya ya bentuknya menyerupai pohon. Pada Saluran itu juga ada semacam
perekat yang dipakai sebagai alat untuk pertahanan diri
5. Sistem pernapasan pada serangga
Sistem pernapasan pada serangga terpisah dari sistem transportasi, sehingga
oksigen yang masuk kedalam tubuh lewat spirakel , selanjutnya diteruskan menuju
pembuluh trakea dan trakeolus, kemudian langsung diedarkan keseluruh tubuh.
Serangga juga mempunyai saluran T-tubulus yang berperan langsung dalam
menyalurkan oksigen dekat dengan mitokondria, mitokondria merupakan tempat
berlangsungnya proses glikolisis, siklus krebs dan transfer elektron pada proses
metabolisme
Berikut ini adalah jalur pernapasan pada serangga ;
Udara dari luar → stigma / spirakel → saluran / pembuluh trakea → trakeolus →
jaringan tubuh

6. Sistem pernapasan pada laba laba menggunakan paru paru buku


7. Sistem prnapasan pada cacing tanah
Proses pernapasan pada cacing tergolong sederhana, karena oksigen yang
terlarut pada air akan berdifusi melewati permukaan kulit cacing yang tipis dan
basah. Setelah itu oksigen akan diedarkan keseluruh tubuh, adapun sisa pernapasan
yaitu gas karbondioksida dikeluarkan dari tubuh lewat permukaan kulit menggunakan
proses difusi. Karena kulit cacing yang berlendir dan cenderung basah maka proses
difusi dapat berlangsung dengan mudah.
Sistem pernapasan pada hewan Vertebrata
1. Sistem pernapasan Ikan
Ikan merupakan bernapas dengan insang. Pada ikan bertulang sejati( misalnya ikan mas,
gurami, nila dll. ) terdapat tutup insang yang disebut operkulum. Ikan bertulang
rawan( ikan hiu, ikan pari) tidak memiliki operkulum.
Struktur insang ikan.
Insang terdapat di sisi kanan dan kiri kepala ikan. Insang terletak di dalam suatu rongga
yang disebut kantong insang. Jumlah insang pada setiap sisi berkisar antara lima hingga
tujuh lembaran pipih. Insang memiliki beberapa bagian, antara lain lengkung insang,
filamen insang, dan rigi-rigi insang. lengkung insang merupakan bagian insang yang
menyokong insang dan tersusun dari tulang rawan. Filamen insang merupakan bagian
insang berupa lembaran pipih dan lunak yang tampak berwarna merah. Filamen insang
merupakan bagian insang berupa lembaran pipih dan lunak yang tampak berwarna merah,
filamen insang terdapat di belakang lengkung insang. Pada filamen insang terdapat
banyak kapiler darah sehingga memungkinkan berlangsungnya proses pertukaran gas
antara darah dan air. Rigi-rigi insang merupakan bagian insang yang berfungsi untuk
menyaring air. Rigi-rigi insang terdapat di depan lengkung insang.

Cara pernapasan pada ikan yang insangnya mempunyai tutup insang(operkulum) , berbeda
dengan ikan yang insangnya tidak mempunyai tutup insang.
Cara pernapasan pada ikan mas dapat dijelaskan sebagai berikut:
1) Fase inspirasi, ialah fase pada waktu pengambilan O2 dari air masuk ke dalam insang.
Untuk ini air dimasukkan ke dalam rongga mulut. Rongga mulut membesar yang
disebabkan oleh gerakan ke arah samping dari tutup insang, tetapi celah belakang
masih tertutup oleh selaput. Akibatnya tekanan udara dalam rongga mulut lebih kecil
daripada tekanan udara di luarnya. Kemudian diikuti dengan membukanya celah
mulut sehingga air masuk ke dalam rongga mulut.
2) Fase ekspirasi, ialah fase pelepasan CO2 dan gas-gas lainnya dari insang ke air.
Setelah air masuk ke rongga mulut, celah mulut tertutup. Kemudian tutup insang
kembali ke kedudukan semula dan diikuti gerakan selaput ke samping sehingga celah
insang terbuka dan air segera ke luar melalui celah-celah tersebut. Keluarnya air
melalui celah-celah insang ini akan menyentuh lembaran-lembaran insang, sehingga
terjadilah pertukaran gas. Darah melepaskan CO2 ke dalam air dan mengikat O2 dari
air. Jadi proses pertukaran gas pada ikan mas berlangsung pada waktu ekspirasi. Pada
ikan yang tidak empunyai tutup insang, cara pernapasannya ialah dengan
memperbesar dan memperkecil rongga mulut, yaitu dengan jalan menaikkan dan
menurunkan dasar mulutnya.

Gambar mekanisme pernapasan


ikan mas dan ikan hiu.
Pernapasan pada ikan paru-paru( Dipnoi)
Di bumi dikenal adanya 3 jenis ikan paru-paru, yaitu ikan paru-paru yang terdapat di
Queensland (Australia), di Afrika dan di Amerika selatan. Dalam beberapa hal ikan paru-paru
ini agak menyerupai cara hidup amfibi.
Selain insang ikan paru-paru mempunyai satu atau sepasang gelembung udara yang
dapat digunakan sebagai paru-paru, disebut pulmosis. Pulmosis terbagi oleh sekat.
Gelembung ini dihubungkan dengan kerongkongan oleh suatu saluran yang disebut duktus
pnematikus.dengan adanya saluran ini dan kapiler-kapiler darah di dinding gelembung udara,
maka gelembung udara dapat berfungsi sebagai paru-paru, yaitu untuk pernapasan.
Ikan paru-paru biasanya hidup di air, yaitu di rawa-rawa dan di sungai-sungai. Bila
airnya habis dan tempat tinggalnya menjadi kering, ikan paru-paru masih dapat
mempertahankan hidupnya, karena meskipun insangnya sudah tidak dapat bekerja lagi, trtapi
pulmosis dapat menggantikannya secara aktif. Jadi ikan paru-paru mempunyaibentuk
kehidupan di antara hewn-hewn yang hidup di air dengan hewan yang hidup di darat.

2. Sistem pernapasan pada Katak


Alat pernapasan pada katak terdiri dari kulit, paru-paru, dan lapisan dari rongga mulut
yang kesemuanya mempunyai lapisan permukaan tipis dan basah yang berdekatan
dengan pembuluh-pembuluh darah.
Oksigen diedarkan oleh darah ke seluruh bagian tubuh. Karbon dioksida
sebagai hasil oksidasi dibawa kembali oleh darah ke alat pernapasan untuk
dikeluarkan dari tubuh. Pernapasan dengan kulit berlangsung baik pada waktu di darat
maupun di air. Pernapasan ini dapat terjadi karena kulit katak sangat tipis dan banyak
mengandung kapiler-kapiler darah yang merupakan perkembangan dari sistem
pernapasan insang luar. Darah yang banyak mengandung CO2 dikeluarkan oleh
jantung melalui arteri pulmo kutanea menuju ke kulit lewat arteri kutanea. Di dalam
kulit terjadi pertukaran gas, kulit melepas CO2, darah dalam kapiler kulit mengikat
O2. Oksigen ini melalui vena kutanea dibawa ke jantung untuk diedarkan ke seluruh
tubuh.
Katak mempunyai sepasang paru-paru berupa kantong elastis yang tipis. Pada
permukaan dinding dalamnya terdapat lipatan-lipatan sehingga memperluas
permukaannya. Permukaan yang diperluas ini mengandung banyak kapiler darah
sehingga tampak berwarna kemerah-merahan. Masing-masing paru-paru berhubungan
dengan suatu bronkus pendek. Kedua bronkus ini berhubungan dengan rongga mulut
dengan perantaraan celah tekak.

Mekanisme pernapasan paru-paru terdiri dari inspirasi dan ekspirasi, yang keduanya
berlangsung dengan mulut tertutup. Mekanisme pernapasan pada katak dapat
dijelaskan sebagai berikut:
Fase inspirasi
Celah tekak dan mulut mula-mula dalam keadaan tertutup, dan otot rahang
bawah mengendor. Sementara itu otot sterno hioideus berkontraksi sehingga rongga
mulut membesar. Dengan membesarnya rongga mulut ini, udara masuk ke dalam
rongga mulut dan hulu tenggorokan melalui koane. Proses selanjutnya koane tertutup
oleh suatu klep dan segera diikuti oleh kontraksi otot rahang bawah dan otot genio
hioideus, sehingga rongga mulut mengecil. Dengan mengecilnya rongga mulut ini,
maka udara masuk ke celah-celah yang terbuka, menuju ke paru-paru. Di dalam paru-
paru inilah terjadi pertukaran gas. Oksigen diikat oleh darah yang ada di dalam kapiler
dinding paru-paru.
Fase ekspirasi
Otot rahang bawah mengendur dan segera diikuti oleh kontraksi otot sterno
hioideus dan otot-otot perut. Akibatnya udara di dalam paru-paru tertekan keluar,
masuk ke dalam rongga mulut. Celah tekak menutup dan koane membuka. Otot
rahang bawah berkontraksi yang segera diikuti pula oleh genio hioideus, sehingga
rongga mulut mengecil. Dengan mengecilnya rongga mulut maka udara dari paru-
paru yang mengandung karbon dioksida keluar melalui koane.
3. Sistem pernapasan pada reptilia
Organ yang digunakan pada pernapasan reptilia adalah paru-paru. Sebab,
sebagian besar reptilia hidup di daratan atau habitat yang kering. Untuk
mengimbanginya, kulit reptilia bersisik dan kering, supaya cairan dalam tubuhnya tidak
mudah hilang. Kulit bersisik pada reptilia merupakan suatu adaptasi hidup dalam udara
kering, dan bukan sebagai alat pertukaran gas.
Walau begitu, ada pula mekanisme pernapasan reptilia yang dibantu oleh permukaan
epitelium lembab di sekitar kloaka. Reptilia demikian misalnya kura-kura dan penyu. Hal
ini dilakukan karena tubuh kura-kura dan penyu terdapat tempurung yang kaku.
Tempurung ini menyebabkan gerak pernapasan kedua hewan tersebut terbatas.
Bentuk Paru-Paru Reptilia
Paru-paru Reptilia berada dalam rongga dada dan dilindungi oleh tulang rusuk.
Paru-paru Reptilia hanya terdiri dari beberapa lipatan dinding yang berfungsi
memperbesar permukaan pertukaran gas. Paru-paru kadal, kura-kura, dan buaya lebih
kompleks, dengan beberapa belahan-belahan yang membuat paru-parunya bertekstur
seperti spon. Paru-paru pada beberapa jenis kadal, misalnya bunglon Afrika, mempunyai
pundi-pundi hawa atau kantung udara cadangan sehingga memungkinkan hewan
tersebut melayang di udara.
Mekanisme Pernapasan Pada Reptilia
Mekanisme pernapasan pada reptilia terjadi dalam dua fase, yaitu fase inspirasi
dan fase ekspirasi.
Fase Inspirasi
Saat tulang rusuk mengembang, volume rongga dada akan meningkat.
Selanjutnya udara (oksigen) akan masuk ke dalam paru-paru. Proses masuknya
oksigen ke dalam tubuh dapat dilihat pada alur berikut ini.
Gas O2 dalam udara masuk melalui hidung → rongga mulut → anak tekak → trakea
yang panjang → bronkiolus dalam paru-paru → dari paru-paru O2 diangkut darah
menuju ke seluruh jaringan tubuh.
Fase Ekspirasi
Fase ekspirasi akan terjadi, jika tulang rusuk merapat, sehingga udara (karbon
dioksida) dan uap air keluar dari paru-paru. Proses keluarnya karbondioksida dari
tubuh reptilia adalah sebagai berikut.

Dari jaringan tubuh gas CO2 → di angkut darah menuju jantung → kemudian menuju
ke paru-paru untuk dikeluarkan → bronkiolus → trakea yang panjang → anak tekak
→ rongga mulut → dan terakhir melalui lubang hidung.
Pada reptilia yang hidup di air, lubang hidung dapat ditutup ketika reptilia sedang
menyelam. Demikian uraian mengenai sistem pernapasan pada reptilia.

4. Sistem pernapasan pada burung


Susunan alat pernapasan pada burung terdiri dari:
1) Sepasang lubang hidung luar yang terdapat pada pangkal paruh sebelah atas
2) Lubang hidung dalam yang terdapat pada langit-langit rongga mulut
3) Celah tekak yang terdapat pada dasar hulu kerongkongan ( faring) yang
menghubungkan trakea
4) Trakea yang berupa pipa yang diperkuat oleh tulang-tulang rawan berbentuk
lingkaran yang tersusun sepanjang trakea. Di bagian belakang, trakea bercabang
menjadi bronkus kanan dan bronkus kiri. Tempat percabangan ini disebut bifurkasi
trakea. Kedua bronkus menghubungkan siring dan paru-paru.
5) Siring (alat suara) terdapat pada percabangan trakea ( bifurkasi trakea) dan
mengandung otot-otot yang berguna untuk menimbulkan suara, yaitu otot sterno
trakealis yang menghubungkan tulang dada dan trakea. Otot siringialis
menghubungkan siring dan dinding trakea sebelah dalam. Sebelah dalam rongga
siring terdapat lipatan-lipatan berupa selaput yang dapat bergetar. Apabila lipatan-
lipatan ini bergetar, maka terdengarlah suara. Getaran selaput tergantung kepada
besarnya atau kecilnya ruangan siring yang diatur oleh kerja kedua otot tersebut.
6) Paru-paru yang relatif kecil bila dibandingkan dengan besar tubuh, dan dibungkus
oleh selaput yang disebut pleura. Paru-paru burung berhubungan dengan kantong-
kantong udara yang terdapat pada beberapa alat-alat dalam. Kantong udara tersebut
dinamakan sakus pnematikus. Kantong-kantong udara ini terdapat pada pangkal leher,
ruang dada, antar tulang korakoid, ketiak, dan rongga udara tubuh.
Kantong-kantong udara tersebut juga berhubungan dengan tulang-tulang panjang,
misalnya pada tulang paha dan tulang lengan atas.
Fungsi kantong udara ialah sebagai alat untuk:
a) Membantu pernapasan terutama pada waktu terbang
b) Membantu membesarkan ruang siring, sehingga dapat memperkeras suara
c) Menyelubungi alat-alat dalam dengan rongga udara untuk mencegah kedinginan
d) Mencegah hilangnya panas badan yang terlalu besar
e) Memperbesar atau memperkecil berat jenis tubuh pada waktu burung berenang,
yaitu dengan cara membesarkan atau mengecilkan kantong-kantong udaranya.

Burung mempunyai 2 cara pengambilan udara pernapasan, yaitu pernapasan yang dilakukan
pada waktu tidak terbang ( waktu istirahat) dan pernapasan pada waktu terbang.
Pernapasan pada waktu tidak terbang dapat dijelaskan sebagai berikut:
Perlekatan tulang-tulang rusuk pada tulang dada dan tulang belakang tidak secara
persendian, sehingga tulang-tulang rusuk masih dapat bergerak sedikit.
Fase Inspirasi
Tulang-tulang rusuk bergerak ke muka ke arah bawah, rongga dada membesar dan paru-paru
mengembang sehingga udara dari luar masuk ke dalam paru-paru melalui saluran alat
pernapasan. Pada waktu udara masuk ke dalam paru-paru, sebagian oksigen udara diambil,
dan sebagian masuk ke dalam kantong-kantong udara.
Fase ekspirasi
Rongga dada mengecil sebagai hasil kerja otot-otot tertentu, sehingga paru-paru mengecil
kembali dan udara di dalam kantong-kantong udara dikeluarkan melalui paru-paru lagi
sehingga oksigen dapat diikat lagi oleh darah yang terdapat dalam pembuluh-pembuluh
kapiler dinding paru-paru. Jadi pengambilan oksigen berlangsung baik pada waktu inspirasi
maupun pada waktu ekspirasi.
Pernapasan pada waktu terbang
Pada waktu burung terbang inspirasi dan ekspirasi dilakukan oleh kantong udara yang
terdapat diantara tulang korakoid.
Fase inspirasi
Pada waktu sayap diangkat ke atas, kantong udara antar korakoid terjepit, tetapi kantong
udara di ketiak mengembang sehingga terjadi inspirasi.
Fase ekspirasi
Terjadi pada waktu sayap digerakkan ke bawah. Pada gerakan ini kantong udara di ketiak
terjepit, tetapi kantong udara antar korakoid mengembang, sehingga ekspirasi terjadi. Dengan
cara demikian terjadilah pergantian udara di dalam paru-paru.
Makin tinggi burung itu terbang makin cepatlah ia menggerakkan sayapnya untuk
mendapatkan oksigen cukup banyak.

Sistem pernapasan pada Mamalia


Alat pernapasan pada mamalia, misalnya marmut, terdiri dari lubang hidung luar,
rongga hidung, lubang hidung dalam, rongga mulut, celah tekak, rongga tekak, tenggorokan,
cabang batang tenggorokan( bronkus) dan paru-paru. Pada tekaknya terdapat jakun atau
laring yang merupakan alat utuk mengeluarkan suara. Jakun terdiri dari cincin-cincin tulang
rawan dan pita suara.
Percabangan batang tenggorokan di dalam gelambir paru-paru masih mengalami
percabangan lagi sehingga cabang yang paling keciltidak lagi diperkuat oleh cinci-cincin
tulang rawan dan berakhir pada ujung yang buntu dan berbentuk gelembung, disebut
alveolus.
Banyaknya alveolus ini berarti memperluas permukaan paru-paru, sehingga
memperbesar kemungkinan untuk mengadakan pertukaran udara pernapasan oleh kapiler-
kapiler pada dinding alveolus.

Anda mungkin juga menyukai