TAHFIZH DALAM
PENINGKATAN HAFALAN AL-QURAN SISWA
PADA RUMAH TAHFIZ DI NAGARI BATU BULEK
5
10
O
L
E
15 H
KEVIN RAMADHAN
19329020
20
25 2021
BAB I
PENDAHULUAN
A. Pengenalan
5 Mempelajari alquran adalah sebuah kewajiban. Hendaklah bagi seorang muslim
senantiasa selalu beribadah kepada Allah dengan cara mempelajari Alquran terlebih lagi
menghafalkannya. Sebagai seorang penghafal alquran, kegiatan menghafal adalah suatu
kegiatan yang digunakan oleh Nabi mengajarkan Alquran kepada sahabatnya.
Menghafal Alquran adalah suatu usaha sadar dan sungguh sugguh yang dilakukan untuk
10 mengingat dan meresapkan bacaan kitab suci Alquran dan menjaga hafalan tersebut
dengan menggunakan strategi tertentu.
Menurut Farid Wadji, tahfiz Alquran didefinisikan sebagai proses menghafal
Alquran dalam ingatan sehingga dapat dilafadzkan atau diucapkan diluar kepala secara
benar dengan cara tertentu secara terus menerus. Bunyamin Yusuf Surur
15 mendeskripsikan orang yang hafal Alquran sebagai orang yang hafal seluruh Alquran
dan mampu membacanya secara keseluruhan diluar kepala atau bi al-ghaib sesuai
aturan aturan bacaan ilmu tajwid.
Banyaknya penggemar dan para penghafal Alquran merupakan bentuk jaminan
Allah terhadap pemeliharaan Alquran sebagaimana dalam surah Al-Qamar ayat 17, 22,
20 33 dan 44 yang berbunyi “ wa laqad yassarna al-qurana li adzzikri”. Ayat ini
ditafsirkan oleh al-Qurtubi sebagai “ Kami mudahkan Alquran untuk dihafal dan kami
akan tolong siapa saja yang menghafalnya, maka apakah ada pelajar yang
menghafalnya, dia pasti akan ditolong”.
Oleh karena itu, perlunya kita sebagai seorang muslim untuk selalu berpacu dalam
25 menghafal Alquran. Sebagaimana Allah katakan bahwa siapapun yang mau dan
berkeinginan untuk menghafal Alquran, maka Allah akan mudahkan dalam
menghafalnya.
B. Latar Belakang
30 Agama Islam yang dianut oleh jutaan orang muslim merupakan way of life yang
menjamin kebahagiaan hidup pemeluknya didunia dan diakhirat. Agama Islam
mempunyai satu sendi yang esensial yang berfungsi sebagai pemberi petunjuk kejalan
yang sebaik baiknya. Rasulullah sangat menganjurkan kepada kaumnya untuk
menghafalkan Alquran karena disamping menjaga kelestarian, menghafal ayat ayatnya
pun merupakan akhlak yang terpuji dan mulia. Para ulama menetapkan bahwa
5 menghafal Alquran adalah fardhu kifayah, namun hal ini harus dipahami secara
proporisonal, karena ini dalam arti yang sempit.
Menghafal adalah salah satu cara yang paling klasik namun tidak sederhana untuk
memelihara pengetahuan termasuk memelihara Alquran. Sebagaimana dalam Alquran
surah Al-Baqarah ayat 31 yang artinya :
10 Dan Dia mengajarkan kepada Adam nama nama ( benda benda ) seluruhnya
kemudian mengemukakannya kepada para Malaikat lalu berfirman : “ Sebutkanlah
kepada-Ku nama benda benda itu jika kamu memang benar benar orang orang yang
benar “.
Menghafal Alquran bukanlah hal yang tidak mungkin dilaksanakan dan karenanya
15 merupakan suatu ibadah yang sangat dianjurkan. Sebagaimana firman Allah dalam
Surah Al-Qamar ayat 22 yang berbunyi
D. Batasan Masalah
Banyak masalah masalah yang terkait dengan penelitian ini, agar penelitian dan
30 pembahasan masalah lebih terarah sesuai dengan tujuan penelitian, maka penelitian ini
dibatasi pada beberapa hal yaitu 1) Metode yang digunakan guru dalam meningkatkan
hafalan Alquran siswa di Rumah Tahfizh. 2) Cara yang digunakan dalam menerapkan
metode peningkatan hafalan Alquran siswa dan 3) Hasil dari penerapan metode dalam
meningkatkan hafalan Alquran siswa
5 E. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah pada penelitian ini yaitu :
1. Bagaimana metode yang digunakan guru dalam peningkatan hafalan Alquran bagi
siswa pada Rumah Tahfiz di Nagari Batu Bulek
2. Bagaimana cara guru menerapkan metode peningkatan hafalanAlquran Rumah
10 Tahfizh di Nagari Batu Bulek
3. Bagaimana hasil dari penerapan metode dalam peningkatan hafalan Alquran siswa
Rumah Tahfizh di Nagari Batu Bulek
F. Tujuan Penelitian
15 Adapun tujuan diadakan penelitian ini yaitu
1. Mengetahui metode yang digunakan guru dalam peningkatan hafalan Alquran bagi
siswa pada Rumah Tahfiz di Nagari Batu Bulek.
2. Mengetahui cara guru dalam menerapkan metode peningkatan hafalanAlquran
Rumah Tahfizh di Nagari Batu Bulek.
20 3. Mengetahui bagaimana hasil dari penerapan metode dalam peningkatan hafalan
Alquran siswa Rumah Tahfizh di Nagari Batu Bulek.
G. Manfaat Penelitian
1. Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai dasar untuk mengenalkan program
25 unggulan daerah Tanah Datar yaitu Program Rumah Tahfizh kepada masyarakat umum
dan para pembaca.
2. Hasil penelitian ini juga bisa dimanfaatkan oleh para guru tahfizh lainnya untuk bisa
menerapakn metode yang digunakan di Rumah Tahfzh.
3. Hasil penelitian ini bisa dimanfaatkan sebagai penambah wawasan para calon guru
30 agama terutama dalam hal pembelajaran tahfizh Alquran
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Landasan Teori
5 1. Pengertian Alquran
Menurut Abd Wahab al-Khalaf, alquran didefenisikan sebagai firman Allah SWT
yang diturunkan melalui Malaikat Jibril kepada hati Rasulullah Muhammad SAW
dengan menggunakan bahasa arab dan maknanya yang benar agar menjadi hujjah bagi
Nabi Muhammad sebagai Rasul, Undang-Undang bagi kehidupan manusia serta
10 hidayah bagi orang yang berpedoman kepadanya, menjadi sarana pendidikan diri
kepada Allah dengan cara membacanya.
Allah telah memperkenalkan bahwa Alquran adalah kitab suci Islam, sebagaimana
dalam Q.S Al-Muzammil ayat 1-4 yang artinya :
Hai orang-orang yang berselimut, bangunlah untuk shalat dimalamhari kecuali
15 sedikit daripadanya. Yiatu seperduanya atau kurang sedikit dari seperduanya. Atau
lebihkan dari seperduanya itu. Dan bacalah Alquran itu dengan tartil (Q.S Muzammil
1-4 ).
Sebagian ulama berpendapat bahwa kata quran pada awalnya tidak berhamzah
sebagai kata jadian, dan bukan kata jadian dari qara’a atau mungkin karena ia berasal
20 dari kata qarana asy-syai’I bisy-sai’I yang berarti memperhubungkan sesuatu dengan
yang lain.
Para ulama menyebutkan bahwa defenisi Alquran yang mendekati maknanya dan
pendekatan dari yang lain bahwa “ Quran adalah kalam atau firman Allah yang
diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW yang membacanya merupakan suatu
25 ibadah”. Kata kalam merupakan kwlompok jenis yang meliputi semua segala kalam dan
dengan menghubungkannya kepada kalam Allah berarti tidak termasuk semua kalam
manusia, jin dan malaikat.
2. Tahfidz Alquran
30 Kata tahfidz merupakan bentuk masdar dari haffaza yang berasal dari kata hafiza
yahfazu yang artinya menghafal. Menurut Quraisy Syihab menyebutkan bahwa hafiz
diambil dari tiga huruf yang mengandung makna memelihara dan mengawasi. Kata
hafiz mengandung arti penekanan dan pengulangan pemelihara, serta kesempurnaanya.
Menurut Farid Wadji, tahfiz Alquran adalah proses menghafal Alquran dalam ingatan
sehingga dapat dilafadzkan atau diucapkan diluar kepala secara benar dengan cara cara
5 tertentu secara terus menerus.
Bunyamin Yusuf Surur mengatakan bahwa orang yang hafal Alquran sebagai orang
yang hafal seluruh Alquran dan mampu membacanya secara keseluruhan diluar kepala
atau bi al-ghaib sesuai aturan aturan bacaan ilmu tajwid yang sudah masyhur. Penghafal
Alquran adalah orang yang menghafal dengan cermat dan termasuk sederetan kaum
10 yang menghafal.
4. Teknik Menghafal
Otak manusia yang digunakan untuk berpikir dibagi menjadi dua yaitu otak kanan
dan otak kiri. Otak kiri memiliki sifat short term memory ( ingatan jangka pendek ) dan
otak kanan bersifat long term memory ( ingatan jangka panjang ). Adapun berbagai
25 teknik dalam menghafal yaitu :
a) Memory sport. Maksudnya yaitu mengalokasikan waktu dan menentukan kosa kata
yang akan dihafalkan. Hal ini merupakan salah satu cara dalam melakukan olahraga
otak . Misalnya dalam 5 menit untuk menghafal 50 kosa kata, maka hal itu harus
dilakukan setiap hari dan manfaatnya konsentrasi akan meningkat.
30 b) Site sistem yaitu teknik menyimpan informasi secara teratur dengan cara
menempatkan informasi yang akan diingat pada tempat yang telah ditetapkan.
c) Story sistemmnemonic yaitu teknik menghafal yang bersifat abstrak dengan cara
mengubah kata abstrak tersebut menjadi benda konkrit yang bisa dibayangkan.
d) Story sistem yaitu teknik untuk mengingat informasi dengan cara menghubungkan
informasi yang satu dengan yang lainnya menjadi sebuah cerita.
5 5. Metode dalam Menghafal Alquran
Menurut Al-Hafiz secara umum metode tahfidzul quran ada lima macam, yaitu
a) Metode Tariqah Wahda.
Metode ini dilakukan dengan menghafal satu per satu ayat yang hendak dihafal.
Setelah benar benar hafal, maka haruslah dilanjutkan pada ayat berikutnya sehingga
10 mencapai satu halaman.
b) Metode Khitabah
Yaitu metode yang dilakukan dengan menulis terlebih dahulu ayat yang akan
dihafal lalu baru menghafalnya.
c) Metode Sima’I
15 Yaitu dilakukan dengan mendengarkan bacaan orang lain, baik langsung maupun
rekaman dari orang lain. Metode ini baik digunakan untuk anak anak yang belum lancar
membaca Alquran serta bagi orang orang yang tunanetra.
d) Metode Jama’
Yaitu metode menghafal ayat dengan bimbingan instruktur yang dilakukan oleh
20 beberapa orang anak. Jika instruktur membaca ayat yang dihafal kemudian memberi
bimbingan kepada santri sedikiT demi sedikit sehingga santri hafal dan dilanjutkan
kepada ayat selanjutnya.
Dalam buku 9 Cara Praktis Menghafal Alquran karangan H. Sa’adullah
menyebutkan ada beberapa cara dalam menghafal Alquran diantaranya yaitu
25 a) Bin-Nazhar
Yaitu membaca dengan cermat ayat ayat Alquran yang dihafal dengan melihat
mushaf Alquran secara berulang ulang. Proses ini hendaknya dilakukan sebanyak
mungkin atau 40 kali seperti ulama terdahulu.
b) Tahfizh
30 Yaitu menghafalkan sedikit demi sedikit ayat Alquran yang telah dibaca berulang
ulang secara bin-nazhar. Misalnya menghafal satu baris, beberapa kalimat atau
potongan ayat sampai tidak ada kesalahan. Setelah beberapa baris atau kalimat itu
dihafal sempurna, maka ditambah dengan merangkai baris atau kalimat berikutnya
dengan sempurna.
c) Talaqqi
5 Yaitu menyetorkan atau memperdengarkan hafalan yang baru dihafal kepada
seorang ustadz. Proses talaqqi ini dilakukan untuk mengetahui hasil hafalan seorang
calon hafizh dan mendapatkan bimbingan seperlunya.
d) Takrir
Yaitu mengulang ulang hafalan atau men-sima’kan hafalan yang pernah dihafalkan
10 atau pernah disima’kan kepada guru tahfizh. Selain dengan ustadz, takrir bisa juga
dilakukan dengan sendiri dengan maksud melancarkan hafalanyang telah dihafal,
sehingga tidak mudah lupa.
e) Tasmi’
Yaitu memperdengarkan hafalan kepada orang lain baik perseorangan maupun
15 jama’ah. Dengan tasmi’ seseorang akan lebih berkonsentrasi dengan hafalannya.