Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH REALISASI KEHIDUPAN

Dosen Pembimbing :
Rusmauli Lumban Gaol S.Kep Ns M.Kep

DISUSUN OLEH :
Megawati Manalu
012019006

STIKes SANTA ELISABETH MEDAN


PRODI D3 KEPERAWATAN
2021/2022
KATA PENGANTAR

Patut penulis panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas kehadirat-Nya penulis
dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu.
Jika ada kekurangan dalam makalah ini,penulis mohon maaf semoga penulis dapat lebih bisa
mengembangkan makalah ini lebih baik lagi.

Medan, 19 Maret 2021

Penulis

i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR…………………………………………………………………………i

DAFTAR ISI ..........................................................................................................……………….ii


BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................………………1
1.1 Latar Belakang.....................................................................................................……………..1
1.2 Rumusan Masalah................................................................................................……………..2
1.3 Tujuan Penulisan…………………………………………………………………...………….2

BAB II PEMBAHASAAN.........................................................................................…………….4
2.1 Kepedulian Manusia …………………………………………………………………………4
2.2 Studi Kepedulian menurut………………………………………………………….…………5
2.3 Keperawatan Di Indonesia ……………………………………………………………………5
2.4 Perawatan………………………………………………………………………….…………6
2.5 Perilaku Perawatan Perawat ………………………………………………..………………..7
2.6 Kasih Sayang …………………………………………………………….…………………7
2.7 Kompetensi ……………………………………………………………..…………………..8
2.8 Kepercayaan ………………………………………………………….………….…………8
2.9 Pernyataan ………………………………………………………….……………………….8
2.10 Komitmen ………………………………………... ………………………………………9
2.11.PersepsiPasienTerhadapPerilakuCaringPerawat ………………………………….………9
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan............................................................................................................…………11
3.2 Saran…………………………………………………………………………………………11
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................…………..12

ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Keperawatan adalah studi tentang ilmu manusia dan kesehatan manusia-penyakit dan
pengalaman mereka yang dimediasi oleh profesional, pribadi, ilmiah, estetika, dan transaksi
perawatan manusia etis. Peduli adalah salah satu dimensi keperawatan yang paling penting.
Sebagai perawat, mereka melakukan tugas-tugas seperti berpegangan tangan, mendengarkan
dengan seksama, menunjukkan kasih sayang dan empati kepada pasien atau dengan benar-benar
hadir dengan pasien atau orang penting lainnya. Perawatan humanistik telah lama dipelajari
dalam keperawatan sejak Watson memperkenalkannya dalam sejarah keperawatan. Caring
disebut-sebut sebagai salah satu konsep penting dalam keperawatan yang dianggap sebagai
landasan keperawatan dan salah satu aspek yang berpengaruh dalam meta-paradigma
pengetahuan dan praktik keperawatan. Perawat memberikan perawatan dengan memenuhi
kebutuhan pasien, bahkan anggota keluarga, berkoordinasi dengan penyedia layanan kesehatan
lain dalam memberikan perawatan berkualitas kepada pasien kami. Nyatanya, kepedulian lebih
dari sekadar kinerja tugas; kepedulian membangun Pendahuluan Keperawatan adalah studi
tentang ilmu manusia dan kesehatan manusia-penyakit dan pengalaman mereka yang dimediasi
oleh profesional, pribadi, ilmiah, estetika, dan transaksi perawatan manusia etis. Peduli adalah
salah satu dimensi keperawatan yang paling penting. Sebagai perawat, mereka melakukan tugas-
tugas seperti berpegangan tangan, mendengarkan dengan seksama, menunjukkan kasih sayang
dan empati kepada pasien atau dengan benar-benar hadir dengan pasien atau orang penting
lainnya. Perawatan humanistik telah lama dipelajari dalam keperawatan sejak Watson
memperkenalkannya dalam sejarah keperawatan. Caring disebut-sebut sebagai salah satu konsep
penting dalam keperawatan yang dianggap sebagai landasan keperawatan dan salah satu aspek
yang berpengaruh dalam meta-paradigma pengetahuan dan praktik keperawatan. Perawat
memberikan perawatan dengan memenuhi kebutuhan pasien, bahkan anggota keluarga,
berkoordinasi dengan penyedia layanan kesehatan lain dalam memberikan perawatan berkualitas
kepada pasien kami. Nyatanya, kepedulian lebih dari sekadar kinerja tugas; kepedulian
membangun hubungan kepedulian transpersonal dengan pasien di mana masuk ke dalam dunia
antar subyektif pasien. Dengan demikian, perawat dapat lebih memahami kebutuhan dan
aspirasi pasien dalam meningkatkan kesehatan dan kesejahteraan karena keperawatan berkaitan
dengan peningkatan kesehatan, pencegahan penyakit, perawatan yang sakit, dan pemulihan
kesehatan. Studi tentang keperawatan melibatkan pembinaan kepedulian untuk memahami
sepenuhnya perilaku keperawatan sentral sebagai profesi dan disiplin yang berbeda.
Mempelajari caring yang dilakukan oleh perawat bukan hanya upaya kognitif; hal ini
memungkinkan ekspresi lain dari pembelajaran dimensi baru keperawatan sebagai bagian dari
perawat, pencarian tanpa akhir untuk mengaktualisasikan keperawatan sebagai profesi
kepedulian. Oleh karena itu, perlu bagi perawat untuk berbagi pengalaman untuk mengetahui
kemungkinan-kemungkinan baru. Studi tentang perilaku caring perawat di Indonesia telah
selesai dilakukan (Yuliawati, 2012; Prihandhani et al. 2015; Irawaty, 2013) berdasarkan latar
belakang budaya dan asesmen pada kualitas perawatan yang diberikan oleh perawat Indonesia.
1
Berdasarkan literatur keperawatan, ada penelitian yang dilakukan tentang caring di AS, Kanada,
Inggris, Filipina, Taiwan, dan Thailand. Namun, ada dua penelitian yang dilakukan tentang
perilaku caring perawat Indonesia, tetapi tidak ada instrumen lokal yang teridentifikasi yang
mengukur perilaku caring perawat di Indonesia. perawat untuk praktik keperawatan di rumah
sakit. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perilaku caring perawat Indonesia di rumah
sakit swasta di lima pulau di Indonesia: Jawa, Sumatera, Sulawesi, Nusa Tenggara Timur,
Kalimantan. Instrumen perilaku caring dikembangkan untuk memberikan perawat Indonesia
instrumen yang secara khusus disesuaikan dan mengukur.
1.2 RUMUSAN MASALAH
1.Bagaimanakah Kepedulian Manusia ?
2.Bagaimanakah Studi Kepedulian
3.Bagaimanakah Keperawatan Di Indonesia ?
4.Bagaimanakah Perawatan ?
5.Bagaimanakah Perilaku Perawatan Perawat ?
6.Bagaimanakah Kasih Sayang ?
7.Bagaimanakah Kompetensi ?
8.Bagaimanakah Kepercayaan ?
9.Bagaimanakah Pernyataan ?
10.Bagaimanakah Komitmen ?
11.Bagaimanakah Persepsi Pasien Terhadap Perilaku Caring Perawat ?

1.2 TUJUAN PENULISAN


1.Untuk mengetahui Kepedulian Manusia.
2. Untuk memahami Studi Kepedulian.
3. Untuk memahami Keperawatan Di Indonesia.
4. Untuk mengetahui Perawatan.
5. Untuk memahami Perilaku Perawatan Perawat.
6. Untuk memahami Kasih Sayang.
7. Untuk memahami Kompetensi.
8. Untuk mengetahui Kepercayaan .
2
9. Untuk mengetahui Pernyataan.
10. Untuk memahami Komitmen.
11. Untuk mengetahui Persepsi Pasien Terhadap Perilaku Caring Perawat.

3
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Kepedulian Manusia
Hubungan kepedulian transpersonal dengan pasien di mana masuk ke dalam dunia antar
subyektif pasien. Dengan demikian, perawat dapat lebih memahami kebutuhan dan aspirasi
pasien dalam meningkatkan kesehatan dan kesejahteraan karena keperawatan berkaitan dengan
peningkatan kesehatan, pencegahan penyakit, perawatan yang sakit, dan pemulihan kesehatan.
Studi tentang keperawatan melibatkan pembinaan kepedulian untuk memahami sepenuhnya
perilaku keperawatan sentral sebagai profesi dan disiplin yang berbeda. Mempelajari caring
yang dilakukan oleh perawat bukan hanya upaya kognitif; hal ini memungkinkan ekspresi lain
dari pembelajaran dimensi baru keperawatan sebagai bagian dari perawat, pencarian tanpa akhir
untuk mengaktualisasikan keperawatan sebagai profesi kepedulian. Oleh karena itu, perlu bagi
perawat untuk berbagi pengalaman untuk mengetahui kemungkinan-kemungkinan baru. Studi
tentang perilaku caring perawat di Indonesia telah selesai dilakukan (Yuliawati, 2012;
Prihandhani et al. 2015; Irawaty, 2013) berdasarkan latar belakang budaya dan asesmen pada
kualitas perawatan yang diberikan oleh perawat Indonesia. Berdasarkan literatur keperawatan,
ada penelitian yang dilakukan tentang caring di AS, Kanada, Inggris, Filipina, Taiwan, dan
Thailand. Namun, ada dua penelitian yang dilakukan tentang perilaku caring perawat Indonesia,
tetapi tidak ada instrumen lokal yang teridentifikasi yang mengukur perilaku caring perawat di
Indonesia. perawat untuk praktik keperawatan di rumah sakit. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui perilaku caring perawat Indonesia di rumah sakit swasta di lima pulau di Indonesia:
Jawa, Sumatera, Sulawesi, Nusa Tenggara Timur, Kalimantan. Instrumen perilaku caring
dikembangkan untuk memberikan perawat Indonesia instrumen yang secara khusus disesuaikan
dan mengukur perilaku caring mereka. Dipandang oleh keperawatan sebagai landasan inti
keberadaannya. Selain itu, penyampaian asuhan keperawatan membutuhkan proses interpersonal
antara perawat sebagai "caregiver" dan pasien sebagai "care penerima" (Carter et al., 2008).
Proses interpersonal ini mengharuskan perawat untuk merawat dan juga tentang pasien. Namun,
perkembangan pesat dalam teknologi dan spesialisasi telah berkontribusi pada persepsi negatif
bahwa sistem pemberian layanan kesehatan telah menjadi depersonalisasi, terutama dalam
keperawatan (Carter et al., 2008). "Menyelesaikan pekerjaan tetap menjadi dasar utama budaya
kerja di banyak pengaturan, dan ini mungkin atau tidak termasuk pekerjaan merawat pasien"
(Carter et al., 2008). Meskipun literatur memiliki banyak informasi tentang perawatan manusia
dan hubungannya dengan praktik keperawatan, terdapat kelangkaan informasi mengenai praktik
perawatan manusia di lingkungan panti jompo. Sebuah studi yang dilakukan untuk memeriksa
efek dari perawatan manusia dan pergantian administrator panti jompo akan membantu
mengoreksi kesenjangan dalam pengetahuan ilmiah ini. (Norton, L.P., 2016).

4
2.2 Studi Kepedulian
Pajnkihar, Štiglic, & Vrbnjak (2017) mempelajari konsep faktor karatif Watson dalam
keperawatan dan (dis) harmoni dengan kepuasan pasien. Kami tidak menemukan perbedaan
yang signifikan antara faktor karatif dan tingkat pendidikan perawat, kecuali pada satu faktor
karatif. Perbedaan persepsi faktor karatif antara institusi perawatan kesehatan mungkin
disebabkan oleh faktor institusi yang berbeda. Hasilnya dapat bermanfaat bagi perawat
administrator dan pendidik yang hebat, yang menunjukkan faktor-faktor yang harus
diperhitungkan untuk meningkatkan kepuasan pasien. Penekanan pada teori caring harus
ditempatkan dalam pendidikan keperawatan dan penerapannya dalam praktik keperawatan.
Indonesia terdiri dari budaya, nilai, dan kepercayaan yang beragam dalam merawat individu,
keluarga, dan komunitas.Memahami keragaman budaya termasuk merawat diri sendiri, merawat
keluarga dan komunitas. Baru-baru ini perawat Indonesia dihadapkan pada masalah praktik
budaya dan keragaman. Agar perawat Indonesia dapat memberikan perawatan yang kompeten
secara budaya, mereka harus terbiasa dengan praktik kesehatan budaya dari berbagai kelompok
etnis di Jawa, Batak, Sulawesi, Nusa Tenggara Timur dan Kalimantan. Namun, literatur dan
studi tentang caring behaviour perawat di Indonesia masih minim. Tujuan penelitian ini adalah
untuk mengukur perilaku caring perawat Indonesia terhadap peningkatan praktik keperawatan.
Belum ada penelitian dan belum ada alat untuk mengukur perilaku caring perawat Indonesia
menuju praktik keperawatan yang ditingkatkan. Oleh karena itu, tujuan penelitian ini adalah
untuk mengetahui profil partisipan, perilaku caring perawat, sejauh mana manifestasi perilaku
caring perawat, perbedaan signifikan perilaku caring menurut profil, perbedaan perilaku caring,
hingga menemukan kesulitan item. profil dan untuk meningkatkan program akan digunakan.
2.3. Keperawatan Di Indonesia
Era globalisasi dan akhir zaman masuknya informasi ke Indonesia ini telah menjadikan semua
sektor baru di negara kita. Tak terkecuali di bidang kesehatan, era globalisasi dan informasi
yang telah menciptakan standar yang harus dipenuhi oleh semua pelaku di sektor ini. Fenomena
tersebut membuat dunia keperawatan di Indonesia menjadi tertantang untuk terus
mengembangkan kualitas pelayanan keperawatan berbasis teknologi informasi. Kualitas
pelayanan keperawatan di rumah sakit bergantung pada kecepatan, kemudahan, dan ketepatan
dalam melakukan tindakan keperawatan yang juga berarti bahwa pelayanan keperawatan
bergantung pada efisiensi dan efektifitas struktural sistem. Pelayanan rumah sakit dibagi
menjadi dua bagian besar yaitu pelayanan medik dan pelayanan non medik. Misalnya,
pelayanan medis dapat berupa pemberian obat, pemberian makan, asuhan keperawatan, diagnosa
medis, dan lain sebagainya. Layanan berbeda dari negara lain. Satu proses tidak bisa
diterapkan. On-medical services, dengan perkembangan teknologi informasi seperti jenis ini kini
telah disediakan suatu bentuk pelayanan yang lebih efisien dan efektif, dimana calon klien yang
membutuhkan perawatan di rumah sakit atau berobat di rumah sakit tidak perlu lagi tunggu
lama. Cra globalisasi dan era informasi yang akhir-akhir ini mulai masuk ke Indonesia membuat
para pemain di sektor ini harus memenuhi standar yang dibuat di semua sektor.
5
Ada pengecualian di sektor perawatan kesehatan. Segala globalisasi dan informasi yang telah
menciptakan standar yang harus dipenuhi oleh semua pelaku di sektor ini. Hal tersebut
menjadikan dunia keperawatan di Indonesia menjadi tertantang untuk terus mengembangkan
kualitas dalam pelayanan keperawatan.
2.4. Perawatan
Caring berasal dari bahasa Yunani Caritas "yang berarti menghargai, menghargai, dan memberi
perhatian khusus (Watson, 2008). Caring adalah esensi dan esensial Caring diartikan sebagai
proses melakukan, berhubungan, mendukung orang yang membutuhkan bantuan dan perhatian
yang ditandai dengan kasih sayang, komitmen, kebaikan yang tulus, pengawasan, dan aspek
keperawatan. minat. Peduli adalah salah satu aspek terpenting dalam keperawatan. Sebagai
perawat, mereka peduli dengan melakukan tugas, berpegangan tangan, mendengarkan dengan
penuh perhatian, atau dengan benar-benar hadir Perawat merawat dengan memenuhi kebutuhan
pasien, anggota keluarga, dan penyedia layanan kesehatan lainnya. Merawat lebih dari sekadar
pelaksanaan tugas; caring adalah melakukan hubungan asuhan pribadi trans dengan pasien dan
orang lain yang berarti. dengan mempromosikan kesehatan, mencegah penyakit, merawat orang
sakit, dan memulihkan kesehatan. Baru-baru ini ada merger, pemotongan, dan pemberhentian
rumah sakit, yang telah menyebabkan peningkatan stres di rumah sakit. semua sistem
pengiriman perawatan. Perawat menghadapi tuntutan yang meningkat dan waktu yang berkurang
untuk benar-benar merawat pasien mereka. Perawatan mungkin dianggap oleh pasien dan oleh
keluarga sebagai kurang (Watson, 2008). Peduli, dari lensa Roach (1984) adalah cara
keberadaan manusia, praktik keperawatan. Merawat merupakan kebutuhan esensial manusia
sebuah landasan yang menyediakan kerangka kerja dan komponen fundamental dari profesi
keperawatan. Sejak mendefinisikan caring itu sulit, karena sifatnya yang kompleks, beberapa
peneliti keperawatan telah mencoba untuk mendefinisikan "perilaku caring" dengan
kesejahteraan pasien, seperti kepekaan, kenyamanan, mendengarkan dengan penuh perhatian,
kejujuran, dan penerimaan yang tidak menghakimi. bukannya "peduli". Perilaku caring adalah
tindakan peduli dibandingkan perbedaan persepsi antara perawat dan kerabat Salimi & Azimpour
2013) dibahas bahwa terdapat lebih banyak persamaan dengan enam item penting yang umum
untuk kedua grup dan dalam urutan peringkat subskala. Kedua kelompok menempatkan nilai
yang lebih tinggi pada perilaku caring yang menunjukkan kompetensi teknis, aspek altruistik dan
emosional dari caring (Papastavrou, Efstathiou & Charalambous, 2011). Kepedulian manusia
adalah dasar untuk lingkungan praktik keperawatan profesional. "Peduli dimulai dengan hadir,
terbuka untuk welas asih, belas kasihan, kelembutan, cinta kasih, dan keseimbangan batin
terhadap dan dengan diri sendiri sebelum seseorang dapat menawarkan perhatian welas asih
kepada orang lain" (Watson, 2008). Hamim (2015) berpendapat bahwa kualitas kehidupan kerja
perawat di Indonesia memiliki pengaruh yang signifikan terhadap Konsep Diri perawat. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa kualitas kehidupan kerja perawat kurang berpengaruh terhadap
lemahnya konsep diri perawat. Konsep Diri merupakan bagian dari komponen yang dapat
mempengaruhi kondisi perilaku caring perawat.
6
Konsep diri adalah kemampuan perawat dimana perawat dapat mengkondisikan diri sebagai
perawat untuk memanfaatkan potensi yang ada pada dirinya (fisik, psikis, sosial, spiritual)
sehingga perawat juga dapat mempengaruhi konsep diri perawat dan kemauannya sendiri.
menjadi lebih baik dalam hal perilaku peduli. Komponen Konsep Diri (caring behaviors) pada
perawat meliputi antara lain komponen fisik, moral, personal, sosial, dan keluarga. Strategi
peningkatan perilaku caring perawat berbasis peningkatan konsep diri perawat meliputi
peningkatan konsep diri positif dan pembelajaran tentang identitas diri, ilustrasi, dan harga diri
sebagai perawat. Kualitas pekerjaan keperawatan, kehidupan, dan konsep diri tentang caring
mempengaruhi perilaku perawat dalam asuhan keperawatan. Hal ini mengarah pada penemuan
model Quality of Nursing Work Life dan Self Concepr terhadap Nurses Caring Behavior dalam
Keperawatan di Rumah Sakit (Hamim, 2015).
2.5 Perilaku Perawatan Perawat
Perilaku Merawat Perawat Seorang pasien sebagai pribadi seutuhnya perlu dipupuk dengan cara
merawat melalui caring. Kepedulian seperti itu adalah inti dari keperawatan. Peduli, lebih
holistik daripada kepedulian teknis yang terfokus secara sempit, digambarkan sebagai inti dari
keperawatan, paradigma untuk praktik keperawatan (Watson, 1999). Selain itu, perilaku caring
akan menjadi cerminan tinggi rendahnya kualitas layanan. Perawat sebagai pedoman
pemahaman caring harus mengetahui bagaimana sifat pasien sebagai pribadi seutuhnya melalui
caring, dan perlunya self-efficacy dalam melakukan caring. Selain itu, mereka dipersiapkan
melalui penerapan pengetahuan, keterampilan, nilai-nilai, dan pengalamannya sebagai pusat
nilai-nilai tingkah lakunya dalam adaptive therapeutic. Perilaku peduli dalam keperawatan
secara eksplisit merupakan refleksi esensial manusia yang diwujudkan melalui atribut seperti
kasih sayang, kompetensi, kepercayaan diri, hati nurani, dan komitmen (Roach, kompetensi
1984).
2.6 Kasih Sayang
perawat mampu melihat dan terhubung dengan semangat orang lain, terbuka untuk memperluas
kemungkinan dari apa yang dapat terjadi. Landasan untuk perspektif ini adalah kearifan dalam
mengetahui dan memahami bahwa "kita belajar dari satu sama lain bagaimana menjadi lebih
manusiawi dengan mengidentifikasi diri kita sendiri dengan orang lain dan menemukan dilema
mereka dalam diri kita sendiri. Apa yang kita semua pelajari darinya adalah pengetahuan diri.
Diri kita sendiri. belajar tentang atau menemukan adalah setiap diri: itu universal. Kita belajar
untuk mengenali diri kita sendiri dalam diri orang lain "(Watson 1985). Hubungan manusia-ke-
manusia ini memperluas welas asih dan kepedulian kita serta menjaga agar kemanusiaan kita
tetap hidup. Semua proses ini memperdalam dan menopang kemanusiaan bersama dan
membantu menghindari pengurangan manusia lain ke status moral suatu objek (Watson 1985:
60). Belas kasih ditunjukkan saat perawat berusaha memahami apa yang mungkin dialami
pasien - rasa sakit, ketidaknyamanan, mungkin ketiadaan hidup, dan pengalaman keluarga.
Salah satu hal tersulit untuk dihargai adalah kematian atau kehilangan orang yang dicintai,
terutama kehilangan seorang anak.
7

2. 7.Kompetensi
Pandangan tentang prestasi terus mengakui kompleksitas interaksi antara kompetensi dan
harapan batin; bakat, keterampilan, dan nilai; dan akses ke peluang. Bersama dengan kekuatan-
kekuatan ini, dikombinasikan dengan norma-norma sosial dan struktur yang ada seperti keluarga,
gereja, sekolah, kelompok komunitas, dan unit masyarakat yang terorganisir, mereka
menawarkan nilai penguatan yang diperlukan yang secara internal bermakna bagi individu.
Roach, (1984, dalam Baua 2011) menggambarkan kompetensi sebagai memiliki pengetahuan,
penilaian, keterampilan, energi & pengalaman untuk dapat merespon secara memadai terhadap
tuntutan keperawatan.
Baua (2011) mempelajari fakultas-mahasiswa perilaku peduli dalam keperawatan dan
mengungkapkan bahwa berikut ini dianggap perilaku peduli fakultas & mahasiswa keperawatan:
menjadi suportif, berpengetahuan, ahli dan komunikasi verbal yang sangat baik. Kompetensi
ditunjukkan oleh perawatan teknis pasien yang sangat baik, pengetahuan tentang kondisi pasien,
dan kemampuan untuk menjelaskan kondisi ini kepada orang tua dalam istilah yang mereka
pahami. Perawat dapat mendemonstrasikan kompetensi dengan mengantisipasi kemunduran
pasien yang akan datang dan dapat membantu dalam mempersiapkan keluarga untuk acara yang
akan datang. Keyakinan Kualitaslah yang memupuk hubungan
2.8 Kepercayaan
Saling percaya Itu adalah atribut penting dari kepedulian profesional. Mustahil untuk peduli
tanpa membangun kepercayaan dan keyakinan kepada orang lain, kepercayaan peduli terjadi
dengan mutualitas dan (Roach, 1984 dalam Baua, 2011). Keyakinan dapat ditampilkan dengan
memastikan bahwa keluarga yakin bahwa pengasuhan anak mereka dan informasi yang mereka
terima adalah benar dan terkini. Keyakinan adalah kualitas, yang memupuk hubungan saling
percaya, menjamin bahwa keluarga merasa nyaman dan sadar bahwa perawat ada untuk mereka
dan anak mereka membantu dalam mengembangkan kepercayaan diri perawat dan kepercayaan
keluarga terhadap perawat. rasa hormat kepada orang-orang Hati
2.9 Pernyataan
Nurani adalah keadaan kesadaran moral, sebuah kompas yang mengarahkan perilaku seseorang
sesuai dengan kesesuaian moral benda-benda. Merawat hati nurani termasuk bertanggung
jawab; mampu menanggapi sesuatu yang penting, tanggapan terhadap nilai sebagai kepentingan
di dalamnya. Itu juga membungkus kekuatan efektifitas. Perawat harus menunjukkan ketelitian
dalam segala hal yang dilakukan untuk pasien dan keluarganya, mengingat pasien selalu
didahulukan. Tekad untuk mendemonstrasikan hati nurani ini harus mencakup mengadvokasi
pasien dengan profesional perawatan kesehatan lain dan dengan keluarga, jika diperlukan.
Menyadari bahwa setiap orang menghadapi situasi kritis secara berbeda dan, dalam merawat
setiap orang sebagai individu, memahami orang secara keseluruhan dan lengkap pada saat itu
sangat penting untuk mengekspresikan hati nurani di pihak perawat. Hati nurani adalah kondisi
kesadaran moral; Ini adalah kompas yang mengarahkan perilaku seseorang sesuai dengan
kesesuaian moral benda (Roach, 1984, dalam Baua 2011).
8

2.10 Komitmen
Pandangan pribadi meningkatkan komitmen untuk (1) peran profesional dan misi keperawatan;
(2) perjanjian etisnya dengan masyarakat sebagai penopang pemeliharaan manusia dan
pelestarian martabat manusia, bahkan ketika terancam; dan (3) memperhatikan dan membantu
mempertahankan martabat, kemanusiaan, dan keutuhan manusia di tengah ancaman dan krisis
hidup dan mati. Semua aktivitas, pengalaman, pertanyaan, dan proses ini melampaui penyakit,
diagnosis, kondisi, pengaturan, dan seterusnya; mereka dulu, dan tetap, bertahan dan abadi
melintasi ruang dan waktu serta perubahan dalam sistem, masyarakat, peradaban, dan sains.
Praktik merawat merupakan inti dari keperawatan. Kontribusi sosial, moral, dan ilmiahnya
terletak pada komitmen profesionalnya terhadap nilai-nilai, etika, dan cita-cita ilmu kepedulian,
dalam teori, praktik, dan penelitian. Perawat menunjukkan komitmen dengan hanya tinggal
bersama keluarga dan pasien selama perawatan di sana, tidak harus mengatakan atau melakukan
sesuatu yang penting atau mendalam, hanya bersikap otentik. Respons afektif kompleks yang
ditandai dengan konvergensi antara keinginan dan kewajiban seseorang, dan oleh pilihan
musyawarah untuk bertindak sesuai dengan mereka. Studi tentang caring cenderung berfokus
pada perilaku caring dalam praktik perawat Indonesia. Untuk mendapatkan pemahaman yang
lebih baik tentang konsep caring, penting untuk praktik keperawatan di rumah sakit. Perawatan
mewakili kebutuhan manusia yang esensial dan komponen fundamental dari profesi
keperawatan. Karena sulit untuk mendefinisikan caring, karena sifatnya yang kompleks,
beberapa peneliti keperawatan mencoba mendefinisikan "perilaku caring" daripada "caring".
Perilaku peduli adalah tindakan yang berkaitan dengan kesejahteraan pasien, seperti kepekaan,
kenyamanan, mendengarkan dengan penuh perhatian, kejujuran, dan penerimaan tidak
menghakimi, (Salimi & Azimpour, 2013). Hasilnya menunjukkan bahwa ada lebih banyak
kesamaan daripada perbedaan antara persepsi perawat dan kerabat dengan enam item paling
penting yang umum untuk kedua kelompok dan dalam urutan peringkat subskala. Kedua
kelompok menempatkan nilai yang lebih tinggi pada perilaku peduli yang menunjukkan teknis
(Papastavrou, Efstathiou, & Charalambous, 2011). Tantangan tambahan dalam lingkungan
online melibatkan mengidentifikasi cara untuk menampilkan perilaku peduli yang biasanya
ditampilkan dalam pengaturan kelas tradisional, melalui perilaku, interaksi, dan pemodelan peran
oleh fakultas. Dalam kelas online, perilaku tersebut sulit untuk digambarkan (Plante & Asselin,
2014).Semua penelitian memiliki pernyataan yang jelas tentang pertanyaan penelitian, dan
hampir semua peneliti menggunakan definisi operasional dari caring, yaitu perilaku caring.
Latar belakang ilmiah dan penjelasan alasan dilaporkan di semua dokumen kecuali dua (Plante
& Asselin, 2014).
2.11 Persepsi Pasien Terhadap Perilaku Caring Perawat
Kompetensi, altruistie dan aspek emosional dari perawatan Persepsi. Pasien tentang perilaku
perawatan perawat Persepsi pasien tentang perawatan perawat adalah penting karena perawatan
kesehatan sekarang sangat menekankan pada kepuasan pasien.Pengalaman pasien dengan
interaksi penyedia layanan kesehatan atau perawat.
9

Persepsi pasien tentang perilaku caring perawat telah dipelajari di beberapa bidang praktik dan
telah dilakukan untuk mengidentifikasi perilaku yang disukai perawat yang menimbulkan rasa
peduli dan perilaku peduli perawat yang penting (Finch et al., 2006 dalam Baua, 2011). Dorsey
et al., (2001) dalam Baua (2011), melakukan studi korelasi deskriptif untuk mengeksplorasi
perbedaan persepsi pasien dewasa tentang perilaku asuhan keperawatan antara kelompok pasien
dengan Penyakit Sel Sabit (SCD) dan kelompok pasien dengan medik umum. kondisi
menggunakan versi Modifikasi dari Caring Behaviors Assessment Tool (CBA). Alat ini
digunakan untuk mengidentifikasi persepsi pasien tentang derajat perilaku yang ditunjukkan oleh
penyedia layanan kesehatan. Salimi & Azimpour (2013) perilaku caring merupakan tindakan
yang berkaitan dengan kesejahteraan pasien. Corbin (2008) berpendapat bahwa perilaku caring
mungkin "bertentangan" dengan kondisi kerja perawat saat ini. Perilaku merawat mungkin juga
dipengaruhi oleh metode yang digunakan untuk menugaskan perawat ke pasien yang berbeda
10

BAB III
PENUTUP
3.1    Kesimpulan
Keperawatan adalah studi tentang ilmu manusia dan kesehatan manusia-penyakit dan pengalaman
mereka yang dimediasi oleh profesional, pribadi, ilmiah, estetika, dan transaksi perawatan
manusia etis. Peduli adalah salah satu dimensi keperawatan yang paling penting. Sebagai
perawat, mereka melakukan tugas-tugas seperti berpegangan tangan, mendengarkan dengan
seksama, menunjukkan kasih sayang dan empati kepada pasien atau dengan benar-benar hadir
dengan pasien atau orang penting lainnya. Perawatan humanistik telah lama dipelajari dalam
keperawatan sejak Watson memperkenalkannya dalam sejarah keperawatan. Caring disebut-
sebut sebagai salah satu konsep penting dalam keperawatan yang dianggap sebagai landasan
keperawatan dan salah satu aspek yang berpengaruh dalam meta-paradigma pengetahuan dan
praktik keperawatan. Perawat memberikan perawatan dengan memenuhi kebutuhan pasien,
bahkan anggota keluarga, berkoordinasi dengan penyedia layanan kesehatan lain dalam
memberikan perawatan berkualitas kepada pasien.
3.2 Saran
Dengan adanya pemahaman ini besar harapan penulis supaya pembaca dapat menerapkannya baik di
lingkungan masyarakat,komunitas dan Rumah sakit.

11
DAFTAR PUSTAKA

(Karo,2019)
12

Anda mungkin juga menyukai