Anda di halaman 1dari 6

MENDEFINISIKAN DAN MENYEBUTKAN

SERTA MENAMPILKAN GAMBAR BERWARNA

Mata Kuliah :

KMB 3

Disusun oleh :

Nama : Eka Duwi Rahayu

Nim : 201901087

Kelas : B

PROGRAM STUDI S1 ILMU KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BINA SEHAT PPNI


MOJOKERTO

2021/2022
1. Efloresensi/ ujud kelainan kulit
Definisi :
Kelainan kulit yang dapat dilihat dengan mata telanjang (secara Obyektif), dan bila
perlu dapat diperiksa dengan perabaan.
a) Efloresensi primer :
 Makula : perubahan warna kulit yang tegas dengan ukuran dan bentuk
bervariasi tanpa disertai perubahan konsistensi dan permukaannya. Makula
berukuran < 1cm , jika < cm : patch

 Papula : penonjolan kulit yang solid dengan diameter < 1 cm dan bagian
terbesarnya berada diatas permukaan kulit.

 Plaque (plakat) : kelainan kulit seperti papula dengan permukaan darat dan
diamater > 1 cm plak dapat terjadi karena perluasan suatu papula, tetapi juga
dapat karena gabungan dari beberapa papula.
 Nodul : penonjolan pada kulit berbatas tegas, letaknya dalam, diameternya > 1
cm.

 Urtika : penonjolan kulit dengan batas tegas, timbulnya cepat dan hilangnya
juga cepat. Biasanya berwarna kemerahan dan pucat dibagian tengah.

 Papiloma : penonjolan kulit yang berbentuk seperti jari-jari tangan yang


disebabkan karena meningginya papilla demis dan ditutupi oleh epidemis yang
mengalami hiperplasi.

 Vesikel : penonjolan kulit terbatas tegas, berisi cairan dan diameternya < 1 cm
bila pecah menjadi erosi, bila bergabung menjadi bula.
b) Efloresensi sekunder
 Skuama : stratum korneum yang terkelupas dan tampak pada permukaan dapat
kering/berminyak, tipis/tebal, warna putih keabuan kuning coklat.

 Krusta : bahan cairan,eksudat, darah atau serum maupun jaringan nekrotik


yang mengering.

 Erosi : defek pada sebagian atau seluruh epidermis tetapi tidak sampai pada
membrana basalis, sehingga pada proses penyembuhan tidak meninggalkan
bekas sikatrik.

 Ekskoriasi : hilangnya jaringan sampai dengan stratum papilare.


 Ulkus : Defek yang mengenai seluruh epidermis dan melebihi membrana
basalis, bahkan mungkin sampai dermis atau subkutis, sehingga pada proses
penyembuhannya sering meninggalkan sikatriks.

 Fisura : retakan kulit atau linier yang dapat mulai dari permukaan sampai
lapisan dermis.

 Atrofi : penipisan kulit, baik epidermis maupun dermis, kulit yang mengalami
atropi tanpa mengkilat, putih, dengan gambaran permukaan yang hilang,
mengkerut dan tidak mempunyai adneksa lagi.
2. Ukuran Lezi

Anda mungkin juga menyukai