Coronavirus
Diabetes
Jantung
Stroke
Kehamilan
Kolesterol
Hipertensi
Anemia
Kanker
Reproduksi
Selengkapnya
PENYAKIT AUTOIMUN
06 Mei 2021
Halodoc, Jakarta - Penyakit autoimun terjadi ketika sistem kekebalan seseorang secara keliru menyerang
tubuhnya sendiri. Di dunia medis, ada sekitar 80 gangguan autoimun berbeda yang telah dikenali. Dari
mulai dari yang ringan sampai yang membahayakan atau menyebabkan efek samping serius.
Gangguan autoimun secara luas dikelompokkan menjadi dua kategori. Pertama yang menyerang spesifik
organ, yang berarti satu organ terpengaruh. Kedua adalah gangguan non-organ-spesifik, yang berarti
banyak organ atau semua sistem tubuh mungkin terpengaruh. Meski tidak ada obatnya, perawatan
khusus mampu mengurangi gejalanya.
Baca Juga: Gejala Umum saat Seseorang Mengidap Penyakit Autoimun
Sekali lagi, tidak ada perawatan yang bisa menyembuhkan penyakit autoimun. Namun, ada hal yang
dapat mengontrol respons imun yang terlalu aktif dan menurunkan peradangan atau setidaknya
mengurangi rasa sakit dan peradangan. Obat yang digunakan untuk mengatasi kondisi ini meliputi:
Perawatan juga tersedia untuk meredakan gejala seperti nyeri, bengkak, kelelahan, dan ruam kulit.
Makan makanan yang seimbang dan berolahraga teratur juga dapat membantu pengidapnya merasa
lebih baik.
Selain itu, ada beberapa perawatan yang tercatat berhasil mengurangi gejalanya. Beberapa perawatan
tersebut meliputi:
Obat kortikosteroid untuk mengurangi peradangan. Mereka kadang-kadang digunakan untuk mengobati
gejala akut.
Operasi, misalnya, untuk mengobati penyumbatan usus dalam kasus penyakit Crohn.
Imunosupresi dosis tinggi, atau penggunaan obat penekan sistem kekebalan dalam dosis yang
diperlukan untuk mengobati kanker atau untuk mencegah penolakan organ transplantasi.
Otot pegal.
Demam ringan.
Kesulitan berkonsentrasi.
Rambut rontok.
Ruam kulit.
Setiap pengidapnya juga dapat memiliki gejala uniknya sendiri. Misalnya, diabetes tipe 1 menyebabkan
rasa haus yang ekstrem, penurunan berat badan, dan kelelahan. Sementara infeksi usus dapat
menyebabkan sakit perut, kembung, dan diare.
Kunjungi dokter jika kamu mengalami gejala penyakit autoimun. Kamu mungkin juga perlu mengunjungi
dokter spesialis, tergantung pada jenis penyakit yang dialami, misalnya:
Ahli reumatologi untuk mengobati penyakit sendi, seperti rheumatoid arthritis serta penyakit autoimun
lainnya seperti sindrom Sjögren dan SLE.
Ahli gastroenterologi untuk mengobati penyakit pada saluran pencernaan, seperti celiac dan penyakit
Crohn.
Ahli endokrin untuk menangani kondisi kelenjar, termasuk penyakit Graves, tiroiditis Hashimoto, dan
penyakit Addison.
Selain itu, tidak ada tes tunggal yang dapat mendiagnosis sebagian besar penyakit autoimun. Dokter
akan menggunakan kombinasi tes dan tinjauan gejala dan pemeriksaan fisik untuk mendiagnosis.
Namun, tes antibodi antinuklear (ANA) sering kali merupakan salah satu tes pertama yang digunakan
dokter ketika gejala menunjukkan penyakit autoimun. Tes positif berarti kamu mungkin mengidap salah
satu penyakit ini, tetapi tidak dapat memastikan secara pasti penyakit apa yang terjadi.
Baca juga: Penyebab Penyakit Autoimun Sering Menyerang Wanita
Jika kamu masih memiliki pertanyaan lebih lanjut mengenai penyakit autoimun yang kamu atau anggota
keluarga kamu alami, jangan ragu untuk mendiskusikannya dengan dokter di Halodoc. Dokter akan
selalu siaga menjelaskan dengan detail setiap pertanyaan yang kamu ajukan lewat smartphone. Praktis
bukan? Yuk gunakan aplikasi Halodoc sekarang!
Referensi:
Artikel Terkait
kondisi-yang-menyebabkan-munculnya-benjolan-di-ketiak-halodoc
gejala-umum-saat-seseorang-mengidap-penyakit-autoimun
Chat dengan
Dokter Umum
CHAT SEKARANG
right-arrow
Dokter Umum
halodoc-banner
Site Map
FAQ
Blog
Promo
Karir
Security
Media
Corporate Partnership
Hubungi Kami
Gedung Halodoc, Jl. HR Rasuna Said Kav. B32-33, Jakarta Selatan 12940
Phone:
021-3110-6999
Email:
help@halodoc.com
Download App di
Follow kami di