Anda di halaman 1dari 10

CHAPTER 2

KEBIJAKAN
PERDAGANGAN INTERNASIONAL

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Terstruktur


Mata Kuliah Bisnis Internasional

Disusun Oleh :

SEPTI AGUS PRATIWI


NIM 22008242

PROGRAM MAGISTER ILMU ADMINISTRASI BISNIS


SEKOLAH TINGGI ILMU ADMINISTRASI MALANG
2021
PERDAGANGAN INTERNASIONAL

Setiap negara tidak dapat hidup sendiri. Hal ini disebabkan karena keterbatasan
sumber daya yang dimiliki. Oleh karena itu, suatu negara akan membutuhkan negara
lain. Dalam rangka pemenuhan kebutuhan, setiap negara melakukan hubungan
perdagangan. Hubungan perdagangan antarnegara ini disebut juga perdagangan
internasional. Mengapa setiap negara melakukan perdagangan internasional? Karena
dengan melakukan perdagangan internasional banyak keuntungan yang diperoleh,
meskipun ada juga kerugian yang akan didapat. Setiap negara juga mempunyai
kebijakan-kebijakan tersendiri untuk melindungi perekonomian dalam negeri mereka
dari dampak negatif persaingan yang ditimbulkan dalam perdagangan internasional.
Perdagangan internasional memungkinkan masuknya barang-barang dan jasa dari
luar negeri ke dalam negeri. Jika barang dan jasa dari luar negeri lebih banyak dan
lebih diminati oleh masyarakat dibandingkan produk dalam negeri, maka hal itu akan
berdampakburuk bagi perekonomian dalam negeri. Oleh karena itu, pemerintah perlu
membuatsuatu kebijakan perdagangan internasional.

PEMBAHASAN
A. PERDAGANGAN INTERNASIONAL
1. Pengertian Perdagangan Internasional
Untuk memenuhi kebutuhan manusia, pedagang mempunyai peranan yang sangat
penting. Barang hasil produksi dapat tersalurkan ke konsumen melalui para pedagang
tersebut. Mereka membeli barang untuk dijual kembali tanpa mengubah jenis /
bentuknya dengan tujuan memperoleh laba disebut perdagangan. Sekarang, kegiatan
perdagangan sangat luas. Perdagangan sudah merambah wilayah antarnegara
(internasional). Proses tukar-menukar barang atau jasa yang terjadi antara satu negara
dengan negara yang lain inilah yang disebut perdagangan internasional. Dalam
perdagangan antarnegara tersebut melibatkan eksportir dan importir.

2. Penyebab Timbulnya Perdagangan Internasional


Ada beberapa tokoh yang mengemukakan teori tentang terjadinya perdagangan
internasional. Tokoh tersebut di antaranya adalah Adam Smith dan David Ricardo.
Adam Smith mengemukakan teori yang disebut Theory of Absolute Advantage (teori
keunggulan mutlak). Menurut teori ini suatu negara disebut memiliki keunggulan

1
mutlak dibandingkan negara lain apabila negara tersebut dapat memproduksi barang
atau jasa yang tidak dapat diproduks inegara lain. Misalnya Indonesia memproduksi
gas alam cair. Jepang tidak mempunyai sumber gas alam, tetapi mampu memproduksi
mobil. Dengan demikian, terjadilah perdagangan barang antara Indonesia dan
Jepang. Sedangkan David Ricardo mengajukan teori tentang perdagangan
internasional yang disebut Theory of Comparative Advantage (Teori Keunggulan
Komparatif). Menurut David Ricardo keunggulan komparatif suatu negara apabila
negara tersebut dapat memproduksi suatu barang atau jasa dengan efisien dan lebih
murah dibandingkan negara lain. Sebagai contoh, Indonesia dan Korea Selatan negara
produsen komputer. Korea Selatan mampu memproduksi komputer dengan harga
lebih murah daripada Indonesia. Korea Selatan memiliki keunggulan komparatif
dibandingkan Indonesia dalam memproduksi komputer. Indonesia akan lebih untung
apabila mengimpor komputer dari Korea Selatan.

Perdagangan internasional terjadi karena adanya hal-hal berikut.


a. Perbedaan Hasil Produksi
Tiap-tiap negara mempunyai kekayaan alam, modal, teknologi, dan kebudayaan yang
berbeda. Oleh karena itu, tiap-tiap negara mempunyai hasil produksi yang berbeda-
beda. Ada negara yang dapat memproduksi suatu barang atau jasa yang melimpah,
sementara ada negara yang kekurangan hasil produksi barang atau jasa tersebut tetapi
memiliki barangatau jasa lainnya. Contoh Indonesia banyak menghasilkan produksi
pertanian, Korea dan Jepang banyak menghasilkan barang-barang elektronik.
b. Perbedaan Harga Barang Harga suatu barang di tiap-tiap negara berbeda.
Perbedaan harga inilah yang mendorong adanya perdagangan internasional.
Misalnya, harga komputer di Korea Selatan dan di Jepang lebih murah daripada harga
di Indonesia mendorong orang Indonesia membeli komputer tersebut di Korea atau
Jepang untuk dijual di Indonesia. Mereka melakukan perdagangan karena
memperoleh keuntungan sebagai akibat dari adanya perbedaan harga jual dan harga
beli.
c. Adanya Keinginan untuk Meningkatkan Produktivitas.
Tiap-tiap negara mempunyai kebutuhan akan barang yang beranekaragam. Namun
secara ekonomi, tiap negara lebih baik memproduksi beberapa macam barang saja
kemudian melakukan perdagangan internasional. Dengan spesialisasi ini produktivitas
tiap negara menjadi lebih tinggi.

2
3. Faktor – faktor Penghambat Perdagangan Internasional
Seringkali terdapat banyak hambatan dalam melakukan perdagangan internasional.
Hambatan itu ada yang berasal dari dalam maupun luar negeri.
Adapun hambatan tersebut antara lain, sebagai berikut.
a) Tidak Amannya Suatu Negara. Jika suatu negara tidak aman, para pedagangnya
beralih ke negara lain yang lebih aman. Semakin aman keadaan, semakin
mendorong par apedagang untuk melakukan perdagangan internasional.
b) Kebijakan Ekonomi Internasional yang Dilakukan oleh Pemerintah. Ada
kebijakan ekonomi yang diterapkan oleh suatu negara yangmerupakan
hambatan bagi kelancaran perdagangan internasional. Misalnya, pembatasan
jumlah impor, pungutan biaya impor/ekspor yang tinggi, perijinan yang berbelit-
belit.
c) Tidak Stabilnya Kurs Mata Uang Asing Kurs mata uang asing yang tidak stabil
membuat para eksportir maupun importir mengalami kesulitan dalam
menentukan harga valuta asing. Kesulitan tersebut berdampak pula terhadap
harga penawaran maupun permintaan dalam perdagangan. Hal ini membua para
pedagang internasional enggan melakukan kegiatan ekspor dan impor.

Perbedaan Perdagangan Dalam Negeri dan Luar Negeri


Terdapat beberapa perbedaan antara perdagangan dalam negeri danperdagangan
internasional. Perbedaan tersebut antara lain sebagai berikut.
a) Jangkauan Wilayah Perdagangan dalam negeri mencakup satu wilayah negara,
sedangkan perdagangan antarnegara menjangkau beberapa negara
b) Cara Pembayaran. Cara pembayaran pada perdagangan dalam negeri
menggunakan satumacam mata uang, sedangkan perdagangan luar negeri
menggunakan macam-macam mata uang (valuta asing)
c) Sistem Distribusi. Perdagangan dalam negeri lebih banyak dilakukan dengan
menggunakan sistem distribusi langsung. Sedangkan perdagangan luar negeri
menggunakan sistem distribusi tidak langsung.
d) Peraturan yang Berlaku. Peraturan yang harus diikuti dalam perdagangan
antarnegara lebih rumit dibandingkan dengan perdagangan dalam negeri. Dalam
perdagangan internasional melibatkan sekurang-kurangnya dua negara. Oleh
karena itu, peraturan-peraturan yang harus ditaati oleh pedagang internasional
sekurang-kurangnya berlaku pada dua negara tersebut.

3
e) Tingkat Persaingan. Karena penjual dan pembeli suatu barang berasal dari
berbagai negara maka tingkat persaingan perdagangan antarnegara lebih ketat
dibandingkan dengan perdagangan dalam negeri.
f) Satuan Ukuran dalam Berat, Panjang, dan Isi. Dalam perdagangan dalam negeri
biasanya digunakan ukuran berat, panjang, dan volume yang berlaku di dalam
negeri. Namun untuk perdagangan internasional, ukuran-ukuran tersebut harus
menggunakan ukuran yang berlaku secara internasional.
g) Biaya Angkutan. Dalam perdagangan internasional diperlukan biaya angkutan
yang lebih tinggi daripada perdagangan dalam negeri. Ini terjadi karena perbedaa
njarak dan sistem administrasi perdagangan.
h) Tatap Muka Langsung Penjual dan Pembeli. Dalam perdagangan dalam negeri,
antara penjual dan pembeli dapatbertatap secara langsung. Akan tetapi, dalam
perdagangan internasionalbagi penjual.

B. Kebijakan Proteksi
Kebijakan proteksi adalah kebijakan pemerintah untuk melindungi industri dalam
negeri yang sedang tumbuh (infant industry) dan persaingan-persaingan barang-
barang impor.
Tujuan kebijakan proteksi adalah:
a) memaksimalkan produksi dalam negeri
b) memperluas lapangan kerja
c) memelihara tradisi nasional
d) menghindari risiko yang mungkin timbul jika hanya menggantungkan diri pada
satu komoditi andalan
e) menjaga stabilitas nasional, yang dikhawatirkan akan terganggu jika bergantung
pada negara lain.

Proteksi dapat dilakukan melalui kebijakan berikut ini :


1) Tarif dan Bea Masuk
Tarif adalah suatu pembebanan atas barang-barang yang melintasi daerah pabean
(costum area). Sementara itu, barangbarang yang masuk ke wilayah negara dikenakan
bea masuk.
Dengan pengenaan bea masuk yang besar atas barangbarang dari luar negeri,
mempunyai maksud memproteksi industri dalam negeri sehingga diperoleh

4
pendapatan negara. Bentuk umum kebijakan tarif adalah penetapan pajak impor
dengan persentase tertentu dari harga barang yang diimpor.
Macam-macam penentuan tarif atau bea masuk, yaitu:
 Bea ekspor (export duties) adalah pajak/bea yang dikenakan terhadap barang
yang diangkut menuju negara lain (di luar costum area)
 Bea transito (transit duties) adalah pajak/bea yang dikenakan terhadap barang-
barang yang melalui batas wilayah suatu negara dengan tujuan akhir barang
tersebut negara lain
 Bea impor (import duties) adalah pajak/bea yang dikenakan terhadap barang-
barang yang masuk dalam suatu negara (tom area).
2) Pelarangan Impor
Pelarangan impor adalah kebijakan pemerintah untuk melarang masuknya barang-
barang dari luar negeri, dengan tujuan untuk melindungi produksi dalam negeri dan
meningkatkan produksi dalam negeri.
3) Kuota atau Pembatasan Impor
Kuota adalah kebijakan pemerintah untuk membatasi barang-barang yang masuk dari
luar negeri. Secara grafik akan tampak dalam gambar berikut.
Tujuan diberlakukannya kuota impor di antaranya:
 mencegah barang-barang yang penting berada di tangan negara lain;
 untuk menjamin tersedianya barang-barang di dalam negeri dalam proporsi yang
cukup
 untuk mengadakan pengawasan produksi serta pengendalian harga guna
mencapai stabilitas harga di dalam negeri.
4) Subsidi
Subsidi adalah kebijakan pemerintah untuk membantu menutupi sebagian biaya
produksi per unit barang produksi dalam negeri. Sehingga produsen dalam negeri
dapat menjual barangnya lebih murah dan bisa bersaing dengan barang impor.
5) Dumping.
Dumping adalah kebijakan pemerintah umtuk menjual barang di luar negeri dengan
harga yang lebih rendah dari dalam negeri atau bahkan di bawah biaya produksi.
Kebijakan dumping dapat meningkatkan volume perdagangan dan menguntungkan
negara pengimpor, terutama menguntungkan konsumen mereka. Namun, negara
pengimpor kadang mempunyai industri yang sejenis sehingga persaingan dari luar
negeri ini dapat mendorong pemerintah negara pengimpor memberlakukan kebijakan

5
anti dumping (dengan tarif impor yang lebih tinggi), atau sering disebut
counterveiling duties. Hal ini dilakukan untuk menetralisir dampak subsidi ekspor
yang diberikan oleh negara lain. Predatory dumping dilakukan dengan tujuan untuk
mematikan persaingan di luar negeri. Setelah persaingan di luar negeri mati maka
harga di luar negeri akan dinaikkan untuk menutup kerugian sewaktu melakukan
predatory dumping.
Syarat yang harus dipenuhi dalam kebijakan dumping yaitu:
 kekuatan monopoli di dalam negeri lebih besar daripada luar negeri, sehingga
kurva permintaan di dalam negeri lebih inelastis dibanding kurva permintaan di
luar negeri.
 terdapat hambatan yang cukup kuat sehingga konsumen dalam negeri tidak dapat
membeli barang dari luar negeri.

C. Kebijakan Perdagangan Bebas


Kebijakan perdagangan bebas adalah kebijakan pemerintah yang menghendaki
perdagangan internasional berlangsung tanpa adanya hambatan apapun. Pihak-pihak
yang mendukung kebijakan ini beralasan bahwa perdagangan bebas akan
memungkinkan setiap negara berspesialisasi memproduksi barang dan menjadikannya
keungglan komparatif.

D. Kebijakan Autarki
Kebijakan autarki adalah kebijakan perdagangan dengan tujuan untuk menghindarkan
diri dari pengaruh-pengaruh negara lain, baik pengaruh politik, ekonomi, maupun
militer, sehingga kebijakan ini bertentangan dengan prinsip perdagangan internasional
yang menganjurkan adanya perdagangan bebas.

Faktor-faktor yang mendorong proteksi


Dalam perdagangan luar negeri konsep proteksi berarti usaha-usaha pemerintah yang
mematasi atau mengurangi jumlah barang yang diimpor dari Negara-negara lain
denga tujuan untuk mencapai beberapa tujuan tertentu yang penting artinya dalam
pembangunan Negara dan kemakmuran perekonomian Negara.

6
Ada beberapa tujuan penting dari proteksi:
a) Mengatasi masalah deflasi dan pengangguran.
b) Mendorong perkembangan industri baru
c) Mendiversifikasikan perekonomian
d) Menghindari kemerosotan industri-industri tertentu
e) Memperbaiki neraca pembayaran
f) Menghindari neraca pembayaran
g) Menghindari dumping
h) Menambah pendapatan pemerintah

Alat pembatasan perdagangan


Proteksi dan pembatasan perdagangan adalah kebijakan. Kebijakan pemerintah dalam
membatasi atau mengurangi barang-barang yang di impor. Halangan perdagangan
dapat dibedakan kepada empat jenis: tarif dan pajak impor, kuota pembatasan impor.
Hambatan perdagangan bukan tarif dan pembatasan penggunaan valauta asing.
Tujuan kebijakan proteksi adalah:
 Memaksimalkan produksi dalam negeri.
 Memperluas lapangan kerja.
 Memelihara tradisional.
 Menghindari resiko yang mungkin timbul jika hanya menggantungkan diri pada
satu komoditi andalan
 Menjaga stabilitas nasional, dan tidak menggantungkan diri pada negara lain.

Pengertian Intervensi
Dilansir dari Oxford Bibliographies, pengertian intervensi adalah campur tangan suatu
negara dalam urusan negara seperti politik ataupun militer dari negara lain.

Intervensi Perdagangan
Dilansir dari SRD Law Notes, ada tiga jenis intervensi berdasarkan jangkauannya
yaitu intervensi internal, intervensi eksternal, dan intervensi reprisal.
 Intervensi internal adalah campur tangan negara lain dalam perselisihan dalam
negara lainnya. Intervensi internal dapat bertujuan untuk melindungi atau
mendukung pemerintah yang sah, maupun mendukung kelompok pemberontak
untuk menjatuhkan kekuasaan pemerintah.

7
 Intervensi eksternal adalah campur tangan suatu negara pada konflik antardua
negara lainnya. Intervensi eksternal dapat bertujuan mendamaikan atau
menyelesaikan konflik anatardua negara, maupun mendukung salah satu negara
agar dapat menang dari negara lainnya. Tidak hanya antarnegara, intervensi
eksternal juga dapat terjadi pada hubungan multilateral (banyak negara).
 Intervensi reprisal tau punitive adalah campur tangan suatu negara untuk
membalaskan kerugian negara lain akibat konflik dengan negara lainnya.
Intervensi reprisal biasanya dilakukan oleh negara yang lebih kuat pada negara
lebih lemah yang telah menimbulkan kerugian pada negara lainnya

Definisi Hambatan Tarif


Ketika dua negara memperdagangkan barang, jumlah tertentu dibebankan sebagai
biaya oleh negara, di mana barang dimasukkan, sehingga memberikan pendapatan
kepada pemerintah serta menaikkan harga barang asing, sehingga perusahaan dalam
negeri dapat mudah bersaing dengan barang asing. Biaya ini dalam bentuk pajak atau
bea, yang disebut hambatan tarif. Jumlah pajak atau bea yang dibebankan sebagai tarif
ditambahkan ke biaya impor, yang membuat barang asing lebih mahal, yang harganya
akhirnya ditanggung oleh konsumen produk.
Tarif dibayarkan kepada otoritas pabean negara di mana barang dikirim. Itu termasuk:
 Tugas Ekspor  Tugas Ad-valorem  Tugas Pencegahan
 Tugas Impor  Tugas Majemuk dan Anti-dumping
 Tugas Transit  Tarif Pendapatan  Tarif kolom tunggal
 Tugas Khusus  Tarif Pelindung  Tarif kolom ganda

Seperti yang telah kita bahas, hambatan tarif memiliki tujuan dua kali lipat - di satu
sisi, hal ini membantu dalam meningkatkan pendapatan pemerintah dan di sisi lain,
hal itu memberikan perlindungan dan dukungan kepada industri dan perusahaan lokal
terhadap persaingan asing.

Ini juga memfasilitasi konservasi cadangan devisa. Hambatan tarif seringkali


membantu dalam mengurangi ketergantungan pada barang-barang internasional dan
meningkatkan kemandirian.

2
Definisi Hambatan Non-Tarif
Hambatan non-tarif mengacu pada tindakan non-pajak yang digunakan oleh
pemerintah negara untuk membatasi impor dari negara asing. Ini mencakup
pembatasan yang mengarah pada pelarangan, formalitas atau kondisi, membuat impor
barang sulit dan mengurangi peluang pasar untuk barang asing. Ini adalah kontrol
kuantitatif dan pertukaran yang mempengaruhi volume atau harga perdagangan, atau
keduanya.Itu bisa dalam bentuk undang-undang, kebijakan, praktik, kondisi,
persyaratan, dll., Yang ditentukan oleh pemerintah untuk membatasi impor.
Karenanya ia mencakup praktik-praktik penyimpangan perdagangan yang populer
seperti:
 Impor kuota  Peraturan valuta asing
 VER, yaitu Pengekangan Ekspor  Kanalisasi impor
Sukarela  Formalitas Konsuler
 Lisensi impor  Pembatasan Kuantitas
 Peraturan teknis dan administrasi  Pemeriksaan prapengiriman
 Kontrol harga

Dalam istilah awam, hambatan non-tarif merupakan penghalang bagi perdagangan


internasional, yang bisa legal atau birokratis.

Anda mungkin juga menyukai