KEBIJAKAN
PERDAGANGAN INTERNASIONAL
Disusun Oleh :
Setiap negara tidak dapat hidup sendiri. Hal ini disebabkan karena keterbatasan
sumber daya yang dimiliki. Oleh karena itu, suatu negara akan membutuhkan negara
lain. Dalam rangka pemenuhan kebutuhan, setiap negara melakukan hubungan
perdagangan. Hubungan perdagangan antarnegara ini disebut juga perdagangan
internasional. Mengapa setiap negara melakukan perdagangan internasional? Karena
dengan melakukan perdagangan internasional banyak keuntungan yang diperoleh,
meskipun ada juga kerugian yang akan didapat. Setiap negara juga mempunyai
kebijakan-kebijakan tersendiri untuk melindungi perekonomian dalam negeri mereka
dari dampak negatif persaingan yang ditimbulkan dalam perdagangan internasional.
Perdagangan internasional memungkinkan masuknya barang-barang dan jasa dari
luar negeri ke dalam negeri. Jika barang dan jasa dari luar negeri lebih banyak dan
lebih diminati oleh masyarakat dibandingkan produk dalam negeri, maka hal itu akan
berdampakburuk bagi perekonomian dalam negeri. Oleh karena itu, pemerintah perlu
membuatsuatu kebijakan perdagangan internasional.
PEMBAHASAN
A. PERDAGANGAN INTERNASIONAL
1. Pengertian Perdagangan Internasional
Untuk memenuhi kebutuhan manusia, pedagang mempunyai peranan yang sangat
penting. Barang hasil produksi dapat tersalurkan ke konsumen melalui para pedagang
tersebut. Mereka membeli barang untuk dijual kembali tanpa mengubah jenis /
bentuknya dengan tujuan memperoleh laba disebut perdagangan. Sekarang, kegiatan
perdagangan sangat luas. Perdagangan sudah merambah wilayah antarnegara
(internasional). Proses tukar-menukar barang atau jasa yang terjadi antara satu negara
dengan negara yang lain inilah yang disebut perdagangan internasional. Dalam
perdagangan antarnegara tersebut melibatkan eksportir dan importir.
1
mutlak dibandingkan negara lain apabila negara tersebut dapat memproduksi barang
atau jasa yang tidak dapat diproduks inegara lain. Misalnya Indonesia memproduksi
gas alam cair. Jepang tidak mempunyai sumber gas alam, tetapi mampu memproduksi
mobil. Dengan demikian, terjadilah perdagangan barang antara Indonesia dan
Jepang. Sedangkan David Ricardo mengajukan teori tentang perdagangan
internasional yang disebut Theory of Comparative Advantage (Teori Keunggulan
Komparatif). Menurut David Ricardo keunggulan komparatif suatu negara apabila
negara tersebut dapat memproduksi suatu barang atau jasa dengan efisien dan lebih
murah dibandingkan negara lain. Sebagai contoh, Indonesia dan Korea Selatan negara
produsen komputer. Korea Selatan mampu memproduksi komputer dengan harga
lebih murah daripada Indonesia. Korea Selatan memiliki keunggulan komparatif
dibandingkan Indonesia dalam memproduksi komputer. Indonesia akan lebih untung
apabila mengimpor komputer dari Korea Selatan.
2
3. Faktor – faktor Penghambat Perdagangan Internasional
Seringkali terdapat banyak hambatan dalam melakukan perdagangan internasional.
Hambatan itu ada yang berasal dari dalam maupun luar negeri.
Adapun hambatan tersebut antara lain, sebagai berikut.
a) Tidak Amannya Suatu Negara. Jika suatu negara tidak aman, para pedagangnya
beralih ke negara lain yang lebih aman. Semakin aman keadaan, semakin
mendorong par apedagang untuk melakukan perdagangan internasional.
b) Kebijakan Ekonomi Internasional yang Dilakukan oleh Pemerintah. Ada
kebijakan ekonomi yang diterapkan oleh suatu negara yangmerupakan
hambatan bagi kelancaran perdagangan internasional. Misalnya, pembatasan
jumlah impor, pungutan biaya impor/ekspor yang tinggi, perijinan yang berbelit-
belit.
c) Tidak Stabilnya Kurs Mata Uang Asing Kurs mata uang asing yang tidak stabil
membuat para eksportir maupun importir mengalami kesulitan dalam
menentukan harga valuta asing. Kesulitan tersebut berdampak pula terhadap
harga penawaran maupun permintaan dalam perdagangan. Hal ini membua para
pedagang internasional enggan melakukan kegiatan ekspor dan impor.
3
e) Tingkat Persaingan. Karena penjual dan pembeli suatu barang berasal dari
berbagai negara maka tingkat persaingan perdagangan antarnegara lebih ketat
dibandingkan dengan perdagangan dalam negeri.
f) Satuan Ukuran dalam Berat, Panjang, dan Isi. Dalam perdagangan dalam negeri
biasanya digunakan ukuran berat, panjang, dan volume yang berlaku di dalam
negeri. Namun untuk perdagangan internasional, ukuran-ukuran tersebut harus
menggunakan ukuran yang berlaku secara internasional.
g) Biaya Angkutan. Dalam perdagangan internasional diperlukan biaya angkutan
yang lebih tinggi daripada perdagangan dalam negeri. Ini terjadi karena perbedaa
njarak dan sistem administrasi perdagangan.
h) Tatap Muka Langsung Penjual dan Pembeli. Dalam perdagangan dalam negeri,
antara penjual dan pembeli dapatbertatap secara langsung. Akan tetapi, dalam
perdagangan internasionalbagi penjual.
B. Kebijakan Proteksi
Kebijakan proteksi adalah kebijakan pemerintah untuk melindungi industri dalam
negeri yang sedang tumbuh (infant industry) dan persaingan-persaingan barang-
barang impor.
Tujuan kebijakan proteksi adalah:
a) memaksimalkan produksi dalam negeri
b) memperluas lapangan kerja
c) memelihara tradisi nasional
d) menghindari risiko yang mungkin timbul jika hanya menggantungkan diri pada
satu komoditi andalan
e) menjaga stabilitas nasional, yang dikhawatirkan akan terganggu jika bergantung
pada negara lain.
4
pendapatan negara. Bentuk umum kebijakan tarif adalah penetapan pajak impor
dengan persentase tertentu dari harga barang yang diimpor.
Macam-macam penentuan tarif atau bea masuk, yaitu:
Bea ekspor (export duties) adalah pajak/bea yang dikenakan terhadap barang
yang diangkut menuju negara lain (di luar costum area)
Bea transito (transit duties) adalah pajak/bea yang dikenakan terhadap barang-
barang yang melalui batas wilayah suatu negara dengan tujuan akhir barang
tersebut negara lain
Bea impor (import duties) adalah pajak/bea yang dikenakan terhadap barang-
barang yang masuk dalam suatu negara (tom area).
2) Pelarangan Impor
Pelarangan impor adalah kebijakan pemerintah untuk melarang masuknya barang-
barang dari luar negeri, dengan tujuan untuk melindungi produksi dalam negeri dan
meningkatkan produksi dalam negeri.
3) Kuota atau Pembatasan Impor
Kuota adalah kebijakan pemerintah untuk membatasi barang-barang yang masuk dari
luar negeri. Secara grafik akan tampak dalam gambar berikut.
Tujuan diberlakukannya kuota impor di antaranya:
mencegah barang-barang yang penting berada di tangan negara lain;
untuk menjamin tersedianya barang-barang di dalam negeri dalam proporsi yang
cukup
untuk mengadakan pengawasan produksi serta pengendalian harga guna
mencapai stabilitas harga di dalam negeri.
4) Subsidi
Subsidi adalah kebijakan pemerintah untuk membantu menutupi sebagian biaya
produksi per unit barang produksi dalam negeri. Sehingga produsen dalam negeri
dapat menjual barangnya lebih murah dan bisa bersaing dengan barang impor.
5) Dumping.
Dumping adalah kebijakan pemerintah umtuk menjual barang di luar negeri dengan
harga yang lebih rendah dari dalam negeri atau bahkan di bawah biaya produksi.
Kebijakan dumping dapat meningkatkan volume perdagangan dan menguntungkan
negara pengimpor, terutama menguntungkan konsumen mereka. Namun, negara
pengimpor kadang mempunyai industri yang sejenis sehingga persaingan dari luar
negeri ini dapat mendorong pemerintah negara pengimpor memberlakukan kebijakan
5
anti dumping (dengan tarif impor yang lebih tinggi), atau sering disebut
counterveiling duties. Hal ini dilakukan untuk menetralisir dampak subsidi ekspor
yang diberikan oleh negara lain. Predatory dumping dilakukan dengan tujuan untuk
mematikan persaingan di luar negeri. Setelah persaingan di luar negeri mati maka
harga di luar negeri akan dinaikkan untuk menutup kerugian sewaktu melakukan
predatory dumping.
Syarat yang harus dipenuhi dalam kebijakan dumping yaitu:
kekuatan monopoli di dalam negeri lebih besar daripada luar negeri, sehingga
kurva permintaan di dalam negeri lebih inelastis dibanding kurva permintaan di
luar negeri.
terdapat hambatan yang cukup kuat sehingga konsumen dalam negeri tidak dapat
membeli barang dari luar negeri.
D. Kebijakan Autarki
Kebijakan autarki adalah kebijakan perdagangan dengan tujuan untuk menghindarkan
diri dari pengaruh-pengaruh negara lain, baik pengaruh politik, ekonomi, maupun
militer, sehingga kebijakan ini bertentangan dengan prinsip perdagangan internasional
yang menganjurkan adanya perdagangan bebas.
6
Ada beberapa tujuan penting dari proteksi:
a) Mengatasi masalah deflasi dan pengangguran.
b) Mendorong perkembangan industri baru
c) Mendiversifikasikan perekonomian
d) Menghindari kemerosotan industri-industri tertentu
e) Memperbaiki neraca pembayaran
f) Menghindari neraca pembayaran
g) Menghindari dumping
h) Menambah pendapatan pemerintah
Pengertian Intervensi
Dilansir dari Oxford Bibliographies, pengertian intervensi adalah campur tangan suatu
negara dalam urusan negara seperti politik ataupun militer dari negara lain.
Intervensi Perdagangan
Dilansir dari SRD Law Notes, ada tiga jenis intervensi berdasarkan jangkauannya
yaitu intervensi internal, intervensi eksternal, dan intervensi reprisal.
Intervensi internal adalah campur tangan negara lain dalam perselisihan dalam
negara lainnya. Intervensi internal dapat bertujuan untuk melindungi atau
mendukung pemerintah yang sah, maupun mendukung kelompok pemberontak
untuk menjatuhkan kekuasaan pemerintah.
7
Intervensi eksternal adalah campur tangan suatu negara pada konflik antardua
negara lainnya. Intervensi eksternal dapat bertujuan mendamaikan atau
menyelesaikan konflik anatardua negara, maupun mendukung salah satu negara
agar dapat menang dari negara lainnya. Tidak hanya antarnegara, intervensi
eksternal juga dapat terjadi pada hubungan multilateral (banyak negara).
Intervensi reprisal tau punitive adalah campur tangan suatu negara untuk
membalaskan kerugian negara lain akibat konflik dengan negara lainnya.
Intervensi reprisal biasanya dilakukan oleh negara yang lebih kuat pada negara
lebih lemah yang telah menimbulkan kerugian pada negara lainnya
Seperti yang telah kita bahas, hambatan tarif memiliki tujuan dua kali lipat - di satu
sisi, hal ini membantu dalam meningkatkan pendapatan pemerintah dan di sisi lain,
hal itu memberikan perlindungan dan dukungan kepada industri dan perusahaan lokal
terhadap persaingan asing.
2
Definisi Hambatan Non-Tarif
Hambatan non-tarif mengacu pada tindakan non-pajak yang digunakan oleh
pemerintah negara untuk membatasi impor dari negara asing. Ini mencakup
pembatasan yang mengarah pada pelarangan, formalitas atau kondisi, membuat impor
barang sulit dan mengurangi peluang pasar untuk barang asing. Ini adalah kontrol
kuantitatif dan pertukaran yang mempengaruhi volume atau harga perdagangan, atau
keduanya.Itu bisa dalam bentuk undang-undang, kebijakan, praktik, kondisi,
persyaratan, dll., Yang ditentukan oleh pemerintah untuk membatasi impor.
Karenanya ia mencakup praktik-praktik penyimpangan perdagangan yang populer
seperti:
Impor kuota Peraturan valuta asing
VER, yaitu Pengekangan Ekspor Kanalisasi impor
Sukarela Formalitas Konsuler
Lisensi impor Pembatasan Kuantitas
Peraturan teknis dan administrasi Pemeriksaan prapengiriman
Kontrol harga