Hari ke 14
Self activity
• Peserta mengidentifikasi isu di
tempatnya bekerja (sesuai
bidang tugasnya) yang terkait
dengan agenda 3 (MASN, P
Publik, WOG)
• Mencari penyebabnya
(dapat menggunakan alat
analisis seperti pohon masalah,
fishbone dll).
• Mencari 4 solusi/kegiatan
kreatif untuk mengatasi Isu
tersebut.
• Mengupload hasil tugas
individu ke LMS/kolabjar paling
lama tanggl 14 Juli
2021 pukul 18.00 WIB
No HARI/ Synchronous Waktu Asynchronous Waktu Media
TGL
4. Hari ke 16 • Kasus
• Petunjuk
Pukul Umpan balik Agenda 3 JP mengerjakan
10.15 – 3/Diskusi tugas individu
12.30 WIB • Presentase tugas individu • Kuis
(sampel)
• Diskusi dan tanya
jawab terhadap hasil tugas individu
• Penguatan hasil
diskusi oleh fasilitator
• Melakukan umpan balik agenda3.
PASAL 1 AYAT 1 PP
96/2012
Dwiyanto (2010:21) pelayanan publik sebagai: semua
jenis pelayanan untuk menyediakan barang/jasa yang
dibutuhkan oleh masyarakat yang memenuhi kriteria
yaitu merupakan jenis barang atau jasa yang memiliki
eksternalitas tinggi dan sangat diperlukan masyarakat
serta penyediaannya terkait dengan upaya
mewujudkan tujuan bersama yang tercantum dalam
konstitusi maupun dokumen perencanaan
pemerintah, baik dalam rangka memenuhi hak dan
kebutuhan dasar warga, mencapai tujuan strategis
pemerintah, dan memenuhi komitmen dunia
internasional.
ADALAH
SELURUH
PIHAK ,BAIK
PENYELENGGA WARGA
RA PELAYANAN NEGARA
PUBLIK MAUPUN
PENDUDUK
SEBAGAI
SETIAP INSTITUSI PENYELENGGARA ORANG
NEGARA ,KORPORASI,LEMBAGA PERSEORANG
INDEPENDEN YANG DIBENTUK AN
BERDASARKAN UNDANG2 UNTUK ,KELOMPOK,M
PELAYANAN PUBLIK DAN BADAN AUPUN BADAN
HUKUM LAIN YANG DIBENTUK SEMATA2 HUKUM YANG
UNTUK KEGIATAN PELAYANAN PUBLIK BERKEDUDUK
AN SEBAGAI
PENERIMA
MANFAAT
PELAYANAN
PUBLIK BAIK
LANGSUNG
96/2012
ATAU TIDAK
RUANG LINGKUP
PELAYANAN
PUBLIK
LAYANAN BARANG
PUBLIK
LAYANAN JASA
PUBLIK
LAYANAN
ADMINISTRATIF
PASAL 3 PP 96/2012
13 Pelayanan Publik
Klasifikasi Barang/Jasa
EKSKLUDABILITAS
RIVALITAS
Tinggi Rendah
Denhardt menguraikan
karakteristik OPA sebagai berikut:
1. Fokus utama adalah penyediaan pelayanan publik melalui
organisasi atau badan resmi pemerintah
2. Kebijakan publik dan administrasi negara dipahami
sebagai penataan dan implementasi kebijakan yang
berfokus pada satu cara terbaik (on a single), kebijakan
publik dan administrasi negara sebagai tujuan yang
bersifat politik.
3. Administrator publik memainkan peranan yang terbatas
dalam perumusan kebijakan publik dan pemerintahan;
mereka hanya bertanggung-jawab mengimplementasikan
kebijakan publik.
4. Pelayanan publik harus diselenggarakan oleh administrator
yang bertanggung-jawab kepada pejabat politik (elected
officials) dan dengan diskresi terbatas
OLD PUBLIC ADMINISTRATION
Denhardt menguraikan karakteristik OPA
sebagai berikut:
5. Administrator bertanggung-jawab kepada pimpinan pejabat
politik (elected political leaders) yang teleh terpilih secara
demokratis.
6. Program-program publik dilaksanakan melalui organisasi
yang hierarkis dengan kontrol yang ketat ole
pimpinan
organisasi.
7. Nilai pokok yang dikejar oleh organisasi publik adalah
efisiensi dan rasionalitas.
8. Organisasi publik melaksanakan sistem tertutup sehingga
keterlibatan warga negara dibatasai.
9. Peranan administrator publik adalah melaksanakan prinsip
prinsip Planning, Organizing, Staffing, Directing, Coordinating,
Reporting dan Budgetting.
OLD PUBLIC ADMINISTRATION
Dalam paradigma OPA negara
dianggap sebagai satu-satunya
lembaga yang paling mampu
menyelesaikan segala persoalan
yang dihadapi oleh masyarakat. Cara
pandang yang demikian tidak
mengejutkan karena pada saat itu
sektor swasta dan juga masyarakat
sipil belum berkembang dan mampu
menjadi alternatif untuk membantu
pemerintah dalam menyelasaikan
masalah publik.
NEW PUBLIC MANAGEMENT (NPM)
Munculnya kritik yang keras yang ditujukan kepada
organisasi-organisasi sector publik menimbulkan
gerakan untuk melakukan reformasi manajemen
sektor publik. Salah satu gerakan reformasi sektor
public itu adalah munculnya konsep New
PublicManagement. New Public Management telah
mempengaruhi proses perubahan organisasi sektor
publik secara komprehensif di hampir seluruh dunia.
Penekanan gerakan New Public Management
tersebut adalah pada pelaksanaan desentralisasi,
devolusi, dan modernisasi pemberian pelayanan
publik. Istilah New Public Management pada
awalnya dikenalkan oleh Christopher
NEW PUBLIC MANAGEMENT
(NPM)
Pada perkembangannya, pendekatan
manajerial modern tersebut memiliki
banyak sebutan, misalnya:
„managerialism,‟ „new public
management,‟ „Market-based public
administration,‟ „postbureaucratic
paradigm,‟ dan „entrepreneurial
government.‟ Istilah yang kemudian
banyak dipakai untuk menyebut model
manajemen publik modern tersebut
adalah New Public Management. I
NEW PUBLIC MANAGEMENT (NPM)
Perkembangan paradigma
pelayanan publik yang sudah
mulai memunculkan peran
swasta dalam menyediakan
pelayanan publik terjadi pada
masa New Publik Management
(NPM). Pada masa ini para
manajer pelayanan publik dan
penyedia jasa layanan publik
diprogram dan dididik untuk
menjalankan pelayanan yang
berorientasi pada keuntungan
(profit).
7 KOMPONEN UTAMA
NPM
1. MANAJEMEN PROFESIONAL DISEKTOR PUBLIK
Di masa yang lalu, para ilmuwan mendefinisikan pelayanan publik sebagai semua
jenis pelayanan yang diselenggarakan oleh pemerintah. Pameo yang terkenal
pada saat itu adalah: “whatever government does is public service”. Artinya semua
barang/jasa publik yang dibutuhkan oleh masyarakat dan diselenggarakan oleh
negara disebut sebagai pelayanan publik (Dwiyanto, 2010:14). Paradigma yang
melihat pelayanan publik seperti ini sering disebut paradigma kuno (old public
administration)
Dalam definisi yang lebih sempit lagi, pelayanan publik bahkan sering kali disalahpahami sebagai
pelayanan administratif yang diselenggarakan oleh pemerintah terkait dengan pelaksanaan undang-
undang atau peraturan yang dalam klasifikasi Ripley (1985) masuk dalam ranah protective
regulatory policy (kebijakan protektif) dan competitive regulatory policy (kebijakan kompetitif).
Kebijakan protektif dibuat oleh pemerintah dengan cara membatasi ruang gerak individu agar tidak
merugikan individu yang lain
20
“Karena pentingnya upaya
peningkatan kualitas pelayanan publik,
sampai-sampai diterbitkan Permenpan
nomor 17 tahun 2017 tentang
Pedoman Penilaian Kinerja Unit
Penyelenggara Pelayanan Publik, serta
Permenpan nomor 5 tahun 2019
tentang Kompetisi Inovasi Pelayanan
Publik di Lingkungan Kementerian,
Lembaga, Pemerintah Daerah, BUMN,
dan BUMD,”
Aspek yang harus dipenuhi oleh unit penyelenggara
pelayanan publik sesuai ketentuan peraturan
perundang-undangan.
a. Keadilan (Fairness): kondisi dimana kebijakan dan
pemberia layanan publik memberikan kesamaan hak
dan persamaan perlakuan bagi semua orang (tanpa
diskriminatif) terhadap status, ras, agama maupun jenis
kelamin, namun memberikan perlakuan khusus bagi
kelompok masyarakat rentan, mencerminkan
keseimbangan antara hak dan kewajiban bagi setiap
orang, serta memberikan kepastian hukum
b. Partisipasi (participation): tingkat keterlibatan (peran serta
masyarakat dalam pembuatan kebijakan, perencanaan,
implementasi serta monitoring (pengawasan) dan evaluasi
pelayanan publik. Termasuk peran serta penyusunan standar
pelayanan dan pemberian penghargaan.
ASPEK BOBOT
ASPEK BOBOT
ASPEK 6. INOVASI 7%
Indikator:
Inovasi ini merupakan kesatuan indikator dari berbagai prinsip. Dengan demikian
Inovasi bisa merupakan upaya yang meliputi satu atau gabungan beberapa prinsip
dalam satu kesatuan inovasi. Inovasi ini merupakan aspek sekaligus indikator yang
berupaya menerapkan prinsip- prinsip pelayanan publik namun belum terpotret secara
spesifik dalam indikator yang diperlakukan sama sebagaimana kelompok
indikator/pada aspek I sampai V.
Mengacu kepada Peraturan Bersama Menteri Dalam Negeri, Menteri
Hukum dan Hak Asasi Manusia, Menteri Perdagangan, Menteri Tenaga
Kerja dan Transmigrasi dan Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal:
Nomor 69 Tahun 2009, Nomor M.HH-08.AH.1.1.2009, Nomor 60/M-
DAG/ PER/12/2009, Nomor 10 Tahun 2009 tentang Percepatan
Pelayanan Pelayanan Perizinan dan Non Perizinan Untuk Memulai
Usaha.
Berdasarkan hal tersebut di atas, maka instrumen yang disusun dalam kajian ini
menggunakan sepuluh dimensi kompleksitas pelayanan perizinan yang terdiri dari: (1)
Pendaftaran nama perusahaan; (2) Pembuatan akta pendirian perusahaan; (3)
Pengesahan status badan hukum; (4) Pendaftaran dan pengumuman Badan Hukum
Dalam Berita Negara; (5) Pendaftaran NPWP; (6) Pendaftaran nomor pengukuhan
pengusaha kena pajak; (7) Pengurusan Surat Ijin Usaha Perdagangan (SIUP); (8)
Pengurusan Tanda Daftar Perusahaan (TDP); (9) Pendaftaran wajib lapor
dan (10) BPJS Kesepuluh dimensi
PELATIHAN DASAR CPNS-2021
TIM PENGAJAR AGENDA 3 PSDM PROVSU
37
LATAR BELAKANG.....???
80 Brunei, 82.21
Malaysia, 76.92
70
Thailand, 65.87
60 Philippines, 57.69
India, 56.25
50 Vietnam, 55.29
Indonesia,
40
46.15
30
Cambodia, 25.48
20
Latest data release in
Ti 2m01o6r-bLy:este, 12.98
10
Myanmar, 10.1 0
0
41
DAYA SAING INDONESIA
• Merdeka.com - Peringkat daya saing Indonesia 2017 meningkat 5 posisi
dari posisi tahun lalu. Peringkat Indonesia saat ini berada di posisi 36.
Dilansir dari weforum.org, Kamis (28/9), korupsi masih menjadi
permasalahan terbesar dalam kemudahan berusaha di Indonesia. Diikuti
oleh ketidakefisienan birokrasi, akses ke pembiayaan, serta masih
rendahnya ketersediaan infrastruktur.
"Sama seperti Korea, Indonesia telah memperbaiki kinerja sejumlah aspek
dasar penilaian," tulis WEF.
Peringkat Indonesia ini didorong utamanya oleh kepemilikan pasar yang
besar (berada di posisi 9) dan kestabilan makro ekonomi (berada di posisi
26). Sementara, Indonesia dianggap sebagai inovator tertinggi diantara
negara berkembang.
"Indonesia menduduki peringkat 31 pada aspek inovasi dan 32 pada
kepuasan berbisnis."
UU No. 5 TAHUN 2014
Smart ASN
ASN Merit Human Capital
Reformasi System
Birokrasi &
Good UU ASN Keunggulan
Governance kompetitif ekonomi
berbasis SDA
SDM berkualitas dan
berkemampuan IPTEK
Mendapatkan talenta
Menuju ASN terbaik
yang dinamis • Rekrutmen
berbasis jabatan
• Talent Mapping,
Succession & Career
Planning
6P (diversifikasi tes) &
sertifikasi TKD
• Orientasi &
• Rotasi nasional engagement utk
(perekat NKRI) setiap penugasan
pada jabatan baru
Meningkatkan kinerja
berkelanjutan Mengurangi kesenjangan
KEBIJAKAN & kompetensi
• Performance dialogue
• Merit & performance based PROSES • Training Need Analysis (TNA)
incentives SISTEM & • Diklat, Coaching & Mentoring
INFRASTRUKTUR berbasis kompetensi
BUDAYA KERJA &
KEPEMIMPINAN
PRINSIP DASAR UU ASN
Memberlakukan “SISTEM MERIT ”
melalui:
• Seleksi dan promosi secara adil dan Sistem Merit adalah
kompetitif kebijakan dan
Manajemen ASN
• Menerapkan prinsip fairness yang berdasarkan
• Penggajian, reward and punishment berbasis pada kualifikasi,
kompetensi, dan
kinerja kinerja secara adil
• Standar integritas dan perilaku untuk dan wajar dengan
kepentingan publik tanpa membedakan
latar belakang politik,
• Manajemen SDM secara efektif dan efisien ras, warna kulit,
agama, asal usul,
• Melindungi pegawai dari intervensi politik
jenis kelamin, status
dan dari tindakan semena-mena. pernikahan, umur,
ataupun kondisi
kecacatan.
Rekrutmen dan seleksi berdasarkan kemampuan
(Ability), pengetahuan (Knowledge), dan keterampil
an (Skill) melalui kompetensi terbuka dan adil.
Memberlakukan pegawai ASN adil & setara.
Prinsip Remunerasi sesuai pekerjaan yang setara dan
Merit menghargai kinerja tinggi.
Standar tinggi integritas, perilaku dan kepedulian
Merit Sistem bagi kepentingan masyarakat.
UU 5 Th 2014 Mengelola pegawai ASN secara efektif dan
efisien.
Mempertahankan pegawai ASN yang berprestasi
dan melakukan koreksi terhadap yang kurang
berprestasi
Kesempatan Pengembangan kompetensi.
Melindungi pegawai ASN dari
pengaruh politik.
Perlindungan pegawai ASN
Penataan jabatan (restructuring dan
rightsizing) agar semua jabatan jelas
kontribusinya terhadap pencapaian target
Penerapan kinerja organisasi.
Sistem Penyusunan kualifikasi, standar
kompetensi, target kinerja untuk setiap
Merit Sistem jabatan.
UU 5 Th 2014 Penerapan sistem penilaian kinerja yang
obyektif dan transparan.
Penyempurnaan sistem remunerasi.
Penempatan kembali pegawai.
Penyusunan rencana pengembangan
karier, termasuk program
Diklat.
MERIT SYSTEM & IMPLEMENTASI MANAJEMEN ASN
Pansel Syarat :
Nasional Intern Kompetensi
Extern Kualifikasi
JPT Utama
JPT Madya
Seleksi Terbuka &
Kompetitif oleh Pejabat Kepangkatan
JT Pratama Pembina Kepegawaian Pendidikan
&
Jabatan Pimpinan Paling Lama 5 Tahun, Pelatihan
Diperpanjang Uji
Tinggi (JPT) Kompetensi Rekam Jejak
Pencapaian Kinerja
Kesesuaian Kompetensi
Jabatan
Kebutuhan Instansi
Pengawas oleh KASN
Tidak Memenuhi Kinerja Rekomendasi:
dlm (1 Th) Kesempatan Pembentukan Panitia Seleksi
Pengumuman Jab. yg kosong
6 bln. Pelaksanaan Seleksi
Tidak menunjukkan Pengusulan Nama
perbaikan Kinerja Uji Penetapan Calon
Kompetensi Pelantikan
KELEMBAGAAN DALAM KEBIJAKAN DAN
MANAGEMEN ASN
Presiden merupakan pemegang kekuasaan tertinggi dalam kebijakan,
pembinaan profesi, dan Manajemen ASN, mendelegasikan sebagian
kekuasaannya kepada:
⇒ KemPAN merumuskan kebijakan
⇒ LAN melaksanakan diklat dan kajian
⇒ BKN mengelola pegawai ASN
⇒ KASN menjamin perwujudan sistem merit
PRESIDEN
KEMENPAN-RB
KASN
Padang, (Antara Sumbar) - Komisi Aparatur Sipil Negara (KASN) menyebutkan terdapat empat kabupaten dan
kota di Sumatera Barat terindikasi melakukan pelanggaran terhadap sistem merit dalam proses pengisian jabatan
pimpinan tinggi.
"Indikasi pelanggaran mulai dari pembentukan panitia seleksi instansi, pengumuman lowongan, pelaksanaan seleksi,
pengusulan nama calon, hingga penetapan dan pelantikan," kata Asisten Komisioner Bidang Pengaduan dan
Penyelidikan Komisi Aparatur Sipil Negara (KASN) Nurhasni di Padang, Kamis.
Ia mengatakan itu dalam pembukaan rapat koordinasi penguatan peran gubernur sebagai wakil pemerintah pusat
dalam pembinaan dan pengawasan manajemen ASN dan monitoring tindak lanjut rekomendasi KASN di Padang.
Empat daerah itu masing-masing Kabupaten Padangpariaman, Limapuluh Kota, Solok, dan Kota Padang Panjang.
KASN menurut dia akan segera menindaklanjuti indikasi pelanggaran tersebut dengan mengkonfimasi langsung
pada pihak terkait.
55
KASUS SUAP DALAM PENGISIAN JPT
56
SANKSI TERHADAP PELANGGARAN MERIT SISTEM
Pemerintah pada tahun 2014 ini telah memecat sejumlah pegawai negeri
sipil (PNS) dari berbagai instansi pusat maupun daerah,
karena melanggar Peraturan pemerintah No. 53/2010 tentang Disiplin
PNS.
“Ini menunjukkan bahwa pemerintah makin tegas dan serius dalam
menangani indisipliner pegawai,” kata Menteri Pendayagunaan Aparatur
Negara dan Reformasi Birokrasi (MenPANRB) Azwar Abubakar usai
memimpin sidang Badan Pertimbangan Kepegawaian (BAPEK) di
Jakarta, Rabu (12/3).
MenPANRB Azwar Abubakar mengatakan di awal tahun ini, BAPEK telah
menggelar sidang untuk mengambil keputusan terhadap 54 kasus dari
berbagai instansi pusat maupun daerah. Dari 54 kasus yang disidangkan,
45 kasus diantaranya akibat PNS tidak masuk kerja 46 hari atau lebih.
57