berpikir mengenai dirinya sendiri dan dunia sosial, atau secara spesifik, bagaimana orang memilih, menginterpretasi, mengingat, dan menggunakan informasi sosial untuk membuat penilaian dan mengambil keputusan. KOGNISI SOSIAL
Kognisi sosial secara garis besar
meliputi kognisi sosial yang otomatis (individu kurang berpikir) dan kognisi sosial yang terkendali (individu berpikir sungguh-sunguh). Berpikir Otomatis
Berpikir tanpa kesadaran, tanpa
diniatkan, tanpa disengaja, dan tanpa usaha.
Dua bentuk berpikir otomatis, yaitu
berpikir skematis (berpikir otomati dengan skema) dan strategi mental jalan pintas. Berpikir Otomatis dengan Skema
SKEMA: Struktur mental yang digunakan orang untuk
mengorganisasikan pengetahuannya mengenai subjek-subjek atau dunia sosial disekitarnya, dan memengaruhi bagaimana informasi dicatat, dipikirkan, dan diingat.
Istilah skema ini sangat umum; meliputi pengetahuan kita
mengenai berbagai hal, yaitu: orang lain, diri sendiri, peran sosial (misalnya guru, teknisi, dsb), dan kejadian-kejadian tertentu (misalnya, apa yang biasa terjadi bila orang berbelanja di super market). Jenis skema: accessibility & priming
Accessibility, yaitu sejauhmana skema dan konsep-konsep yang
tersedia di baris depan (paling mudah diakses) cenderung kita gunakan bila kita menilai suatu lingkungan sosial Skema tertentu mudah sekali diakses karena 3 alasan: (a) Karena merupakan hasil pengalaman masa lalu, sehingga skema ini tetap aktif dan siap digunakan untuk menginterpretasi situasi yang ambigu. (b) Berkaitan dengan tujuan kita saat ini. Misalnya, karena sedang belajar psikologi sosial mengenai stereotip, kita cenderung menyadari stereotip yang terjadi di lingkungan sosial kita. (c) Skema dapat diakses sewaktu-waktu karena merupakan hasil pengalaman yang baru saja dialami. Skema ini dapat diakses dengan adanya informasi yang memicu. Misalnya, setelah mengalami dirampok, orang mengaktifkan skema perampokan itu saat melihat orang yang memiliki ciri-ciri sama dengan si perampok, sehingga ia waspada. PRIMING, yaitu proses di mana pengalaman yang baru dialami meningkatkan kemudahan mengakses (accessibility) suatu skema, ciri-ciri, atau konsep.
Ketika menilai orang lain, orang-orang
biasanya tidak sadar bahwa mereka menggunakan konsep atau skema yang mereka hasilkan dari pengalaman sebelumnya. SELF-FULFILLING PROPHECY: keadaan di mana orang memiliki harapan orang lain itu seperti apa, yang mempengaruhi bagaimana ia bertindak terhadap orang itu, dan akhirnya menyebabkan orang lain itu berperilaku sesuai dengan harapannya, membuat harapan itu menjadi kenyataan.
contoh, kita berpikir bahwa tetangga baru kita adalah
orang yang sombong (harapan/ teori sosial mengenai seseorang). Selanjutnya saat berpapasan di jalan kita berjalan melenggang, tidak menyapa (tindakan sesuai dengan harapan). Melihat kita cuek, tetangga baru kita bertindak cuek juga (orang yang menjadi target merespon tindakan kita dengan cara sama). Mengetahui respon tetangga yang cuek seperti itu lalu kita berpikir bahwa apa yang kita duga/harapkan sejak awal memang benar. Kita tidak melihat kenyataan bahwa kita berperan menentukan respon orang itu. 2. Strategi Mental dan Jalan Pintas
Dalam kehidupan sehari-hari kita dihadapkan pada
keadaan di mana kita menghadapai berbagai pilihan yang mengharuskan kita membuat penilaian dan mengambil keputusan. Misalnya saat mau masuk perguruan tinggi, kita menghadapi daftar ratusan universitas di Indonesia. Tentu saja kita tidak membaca satu per satu informasi mengenai perguruan tinggi itu, melainkan memilih beberapa di antaranya untuk dipertimbangkan berdasarkan kriteria tertentu (misalnya kualitas, lokasi, biaya). Ini merupakan bentuk jalan pintas dalam menentukan respon Dalam situasi demikian orang sering menggunakan jalan pintas yang disebut judgmental heuristic. Kata heuristic berasal dari bahasa Yunani yang artinya ’menemukan’ (’discover’). Dalam kognisi sosial, HEURISTIC JUDGMENTAL berarti jalan pintas yang digunakan orang untuk untuk mengambil keputusan secara cepat dan efisien.
Dua jenis judgmental heuristic, yaitu availability
heuristic dan representativeness heuristic . Availability heuristic (Yang mudah datang dalam pikiran) AVAILABILITY HURISTIC adalah pertimbangan praktis mental di mana orang mendasarkan penilaiannya pada sesuatu yang mudah muncul dalam pikiran.
Representativeness heuristic ( A serupa dengan B)
REPRESENTATIVENESS HEURISTIK adalah jalan pintas mental di mana orang mengklasifikasikan sesuatu berdasarkan kesamaan sesuatu itu dengan hal lain yang sejenis.
Contoh : saat menjadi mahasiswa baru kita melihat di
kampus ada seorang mahasiswa laki-laki berkulit cenderung gelap, berambut keriting, dan mengenakan kemeja bermotif etnik dengan warna cerah. Apa yang kita pikirkan mengenai dirinya? Karena ciri-ciri tersebut merupakan stereotipe orang Papua, maka kita mungkin menganggap bahwa ia mahasiswa asal Papua. KOGNISI SOSIAL TERKENDALI Kognisi sosial terkendali adalah pikiran yang disadari, diniatkan, dengan sengaja, dan penuh usaha. Jenis pikiran yang penuh usaha ini tentu saja lebih memerlukan energi mental. Contoh : Ketika seseorang sedang berpikir keras untuk mengerjakan soal matematika, tidak dapat sekaligus berpikir hal penting lainnya.
Kapankah orang menghentikan pikiran otomatis
dan mulai berpikir secara lebih pelan-pelan? Hal tsb dijelaskan berikut ini, yaitu mengenai bernalar counterfactual dan menekan pikiran. 1. Bernalar Counterfactual Salah satu kondisi yang memungkinkan adalah terjadinya peristiwa negatif, misalnya saat memperoleh nilai ujian sangat buruk. Dalam kondisi ini kita melakukan hal yang disebut countrafactual thinking/ reasoning. CONTRAFACTUAL THINKING adalah mengubah secara mental beberapa aspek masa lalu dengan cara mengimajinasikan hal yang telah lalu.
Pikiran-pikiran counterfactual dapat memiliki pengaruh
besar terhadap reaksi emosi kita dalam menghadapi apa yang terjadi. Semakin mudah mental membatalkan suatu hasil (membayangkan apa yang telah terjadi seolah tidak terjadi), semakin kuat reaksi emosional terhadap hal itu. 2. Menekan Pikiran dan Pemrosesan Ironis
Menekan pikiran atau THOUGHT SUPPRESSION
adalah usaha untuk menghindari berpikir mengenai sesuatu hal yang ingin kita lupakan. Ironisnya, hal ini justru dapat berakibat keadaan sebaliknya, yaitu ketika seseorang mencoba sekuat tenaga untuk tidak berpikir mengenai sesuatu (misalnya Si A berusaha untuk tidak memikirkan lelucon mengenai orang pendek ketika pimpinannya yang sangat pendek sedang berdiri di dekatnya), maka ketika ia tidak dapat lagi menahan, pikiran ini sangat mungkin justru keluar tanpa dapat dicegah. Meningkatkan Pemikiran Manusia
Salah satu tujuan berpikir terkendali
adalah untuk mengoreksi dan menyeimbangkan (check and balances) pikiran otomatis . Pikiran terkendali mengambil alih pikiran otomatis bila terjadi kondisi yang tidak seperti biasanya. Sejauh mana seseorang dapat mengoreksi kesalahan dan berpikir secara lebih baik? Hal ini dapat dilakukan dengan dua pendekatan. Pendekatan pertama, mengajarkan kepada individu untuk lebih rendah hati mengenai kemampuan penalarannya. Kita seringkali memiliki keyakinan yang lebih besar mengenai penilaian/keputusan kita daripada kenyataannya Pendekatan yang lain adalah mengajarkan prinsip dasar statistik dan metodologi untuk bernalar secara benar. Prinsip yang dimaksudkan adalah kesiapan pikiran seperti halnya dalam belajar statistik dan desain metode penelitian, misalnya bila kita ingin menggeneralisir suatu informasi dari suatu kelompok sampel (menarik kesimpulan untuk suatu populasi berdasarkan informasi yang didapat dari sampel), kita harus memiliki ukuran sampel (subjek penelitian) dalam jumlah besar dan tidak bias