CI LAHAN CI INSTITUSI
…………………………… …………………………..
KATA PENGANTAR
Puji syukur ke hadirat Allah Swt atas segala rahmat dan hidayah-Nya sehingga
penulis dapat menyelesaikan Laporan pendahuluan yang berjudul “DEFISIT PERAWATAN
DIRI “ dengan baik dan tepat pada waktunya.
Dengan segala kerendahan hati Penulis selaku penyusun laporan pendahuluan ini
menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, penulis senantiasa
mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari pembaca demi kesempurnaan
laporan yang serupa dimasa yang akan datang.
Demikian, Semoga segala yang tertulis di dalam laoran pendahuluan ini bermanfaat,
selebihnya mohon maaf yang sebesar-besarnya
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
2. Rumusan Masalah
3. Tujuan
BAB II PEMBAHASAN
A. Konsep Teoritis
1. Definisi
2. Anatomi fisiologi
3. Etiologi
4. Patofisiologi
5. Pohon masalah
6. Manifestasi klinis
7. Pemeriksaan penunjang
8. Penatalaksanaan
9. Komplikasi
B. Konsep Dasar Keperawatan
1. Pengkajian
2. Diagnosa Keperawatan
3. Intervensi dan rasional
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Data statistik yang dikemukakan oleh WHO (2012) menyebutkan bahwa
sekitar 450 juta orang didunia mengalami masalah gangguan kesehatan jiwa.
Sepertiga diantaranya terjadi di Negara berkembang. Data yang ditemukan oleh
peneliti di Harvard Univercity College London, Mengatakan penakit kejiwaan pada
tahun 2016 meliputi 32% dari semua jenis kecacatan diseluruh dunia. Angka tersebut
meningkat dari tahun sebelumnya (VOA Indonesia, 2016).
Menurut WHO (2016) terdapat sekitar 35 juta orang terkena depresi, 60 juta
orang terkena bipolar, 21 juta orang terkena skizofrenia, serta 47,5 juta terkena
dimensia. Jumlah penderita gangguan jiwa di Indonesia saat ini adalah 236 juta orang
dengan kategori gangguan jiwa ringan 6% dari populasi dan 0,17 % menderita
gangguan jiwa berat, 14,3% diantaranya mengalami pasung. Tercatat sebanyak 6%
penduduk berusia 15-24 tahun mengalami gangguan jiwa, dari 34 provinsi di
Indonesia. Sementara barat merupakan peringkat ke Sembilan dengan jumlah
gangguan jiwa sebanyak 50.608 jiwa dan prevalensi masalah skizofrenia pada urutan
ke 2 sebanyak 1,9 permil peningkatan gangguan jiwa yang terjadi saat ini akan
menimbulkan masalah baru yang disebabkan ketidakmampuan dan gejala-gejala yang
ditimbulkan oleh penderita (Riskesdas, 2013).
Perawatan diri adalah salah satu kemampuan dasar manusia dalam memenuhi
kebutuhan hidupnya, kesehatan dan kesejahteraan sesuai dengan kondisi kesehatan
nya. Defisit perawatan diri merupakan suatu kondisi pada seseorang yang mengalami
kelemahan kemampuan dalam melakukan/melewati aktivitas perawatan diri secara
mandiri.
2. Rumusan Masalah
Bagaimana Asuhan Keperawatan dari defisit perawatan diri ?
3. Tujuan
Untuk mengetahui secara teori mengenai defisit perawatan diri dan Asuhan
Keperawatan yang akan dilakukan.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Konsep Teoritis
1. Definisi
Defisit perawatan diri adalah kurangnya perawatan diri pada pasien
dengan gangguan jiwa terjadi karena adanya perubahan proses fiikir sehingga
kemampuan untuk melakukan aktivitas perawatan diri menurun. Kurang
perawatan diri terlihat dari ketidakmampuan merawat kebersihan diri
diantaranya mandi, makan/minum secara mandiri, berhias secara mandiri,
toileting BAK/BAB (Damiyanti, 2012)
Defisit perawatan diri adalah gangguan kemampuan melakukan aktivitas
perawatan diri (mandi, berhias, makan serta toileting) kegatan itu harus
dilakukan secara mandiri.
Defisit perawatan diri adalah kemampuan dasar yang dimiliki manusia
dalam melengkapi kebutuhannya dalam kelangsungan hidupnya sesuai kondisi
kesehatan nya.(Damayanti & Iskandar, 2012).
2. Anatomi Fisiologi
Sistem persarapan merupakan salah satu organ yang berfunggsi untuk
menyelenggarakan kerja sama yang rapi dalam organisasi kegiatan tubuh.
Dengan pertolongan saraf . susunan syaraf terdiri darintiga bagian yaitu
susunan syraf perifer, susunan syaraf autonom. Susu syaraf dibagi atas dua
bagian penting otak, sumsum tulang belakang. Neuron adalah unit dasar
sistem persarapan terdapat berjuta – berjuta neuron di dalam sistem saraf.
3. Etiologi
a. Faktor predisposisi
1) Perkembangan
Keluarga terlalu melindungi dan memanjakan klien sehingga
perkembangan inisiatif tergaggu.
2) Biologi
Penyakit kronis yang menyebabkan klien tidak mampu melakukan
perawatan diri.
3) Kemampuan realitas turun
7. Penatalaksanaan
Klien dengan gangguan defisit perawatan diri tidak membutuhkan
perawatan medis, karena hanya mengalami ganguan jiwa, pasien lebih
membutuhkan trapi kejiwaan melalui komunikasi terapeutik
8. Komplikasi
Akibat dari defisit perawatan diri menurut damiyanti 2012 sebagai berikut
a. Dampak fisik
Banyak gangguan kesehatan dan diderita seseorang karena tidak
terpeliharanya kebersihan perorangandengan baik, gangguan 12 fisik yang
sering terjadi adalah : gangguan integritas kulit, gangguan membrane
mukosa mulut, infeksi pada mata dan telinga dan gangguan fisik pada
waktu.
b. Dampak psikososial masalah sosial yang berhubungan dengan personal
hygine adalah gangguan kebutuhan aman nyaman, kebutuhan cinta
mencintai, kebutuhan harga diri, aktualitas
B. Konsep Dasar Keperawatan
1. Pengkajian
a. Identitas
1) Perawat yang merawat klien melakukan perkenalan dan kontrak
dengan klien tenttang nama perawat, nama klien, panggilan perawat,
panggilan klien, tujuan, waktu, tempat pertemuan dan topik yang akan
dibicarakan. Kemudian usia dan nomor rekam medis.
2) Mahasiswa menuliskan sumber data yang didapat
b. Alasan masuk
Tanyakan pada keluarga dan klien :
1) Apa yang menyebabkan klien/keluarga datang kerumahsakit saat ini ?
2) Apa yang sudah dilakukan oleh keluarga untuk mengatasi masalah ?
3) Bagaimana hasilnya?
c. Faktor predisposisi
1) Tanyakan pada klien/keluarga apakah klien pernah mengalami
gangguan jiwa dimasa lalu.
2) Tanyakan pada klien apakah klien pernah melakukan dan atau
mengalami atau menyaksikan penganiayaan fisik seksual, penolakan
diri, lingkungan, kekerasan dalam keluarga dan tindakan kriminal.
3) Tanyakan pada klien atau keluarga apakah ada anggota keluarga
lainnya yang mengalami gangguan jiwa.
4) Tanyakan pada klien/keluarga tentang pengalaman yang tidak
menyenangkan (kegagalan, kehilangan, perpisahan, kematian,
terutama selama tumbuh kembang) yang pernah dialami klien pada
masalalu.
d. Fisik
Pengkajian fisik difokuskan pada sistem dan fungsi organ :
1) Ukur dan observasi TTV
2) Ukur tinggi badan dan berat badan
3) Tanyakan kepada klien dan keluarga, apakah ada keluhan fisik yang
dirasakan.
4) Kaji lebih lanjut sistem dan fungsi organ serta jelaskan dengan
keluhan yang ada
5) Masalah keperawatan ditulis sesuai dengan data yang ada
e. Psikososial
1) Genogram
2) Konsep diri
3) Hubungan sosial
4) Spiritual
f. Status mental
1) Penampilan
2) Pembicaraan
3) Aktvitas motorik
4) Alam perasaan
5) Efek
6) Interaksi selama wawancara
7) Persepsi
8) Proses pikir
9) Isi pikir
10) Tingkat kesadaran
11) Memori
12) Tingkat konsentrasi dan berhitung kemampuan penilaian
13) Daya tarik diri
g. Kebutuhan persiapan pulang
1) Makan
2) BAB/BAK
3) Mandi
4) Berpakaian
5) Istirahat dan tidur
6) Penggunaan obat
7) Pemeliharaan kesehatan
8) Kegiatan didalam rumah
9) Kegiatan diluar rumah
h. Mekanisme koping
Data dapat melalui wawancara pada klien atau keluarganya
i. Masalah psikososial dan lingkungan
Data dapat melalui wawancara pada klien atau kelurganya pada tiiap
masalah yang dimiliki klien beri uraian spesifik, singkat dan jelas.
j. Pengetahuan
Data dapat melalui wawancara pada klien atau keluarganya pada tiap
item yang dimiliki oleh klien simpulkan dalam masalah.
k. Aspek medik
Tuliskan diagnosa medik klien yang telah dirumuskan oleh dokter
yang merawat. Tuliskan obat-obat klien saat ini, baik obat pisik,
psikofarmakolog dan terapi lainnya.
l. Daftar masalah
1) Tuliskan semua masalah disertai data pendukung, yaitu data subjektif
dan data objektif.
2) Buat pohon masalah dari data yang telah dirumuskan
m. Daftar diagnosa keperawatan
1) Rumuskan diagnosa dengan rumusan (permasalahan) (etiologi
berdasarkan pohon masalah)
2) Urutkan diagnosa sesuai prioritas.
2. Diagnosa Keperawatan