Anda di halaman 1dari 20

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI i
ABSTRAK ii
BAB I. PENDAHULUAN 1
A. Latar Belakang 1
B. Rumusan Masalah 2
C. Tujuan Penulisan 2
BAB II. KAJIAN PUSTAKA 3
A. Deskripsi Teori 3
B. Penelitian Dan Pengembangan 6
C. Kerangka Berfikir 7
BAB III. PEMBAHASAN 9
A. Hasil Pengembangan Produk Awal 9
B. Hasil Pengembangan Produk Akhir 15
C. Keterbatasan Pengembang Dalam Pembuatan Media 16
BAB VI. PENUTUP 17
A. Kesimpulan 17
B. Saran 17
LAMPIRAN 18
DAFTAR PUSTAKA 20
PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN
BERBASIS LMS DI MASA PANDEMI

Oleh:
Ilma Rizqi Ana, S.Pd.
Intan Risky Gumana Putri, S.Pd.
Nike Pebita Sari, S.Sos.

ABSTRAK

Karya ilmiah dengan judul pengembangan media pembelajaran berbasis


LMS dimasa pandemi ini di buat bertujuan untuk (1) meghasil produk media
pembelajaran berbasis Learning Management System (LMS) dimasa pandemi, (2)
mengetahui penilaian kelayakan media pembelajaran berbasis LMS dimasa
pandemi, dan (3) mengetahui respon peserta didik sebagai user yang
menngunakan media pembelajaran berbsis LMS dimasa pandemic.
Karya ilmiah Pengembangan pengembangan media pembelajaran berbasis
LMS dimasa pandemi merupakan jenis penelitian dan pengembangan atau
Research and Development (R & D) menggunakan model pengembangan 4D
yang memiliki 4 tahapan yaitu Define untuk mendefinisikan masalah yang ada,
Design menghasilkan rancangan produk, Develope untuk mengetahui hasil media,
and Dessemination pada tahapan ini masuk pada penyebaran media pada
pengguna. Subjek yang digunakan untuk melakukan uji coba adalah peserta didik
SMK PGRI 1 mejayan sejumlah 10 peserta didik . Teknik pengumpulan data yang
dilakukan adalah observasi dan pertanyaan tertutup untuk mendapatkan data awal
dari keadaan yang terjadi di SMK PGRI 1 Mejayan.
Hasil karya ilmiah ini berupa produk media pembe;ajaran berbasis LMS
yang dapat digunakan dimasa pandemi, dimana media LMS merupakan platform
online Dimana pada media pembelajaran ini memuat kegiatan assincronus dan
sincronus. Hasil uji coba media pembelajaran didapatkan bahwa media
pembelajaran ini dapat membantu siswa dalam melakukan pembelajaran secara
daring selama pandemic.
Respon peserta didik terhadap media ini sangat baik karena mereka dapat
melakukan pembelajaran dimanapun mereka derada dengan syarat mereka
memilik akses internet. Dan mereka dapat melakukan diskusi meskipun
pembelajaran dilakukan secara Darring.

Kata kunci: Pengembangan, Media Pembelajaran, LMS


BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dunia saat ini sedang dilanda pandemi covid19, tidak terkecuali Indonesia.
Virus yang berasal dari Wuhan China pada akhir 2019 lalu menyerang infeksi
saluran pernapasan seperti batuk/ pilek dan menurunkan imun tubuh yang sifatnya
lebih mematikan. Pertumbuhan kasus di Indonesia cukup tinggi yang membuat
pemerintah mengeluarkan kebijakan baru demi menghentikan penyebaran covid-
19 yaitu menerapkan PPKM (Pemberlakuan Pembatasan Kegaitan Masyarakat)
dan menghimbau 3 M (menggunakan masker, mencuci tangan dengan sabun, dan
menghindari Kerumunan. Pandemi covid19 berdampak di beberapa sektor
diantaranya ekonomi, pariwisata, transportasi, manufaktur, sosial, pangan, dan
pendidikan.

Pendidikan adalah salah satu faktor utama berkembangnya sebuah Negara


yang juga terdampak covid19. Pembelajaran daring adalah solusi terbaik saat ini
yang bisa dilakukan, namun terdapat berbagai keluhan yang dialami peserta didik
ketika belajar dirumah. Sehingga, guru harus melakukan perubahan, mulai dari
mindset, hubungan sosial, ekonomi, pekerjaan, dan kreatifitas dalam pembeajaran
yang bertujuan agar peserta didik merasa tetep bersemangat dalam belajar.

Pada masa PPKM, model pembelajaran daring memaksa semua guru harus
menggunakan IT sebagai sarana pembelajaran. Bagi SMK khususnya SMK PGRI
1 Mejayan penggunaan metode daring dan IT bukan sesuatu yang baru.
Mengingat pada pembelajaran keseharian terutama saat peserta didik Prakerin
(Praktik Kerja Industri), metode ini sudah terbiasa digunakan untuk belajar materi
teori atau penugasan latihan.

Sebagai peserta didik SMK yang terbiasa banyak praktikum di laboratorium


atau lapangan, waktu yang cukup lama terkungkung di rumah tanpa banyak
aktifitas di luar karena kondisi Corona merupakan sesuatu yang cukup menyiksa.
Hambatan ini juga terjadi bagi guru yaitu banyak peserta didik yang sengaja tidak
mengikuti pembelajaran daring disebabkan tidak memiliki kuota internet untuk
mengakses pembelajaran sehingga peserta didik tersebut tertinggal dan tidak
mendapatkan nilai. Selain itu masih ada beberapa peserta didik yang tidak
memiliki fasilitas seperti handphone untuk melakukan kegiatan pembelajaran.

Hal ini menjadi sebuah tantangan bagi bapak/ ibu guru untuk mengajar.
Banyak platform/ aplikasi digital yang digunakan untuk pembelajaran mulai dari
zoom, google meet, webex, dan sejenisnya. Meskipun pembelajaran daring
menjenuhkan, namun platform/ aplikasi tersebut sangat dibutuhkan dalam
pembelajaran. Dalam hal ini, kreatifitas bapak/ ibu guru harus ditunjukkan agar
pembelajaran menyenangkan. Penulis sangat tertarik dengan platform online
Learning Management System (LMS) dikarenakan kontennya variatif yang terdiri
dari virtual meeting, mengerjakan soal, upload dokumen, dan adanya ruang
kolaborasi/ diskusi. Sederhananya, Learning Management System (LMS)
merupakan perangkat lunak yang digunakan untuk membuat materi perkuliahan
on-line berbasiskan web dan mengelola kegiatan pembelajaran serta hasil-
hasilnya. Guru pun bisa membuat konsep LMS sendiri untuk memodifikasi metode
pembelajaran daring sehingga peserta didik lebih aktif. Oleh sebab itu,
berdasarkan penjabaran latar belakang diatas, maka penulis terdorong akan
Melakukan “Pengembangan Media Pembelajaran Berbasis LMS di Masa
Pandemi”

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana hasil produk Media Pembelajaran Berbasis LMS di Masa Pandemi ?
2. Bagaimana penilaian kelayakan Media Pembelajaran Berbasis LMS di Masa
Pandemi?
3. Bagaimana respon peserta didik sebagai user Menggunakan Media
Pembelajaran Berbasis LMS di Masa Pandemi

B. Tujuan Penulisan
1. Untuk menghasilkan hasil produk Media Pembelajaran Berbasis LMS di Masa
Pandemi
2. Untuk Mengetahui penilaian kelayakan Media Pembelajaran Berbasis LMS di
Masa Pandemi
3. Untuk mengetahui respon peserta didik sebagai user Menggunakan Media
Pembelajaran Berbasis LMS di Masa Pandemi
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Deskripsi Teori
1. Media Pembelajaran
Menurut [ CITATION Sun13 \l 1033 ]menyebutkan bahwa media pembelajaran
adalah segala macam alat atau perlengkapan berupa apapun yang dapat
digunakan oleh guru atau pengajar atau instruktur atau pelatih untuk membantu
dan memperlancar proses belajar. Sedangkan Media pembelajaran menurut
[ CITATION Ars11 \l 1033 ] diartikan sebagai media yang membawa suatu pesan
berupa informasi yang bertujuan instruksional dan mengandung maksud
pengajaran.
Media pembelajaran meliputi alat yang digunakan secara fisik untuk
menyampaikan materi pengajaran. Seperti halnya yang disampaikan oleh
[ CITATION Huj13 \l 1033 ] bahwa media pembelajaran adalah alat metode dan teknik
yang digunakan dalam rangka lebih mengefektifkan komunikasi dan interaksi
antara pendidik dan peserta didik dalam proses pembelajaran di kelas. Media yang
digunakan dalam pembelajaran terdiri atas berbagai macam. Jenis dari media
pembelajaran berdasarkan perkembangan teknologi 14 dapat dikelompokkan ke
dalam empat kelompok, antara lain: (1) Media Hasil Teknologi Cetak; (2) Media
Hasil Teknologi Audio Visual; (3) Media Hasil Teknologi Berbasis Komputer; (4)
Media Hasil Gabungan Teknologi Cetak dan Komputer. Keempat jenis media
pembelajaran tersebut memiliki fungsi dan tujuan yang sama yaitu sebagai sarana
penyampaian informasi.
Pemakaian media dalam proses pembelajaran dapat mengurangi berbagai
keterbatasan, dapat membangkitkan keinginan dan minat yang baru,
membangkitkan motivasi dan rangsangan kegiatan belajar, dan bahkan membawa
pengaruh-pengaruh psikologi terhadap siswa. Melalui perangkat pembelajaran
yang baik akan menuntun siswa untuk dapat meningkatkan hasil belajar dengan
baik.
2. Pengertian Learning Management System (LMS)
Menurut [ CITATION Ami13 \l 1033 ] Learning Management System (LMS) atau
Course Management System (CMS), juga dikenal sebagai Virtual Learning
Environment (VLE) merupakan aplikasi perangkat lunak yang digunakan oleh
kalangan pendidik, baik universitas / perguruan tinggi dan sekolah sebagai media
pembelajaran online berbasis internet (e-learning). LMS merupakan suatu aplikasi
atau software yang digunakan untuk mengelola pembelajaran online yang meliputi
beberapa aspek yaitu materi, penempatan, pengelolaan, dan penilaian [ CITATION
Mah12 \l 1033 ].
Berdasarkan penjabaran tersebut dapat disimpulkan bahwa pada dasarnya
LMS adalah suatu software yang berisi fitur-fitur yang dibutuhkan dalam proses
pembelajaran. Dengan menggunakan LMS guru maupun dosen dapat mengelola
kelas dan saling bertukar informasi dengan siswa. Selain itu, akses terhadap
materi pembelajaran yang berlangsung dalam kurun waktu yang telah ditentukan
juga dapat dilakukan.
B. Penelitian dan pengembangan
Istilah perkembangan (development) hampir dapat diartikan menjadi
pertumbuhan (growth). Keduanya dapat diartikan adanya perubahan dari suatu
keadaan menjadi keadaan lainnya. Kehidupan dalam era global saat ini menuntun
berbagai perubahan pendidikan yang bersifat mendasar. Perlu adanya perubahan
dalam bidang pendidikan dilihat dari kebutuhan dan relevansinya.
Penelitian pengembaangan media ini menggunakan metodologi Reasearch
and Development(R&D). Metode penelitian pengembangan ini bertujuan untuk
menghasilkan produk baru melalui proses pengembangan. Metode penelitian
pengembangan adalah metode penelitian yang digunakan untuk menghasilkan
produk tertentu dan menguji keefektifan produk tersebut [ CITATION Sug15 \l
1033 ].Untuk dapat menghasilkan produk tertentu digunakan penelitian bersifat
analis kebutuhan dan untuk menguji keefektifan produk tersebut dapat berfungsi di
masyarakat luas maka diperlukan penelitian untuk menguji keefektifan produk
tersebut. Metodologi penelitian R&D terdapat beberapa model penelitian yaitu
model 4D,ASSURE, Kemp, Hannafin dan Peck, Gagne and Briggs, ADDIE, Borg &
Gall, dan Sugiyono yang menyederhanakan dari model Borg & Gall. Dalam
penelitian ini peneliti menggunakan model 4D.
Model 4D terdiri dari empat tahapan utama yaitu Define, Design, Develop
dan Disseminate dimana disetiap tahapanya memiliki penjabaran lebih lanjut
menjadi sub-sub tahapan seperti pada gambar di bawah ini:

Gambar 1. Alur metode 4D

Dimana alur penerapan metode 4D tersebut di jabarkan sebagai berikut:


1. Define (Pendefinisian) melakukan observasi dalam hal ini diketahui pada
pembelajaran daring selama pandemi peserta didik membutuhkan media interaktif
yang dapat membatu mereka dalam melakukan proses belajar.
2. Design (Perancangan), pada tahap design ini pengembang media melakukan
design media yang akan digunakan dan sesuai dengan kebutuhan siswa yakni
media pembelajaran berbasis LMS.
3. Develop (Pengembangan), pada tahap ini dilakukan pembuatan media
pembelajaran yang telah ditentukan yakni media pembelajaran berbasis LMS.
Selanjutnya dilakukan uji coba terhadap media pembelajaran tersebut.
4. Disseminate (Penyebarluasan), pada tahap ini model pembelajaran yang telah
dibuat di uji coba dan disebarkan secara luas. Tahap dissemination dilakukan
dengan cara sosialisasi media ajar.

C. Kerangka Pemikiran
Pandemi yang di alami di Indonesia menuntut pembelajaran yang ada di
sekolah di lakukan secara online, dan dari hasil observasi pembelajaran daring
yang dilakukan di sekolah sangat minim dan kurang maksimal sehingga perlu
adanya media yang membantu memaksimalkan proses pembelajaran secara
daring yakni media pembelajaran berbasis LMS.
BAB III
PEMBAHASAN

A. Hasil Pengembangan Produk Awal


Pengembangan produk LMS di SMK PGRI 1 Mejayan ini menggunakan
metode 4D dikembangan dengan model penelitian 4D yang terdiri dari empat
tahapan yaitu Define (pendefinisian), Design (perancangan), Develop (pengem-
bangan), dan Disseminate (penyebaran) adapaun tahapan penelitian yang
dilakukan dapat dijabarkan secara rinci pada penjelasan berikut:

1. Define, Tahapan ini melakukan observasi dan analisa dimana hasil observasi
didapatkan bahwa 99% peserta didik memiliki gawai/ smartphone yang support
untuk melakukan pembelajaran daring, peserta didik mengharapkan media
pembelajaran yang interaktif dan tidak memakan banyak ruang penyimpanan,
serta semua hasil pembelajaran tersinkron, karena banyaknya mata pelajaran
yang harus di tempuh setiap siswanya dan pembelajaran daring yang dilakukan di
sekolah selama ini menggunakan platform google clas room dan WA group. Oleh
karena itu pengemban media memutuskan untuk menggunakan plat form
MOODLE dengan mengembangkan media pembelajaran berbasis LMS.

2. Design, tahapan ini pengembang melakukan perancangan media pembelajaran


yang kaan di gunakan sebagai perangkat pembelajaran online. Dimana tahapan
pada rancang bangun media pembelajaran ini dapat dilihat pada gambar di bawah.

Gambar 2. Rencana pembuatan media pembelajaran berbasis LMS


Setelah melakukan rancangan media selanjutnya adalah menyiapkan alat dan
bahan dalam pembuatan media pembelajaran berbasis LMS dimaha hal yang
disiapkan adalah module pembelajaran, video pembelajaran, skill passport dan
joob sheet, setelah semua bahan terkumpul tahap yang dilakukan adalah
pembuatan media pembelajaran yakni seperti pada tahap berikut:
a. Log In

Gambar 3. Tampilan Log In LMS

Tampilan ini adalah tempat peserta didik untuk melakukan login dan masuk
ke media pembelajaran berbasis LMS. Peserta didik dapat masuk pada halaman
ini dengan memasukan username ( e-mail yang telah di masukan pada system)
serta paswort yang telah di buat sebelumnya.

b. Tampilan Awal

Gambar 4. Tampilan Awal LMS


Tampilan awal ini berisi kelas yang akan diikuti oleh peserta didik dimana
peserta didik dapat memilih kelas sesuai dengan petunjuk pendidk sebelumnya.
Jika peserta didik sudah memilih kelas maka akan muncul tampilan course yang
akan diikuti. Seperti pada gambar di bawah ini.
Gambar 5. Tampilan Awal LMS setelah memilih course

Tahapan ini peserta didik di tampilkan Kompetensi dasar atau KD yang akan di
pelajari. Peserta didik diarahlan untuk memilih KD sesuai dengan materi yang akan
diajarkan pada jam pembelajaran. Dimana pada tahap ini ada beberapa kegiatan
yang harus di selesaikan oleh peserta didik seperti pada gambar di bawah:

Gambar 6. Tampilan Awal LMS kegiatan pelatihan

Tampilan ini berisikan materi yang akan di tempuh oleh peserta didik yakni
assincronus berisikan pelaksanaan kelas online menggunakan google meet
dimana dalam hal ini peserta didik akan didampingi oleh pendidik melakukan
pembelajaran online selanjutnya setelah pelaksanaan assincronus peserta didik
melakukan sincronus yakni memulai dari diri atau apersepsi pembelajaran,
eksplorasi konsep berisikan materi ajar, ruang kolaborasi berisikan materi diskusi
bersama dan pelaksanan penugasan pada siswa. Pada tahap ini peserta didik
diberikan tugas skill passport sebagai bahan ajar untuk melakukan praktik
pembelajaran, unggahan laporan praktik serta melakukan kuis pembejaran dan
refleksi terbimbing sebagai pengingat materi pembelajaran.

c. Halaman course
Tampilan course ini berisi materi ajar dan tugas tugas yang harus di
selesaikan siswa dimana isi dari halaman course ini dapat dilihat seperti gambar
di bawah :

Gambar 7. Tampilan kegiatan assincronus

Tahap diatas merupakan platform diskusi secara langsung melalui platform google
meet antara pendidik dan peserta didik. Dimana dalam kegiatan ini peserta didik
dapat mennayakan masalah yang dialami selama pembelajaran berlangsung,
serta pendidik dapat memantau keadaan peserta didik selama pembelajaran
berlangsung. Selanjutnya adalah paparan materi modul dan video dimana tampilan
nya adalah sebagai beriku:

Gambar 8. Tampilan Apersepsi Materi

Pada platform ini peserta didik diberikan apersepsi pembelajaran untuk


memancing peserta didik mengetahui tentang materi yang akan di pelajari
selanjutnya dimana peserta didik di arahkan untuk mengeklik answer the
question untuk menjawab pertanyaan apersepsi yang akan dikerjakan.
Gambar 9. Tampilan Penyelesaian Masalah Appersepsi

Setelah peserta didik masuk pada halaman pertanyaan pada kegiatan apersepsi
peserta didik dapat menjawab pertanyaan dan dengan menuliskan jawaban pada
kolom yang telah di sediakan, kemudian peserta didik klik Submit Questionaire
untuk menyimpan jawaban. Selanjutnya adalah eksplorasi konsep dimana
tampilanya pada gambar berikut:

Gambar 10. Eksplorasi konsep

Tampilan ini peserta edidik dapat mendwonload modul dan melihat video
pembelajaran yang disediakan oleh pendidik dan selanjutnya menjawab
pertanyaan refleksi yang disediakan pada akhir slide dengan memberikan
komentar pada kolom your notes and question.

Gambar 11. Ruang kolaborasi


Ruang kolaborasi ini menyajikan tempat berdiskusi kelompok pada siswa dimana
masalah diskusi telah di berikan pada ruang diskusi dan hasil diskusi da[at di
upload pada course unggah hasil diskusi dengan melakukan klik add submission.
Setalah melakukan diskusi masalah peserta didik diarahkan untuk mengerjakan
tugas mandiri pada course :

Gambar 12. Download dan Upload Tugas Skill Pasport

Cara download joob sheet dan skill passport hanya dengan klik course 3.1.e Tugas
Skill Pasport selanjutnya dapat dikerjakan oleh siswa dan di upload pada course
3.1.f unggah penyelesaian skill passport seperti pada kegiatan ruang kolaborasi.

Gambar 13. Ruang Refleksi terbimbing dan Quis

Tahap akhir dari pembelajaran adalah refleksi peserta didik mengungkapkan


simpulan hasil pelajar dengan melakukan add new blog dan berikutnya
melakukan kuis pada 3.1.h Kuis Blog selanjutnya klik attempt quiz now dan start
attempt kemudian melakukan penyeleseian kuis seperti pada gambar dan muncul
hasil penilaian.

Gambar. 14 Quis Pembelajaran

3. Develop, sebelum di berikan pada peserta didik media pembelajaran dilakukan


uji coba pada peserta didik secara acak dimana hasil dari uji coba di dapatkan
media pembelajaran ini tidak ada kendala dalam proses pembelajaran. dan media
dapat digunakan dalam proses pembelajaran berikutnya.

4. Disseminate, proses penyebarluasan media pembelajaran pada seluruh siswa


dan melakukan pengenalan produk kepada peserta didik selaku pengguna.

B. Hasil Kajian Produk Akhir

Kelayakan media pembelajaran berbasis LMS pada peserta didik SMK


PGRI 1 Mejayan dapat dikatakan sangat layak digunakan hal ini dikarenakan
dengan menggunakan media pembelajaran ini peserta didik dapat melakukan
pembelajaran secara online, dengan satu platform tanpa harus menginstal aplikasi
dan menghabiskan ruang penyimpanan. Hal ini sesuai dengan teroi yang
diungkapkan oleh [ CITATION Huj13 \l 1033 ] bahwa media pembelajaran adalah alat
metode dan teknik yang digunakan dalam rangka lebih mengefektifkan komunikasi
dan interaksi antara pendidik dan peserta didik dalam proses pembelajaran di
kelas.

Pembuatan media pembelajaran online berbasis LMS sangat membatu


mengatasi masalah pembelajaran yakni tidak terbatas ruang dan waktu, tidak
menghabiskan banyak ruang penyimpanan pada smartphone, peserta didik tetap
dalam pantauan pendidik saat melakukan google meet, serta peserta didik dapat
melakukan diskusi bersama teman sebaya dan pendidik dalam penyelesaian
masalah. Dan beberpa penelitian yang menggunakan platform LMS juga
mengungkapkan keberhasilan media ini dalam pembelajaran oline dengan
presentase Sebesar 87,91% dengan kategori sangat baik. [CITATION Egh20 \l 1033 ].
Oleh karena itu pengembangan media pembelajaran berbasis LMS seperti ini
hendaknya diperbanyak terutama untuk beberapa mata pelajaran yang kompleks
agar membantu peserta didik lebih memahami materi dan membantu peserta didik
untuk mencapai tujuan pembelajaran. LMS ini sangat praktis digunakan, seperti
pada saat waktu istirahat atau saat menunggu proses pembelajaran dimulai,
peserta didik dapat melihat video dan materi yang dibuat agar lebih mampu
menangkap informasi yang disampaikan.

C. Keterbatasan Pengembang Dalam Pembuatan Media


Pembuatan media pembelajaran berbasis LMS ini terdapat beberapa
keterbatasan yang di paparkan seperti berikut:

1. Memerlukan server yang baik dimana mole menyediakan platform secara


geratis tetapi paabila untuk pengguna yang banyak maka kita disarankan untuk
membeli platform server Moodle dengan harga yang lumayan.

2. Terlalu bergantung dengan penggunaan koneksi internet. Oleh karena itu, perlu
adanya pemerataan jaringan internet ke seluruh lokasi Indonesia. Hal ini agar
siswa dapat merasakan akses internet yang baik.
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengembangan media pembelajaran didapatkan disimpulkan
bahwa:
1. Hasil dari pengembangan media ini merupakan media pembelajaran berbasis
Learning Management System (LMS) yang akan diterapkan di SMK PGRI 1
Mejayan. Dimana pada media pembelajaran ini memuat kegiatan assincronus dan
sincronus. Kegiatan sincronus berupa melakukan google meet dan sincronus
merupakan kegiatan belajar mandiri yang dilakukan oleh para peserta didik.
2. Hasil uji coba media pembelajaran didapatkan bahwa media pembelajaran ini
dapat membantu siswa dalam melakukan pembelajaran secara daring selama
pandemic.
3. Respon peserta didik terhadap media ini sangat baik karena mereka dapat
melakukan pembelajaran dimanapun mereka derada dengan syarat mereka
memilik akses internet. Dan mereka dapat melakukan diskusi meskipun
pembelajaran dilakukan secara Darring.

B. Saran
Berdasarkan hasil pengembangan media dan melihat hasilnya maka penulis
menyampaikan beberapa saran yakni :
1. pemanfaatkan media ini dapat dilakukan pada setiap kelas yang ada di SMK
PGRI 1 Mejayan dan dikembangkan oleh setiap pendidik dalam setiap pelajaran.

2. Pendidik lebih lanjut melakukan evaluasi terhadap pengembangan media


pembelajaran berbasis LMS Sehingga dapat lebih rinci mengukur keberhasilan
pemberlakuan media pembelajaran berbasis LMS.
LAMPIRAN

Lampiran 1. Hasil Observasi kelas

Observer Hasil Observasi


Media pembelajaran siswa zoom, google meet, webex, dan
sejenisnya
Keadaan peserta didik 99% peserta didik memiliki smartphone
Keaktifan peserta didik Kurang tertarik terhadap pembelajaran
secara daring dengan media WA
Group dan Clasroom
Lampiran 2. Hasil Media

Tampilan Keterangan
Tampilan awal untuk melkukan log in
Masuk pada plat form LMS

Tampilan couse dan pemilihan kelas


untuk melaksanakan pembelajaran

Tampilan isi pembelajaran dan


pelaksaan kuis untuk assessment
serta menilai kompetensi siswa .
Lampiran 3. Hasil Uji coba pada peserta didik

Pertanyaan Hasil
Apakah media pembelajaran ini 90% dari 10 peserta didik
membantu anda ? menyatakan terbatu denggan media ini
Bagaimana tampilan dari aplikasi ini 80% dari 10 peserta didik menyatakan
tampilan dari pembelajaran ini menarik
dan mudah di pahami dan 20%
menyatakan masih asing dengan
tampilan model pembelajaran
Apakah media ini mudah untuk di 80% dari 10 peserta didik menyatakan
pelajari? media ini mudah di pahami dan kalimat
nya mudah di mengerti

Lampiran 4. Gambar uji coba oleh siswa


DAFTAR PUSTAKA

Amiroh. (2013). Antara Schoologi, Moddle dan Edmodo. Retrieved Agustus 12,
2021, from http://amiroh.web.id/antara- moodle-edmodo-dan-schoology/.

Arsyad, A. (2011). Media Pembelajaran. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Egha Alifa Putra, R. S. (2020). Pengembangan Smartphone Learning Management


System (S-LMS) Sebagai Media Pembelajaran Matematika di SMA. Journal
Matematika kreatif - inovatif, Vol 11, No 1 .

Hujair AH Sanaky. (2013). Media Pembelajaran Interaktif-Inovatif. Yogyakarta:


Kaukaba Dipantara.

Mahnegar, F. (2012). Learning Management System. . International Journal of


Business and Social Science.

Sugiyono. (2015). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif,


dan R&D . Bandung: Alfabeta.

Sunaryo, S. (2013). Psikologi Pendidikan. Yogyakarta: UNY Press.

Anda mungkin juga menyukai