Anda di halaman 1dari 4

TUGAS PANCASILA

Disusun Oleh :
Purwanti Nurindah Sari

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

POLITEKNIK KESEHATAN YOGYAKARTA

JURUSAN KEPERAWATAN

2020
Demokrasi Terpimpin
PADA HUT ke-73 RI, kita coba melihat kilas balik perjalanan demokrasi. Sebelum kemunculan
era Reformasi pada 1999, ada tiga sistem demokrasi yang diterapkan: Demokrasi Liberal, Demokrasi
Terpimpin, dan Demokrasi Pancasila. Demokrasi Liberal (1950-1959) sering dipersalahkan sebagai
sumber konflik politik yang mengakibatkan ketidakstabilan pemerintahan. Bukti yang dapat ditunjuk
antara lain adalah jatuh bangunnya kabinet dalam waktu singkat dan gagalnya Majelis Konstituante me-
nyusun UUD baru sebagai tindak lanjut hasil Pemilu 1955. Presiden Soekarno lantas menerapkan
Demokrasi Terpimpin (1959-1966). Dalam bukunya Di Bawah Bendera Revolusi (jilid II), Soekarno
mendefinisikan Demokrasi Terpimpin sebagai demokrasi kekeluargaan yang dilaksanakan tanpa anarki li-
beralisme dan tanpa kediktatoran autokrasi. Menurut Soekarno, demokrasi kekeluargaan adalah
demokrasi yang mendasarkan sistem pemerintahannya pada prinsip musyawarah untuk mencapai mufakat
yang dipimpin oleh satu kekuasaan sentral di tangan seseorang lebih tua yang dihormati, yang bisa
membimbing dan mengayomi rakyat. Dalam praktiknya, terdapat jurang pemisah antara idealitas dan
realitas dalam pelaksanaan Demokrasi Terpimpin. Undang–Undang Dasar 1945 membuka kesempatan
bagi seorangpresiden untuk bertahan selama sekurang–kurangnya 5 tahun. Akan tetapi ketetapan MPRS
No.lll/1963 yang mengangkat Ir. Soekarno sebagai presiden seumur hidup telah membatalkan pembatasan
waktu lima tahun ini ( Undang–Undang Dasar memungkinkan seorang presiden untuk di pilih kembali)
yangditentukan oleh undang–undang Dasar.
Unsur komando kepemimpinan (kekuasaan) jauh lebih dominan daripada unsur demokrasi. Me-
nurut Sultan Takdir Alisjahbana (1908-1994), Soekarno dengan sistem Demokrasi Terpimpin dan proyek
Nasakom (Nasionalis, Agama, Komunis) menjadi pemegang kekuasaan yang hampir tak terbatas. Sutan
Takdir menyebut hal ini dalam bukunya Indonesia: Social and Cultural Revolution : “Posisi Soekarno
sebagai presiden dan pemimpin besar Revolusi Indonesia, yang memegang kekuasaan eksekutif,
legislatif, dan yudikatif, adalah sedikit berbeda dari posisi raja-raja absolut pada masa lalu, yang
mengklaim sebagai inkarnasi Tuhan atau wakil Tuhan di dunia.” Mohammad Hatta (wapres RI 1945-
1956) dalam bukunya Menuju Negara Hukum mengkritik bahwa Demokrasi Terpimpin Soekarno
bertentangan dengan jiwa dan semangat Pancasila yang merupakan gagasannya sendiri.
Dalam buku Demokrasi Kita, Hatta mengatakan bahwa nilai-nilai sejati demokrasi boleh jadi
ditindas untuk sementara di bawah Demokrasi Terpimpin, tetapi nilai-nilai itu tetap hidup dan akan
muncul lagi ke permukaan. Berbeda pandangan politik dengan Soekarno, Hatta mengundurkan diri
sebagai wapres pada 1956. Era pemerintahan Soekarno selama 21 tahun, hanya ada satu kali pemilu
(1955). Partai Sosialis Indonesia dan Masyumi dibubarkan karena dinyatakan terlibat dalam
pemberontakan PRRI/Permesta, dan tokoh Masyumi seperti Mohamad Natsir, Mohamad Roem, dan Bur-
hanuddin Harahap dipenjara tanpa proses pengadilan. Mereka baru dibebaskan pada masa awal Orde
Baru. Harian Abadi dan majalah Pandji Masyarakat pimpinan Hamka diberangus dan Hamka sendiri
dimasukkan ke dalam bui. Pada 1966, Demokrasi Terpimpin runtuh bersamaan dengan tumbangnya
rezim Orde Lama (Orla).
Pelaksanaan demokrasi di Indonesia pada masa pemerintahan demokrasi terpimpin:

Demokrasi Indonesia periode demokrasi terpimpin (1959-1965)

Kinerja Dewan Konstituante yang berlarut-larut membawa Indonesia ke dalam persoalan politik
yang pelik.

Kondisi negara serta tidak pasti. Landasan konstitusional tidak mempunyai kekuatan hukum tetap
karena hanya bersifat sementara.

Situasi seperti ini berpengaruh besar terhadap situasi keamanan nasional. Karena membahayakan
persatuan dan kesatuan nasional.

Presiden Soekarno sebagai kepala negara melihat situasi ini sangat membahayakan bila terus
dibiarkan.

Oleh karena itu untuk mengeluarkan bangsa dari persoalan pelik tersebut, Presiden Soekarno
mengeluarkan dekrit pada 5 Juli 1959 yang selanjutnya disebut Dekrit Presiden 5 Juli 1959

Dekrit Presiden 5 Juli 1959

Dalam dekrit tersebut, Presiden menyatakan membubarkan Dewan Konstituante dan kembali
pada Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia 1945.

Dekrit presiden tersebut mengakhiri era demokrasi parlementer. Dekrit Presiden juga membawa
dampak sangat besar dalam kehidupan politik nasional.

Era baru demokrasi dan pemerintahan Indonesia dimulai yaitu suatu konsep demokrasi yang oleh
Presiden Soekarno disebut Demokrasi Terpimpin.

Maksud konsep terpimpin ini dalam Pandangan Soekarno adalah dipimpin oleh hikmah
kebijaksanaan dalam permusyawaratan dalam permusyawaratan dan perwakilan.

Demokrasi terpimpin merupakan pembalikan total dari proses politik yang berjalan pada masa
demokrasi parlementer.

Yang disebut demokrasi pada masa ini ialah perwujudan kehendak presiden dalam rangka
menempatkan dirinya sebagai satu-satunya institusi yang paling berkuasa di Indonesia.
a. Idealitas Demokrasi Terpimpin

Pada Demokrasi Terpimpin, Undang-Undang Dasar 1945 telah membuka kesempatan bagi yang
menjabat sebagai presiden untuk memimpin selama sekurang-kurangnya 5 tahun atau selama 2 periode.
Ir. Soekarno diangkat oleh MPRS No. III/1963 untuk menjadi presiden. Dengan menjadinya presiden Ir.
Soekarno menerapkan Demokrasi Terpimpin untuk menggantikan Demokrasi Liberal (1950-1959) yang
sering dipersalahkan sebagai sumber konflik politik yang mengakibatkan ketidakstabilan pemerintahan.
Bukti yang dapat ditunjuk antara lain adalah jatuh bangunnya kabinet dalam waktu singkat dan gagalnya
Majelis Konstituante menyusun UUD baru sebagai tindak lanjut hasil Pemilu 1955. Menurut Ir. Soe-
karno, Demokrasi Terpimpin atau disebut sebagai Demokrasi Kekeluargaan adalah demokrasi yang men -
dasarkan sistem pemerintahannya pada prinsip musyawarah untuk mencapai mufakat yang dipimpin oleh
satu kekuasaan sentral di tangan seseorang lebih tua yang dihormati, yang bisa membimbing dan menga-
yomi rakyat
b. Realitas Demokrasi Terpimpin
Ketetapan MPRS No.lll/1963 yang mengangkat Ir. Soekarno sebagai presiden seumur hidup,
yang harusnya memimpin selama 5 tahu, tetapi Ir. Soekarno menjabat seumur hidup. Dengan jabatan
presiden Soekarno seumur hidup telah membatalkan pembatasan waktu lima tahun ini ( Undang–Undang
Dasar memungkinkan seorang presiden untuk di pilih kembali) yang ditentukan oleh undang–undang
Dasar.
C. Koreksi (Rekomendasi)

Perkembangan pemikiran telah melahirkan begitu banyaknya sistemkenegaraan yang mendunia,


walaupun demikian bangsa Indonnesia harusmampu memilih satu diantaranya yang banyak itu. Sistem
tersebuthendaklah bisa menjadi cerminan dari karakter bangsa ini. Demokrasi merupakan pilihan hidup.
Maka pilihlah satu demokrasi yang membuat hidup terasa hidup

Anda mungkin juga menyukai