Disusun Oleh :
Kelompok 6
TAHUN 2021
Satuan Acara Penyuluhan
A. Analisa Situasi
Penyakit diabetes melitus merupakan salah satu penyakit degeneratif yang hingga
kini masih menjadi ancaman serius bagi dunia kesehatan di Indonesia dan dunia.
Berbagai negara telah mengalami pergeseran pola penyakit yang semula (infectious
disease) menjadi penyakit yang sifatnya kronis dan penyakit degeneratif. Diabetes
melitus disebabkan oleh pola gaya hidup dan prevalensinya meningkat secara global di
dunia. Negara-negara di Asia berkontribusi lebih dari 60% dari populasi diabetes dunia
karena bangsa Asia mempunyai predisposisi genetik untuk terkena diabetes melitus.
Diabetes melitus adalah sekelompok penyakit metabolik ditandai dengan
hiperglikemia yang dihasilkan dari kerusakan sekresi insulin, kerja insulin, atau
keduanya. Penyakit ini memiliki sifat progresif dan berhubungan dengan risiko tinggi
komplikasi dan kematian. Meski begitu, penyakit diabetes tipe ini masih bisa
dikendalikan. Penderita diabetes tipe 1 tetap bisa hidup sehat, tapi sangat bergantung
dengan terapi insulin akibat kerusakan sel-sel penghasil insulin di pankreas. Namun,
transplantasi pankreas dan pankreas buatan disebut menjadi harapan baru dalam esikas.
Transplantasi adalah rangkaian tindakan kedokteran untuk pemindahan alat dan
atau jaringan organ tubuh manusia yang berasal dari tubuh sendiri atau tubuh orang lain
dalam rangka pengobatan untuk menggantikan alat atau jaringan organ tubuh yang tidak
berfungsi dengan baik (Pasal 1 butir (f) PP No. 18 Tahun 1981). Transplantasi pankreas
adalah salah satu alternatif pengobatan untuk penderita diabetes tipe 1. Meskipun
jarang, transplantasi pankreas terkadang juga dilakukan pada penderita diabetes tipe 2
yang tergantung pada terapi insulin.Transplantasi pankreas dan transplantasi sel islet
pankreas sebagai pengobatan alternatif masih banyak kendala. Pertama-tama karena
organ donor yang kurang, biaya yang sangat mahal, serta komplikasi perioperatif yang
terkait dengan transplantasi pankreas dan risiko jangka panjang kronik yang bersifat
imunosupresi.
Saat ini masih cukup sulit untuk mengetahui sumber utama stem cell yang
memiliki potensi kuat untuk menghasilkan sel ß pankreas produksi insulin. Sel ß
pankreas adalah sel yang sangat kompleks serta mampu berdiferensiasi. Adult stem cell,
khususnya yang berasal dari pankreas terlihat menjadi lebih mudah berdiferensiasi
menjadi sel ß pankreas fungsional yang mengatur kadar glukosa dengan tepat melalui
regulasi sekresi insulin. Sel ß pankreas memegang peranan penting dalam homeostasis
glukosa. Defisiensi dan destruksi sel ß pankreas akibat autoimunitas dari sel host akan
menyebabkan penurunan sekresi insulin dan mengakibatkan diabetes melitus tipe I.
Secara garis besar, terdapat dua metode transplantasi stem cell ke dalam tubuh
pasien yang diterapi. Metode pertama adalah secara langsung mengimplantasikan stem
cell tersebut ke dalam jaringan / organ tubuh pasien yang telah rusak. Metode kedua
adalah mengimplantasikan stem cell melalui pembuluh darah, baik yang berada dekat
dengan lokasi jaringan/organ yang telah rusak atau pembuluh darah manapun yang
terdapat di dalam tubuh pasien. Hingga saat ini para peneliti di berbagai pusat riset stem
cell masih berupaya menemukan metode dan jalur administrasi stem cell ke dalam tubuh
yang paling optimal.
B. Diagnosa Keperawatan
Defisit Pengetahuan berhubungan dengan Kurang Terpapar Informasi tentang Diabetes
Melitus dengan Transplantasi
C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Setelah mengikuti kegiatan penyuluhan mengenai Diabetes Melitus dengan
Transplantasi selama 20 menit, diharapkan pasien Diabetes Melitus dapat mengerti
tentang Diabetes Melitus dengan Transplantasi
2. Tujuan Khusus
Setelah mengikuti penyuluhan mengenai Diabetes Melitus dengan Transplantasi,
pasien Diabetes Melitus di Puskesmas Gamping II diharapkan mampu :
a) Menjelaskan kembali tentang pengertian diabetes melitus
b) Menjelaskan kembali tentang pengertian Transplantasi
c) Menjelaskan hubungan diabetes melitus dengan Transplantasi
d) Menjelaskan faktor risiko disfungsi ereksi karna diabetes militus
e) Menjelaskan penyebab disfungsi ereksi pada diabetes melitus
f) Menjelaskan cara mengobati disfungsi ereksi penyebab diabetes militus
E. Metode
Metode yang digunakan dalam penyuluhan ini, antara lain:
1. Ceramah
2. tanya jawab
F. Media
Media pembelajaran yang digunakan dalam penyuluhan ini, antara lain:
1. Leaflet tentang diabetes mellitus dengan transplantasi yang dilengkapi dengan
tujuan, manfaat dan indikasi diabetes mellitus dengan trasnsplantasi.
2. Power Point (PPT) tentang Diabetes Mellitus dengan Transplantasi.
3. Alat pendukung : alat tulis, kursi, dan meja.
G. Kegiatan Pembelajaran
H. Evaluasi
Evaluasi dilakukan oleh penyuluh dan dilaksanakan segera setelah penyuluhan selesai.
Metode yang digunakan dalam evaluasi ini adalah tanya jawab. Berikut daftar pertanyaan
evaluasi :
1. Apa pengertian Diabetes Mellitus ?
2. Apa pengertian Transplantasi ?
3. Apa hubungan Diabetes Mellitus dengan Transplantasi ?
4. Apa saja etiologi atau penyebab penyakit scabies?
5. Apa saja tanda dan gejala penyakit scabies ?
6. Bagaimana cara penularan penyakit scabies ?
7. Bagaimana penangan penyakit scabies penyakit scabies ?
8. Bagaimana pengobatan penyakit scabies penyakit scabies ?
MATERI
2. Definisi Transplantasi
Transplantasi adalah pemindahan seluruh atau sebagian jaringan organ tubuh dari
pendonor ke penerima donor dengan harapan untuk memperbaiki kualitas hidup. Di Negara
Indonesia pengaturan transplantasi organ belum diatur secara jelas. Kebutuhan akan donor
organ semakin meningkat dari tahun ke tahun dibandingkan dengan organ yang tersedia,
sesuai dengan data yang dilapokan ke Global Observatory on Donation and Transplantation
(GODT), analisis dari aktivitas transplantasi 2010 untuk 95 negara, mewakili hampir 90%
populasi dunia kegiatan transplantasi organ meningkat 2,12% selama tahun 2009, namun
diperkirakan masih jauh dari kebutuhan global. Hal tersebut menimbulkan peluang bisnis
yang menguntungkan bagi oknum-oknum yang tidak bertanggung jawab. Oleh karena itu,
pemerintahan yang baik merupakan suatu keharusan untuk mewujudkan pelayanan yang
prima kepada masyarakat.
Di Indonesia terdapat undang-undang yang mengatur tentang kesehatan yaitu UU
Nomer 36 Tahun 2009, dalam pasal 64 ayat (1) berbunyi, “memperbolehkan dilakukannya
penanaman obat atau alat medis, transplantasi organ atau hanya sebagian dari jaringan organ,
melakukan pembedahan bagian tubuh dan merekontruksi bagian tubuh, selama hal tersebut
dilakukan untuk kepentingan kesehatan”. Berdasarkan dari pengertian tersebut maka tidak
menutup kemungkinan untuk dilakukan nya transplantasi organ di Indonesia, transplantasi
organ yang bersumber dari orang hidup dapat berupa Sebagian jaringan hati, paru, pancreas
dan organ ginjal.
3. Hubungan Diabetes Melitus dengan Transplantasi
Diabetes melitus adalah sekelompok penyakit metabolik ditandai dengan
hiperglikemia yang dihasilkan dari kerusakan sekresi insulin, kerja insulin, atau keduanya.
Beberapa faktor lain seperti hiperlipidemia dan peningkatan stres oksidatif memainkan peran
yang penting dalam patogenesis diabetes. Penyakit ini memiliki sifat progresif dan
berhubungan dengan risiko tinggi komplikasi.
Berbagai upaya dilakukan untuk mengurangi risiko komplikasi, kematian, dan
mengurangi biaya pengobatan diabetes melitus dalam hal ini yang akan diteliti adalah
diabetes melitus tipe I. Terapi aktual saat ini terhadap diabetes melitus tipe I adalah pemberian
obat hipoglikemik oral dengan menggunakan insulin melalui injeksi dipadu dengan
monitoring terhadap kadar gula serta adaptasi perubahan gaya hidup. Selama menjalani terapi
pasien dihadapkan dengan dilema terapeutik, yaitu kontrol yang baik dalam waktu yang lama
dan komplikasi diabetes melitus tipe 1 berupa gangguan kardiovaskular, hipertensi, kebutaan,
nefropati, dan neuropati. ()
Transplantasi pankreas dan pankreas buatan merupakan prosedur pengobatan
diabetes, khususnya untuk tipe 1, yang juga dapat dilakukan untuk mengendalikan kadar gula
darah. Sekalipun menjadi alternatif yang direkomendasikan, tak semua pasien diabetes tipe 1
dapat langsung melakukan transplantasi pankreas atau memasang sistem pankreas buatan.
4. Transplantasi Pankreas untuk Diabetes
Namun demikian, terdapat beberapa kelompok orang yang tidak dapat menjalani
transplantasi pankreas, yaitu:
orang dengan obesitas,
pasien HIV/AIDS,
memiliki riwayat kanker,
minum alkohol, dan
merokok.
5. Cara kerja Transplantasi Pankreas
Transplantasi pankreas dilakukan dengan bius total, yang berarti pasien tertidur
selama prosedur dan tidak merasakan sakit. Prosedur ini harus segera dilakukan setelah
pankreas donor tersedia. Namun, ini berarti pasien juga dapat menunggu lama untuk
mendapatkan donor.
Operasi transplantasi membutuhkan pembuatan sayatan di area perut, sehingga dokter
bedah dapat memasukkan donor pankreas ke dalam perut dan melekatkannya ke pembuluh
darah sekitar dan usus. Pankreas donor akan langsung mulai bekerja dan menghasilkan
insulin. Pankreas yang lama dibiarkan di posisi semula.
Prosedur ini dapat dilakukan bersamaan dengan transplantasi ginjal jika pasien juga
menderita gagal ginjal stadium akhir. Setelah transplantasi pankreas, pasien mungkin perlu
dirawat inap selama dua hingga tiga minggu. Pasien mungkin perlu menunggu beberapa bulan
sebelum beraktivitas seperti biasa. Mereka akan dirawat oleh tim transplantasi selama masa
pemulihan.
Pasien yang menjalani transplantasi pankreas juga perlu meminum obat
imunosupresan seumur hidupnya. Obat ini dapat membuat tubuh tidak memperlakukan
pankreas baru sebagai benda asing, sehingga tubuh tidak menyerang atau menolak pankreas
tersebut.
6. Komplikasi dan Resiko Transplantasi Pankreas
Meskipun efektif, Transplantasi pankreas bukan pengobatan utama bagi pasien
diabetes. Penyebabnya adalah risiko prosedur yang besar, sedangkan manfaatnya bisa
didapatkan dari pengobatan lain, seperti injeksi insulin biasa.
Beberapa risiko dan komplikasi yang dapat terjadi selama dan setelah transplantasi
pankreas untuk diabetes meliputi:
Penolakan organ
Plumeriastuti Hani, Setiawan Boedi. 2014. Pengaruh Transplantasi Allograf Pancreatic Stem Cell
terhadap Kadar Insulin dan C-Peptide Tikus Putih Penderita.Diabetes Melitus Tipe I. Surabaya :
Departemen Klinik Veteriner Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Airlangga Surabaya/Diakses
pada 04 Agustus 2021 dari http://journal.fk.unpad.ac.id/index.php/mkb/article/view/842
https://hellosehat.com/diabetes/tipe-1/transplantasi-pankreas/
ADA. (2020). Classification and Diagnosis of Diabetes: Standards of Medical Care in Diabetes-2020.
In Diabetes care (Vol. 43, pp. S14–S31)/Diakses pada 04 Agustus 2021 dari
https://doi.org/10.31539/jks.v3i2.1200
Perkeni. (2019). Pedoman Pemantauan Glukosa Darah Mandiri (p. 28)/Diakses pada 04 Agustus 2021
dari https://doi.org/10.31539/jks.v3i2.1200
https://www.guesehat.com/prosedur-transplantasi-pankreas