Anda di halaman 1dari 10

SATUAN ACARA PENYULUHAN

DIABETES MELITUS DENGAN TRANSPLANTASI

Satuan Acara Penyuluhan Ini Disusun Untuk Memenuhi Salah Satu


Tugas Mata Kuliah KIE yang Dibimbing Oleh:
Ns. Sapta Rahayu Noamperani,SPd,SKep,MKep

Disusun Oleh :

Kelompok 6

1. Titalia Aurelie Nur Cahyani P07120218025


2. Purwanti Nurindah Sari P07120218027
3. Irma Nur Laeli P071202180

PRODI SARJANA TERAPAN KEPERAWATAN

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTRIAN KESEHATAN YOGYAKARTA

TAHUN 2021
Satuan Acara Penyuluhan

Pokok Pembahasan : Diabetes Mellitus dengan Transplantasi


Sub Pokok Pembahasan :
Sasaran : Klien DM dengan Transplantasi, berjumlah 20 Orang
Hari/Tanggal : Rabu, 5 Agustus 2021
Jam /Waktu : 09.00-09.20 (20 menit )
Tempat : Puskesmas Gamping II
Penyuluh : Titalia Aurelie Nur Cahyani, Purwanti Nurindah Sari, Irma
Nur Laeli

A. Analisa Situasi
Penyakit diabetes melitus merupakan salah satu penyakit degeneratif yang hingga
kini masih menjadi ancaman serius bagi dunia kesehatan di Indonesia dan dunia.
Berbagai negara telah mengalami pergeseran pola penyakit yang semula (infectious
disease) menjadi penyakit yang sifatnya kronis dan penyakit degeneratif. Diabetes
melitus disebabkan oleh pola gaya hidup dan prevalensinya meningkat secara global di
dunia. Negara-negara di Asia berkontribusi lebih dari 60% dari populasi diabetes dunia
karena bangsa Asia mempunyai predisposisi genetik untuk terkena diabetes melitus.
Diabetes melitus adalah sekelompok penyakit metabolik ditandai dengan
hiperglikemia yang dihasilkan dari kerusakan sekresi insulin, kerja insulin, atau
keduanya. Penyakit ini memiliki sifat progresif dan berhubungan dengan risiko tinggi
komplikasi dan kematian. Meski begitu, penyakit diabetes tipe ini masih bisa
dikendalikan. Penderita diabetes tipe 1 tetap bisa hidup sehat, tapi sangat bergantung
dengan terapi insulin akibat kerusakan sel-sel penghasil insulin di pankreas. Namun,
transplantasi pankreas dan pankreas buatan disebut menjadi harapan baru dalam esikas.
Transplantasi adalah rangkaian tindakan kedokteran untuk pemindahan alat dan
atau jaringan organ tubuh manusia yang berasal dari tubuh sendiri atau tubuh orang lain
dalam rangka pengobatan untuk menggantikan alat atau jaringan organ tubuh yang tidak
berfungsi dengan baik (Pasal 1 butir (f) PP No. 18 Tahun 1981). Transplantasi pankreas
adalah salah satu alternatif pengobatan untuk penderita diabetes tipe 1. Meskipun
jarang, transplantasi pankreas terkadang juga dilakukan pada penderita diabetes tipe 2
yang tergantung pada terapi insulin.Transplantasi pankreas dan transplantasi sel islet
pankreas sebagai pengobatan alternatif masih banyak kendala. Pertama-tama karena
organ donor yang kurang, biaya yang sangat mahal, serta komplikasi perioperatif yang
terkait dengan transplantasi pankreas dan risiko jangka panjang kronik yang bersifat
imunosupresi.
Saat ini masih cukup sulit untuk mengetahui sumber utama stem cell yang
memiliki potensi kuat untuk menghasilkan sel ß pankreas produksi insulin. Sel ß
pankreas adalah sel yang sangat kompleks serta mampu berdiferensiasi. Adult stem cell,
khususnya yang berasal dari pankreas terlihat menjadi lebih mudah berdiferensiasi
menjadi sel ß pankreas fungsional yang mengatur kadar glukosa dengan tepat melalui

regulasi sekresi insulin. Sel ß pankreas memegang peranan penting dalam homeostasis
glukosa. Defisiensi dan destruksi sel ß pankreas akibat autoimunitas dari sel host akan
menyebabkan penurunan sekresi insulin dan mengakibatkan diabetes melitus tipe I.
Secara garis besar, terdapat dua metode transplantasi stem cell ke dalam tubuh
pasien yang diterapi. Metode pertama adalah secara langsung mengimplantasikan stem
cell tersebut ke dalam jaringan / organ tubuh pasien yang telah rusak. Metode kedua
adalah mengimplantasikan stem cell melalui pembuluh darah, baik yang berada dekat
dengan lokasi jaringan/organ yang telah rusak atau pembuluh darah manapun yang
terdapat di dalam tubuh pasien. Hingga saat ini para peneliti di berbagai pusat riset stem
cell masih berupaya menemukan metode dan jalur administrasi stem cell ke dalam tubuh
yang paling optimal.

B. Diagnosa Keperawatan
Defisit Pengetahuan berhubungan dengan Kurang Terpapar Informasi tentang Diabetes
Melitus dengan Transplantasi

C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Setelah mengikuti kegiatan penyuluhan mengenai Diabetes Melitus dengan
Transplantasi selama 20 menit, diharapkan pasien Diabetes Melitus dapat mengerti
tentang Diabetes Melitus dengan Transplantasi
2. Tujuan Khusus
Setelah mengikuti penyuluhan mengenai Diabetes Melitus dengan Transplantasi,
pasien Diabetes Melitus di Puskesmas Gamping II diharapkan mampu :
a) Menjelaskan kembali tentang pengertian diabetes melitus
b) Menjelaskan kembali tentang pengertian Transplantasi
c) Menjelaskan hubungan diabetes melitus dengan Transplantasi
d) Menjelaskan faktor risiko disfungsi ereksi karna diabetes militus
e) Menjelaskan penyebab disfungsi ereksi pada diabetes melitus
f) Menjelaskan cara mengobati disfungsi ereksi penyebab diabetes militus

D. Isi Materi (Terlampir)


1. Definisi Diabetes Melitus
2. Definisi Transplantasi
3. Hubungan Diabetes Melitus dengan Transplantasi
4. Transplantasi Pankreas untuk Diabetes
5. Cara kerja Transplantasi Pankreas
6. Komplikasi dan Resiko Transplantasi Pankreas
(NB : YANG TAK KUNING ITU BUKAN PUNYA KITA)

E. Metode
Metode yang digunakan dalam penyuluhan ini, antara lain:
1. Ceramah
2. tanya jawab

F. Media
Media pembelajaran yang digunakan dalam penyuluhan ini, antara lain:
1. Leaflet tentang diabetes mellitus dengan transplantasi yang dilengkapi dengan
tujuan, manfaat dan indikasi diabetes mellitus dengan trasnsplantasi.
2. Power Point (PPT) tentang Diabetes Mellitus dengan Transplantasi.
3. Alat pendukung : alat tulis, kursi, dan meja.

G. Kegiatan Pembelajaran

Waktu Kegiatan Penyuluh Sasaran


Penyuluhan
3 menit Pembukaan: • Memberi salam • Menjawab salam
• Salam • Memperkenalkan diri • Mendengarkan
• Perkenalan • Menjelaskan tujuan • Memperhatikan
• Tujuan penyuluhan
10 menit Menjelaskan • Menjelaskan materi • Menyimak dan
materi secara penyuluhan Diabetes Melitus mendengarkan
sistematis dengan Transplantasi melalui
media power point

4 Evaluasi: Tanya • Memberikan kesempatan • Memberikan pertanyaan


menit jawab pada pasien DM di
puskesmas Gamping II untuk
bertanya • Menyampaikan
• Memberikan kesempatan kesimpulan hasil
pada pasien DM di penyuluhan
puskesmas Gamping II untuk
menjelaskan/menyebutkan
kembali kesimpulan dari
materi yang telah
disampaikan
3 menit Penutup: • Membacakan kesimpulan • Mendengarkan
Kesimpulan materi kepada pasien DM di
puskesmas Gamping II • Menerima leaflet dengan
Terima kasih Saran • Membagikan leaflet antusias
tentang bahaya merokok
• Mengucapkan terima kasih • Mendengarkan
atas peran serta pasien DM
puskesmas Gamping II • Menjawab salam
• Mengucapkan salam
penutup

H. Evaluasi
Evaluasi dilakukan oleh penyuluh dan dilaksanakan segera setelah penyuluhan selesai.
Metode yang digunakan dalam evaluasi ini adalah tanya jawab. Berikut daftar pertanyaan
evaluasi :
1. Apa pengertian Diabetes Mellitus ?
2. Apa pengertian Transplantasi ?
3. Apa hubungan Diabetes Mellitus dengan Transplantasi ?
4. Apa saja etiologi atau penyebab penyakit scabies?
5. Apa saja tanda dan gejala penyakit scabies ?
6. Bagaimana cara penularan penyakit scabies ?
7. Bagaimana penangan penyakit scabies penyakit scabies ?
8. Bagaimana pengobatan penyakit scabies penyakit scabies ?
MATERI

1. Definisi Diabetes Melitus


Diabetes Melitus (DM) merupakan kelompok penyakit metabolik dengan
karakteristik hiperglikemia yang terjadi karena kelainan sekresi insulin, kerja insulin, atau
keduanya. Klasifikasi DM secara umum terdiri atas DM tipe 1 atau Insulin 2020. Jurnal
Keperawatan Silampari (JKS) 3 (2) 694-706 695 Dependent Diabetes Melitus (IDDM) dan
DM tipe 2 atau Non Insulin Dependent Diabetes Melitus (NIDDM). DM tipe 2 terjadi karena
sel β pankreas menghasilkan insulin dalam jumlah sedikit atau mengalami resistensi insulin.
Jumlah penderita DM tipe 1 sebanyak 5-10% dan DM tipe 2 sebanyak 90-95% dari penderita
DM di seluruh dunia (ADA, 2020).
DM sebagai permasalahan global terus meningkat prevalensinya dari tahun ke tahun
baik di dunia maupun di Indonesia. Berdasarkan data International Diabetes Federation (IDF)
prevalensi DM global pada tahun 2019 diperkirakan 9,3% (463 juta orang), naik menjadi
10,2% (578 juta) pada tahun 2030 dan 10,9% (700 juta) pada tahun 2045 (IDF, 2019). Pada
tahun 2015, Indonesia menempati peringkat 7 sebagai negara dengan penyandang DM
terbanyak di dunia, dan diperkirakan akan naik peringkat 6 pada tahun 2040 (Perkeni, 2019).

2. Definisi Transplantasi
Transplantasi adalah pemindahan seluruh atau sebagian jaringan organ tubuh dari
pendonor ke penerima donor dengan harapan untuk memperbaiki kualitas hidup. Di Negara
Indonesia pengaturan transplantasi organ belum diatur secara jelas. Kebutuhan akan donor
organ semakin meningkat dari tahun ke tahun dibandingkan dengan organ yang tersedia,
sesuai dengan data yang dilapokan ke Global Observatory on Donation and Transplantation
(GODT), analisis dari aktivitas transplantasi 2010 untuk 95 negara, mewakili hampir 90%
populasi dunia kegiatan transplantasi organ meningkat 2,12% selama tahun 2009, namun
diperkirakan masih jauh dari kebutuhan global. Hal tersebut menimbulkan peluang bisnis
yang menguntungkan bagi oknum-oknum yang tidak bertanggung jawab. Oleh karena itu,
pemerintahan yang baik merupakan suatu keharusan untuk mewujudkan pelayanan yang
prima kepada masyarakat.
Di Indonesia terdapat undang-undang yang mengatur tentang kesehatan yaitu UU
Nomer 36 Tahun 2009, dalam pasal 64 ayat (1) berbunyi, “memperbolehkan dilakukannya
penanaman obat atau alat medis, transplantasi organ atau hanya sebagian dari jaringan organ,
melakukan pembedahan bagian tubuh dan merekontruksi bagian tubuh, selama hal tersebut
dilakukan untuk kepentingan kesehatan”. Berdasarkan dari pengertian tersebut maka tidak
menutup kemungkinan untuk dilakukan nya transplantasi organ di Indonesia, transplantasi
organ yang bersumber dari orang hidup dapat berupa Sebagian jaringan hati, paru, pancreas
dan organ ginjal.
3. Hubungan Diabetes Melitus dengan Transplantasi
Diabetes melitus adalah sekelompok penyakit metabolik ditandai dengan
hiperglikemia yang dihasilkan dari kerusakan sekresi insulin, kerja insulin, atau keduanya.
Beberapa faktor lain seperti hiperlipidemia dan peningkatan stres oksidatif memainkan peran
yang penting dalam patogenesis diabetes. Penyakit ini memiliki sifat progresif dan
berhubungan dengan risiko tinggi komplikasi.
Berbagai upaya dilakukan untuk mengurangi risiko komplikasi, kematian, dan
mengurangi biaya pengobatan diabetes melitus dalam hal ini yang akan diteliti adalah
diabetes melitus tipe I. Terapi aktual saat ini terhadap diabetes melitus tipe I adalah pemberian
obat hipoglikemik oral dengan menggunakan insulin melalui injeksi dipadu dengan
monitoring terhadap kadar gula serta adaptasi perubahan gaya hidup. Selama menjalani terapi
pasien dihadapkan dengan dilema terapeutik, yaitu kontrol yang baik dalam waktu yang lama
dan komplikasi diabetes melitus tipe 1 berupa gangguan kardiovaskular, hipertensi, kebutaan,
nefropati, dan neuropati. ()
Transplantasi pankreas dan pankreas buatan merupakan prosedur pengobatan
diabetes, khususnya untuk tipe 1, yang juga dapat dilakukan untuk mengendalikan kadar gula
darah. Sekalipun menjadi alternatif yang direkomendasikan, tak semua pasien diabetes tipe 1
dapat langsung melakukan transplantasi pankreas atau memasang sistem pankreas buatan.
4. Transplantasi Pankreas untuk Diabetes

Dalam studi, prosedur transplantasi atau pencangkokkan pankreas menjadi


pengobatan yang direkomendasikan bagi penderita diabetes tipe 1. Meski memberikan hasil
positif bagi diabetes tipe 1, prosedur ini tidak umum dilakukan pada pasien dengan diabetes
tipe 2. Meski demikian, pasien diabetes tipe 1 biasanya tidak serta-merta dapat langsung
melakukan prosedur ini. Hal ini karena risiko operasi juga membawa risiko kesehatan.
Transplantasi pankreas akan dianjurkan ketika kondisi diabetes tidak bisa lagi diatasi
dengan terapi insulin, konsumsi obat-obatan, dan perubahan gaya hidup yang lebih sehat.
Kondisi tersebut bisa disebabkan karena kerusakan pankreas yang parah atau adanya
komplikasi. Proses transplantasi pankreas dilakukan dengan mengganti pankreas yang rusak
dengan pankreas sehat dari pendonor. Untuk melakukan prosedur transplantasi pankreas,
diperlukan beberapa pemeriksaan terlebih dahulu. Salah satunya adalah uji kecocokan antara
organ pendonor dengan tubuh si penerima donor.
Pasien diabetes yang sudah mendapatkan kandidat donor, akan diminta
melakukan evaluasi medis pada pusat transplantasi di rumah sakit. Evaluasi ini meliputi
beberapa tes untuk menentukan kondisi kesehatan secara keseluruhan.

Pemeriksaan yang harus dijalani di antaranya:

 Tes darah, seperti tes HIV


 X-ray dada
 Tes fungsi ginjal
 Pemeriksaan neuropsikologis
 Pemeriksaan fungsi jantung, menggunakan ekokardiogram atau
elektrokardiogram.
Proses evaluasi ini akan memakan waktu sekitar satu hingga dua bulan. Tujuannya
adalah untuk menentukan apakah pasien ini memang sesuai diberikan donor dan mampu
menjalani pengobatan setelah transplantasi, yang biasanya berlangsung seumur hidup. 
Jika hasil tes menunjukkan banyak kesesuaian, transplantasi pankreas akan memiliki
risiko penolakan yang lebih kecil. Transplantasi pankreas untuk pengobatan diabetes tipe 1
biasanya akan dilakukan apabila disertai dengan komplikasi pada ginjal. Dengan begitu,
pasien akan langsung menjalani dua proses tranplantasi sekaligus, yaitu pankreas dan ginjal.

Namun demikian, terdapat beberapa kelompok orang yang tidak dapat menjalani
transplantasi pankreas, yaitu:
 orang dengan obesitas,
 pasien HIV/AIDS,
 memiliki riwayat kanker,
 minum alkohol, dan
 merokok.
5. Cara kerja Transplantasi Pankreas
Transplantasi pankreas dilakukan dengan bius total, yang berarti pasien tertidur
selama prosedur dan tidak merasakan sakit. Prosedur ini harus segera dilakukan setelah
pankreas donor tersedia. Namun, ini berarti pasien juga dapat menunggu lama untuk
mendapatkan donor.
Operasi transplantasi membutuhkan pembuatan sayatan di area perut, sehingga dokter
bedah dapat memasukkan donor pankreas ke dalam perut dan melekatkannya ke pembuluh
darah sekitar dan usus. Pankreas donor akan langsung mulai bekerja dan menghasilkan
insulin. Pankreas yang lama dibiarkan di posisi semula.
Prosedur ini dapat dilakukan bersamaan dengan transplantasi ginjal jika pasien juga
menderita gagal ginjal stadium akhir. Setelah transplantasi pankreas, pasien mungkin perlu
dirawat inap selama dua hingga tiga minggu. Pasien mungkin perlu menunggu beberapa bulan
sebelum beraktivitas seperti biasa. Mereka akan dirawat oleh tim transplantasi selama masa
pemulihan.
Pasien yang menjalani transplantasi pankreas juga perlu meminum obat
imunosupresan seumur hidupnya. Obat ini dapat membuat tubuh tidak memperlakukan
pankreas baru sebagai benda asing, sehingga tubuh tidak menyerang atau menolak pankreas
tersebut.
6. Komplikasi dan Resiko Transplantasi Pankreas
Meskipun efektif, Transplantasi pankreas bukan pengobatan utama bagi pasien
diabetes. Penyebabnya adalah risiko prosedur yang besar, sedangkan manfaatnya bisa
didapatkan dari pengobatan lain, seperti injeksi insulin biasa.
Beberapa risiko dan komplikasi yang dapat terjadi selama dan setelah transplantasi
pankreas untuk diabetes meliputi:

 Penolakan organ

 Trombosis, atau penggumpalan darah dalam pembuluh darah yang terhubung ke


pankreas donor

 Pankreatitis, atau peradangan pankreas (biasanya langsung terjadi setelah


transplantasi, tapi seringkali tidak bertahan lama)

Karena pasien harus meminum obat imunosupresan untuk mencegah penolakan


organ, pasien juga berisiko mengalami efek samping akibat obat tersebut. Di antaranya
adalah:

 Lebih rentan terkena infeksi

 Tekanan darah tinggi

 Osteoporosis, atau tulang melemah

Kebanyakan komplikasi bedah transplantasi pankreas dapat disembuhkan, namun


terkadang pankreas donor perlu diangkat jika menyebabkan masalah kesehatan serius. Lama-
lama pankreas donor juga akan berhenti berfungsi. Jika hal ini terjadi, pasien perlu menunggu
donor pankreas baru dan pankreas donor yang lama akan diganti.
DAFTAR PUSTAKA

Angelika Michelles S, Firmansyah Yohanes, dkk. 2021. TRANSPLANTASI ORGAN TUBUH


MANUSIA DALAM PERSPEKTIF HUKUM POSITIF INDONESIA. Jakarta : Program Studi
Magister Hukum Kesehatan, Universitas Pembangunan Nasional Veteran Jakarta/ Diakses pada 04
Agustus 2021 dari
https://www.researchgate.net/publication/348276774_TRANSPLANTASI_ORGAN_TUBUH_MAN
USIA_DALAM_PERSPEKTIF_HUKUM_POSITIF_INDONESIA

Plumeriastuti Hani, Setiawan Boedi. 2014. Pengaruh Transplantasi Allograf Pancreatic Stem Cell
terhadap Kadar Insulin dan C-Peptide Tikus Putih Penderita.Diabetes Melitus Tipe I. Surabaya :
Departemen Klinik Veteriner Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Airlangga Surabaya/Diakses
pada 04 Agustus 2021 dari http://journal.fk.unpad.ac.id/index.php/mkb/article/view/842

https://hellosehat.com/diabetes/tipe-1/transplantasi-pankreas/

ADA. (2020). Classification and Diagnosis of Diabetes: Standards of Medical Care in Diabetes-2020.
In Diabetes care (Vol. 43, pp. S14–S31)/Diakses pada 04 Agustus 2021 dari
https://doi.org/10.31539/jks.v3i2.1200

Perkeni. (2019). Pedoman Pemantauan Glukosa Darah Mandiri (p. 28)/Diakses pada 04 Agustus 2021
dari https://doi.org/10.31539/jks.v3i2.1200

https://www.guesehat.com/prosedur-transplantasi-pankreas

Anda mungkin juga menyukai