Anda di halaman 1dari 8

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

PENYAKIT DIABETES MELITUS

Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas kelompok mata kuliah Keperawatan Keluarga
yang diampu oleh Ibu Hj Yeti, S.Kep., Ns

Disusun Oleh:

Kelompok 3

Bunga Tista Aprilia KHGC20156


Nazmah Nur Alfaeni KHGC20110
Rifa Auliya Alkarima L KHGC20118
Siti Rahmawati KHGC20122

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KARSA HUSADA GARUT

PRODI S1 KEPERAWATAN

TAHUN 2023
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

Pokok Bahasan : Penyakit Diabetes Melitus

Sasaran : Masyarakat

Waktu : 10 – 25 menit

Tempat : Aula

Penyuluh/petugas : Mahasiswa

A. Tujuan Intruksional Umum


Setelah dilakukan penyuluhan kesehatan selama 25 menit, diharapkan pasien dan
keluarga mampu mengetahui tentang penyakit diabetes melitus
B. Tujuan Instruksional Khusus
Setelah dilakukan penyuluhan pasien/keluarga dapat :
1. Mengetahui Definisi DM
2. Memahami klasifikasi, penyebab dan tanda gejala DM
3. Mengetahui pengolahan makanan pada penderita DM
4. Memahami cara pencegahan dan pengobatan penyakit DM
C. Materi
Berisi mengenai garis besar materi tentang konsep penyakit diabetes melitus bagi
masyarakat
D. Metode
Ceramah dan diskusi
E. Media
Leaflet/laptop/layar proyektor
F. Strategi Pelaksanaan
1. Pembukaan : 3 menit
2. Penyampaian materi : 15menit
3. Evaluasi : 5 menit
4. Penutup : 2 menit
G. Evaluasi
Memberikan pertanyaan teori mengenai cairan dan elektrolit
H. Sumber
E-Book:
Kegiatan Penyuluhan
No Kegiatan Penyuluhan Respon Peserta waktu
1. Pembukaan Menjawab salam 3 menit
- Memberi salam Memberi salam
- Memberi pertanyaan apersepsi menyimak
- Menjelaskan tujuan penyuluhan
- Menyebutkan materi/pokok
bahasan yang akan disampaikan
2. Pelaksanaan Menyimak dan 15 menit
Menjelaskan materi penyuluhan secara memperhatikan
berurutan dan teratur
3. Evaluasi Memperhatikan dan 5 menit
- Menyimpulkan inti penyuluhan menjawab
- Menyampaikan secara singkat
materi penyuluhan
- Memberi kesempatan pada audiens
untuk bertanya
- Memberi kesempatan audiens
untuk menjawab pertanyaan yang
diberikan
4. Penutup Menyimak, mendengarkan 2 menit
- Menyimpulkan materi penyuluhan dan menjawab salam
yang telah disampaikan
- Menyampaikan terimakasih atas
perhatian dan waktu yang telah
diberikan kepada peserta
- Mengucapkan salam
Lampiran Materi Penyuluhan

Penyakit Diabetes Melitus


A. Definisi
Diabetes Melitus adalah suatu penyakit dimana kadar glukosa di dalam
darah tinggi karena tubuh tidak dapat menghasilkan atau menggunakan insulin
secara efektif.
Insulin adalah hormon yang dilepaskan oleh pancreas, yang
bertanggungjawab dalam mempertahankan kadar gula darah yang normal. Insulin
memasukkan gula kedalam sel sehingga bias menghasilkan energy atau disimpan
sebagai cadangan energi
B. Klasifikasi diabetes melitus
1. DM tipe 1 : DM yang disebabkan tidak adanya produksi insulin sama sekali.
2. DM tipe 2 : DM yang disebabkan tidak cukup dan tidak efektifnya kerja insulin.
3. DM Gestasional : DM yang terjadi saat kehamilan
4. DM tipe lainnya :DM tipe lain yang disebabkan oleh pemakaian obat, penyakit
lain-lain, dsb.
C. Penyebab
1. DM tipe 1
Diabetes tipe 1 terjadi ketika sistem kekebalan tubuh secara keliru
menyerang dan menghancurkan sel-sel pankreas yang memproduksi insulin. Hal
ini menyebabkan kadar glukosa darah meningkat sehingga memicu kerusakan
pada organ-organ tubuh.
Diabetes tipe 1 dikenal juga dengan diabetes autoimun. Penyebab diabetes
tipe 1 masih belum diketahui secara pasti. Namun, ada dugaan penyakit ini
terkait dengan faktor genetik dan faktor lingkungan.
2. DM tipe 2
Diabetes tipe 2 merupakan jenis diabetes yang paling banyak terjadi, yakni
sekitar 90–95%. Diabetes tipe 2 terjadi ketika sel-sel tubuh menjadi kurang
sensitif terhadap insulin sehingga insulin yang dihasilkan tidak bisa digunakan
dengan baik. Kondisi ini dikenal juga dengan istilah resistensi insulin.
3. Penyebab lainnya
a. Keturunan
b. Usia
c. Kegemukan
d. Kurang gerak
e. Kehilangan insulin
f. Alkoholisme
g. Obat-obatan
D. Tanda dan gejala
1. Sering merasa haus
2. Sering kencing terutama malam hari
3. Pandangan menjadi kabur
4. Sering merasa lelah tanpa sebab yang jelas dan mengantuk
5. Penurunan berat badan
6. Kulit terasa kering
7. Sering menderita sariawan atau infeksi (misalnya bisul) yang sulit sembuh
8. Mati rasa atau kesemutan di kaki dan tangan
9. Mual dan muntah
E. Pengolahan makanan
Proporsi diet makanan harian yang benar bagi penderita DM: Berdasarkan anjuran
dari PERKENI (perkumpulan Endokrinologi Indonesia ) diet harian penderita DM
disusun sebagai berikut:
Karbohidrat: 60-70 %
Protein : 10-15%
Lemak : 20-25
1. Jenis Makanan yang TIDAK BOLEH dikonsumsi :
a. Manisan Buah
b. Gula pasir
c. Susu Kental Manis
d. Madu
e. Abon
f. Kecap
g. Sirup
h. Es Krim
2. Jenis makanan Yang BOLEH DIMAKAN TETAPI HARUS DIBATASI :
a. Nasi
b. Singkong
c. Roti
d. Telur
e. Tempe
f. Tahu
g. Kacang Hijau
h. Kacang Tanah
i. Ikan
3. Jenis Makanan YANG DIANJURKAN UNTUK DIMAKAN :
a. Kol
b. Tomat
c. Kangkung
d. Oyong
e. Bayam
f. Kacang Panjang
g. Pepaya
h. Jeruk
i. Pisang
j. Labu Siam
F. Pencegahan penyakit DM
1. Rutin Berolahraga
2. Menjaga Berat Badan tetap Ideal
3. Menerapkan Pola Makan Sehat
4. Melakukan Pengecekan Gula Darah Secara Berkala
5. Mengelola Stres
6. Rajin Minum Air Putih
7. Mempertahankan Kadar Vitamin D secara Optimal
8. Menghentikan Kebiasaan Merokok
G. Pengobatan
Pada diabetes tipe 1, pasien akan membutuhkan terapi insulin untuk mengatur
gula darah sehari-hari. Beberapa pasien diabetes tipe 2 juga disarankan untuk
menjalani terapi insulin untuk mengatur gula darah.
Insulin tambahan biasanya akan diberikan melalui suntikan, bukan dalam
bentuk obat oral.
Pada pasien diabetes tipe 2, dokter akan meresepkan obat-obatan, salah
satunya adalah metformin. Metformin berfungsi menurunkan produksi glukosa dari
hati dan membantu tubuh dalam mengolah insulin secara efektif.
Dokter juga dapat memberikan suplemen atau vitamin guna mengurangi
risiko terjadinya komplikasi. Misalnya, pasien diabetes yang sering mengalami
gejala kesemutan akan diberikan vitamin neurotropik.
Vitamin neurotropik umumnya terdiri dari vitamin B1, B6, dan B12. Vitamin-
vitamin ini bermanfaat untuk menjaga fungsi dan struktur saraf tepi. Hal ini sangat
penting untuk pasien diabetes tipe 2 agar terhindar dari komplikasi neuropati
diabetik yang cukup sering terjadi.

Anda mungkin juga menyukai