Bab Ii
Bab Ii
id 5
digilib.uns.ac.id
BAB II
LANDASAN TEORI
A. TINJAUAN PUSTAKA
1. Mata
a. Anatomi dan Fisiologi Mata
5
perpustakaan.uns.ac.id 6
digilib.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 9
digilib.uns.ac.id
2. Kelainan Refraksi
Berbagai aspek penglihatan akan terus berkembang selama awal dan
pertengahan masa kanak-kanak, termasuk perkembangan fokus dan
kedalaman penglihatan. Kemampuan kedua mata untuk fokus pada suatu
objek secara bersamaan, atau yang disebut konvergensi, akan sepenuhnya
berkembang pada usia tujuh tahun. Hal ini menjadi salah satu alasan
mengapa seorang anak dengan masalah kesejajaran bola mata atau
strabismus harus ditangani sebelum usia tersebut. Seorang anak pada
umumnya agak hiperopia, tetapi dapat melihat dengan baik pada jarak lain.
Miopia dan astigmatisma yang lebih menonjol pada seorang anak
dianggap sebagai hal yang diturunkan (Turbert, 2017).
Kelainan refraksi mengacu pada cacat penglihatan di mana sistem
optik tidak mampu memfokuskan sinar paralalel tepat pada retina dalam
keadaan mata tidak berakomodasi (Althomali, 2018). Kelaianan refraksi
yang paling sering terjadi pada anak-anak adalah miopia atau rabun jauh,
hiperopia atau rabun dekat, dan astigmatisma atau distorsi penglihatan.
Seseorang dapat menderita dua jenis atau lebih kelainan refraksi dalam
waktu yang sama (American Academy of Ophthalmology, 2014).
a. Miopia (Rabun Jauh)
Pada miopia mata tidak mampu untuk memfokuskan objek yang
jauh. Hal ini disebabkan oleh daya refraksi sistem optik yang terlalu
tinggi berhubungan dengan panjang bola mata. Seperti ditunjukkan
dalam gambar, fokus dari objek yang jauh terbentuk di depan retina
sehingga objek kabur di fovea. Sebaliknya, objek yang dekat dengan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 10
digilib.uns.ac.id
1) Ringan, ≤ +2.00 D
2) Sedang, +2.25 D hingga + 5.00 D
3) Berat, ≥ 5.00 D
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 20
digilib.uns.ac.id
B. KERANGKA PEMIKIRAN
Pertumbuhan dan
perkembangan
mata anak
Normal Temuan
kelainan refraksi
Berkacamata Tidak
berkacamata
Keterangan
: faktor yang diteliti
: faktor yang tidak diteliti
C. HIPOTESIS
Terdapat hubungan antara temuan kelainan refraksi dengan
pengetahuan dan sikap orangtua untuk memeriksakan mata anaknya pada siswa
sekolah dasar. Kelainan refraksi anak yang sudah banyak terkoreksi
mencerminkan pengetahuan dan sikap orangtua yang baik. Sebaliknya,
banyaknya kelainan refraksi anak yang belum terkoreksi mencerminkan
commit
pengetahuan dan sikap orangtua yangtokurang.
user