PENDIDIKAN INKLUSI
Dosen Pengampu :
Anggi Trionanda
20003047
No Absen : 1
Penelitian tentang inklusif telah banyak dilakukan di negara-negara barat sejak 1980- an,
namun penelitian yang berskala besar dipelopori oleh The National Academy of Sciences
(Amerika Serikat). Hasilnya menunjukkan bahwa klasifikasi dan penempatan anak berkelainan
di sekolah, kelas atau tempat khusus tidak efektif dan diskriminatif. Layanan ini
merekomendasikan agar pendidikan khusus secara segregatif hanya diberikan terbatas
berdasarkan hasil identifikasi yang tepat (Heller, Holtzman & Messick ;1982). Beberapa pakar
bahkan mengemukakan bahwa sangat sulit untuk melakukan identifikasi dan penempatan anak
berkelainan secara tepat, karena karakteristik mereka yang sangat heterogen (Baker, Wang, dan
Walberg, 1994/1995). Beberapa peneliti kemudian melakukan analisis lanjut atas hasil banyak
penelitian sejenis. Hasil analisis yang dilakukan oleh Carlberg dan Kavale (1980) terhadap 50
penelitian, Wang dan Baker (1985/1986) terhadap 11 penelitian, dan Baker (1994) terhadap 13
penelitian menunjukkan bahwa pendidikan Inklusif berdampak positif, baik terhadap
perkembangan akademik maupun sosial anak berkelainan dan teman sebayanya
5. Landasan Religius
Pendidikan inklusif telah diterima dan diterima oleh kalangan agama Islam. Dalam
konsepsi Islam, sebenarnya telah mengamanatkan bahwa kita tidak boleh membeda-bedakan
perlakuan terhadap mereka yang cacat, hal ini dapat kita simak dalam Al'Quran, yaitu: Surat An
Nur ayat (61) " Tidak ada halangan bagi orang buta, tidak (pula ) bagi orang pincang, tidak (pula)
bagi orang sakit dan tidak (pula) bagi dirimu sendiri, makan (bersama-sama mereka) di rumah
kamu sendiri atau di rumah bapak-bapakmu, di rumah ibu-ibumu, di rumah saudara-saudaramu
... " .
Dalam ayat tersebut menyiratkan makna bahwa Allah SWT tidak membeda- bedakan kondisi,
keadaan dan kemampuan seseorang dalam kehidupan sehari-hari, sehingga sangat jelas bahwa
sebagai ciptaanNya, setiap manusia harus menerima adanya perbedaan sebagai anugrah maha
pencipta., Ada laki-laki ada perempuan, ada yang cacat dan ada yang tidak cacat. Dengan
demikian inklusi adalah fitrah yang harus menjadi kewajiban manusia dalam menjalani hidup dan
kehidupan dengan penuh kasih sayang.
SUMBER:
https://perpuskampus.com/landasan-pendidikan-inklusif/
http://sumiyantihaschwin. com/2013/07/landasan_5.html