Anda di halaman 1dari 6

RESUME PERTEMUAN 1

PENDIDIKAN INKLUSI

“HAKIKAT PENDIDIKAN INKLUSIF”

Dosen Pengampu :

Dr. Nurhastuti, S.Pd, M.Pd

Anggi Trionanda
20003047

No Absen : 1

PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN LUAR BIASA


FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSTIAS NEGERI PADANG
2021
A. SEJARAH PENDIDIKAN INKLUSIF
Sejarah perkembangan pendidikan inklusif di dunia pada mulanya diprakarsai dan
diawali dari negara-negara Scandinavia (Denmark, Norwegia, Swedia). Di Amerika Serikat pada
tahun1960-an oleh Presiden Kennedy mengirimkan pakar-pakar Pendidikan Luar Biasa ke
Scandinavia untuk mempelajari mainstreaming dan Least restrictive environment, yang ternyata
cocok untuk diterapkan di Amerika Serikat. Selanjutnya di Inggris dalam Ed.Act. 1991 mulai
memperkenalkan adanya konsep pendidikan inklusif dengan ditandai adanya pergeseran model
pendidikan untuk anak berkebutuhan khusus dari segregatif ke integratif. Tuntutan
penyelenggaraan pendidikan inklusif di dunia semakin nyata terutama sejak diadakannya
konvensi dunia tentang hak anak pada tahun 1989 dan konferensi dunia tentang pendidikan tahun
1991 di Bangkok yang menghasilkan deklarasi ’education for all’. Implikasi dari statemen ini
mengikat bagi semua anggota konferensi agar semua anak tanpa kecuali (termasuk anak
berkebutuhan khusus) mendapatkan layanana pendidikan secara memadai.
Sebagai tindak lanjut deklarasi Bangkok, pada tahun 1994 diselenggarakan konvensi
pendidikan di Salamanca Spanyol yang mencetuskan perlunya pendidikan inklusif yang
selanjutnya dikenal dengan ’the Salamanca statement on inclusive education”.Sejalan dengan
kecenderungan tuntutan perkembangan dunia tentang pendidikan inklusif, Indonesia pada tahun
2004 menyelenggarakan konvensi nasional dengan menghasilkan Deklarasi Bandung dengan
komitmen Indonesia menuju pendidikan inklusif.
Untuk memperjuangkan hak-hak anak dengan hambatan belajar, pada tahun 2005
diadakan simposium internasional di Bukittinggi dengan menghasilkan Rekomendasi
Bukittinggi yang isinya antara lain menekankan perlunya terus dikembangkan program
pendidikan inklusif sebagai salah satu cara menjamin bahwa semua anak benar-benar
memperoleh pendidikan dan pemeliharaan yang berkualitas dan layak.
Berdasarkan perkembangan sejarah pendidikan inklusif dunia tersebut, maka Pemerintah
Republik Indonesia sejak awal tahun 2000 mengembangkan program pendidikan inklusif.
Program ini merupakan kelanjutan program pendidikan terpadu yang sesungguhnya pernah
diluncurkan di Indonesia pada tahun 1980-an, tetapi kemudian kurang berkembang, dan baru
mulai tahun 2000 dimunculkan kembali dengan mengikuti kecenderungan dunia,
menggunakan konsep pendidikan inklusif.
B. TUJUAN PENDIDIKAN INKLUSIF
1. Memberikan kesempatan yang seluas-luasnya kepada semua anak (termasuk anak
berkebutuhan khusus) mendapatkan pendidikan yang layak sesuai dengan
kebutuhannya.
2. Membantu mempercepat program wajib belajar pendidikan dasar
3. Membantu meningkatkan mutu pendidikan dasar dan menengah dengan menekan angka
tinggal kelas dan putus sekolah
4. Menciptakan sistem pendidikan yang menghargai keanekaragaman, tidak diskriminatif,
serta ramah terhadap pembelajaran
5. Memenuhi amanat Undang-Undang Dasar 1945 khususnya Ps. 32 ayat 1 yang berbunyi
’setiap warga negara negara berhak mendapat pendidikan’, dan ayat 2 yang berbunyi
’setiap warga negara wajib mengikuti pendidikan dasar dan pemerintah wajib
membiayainya’.

C. PRINSIP PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN INKLUSIF


Budiyanto 2012: 13 mengemukakan bahwa dalam penyelenggaraan pendidikan inklusif
terdapat beberapa prinsip, yaitu:
1. Prinsip pemerataan dan peningkatan mutu, pemerintah mempunyai tanggung jawab untuk
menyusun strategi upaya pemerataan kesempatan memperoleh layanan pendidikan dan
peningkatan mutu. Pendidikan inklusif merupakan salah satu strategi upaya pemerataan
kesempatan memperoleh pendidikan karena lembaga pendidikan inklusi bisa
menampung semua anak yang belum terjangkau oleh layanan pendidikan lainnya.
Pendidikan inklusif juga merupakan strategi peningkatan mutu, karena model
pembelajaran inklusif menggunakan metodologi pembelajaran bervariasi yang bisa
menyentuh pada semua anak dan menghargai perbedaan.
2. Prinsip kebutuhan individual, setiap anak memiliki kemampuan dan kebutuhan yang
berbeda-beda oleh karena itu pendidikan harus diusahakan untuk menyesuaikan
dengan kondisi anak.
3. Prinsip kebermaknaan, pendidikan inklusif harus menciptakan dan menjaga komunitas
kelas yang ramah, menerima keanekaragaman dan menghargai perbedaan.
4. Prinsip keberlanjutan, pendidikan inklusif diselenggarakan secara berlanjut pada semua
jenjang pendidikan.
5. Prinsip keterlibatan, penyelenggaraan pendidikan inklusif harus melibatkan seluruh
komponen pendidikan terkait.
Menurut Mohammad Takdir Ilahi 2013: prinsip dasar penyelenggaraan
pendidikan inklusif adalah “Semua anak mendapatkan kesempatan yang sama untuk bersekolah
tanpa memandang perbedaan latar belakang kehidupannya”. Adanya pendidikan inklusif
diharapkan semua anak baik anak normal maupun anak yang memiliki kebutuhan khusus
mendapatkan kesempatan yang sama untuk mengenyam pendidikan di sekolah.

Lay Kekeh Marthan 2007: 176-178 mengemukakan bahwa “Kegiatan belajar mengajar
dilaksanakan dengan maksud mencapai tujuan pembelajaran”. Agar tujuan pembelajaran dapat
tercapai secara efektif dan efisien, guru perlu memperhatikan prinsip-prinsip pembelajaran.
Prinsip-prinsip pembelajaran di kelas inklusif secara umum sama dengan prinsip yang berlaku
bagi anak pada umumnya, yaitu:
a. Prinsip motivasi
b. Prinsip latarkonteks
c. Prinsip keterarahan
d. Prinsip hubungan sosial
e. Prinsip belajar sambil bekerja
f. Prinsip individualisasi
g. Prinsip menemukan
Berdasarkan pemaparan di atas dapat disimpulkan bahwa prinsip pendidikan
inklusif adalah pendidikan untuk semua, tidak membeda-bedakan anak serta menghargai
perbedaan.

Prinsip pendidikan inklusif yaitu semua anak belajar dengan cara yang berbeda, oleh
karenanya harus menghargai perbedaan yang ada. Pada penyelenggaraan pendidikan inklusif
harus diusahakan untuk menyesuaikan dengan kondisi anak sehingga anak dapat belajar sesuai
dengan bakat, minat, dan kemampuan yang dimiliki tanpa membeda-bedakan.

D. KEUTAMAAN DAN SISI POSITIF PENDIDIKAN INKLUSIF


1. Semua anak mempunyai hak yang sama untuk memperoleh pendidikan yang bermutu
dan tidak didiskriminasikan.
2. Semua anak mempunyai kemampuan untuk mengikuti pelajaran tanpa melihat kelainan
dan kecacatannya.
3. Perbedaan merupakan penguat dalam meningkatkan mutu pembelajaran bagi semua anak.
4. Sekolah dan guru mempunyai kemampuan untuk belajar merespon dari kebutuhan
pembelajaran yang berbeda.
DAFTAR RUJUKAN

https://ycaitasikmalaya46111.wordpress.com/2013/01/11/sejarah-pendidikan-
inklusif/#:~:text=Sejarah%20perkembangan%20pendidikan%20inklusif%20di,Denm
ark%2C%20Norwegia%2C%20Swedia).&text=1991%20mulai%20memperkenalkan%
20adanya%20konsep,khusus%20dari%20segregatif%20ke%20integratif.

https://ycaitasikmalaya46111.wordpress.com/2013/01/11/tujuan-pendidikan-inklusif/
Https://tehttpsxt-id.123dok.com/document/ozllndwrz-prinsip-prinsip-
penyelenggaraan-pendidikan-inklusif.html

https://catatannining.wordpress.com/tag/pendidikan-
inklsif/#:~:text=Keutamaan%20dan%20Sisi%20Positif%20Pendidikan,tanpa%20meli
hat%20kelainan%20dan%20kecacatannya.

Anda mungkin juga menyukai