Anda di halaman 1dari 10

MATERI 1

PERTIMBANGAN DALAM DESAIN INTERIOR

Dalam merancang interior, banyak hal yang menjadi pertimbangan


desainnya, karena seiring perkembangan jaman, perubahan gaya hidup,
membuat desain interior ikut berubah dinamis. Apa saja pertimbangannya?

8.1 RUANG

Permasalahan ruang adalah permasalahan klasik yang dihadapi dibanyak kota besar
diseluruh dunia. Semakin terbatasnya lahan membuat lahan semakin terbatas,
Lahan terbatas menjadikan orang mendapatkan ruang yang semakin sempit untuk
dirinya. Terbatasnya lahan untuk ruang ini menjadi permasalahan yang harus
dipecahkan oleh seorang perancang interior,dengan ruang yang terbatas maka harus
memenuhituntutan yang dibutuhkan untuk ruangan tersebut.

Ruang yang semakin terbatas di perkotaan juga memaksa orang untuk lebih kreatif
lagi dalam memanfaatkan setiap sudut yang tersisa. Kreativitas telah menciptakan
inovasi baru guna memanfaatkan ruang dengan efisien sesuai dengan kebutuhan.
Dengan kemajuan dan inovasi masa kini,permasalahan keterbatasan ruang tidak lagi
menjadi permasalahan,ukuran ruang tidak lagi perlu seluas seperti dahulu contohnya
adalah untuk ruang tidur,sekarang berbagai macam jenis tempat tidur telah banyak
dimodifikasi seperti tempat tidur lipat,tempat tidur bersusun, atau sofa yang bisa di
buka, inovasi telah memecahkan permasalahan ruang biasanya muncul dalam
merancang interior.

Ruangan sebagai tempat kegiatan manusia, maka ruang dituntut untuk mampu
memenuhi tuntutan pengguna ruang dari segi fisik maupun psikis.Keberhasilan
dalam menata interior ruang adalah apabila kita bisa memanfaatkan unsur-unsur
yang tersedia dalam ruangan tersebut,seperti furniture, kondisi udara dan
pencahayaan didalam ruangan sehingga segala persyaratan ruang bisa tercapai.

Masalah yang sangat mendasar adalah besaran sebuah ruang. Masalah ini
merupakan yang paling sering dihadapi dalam sebuah perencanaan interior.Masalah
besaran ruang ini bisa menciptakan kesan ruang pada fungsi yang diharapkan.

Menurut hukum optik, yang menjadi penentu dalam obyek untuk penglihatan
disebutkan sebagai berikut:apa yang kita lihat ternyata tidak selalu identik dengan
realita, antara lain disebabkan oleh ilusi penglihatan mata.

Dengan berpegang pada hukum ini perancang bisa memanfaatkan dengan


memanipulasi kesan ruang yang tidak menguntungkan menjadi gubahan yang
baru.Hal ini disebabkan rekayasa pada penglihatan yang bisa dimanfaatkan untuk
menciptakan keindahan dan kesan ruang. Rekayasa ini sangat bermanfaat ketika
perlu untuk menghadapi permasalah ruang yang berkaitan dengan ukurannya.

Sebab bila ruang didesain monoton dan variasi dihilangkan maka fungsinya akan
menurunkan kualitas psikis orang yang berada didalamnya. Karena sebuah ruangan
membutuhkan sebuah variasi yang akan menghidupkan suasana dalam ruangan
tersebut.

Berikut adalah beberapa cara yang biasa digunakan untuk memanipulasi


permasalahan ukuran ruang dalam interior:

1. Ruang yang rendah supaya terkesan tinggi

• Membuat pola vertikal pada dinding

• Dinding berpola diaplikasikan mulai dari lantai sampai ke langit- langit

• Menggunakan warna yang mendominasi warna terang untuk ruangan

• Langit-langit diberi warna yang terang dan polos

• Pencahayaan pada langit- langit dioptimalkan seterang mungkin


Gambar 8. 1 garis vertikal untuk memanipulasi ruang yang rendah

2. Ruang yang tinggi agar terkesan rendah

• Membuat pola garis horizontal padadinding

• Dinding berpola diaplikasikan dari lantai sampaikelangit-langit

• Menggunakanwarnayang gelappadabagian langit- langit

• Warnadominandipilihyang bernuansalebihgelap

Gambar 8. 2 Garis horizontal digunakan untuk memanipulasi dinding tinggi


agar terlihat lebih rendah
3. Ruang yang kecil agar terkesan memanjang

• Salah satu dinding diberi warna yang berbeda dari sisi lainnya

• Menggunakan warna kontras yang netral

• Langit-langit diberi warna yang terang dan tekstur yanghalus

• Lantai dipilih yang berwarna netral dan mengarah memanjang pada ruangan

Gambar 8. 3 Warna dan tekstur yang terang digunakan untuk ruang


memanjang

4. Ruangyang kecil agar terkesanbesar

• Menggunakan warna yang cerah dan terang untuk mendominasi ruangan

• Motif yang lembut bisa ditambahkan untuk dinding

• Warna-warna yang gelap dihindari digunakan untuk bidang yang besar

• Bukaan pada dinding bisa dibuat dengan besar dari material kaca

• Bukaan luas menyatukan bagian luar dan dalam

• Menempatkan sebuah cermin besar yang akan merefleksikan ruangan.


Gambar 8. 4 ruang yang kecil dengan bukaan yang lebar berguna untuk
membuat ruangan berkesan luas dari ukuran sebenarnya

5. Ruangyang luas agar terkesan sempit

• Semuasisidindingdiberi warnayanggelapataukuat

• Motifdenganpola-pola besardigunakanpada dinding

• Langit-langitmenggunakan motifyangbesardanwarna yangkuat.

• Menggunakanwarna-warna yanglebihgelap.

• Menggunakanfurniture denganukuranyangbesar

Gambar 8. 5 Ruang yang luas bisa menggunakan motif yang berukuran besar
untuk semua elemen interior agar terlihat lebih kecil dan tidak terlalu luas.
Gambar 8. 6 Contoh manipulasi ruang sempit yang memanjang agar terlihat
lebar membuat bukaan jendela yanglebar, material dinding satu sisi berupa
lemari builtin dengan garis vertikal, lantai warna gelap serta langit-langit warna
putih terang menghasilkan ruang berkesan luas. (Sumbergambar:www.dma-
ny.com)

8.2 FUNGSI RUANG

Permasalahan fungsi ruangan ini akan berkaitan dengan pengguna ruangan tersebut
nantinya.Contohnya seperti ruangan publik pada sebuah lobby yang harus
memperhatikan kebutuhan setiap orang yang datang dan akan menggunakan lobby
tersebut,semua orang harus diperhatikan mulai dari pengunjung usia dewasa,anak-
anak, manula bahkan untuk pengunjung dengan keterbatasan fisik atau cacat.

Untuk ruangan dengan fungsi yang bersifat pribadi maka kebutuhan harus
disesuaikan juga dengan individu yang akan menggunakan ruangan tersebut.
permasalahan perancangan interior ini juga akan berkaitan dengan kebutuhan kusus
dari individu pengguna ruang termasuk hal yang berkaitan dengan keselamatan dan
kemudahaan untuk pengguna ruang seperti ruangan yang dirancang khusus untuk
orang cacat atau manula.

8.3 AKTIVITAS PENGGUNA

Dalam sebuah ruangan aktivitas yang terjadi didalamnya oleh pengguna ruangan
terkadang menimbulkan permasalahan tersendiri dalam merancang interior.
Permasalahan sering muncul ketika aktivitas pengguna ruangan tidak saling
mendukung dengan penataan interior yang ada diruangan tersebut. Hal ini biasanya
terjadi pada ruangan yang digunakan oleh lebih dari satu orang atau ruangan
publik yang memiliki perbedaan dalam hal kebiasaan dan kebutuhan.

Aktivitas pengguna ruangan yang tinggi sering kali akan berpengaruh pada daya
tahan elemen interior didalam ruangan tersebut, seperti lantai yang akan sering
diinjak atau furniture yang juga sering digunakan. Untuk mengatasi permasalahan ini
perancang harus mempertimbangkan penggunaan material yang awet dan tahan
lama bahkan dengan volume penggunaan yang sering.

Selain itu aspek perawatan juga harus dipertimbangkan dalam ruangan yang
memiliki aktivitas penggunaan yang tinggi karena tanpa perawatan yang memadai
maka ruangan akan menjadi cepat rusak dan tidak akan bertahan dalam waktu yang
lama.

8.4 BIAYA

Keterbatasan biaya merupakan permasalahan yang banyak dijumpai dalam


merancang interior ruang,biayayangterbatas dan keinginan yang banyak merupakan
kendala yang harus dicari pemecahannya secara bersama. Karena keterbatasan
biaya pula banyak hal yang harus dipertimbangkan dalam merancang interior ruang
agar bisa tercapai secara maksimal tujuan dari ruang yang akan dirancang.

Membuat daftar prioritas merupakan suatu cara yang bisa dilakukan dalam
menghadapi permasalahan biaya yang terbatas. Dengan mendahulukan prioritas
juga nantinya siperancang bisa mendahulukan apa saja yang menjadi obyek
rancangannya agar bisa memenuhi kebutuhan dari pengguna ruang.Dari daftar yang
diprioritaskan untuk ruangan harus didahulukan yang menjadi paling utama untuk
dipenuhi pada ruangan tersebut, barulah kemudian dilanjutkan pada kebutuhan yang
mengikutinya.
Hal lain yang bisa dilakukan adalah dengan menurunkan kualitas material yang
digunakan, tetapi ini bukan berarti menurunkan juga hasil akhir rancangan yang akan
didapatkan. Tetapi hanya menukarkan pada kulitas material saja dan untuk
pengerjaan juga tetapi harus dilakukan dengan baik. Contohnya adalah pada
pembuatan furniture kayu, dengan mengganti kualitas kayu dari kayu jati menjadi
kayu kualitas dibawahnya seperti kayu sungkai.

Ataubila pada suatu kasus merenovasi interior dana yang tersedia memang sangat
terbatas maka perancang harus berkreasi dengan memanfaatkan semua yang
sudah ada pada ruangan. Memanfaatkan kembali furniture yang sudah ada dan
memberikan sentuhan kreatif seperti mengganti kain pelapis sofa untuk memberikan
kesan baru pada furniture, begitu juga dengan furniture lama bisa dipoles agar tampil
baru. Cara lain yang bisa mengubah suasana ruang adalah mengganti cat dinding
dengan warna baru yang lebih hidup dan sesuai dengan tema ruangan.

Cara lainnya adalah dengan memanfaatkan bahan alternatif atau bahan yang sudah
tersedia dengan harga yang murah. Bahan material seperti bambu memiliki
karakteristik yang khas dan indah, selain itu bambu juga bisa menjadi bahan
alternatif untuk menggantikan kayu dan bisa tampil memikat tidak kalah dengan
kayu. Selain dari bambu alternatif lain seperti rotan juga bisa menjadi pilihan yang
menarik.

Dalam merancang interior ruang harus diperhatikan potensi yang ada dialam
lingkungan sekitar, setiap potensi material dan kerajinan asli disana bisa
dimanfaatkan semaksimal mungkin. Hal ini tidak hanya akan menekan penggunaan
biaya yang berlebihan tetapi juga akan memberikan pencitraan dari budaya lokal.

8.5 TEKNOLOGI INTERIOR

Dalam sebuah uangan terkadang banyak kekurangan yang dihadapi oleh perancang
dalam bentuk teknis, permasalahan seperti penghawaan, dan pencahayaan yang
kurang memadai, alat bangunan yang tinggi dan lain sebagainya. Untuk ruangan
seperti ini, memerlukan pendukung yang akan memaksimalkan fungsi sebuah
ruangan dan mempermudah orang yang berada didalamnya. Dengan bantuan
teknologi interior maka interior sebuah ruangan akan menjadi lebih baik dan nyaman
untuk ditempati.

Dalam merancang sebuah interior teknologi interior harus dipertimbangkan sebagai


solusi untuk permasalahan yang dihadapi oleh perancang dalam bentuk teknis yang
tidak bisa diatasi dengan pemecahan konvesional dalam merancang interior. Seperti
keterbatasan cahaya alami pada siang hari atau penghawaan yang minim dalam
sebuah ruangan maka dapat diatasi dengan penggunaan lampu dan AC yang akan
menggantikan fungsi alami dari cahaya matahari dan angin untuk sebuah ruangan.

Teknologi interior lainnya adalah sistem mekanik yang merupakan bagian dari
pendukung interior seperti mesin transportasi vertikal untukruangan yang memiliki
ketinggian diatas rata-rata untuk mempermudah orang saling berhubungan antara
lantainya seperti lift dan eskalator. Berbagai macam teknologi mekanik interior ini
bisa digunakan untuk mendukung sebuah interior agar lebih nyaman untuk ditempati
dan mempermudah orang yang berada didalamnya.

8.6 LINGKUNGAN

Dalam merancang interior permasalahan lingkungan merupakan permasalahan yang


muncul akibat dari benturan antara desain interior yang dirancang dengan
lingkungan sekitar yang kemungkinan tidak cocok untuk diaplikasikan dengan desain
tersebut. Permasalahan ini sering muncul akibat dari pemaksaan suatu desain untuk
diaplikasikan dalam suatu lingkungan yang tidak sesuai dengan asalnya.

Contoh dari permasalahan lingkungan ini adalah aplikasi desain interior bergaya
klasik di lingkungan tropis seperti Indonesia. Tidak seperti dinegara asalnya yang
mengenal empat musim, negara tropis tidak terlalu cocok untuk diterapkan desain
bergaya klasik yang memiliki desain yang rumit dan sistem penghawaan dan
pencahayaan yang terbatas. Tetapi berkat peran dari teknologi seperti pendingin
ruangan atau AC maka desain bergaya klasik ini tetap bisa diaplikasikan untuk
dilingkungan tropis.

Dalam perkembangannya kendala lingkungan tidak lagi menjadi penghalang yang


utama, hal ini dikarenakan telah tersedianya teknologi yang mampu untuk
mewujudkan rancangan interior yang bertolak belakang dengan lingkungan asal
desain tersebut. Bahkan saat ini bangunan yang kompleks seperti gedung pencakar
langit bisa mengaplikasikan berbagai macam gaya dan konsep desain didalamnya
tanpa harus terikat dengan gaya arsitektur eskterior bangunannya. Inib erlaku untuk
bangunan yang berukuran sangat luas, tetapi masih dibagi-bagi dalam beberapa
ruangan atau unit. Contohnya adalah bangunan apartemen dengan jumlah unit yang
banyak berjumlah ratusan bahkan ribuan dalam satu tower, dan setiap unit bisa
memiliki gaya interior yang berbeda-beda sesuai dengan keinginan pamiliknya.

8.7 BUDAYA

Saat ini kemajuan zaman telah menggeser budaya asli ketimuran yang ada
diIndonesia. Pergeseran budaya ini memberikan dampak yang akan berpengaruh
pada desain yang diaplikasikan nantinya, dalam desain yang direncanakan
sekarang sifat individualis mewarnai karakter suatu bangunan yang dirancang.
Karena masyarakat diperkotaan sudah sangat disibukkan dengan berbagai aktivitas
sehari-hari maka budaya mereka lebih cenderung individualis dan tertutup dengan
lingkungannya.

Dalam memilih desain hunian misalnya, hunian seperti rumah saat ini lebih banyak
didesain dengan introvert atau tertutup pada bagian tampak luar (eksterior)nya. Hal
ini selain bertujuan untuk lebih menjaga privasi dari sipenghuni juga karena alasan
keamanan yang dikhawatirkan oleh sipenghuni. Desain introvert telah menjawab
permasalahan dari perumahan di kota besar tetapi sisi lainnya telah melunturkan
budaya bertetangga dengan keterbukaan dalam bermasyarakat.

Dalam masalah budaya juga memegang peran untuk melestarikan budaya lokal,
penggunaan unsur budaya lokal harus menjadi pertimbangan yang harus
diutamakan dalam mendesain suatu interior ruangan. Hal ini sesuai dengan tujuan
dari perancangan interior yang tetap mengaplikasikan unsur budaya lokal agar tidak
luntur oleh masuknya budaya luar dan mencerminkan lokasi lingkungan dimana
interior ruang tersebut berada.

Anda mungkin juga menyukai