INDEKS PROPERTIS
3.1.2 Teori
Kadar air tanah disebut juga water conent adalah kandungan
air pada tanah yang ditentukan dari prbandingan berat air yang
terkandung didalam tanah dengan berat bagian padat dari tanah.
Kadar air tanah dapat digunakan untuk penentuan sifat mekanika
tanah seperti pemadatan tanah. Oleh karena itu, penting
mengetahui kadar ai suatu sampel tanah untuk seorang engineer
dalam pengerjaan suatu proyek.
1 2 3
5 6 7 8
= 0,104%
3.1.6 Hasil Kadar Air (Disturb)
LABORATORIUM GEOTEKNIK
FT- PRODI TEKNIK SIPIL
UNIVERSITAS SWADAYA GUNUNG JATI
Jl. Pemuda Nomor 32 Telp. (0231) 206558 Fax.(0231) 236742 Cirebon 45312
Tanggal : 14 Febuari
Pekerjaan : Uji Kadar Air 2017
No. Log Bor : Dikerjakan : Kelompok 12
Lokasi : Dihitung : Kelompok 12
Kedalaman : Diperiksa : Wibowo
` LABORATORIUM GEOTEKNIK
FT- PRODI TEKNIK SIPIL
UNIVERSITAS SWADAYA GUNUNG JATI
Jl. Pemuda Nomor 32 Telp. (0231) 206558 Fax.(0231) 236742 Cirebon
45312
Tanggal : 13 Febuari
Pekerjaan : Uji Kadar Air 2017
No. Log Bor : Dikerjakan : Kelompok 12
Lokasi : Dihitung : Kelompok 12
Kedalaman : Diperiksa :Wibowo
3.2.2 Teori
Berat volume tanah adalah perbanadingan antara berat tanah total
dengan volume tanah. Berat volume adalah merupakan berat
volume tanah asli merupakan fisik tanah, jika diketahui kadar air
tanah akan dapat meneneetukan nilai volume kering tanah tersebut.
= 𝟒𝟐, 𝟎𝟕𝟐
3.2.6 Hasil
LABORATORIUM GEOTEKNIK
FT- PRODI TEKNIK SIPIL
UNIVERSITAS SWADAYA GUNUNG JATI
Jl. Pemuda Nomor 32 Telp. (0231) 206558 Fax.(0231) 236742 Cirebon
45312
3.3.2 Teori
Dalam setiap perencanaan, baik itu bangunan ataupun jalan,
pengetahuan tentang adanya bahan organik sangat penting, karena
untuk bangunan tanah organik itu berbahaya. Dengan mengetahui
nilai Gs suatu tanah dapat diketahui suatu contoh tanah apakah
tanah tersebut organik atau anorganik jadi untuk tanah yang terdiri
dari campuran bahan organik maupun anorganik tentu mempunyai
nilai Gs yang tergantung dari komposisi campuran bahan-bahan
tersebut.
Tipe of Soil Gs
Berat piknometer = W1
Berat piknometer + tanah = W2
Berat piknometer + air + tanah = W 3
Berat piknometer + air = W4
Koreksi temperatur =K
Berat tanah = (W 1 – W 2)
Berat total = Berat tanah + W 4
= (W 2 – W 1) + W 4
Voume air = Berat total – (Berat
piknometer + air + tanah)
= {(W 2 – W 1) + W 4 } – W3
berat tana h
Berat jenis (specific Gravity) Gs xK
volume air
Contoh Perhitungan :
Diketahui : Temperatur = 29 0C
Berat piknometer + tanah = 72.54 gr
Berat tanah = 25.43 gr
Berat piknometer + air = 140,59 gr
Berat piknometer + air + tanah = 154.33 gr
Maka :
Berat total = (berat tanah) + (berat piknometer + air)
= 25.43 + 140,59
= 166.02 gr
LABORATORIUM GEOTEKNIK
FT- PRODI TEKNIK SIPIL
UNIVERSITAS SWADAYA GUNUNG JATI
Jl. Pemuda Nomor 32 Telp. (0231) 206558 Fax.(0231) 236742 Cirebon 45312
No. piknometer
Temperatur ˚C 29˚
Berat Piknometer + Tanah (gr) 85,33
Berat Piknometer (gr) 61,2
Berat Tanah (gr) 24,13
Berat Piknometer + Air (gr) 152,71
Berat Total (gr) 176,84
Berat Pikno + Air + Tanah (gr) 165,82
Koreksi Temperatur K 0,9995
Berat isi air 67,38
Volume Air (ml) 11,02
Specific Gravity 2,167
3.3.7 Kesimpulan
Jadi, dapat disimpulkan bahwa berat jenis tanah (Gs) adalah
perbandingan antara berat butir tanah (Ws) dengan berat air (Ww)
yang mempunyai Volume sama pada suhu tertentu, pada contoh
tanah yang kami ambil memiliki berat jenis 2.167 gram/cm3. Dan
jenis tanah tersebut adalah jenis tanah kerikil
3.3.8 Gambar Kerja
Gambar 3.5 Penimbangan berat piknometer dan sample basah
3.4 Analisa Saringan (Sieve Analysis)
3.4.1 Maksud dan Tujuan
3.4.2 Teori
Tanah terdiri dari tiga bagian yaitu, butiran padat, air, udara. Sifat-
sifat suatu tanah tertentu tergantung pada ukuran butirannya.
Ukuran butiran menentukan klasifikasi tanah tersebut. Untuk
butiran kasar dipakai cara penyaringan dalam penentuan ukuran
butiran tanah. Tanah dikeringkan dan disaring pada serangkaian
saringan dengan ukuran diameter kisi saringan tertentu dari mulai
yang kasar hingga yang halus. Dengan demikian butiran tanah
terpisah menjadi beberapa bagian dengan batas ukuran yang
diketahui.
3.4.6 Perhitungan
Menghitung berat total
Berat total = ∑berat tanah yang tertahan dalam saringan
Menghitung berat tertahan untuk masing-masing ukuran
saringan secara kumulatif
Menghitung presentase tanah yang tertahan pada setiap
saringan
𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑡𝑎𝑛𝑎ℎ 𝑘𝑒𝑟𝑖𝑛𝑔
Presentase tanah tertahan = 𝑥 100%
𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙
Menghitung presentase tanah yang lolos pada setiap saringan
𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙−𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑡𝑒𝑟𝑡𝑎ℎ𝑎𝑛
Presentase yang lolos = 𝑥 100%
𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙
Contoh perhitungan (berdasarkan sample no. 100 ) :
Diketahui :
Berat tanah kering pada ayakan no. 100 = 8,52 gr
Berat total = 345,74 gr
Berat tertahan = 312,89 gr
Ditanyakan:
LABORATORIUM GEOTEKNIK
FT- PRODI TEKNIK SIPIL
UNIVERSITAS SWADAYA GUNUNG JATI
Jl. Pemuda Nomor 32 Telp. (0231) 206558 Fax.(0231) 236742 Cirebon 45312
140
120
100
84.226
80 68.637
62.41
58.644
60 53.364
48.519
44.219
33.431
40 29.61
23.22
20 11.082
1.406 1.628 2.9583.8444.509
1.406 1.406
5.396
0 4.953
0.001 0.01 0.1 1 10
y = 21.904x + 0.929
a. D60
Y = 21.904x + 0.929
60 = 21.904x + 0.929
X = 2.696
b. D40
Y = 21.904x + 0.929
40 = 21.904x + 0.929
X = 1.783
c. D10
y = 21.904x + 0.929
10 = 21.904x + 0.929
X = 9.957
Diperoleh hasil
D60 2.696
Cu = D10 = 9.957 = 0.280
𝐷402 1.7832
Cc = 𝐷10×𝐷60 = 26.844 = 5.172
3.5.6 Perhitungan
1. Rc = Ra – Zerro correction + Ct
Dimana :
Ra = bacaan aerometer
Ct = diperoleh dari table berdasarkan
temperaturenya
Zerro correction = tergantung alat yang digunakan
𝑅𝑐−𝑎
2. % Finner (N) = x 100%
𝑊𝑠
Dimana :
a = diperoleh dari table berdasarkan nilai Gs
Ws = berat tanah kering
3. R = R + 0,5
𝐿
4. D = K x √ 𝑡
Dimana :
K = diperoleh dari tabel
L = diperoleh dari tabel berdasarkan R
T = waktu
% 𝐹𝑖𝑛𝑛𝑒𝑟 (𝑁)
% Finner = x Presentase lolos saringan no. 200
100
3.1.1 Hasil
LABORATORIUM
GEOTEKNIK
FT- PRODI TEKNIK SIPIL
UNIVERSITAS SWADAYA GUNUNG JATI
Jl. Pemuda Nomor 32 Telp. (0231) 206558 Fax.(0231) 236742 Cirebon 45312
Pekerjaan : Analisis
Hidrometer Tanggal :
No. Log Bor : Dikerjakan : Kelompok 8
Lokasi : Dihitung : Kelompok 8
Kedalaman : Diperiksa : Wibowo
ANALISA HIDROMETER
ASTM D 422
Zerro correction
=
A =
Ws =
50 gr
Time
(menit) Ra T RC N% R L L/t K D FR %
0.25 18 28 19.05 34.17 18.5 13.2 52.8 0.016 0.116 0.861
0.5 18 28 19.05 34.17 18.5 13.2 26.4 0.016 0.082 0.861
1 17 28 18.05 32.17 17.5 13.3 13.3 0.016 0.058 0.811
2 16 28 17.05 30.17 16.5 13.5 6.75 0.016 0.041 0.760
5 10 28 11.05 18.17 10.5 14.5 2.9 0.016 0.027 0.458
30 7 28 8.05 12.17 7.5 15 0.5 0.016 0.011 0.307
60 4 28 5.05 6.17 4.5 15.5 0.258 0.016 0.008 0.155
250 3 28 4.05 4.17 3.5 15.6 0.0624 0.016 0.004 0.105
1440 2 28 3.05 2.17 2.5 15.8 0.11 0.016 0.002 0.055
Analisa Saringan Dan Hidrometer
160
140
120
100
84.226
80
68.637
62.41
58.644
60 53.364
48.519
44.219
33.431
40
29.61
23.22
20 11.082
1.406 1.406 1.4061.628 2.958 3.844 4.509
5.396
0 4.953
0.001 0.01 0.1 1 10
3.1.2 Kesimpulan
Pada analisa butiran tanah melalui analisa tipis (Sieve Analysis) yang
lolos saringan No. 100 adalah 9,51%, lebih tepatnya tanah tersebut diuji
dengan analisa mekanis basah(Hydrometer Analysis)
Analisa ukuran butir dimaksudkan untuk menyaring butiran tanah dari
saringan no.4 sampai saringan no.200 dan juga pan, jika kita ingin
mendapatkan ukuran butiran tanah bias dilakukan dengan cara di ayak
atau menggunakanalat shaker, dari saringan no.4 sampai saringan
no.200 butiran tanah yang lolos saringan no.200 hasilnya akan tersimpan
pada pan.
3.1.3 Gambar Kerja
3.2.2.7 Perhitungan
3.2.3.2 Teori
Contoh Perhitungan
Jumlah ketukan= -
Berat cawan +berat tanah basah=25,63gr
Berat cawan+berat tanah kering = 22,13 gr
Berat air = 3,50gr
Berat cawan = 9,72 gr
Berat contoh tanah kering =12,41 gr
Kadar air =
Berat Air 3,50
100% 100% 28,203%
Berat Tanah Kering 12,41
LABORATORIUM GEOTEKNIK
FT- PRODI TEKNIK SIPIL
UNIVERSITAS SWADAYA GUNUNG JATI
Jl. Pemuda Nomor 32 Telp. (0231) 206558 Fax.(0231) 236742 Cirebon 45312
Jumlah Ketukan 14 22 31 46
No. Cawan 1 2 3 4 5 6
Berat cawan + berat tanah
basah (gr) 12.49 14,13 13,32 6,83 25,63 21,47
Berat cawan + berat tanah
kering (gr) 11.48 12,57 12,01 5,58 22,13 18,30
Berat air (gr) 1.01 1,56 1,31 1,25 3,50 3,17
Berat cawan (gr) 9.85 9,78 9,78 4,23 9,72 9,73
Berat contoh tanah kering
(gr) 1.63 2,79 2,23 1,35 12,41 8,57
Bera contoh tanah Basah
(gr) 2.64 4,35 3,54 2,6 15,91 11,74
Kadar Air (%) 61.96 55,91 58,74 92,59 28,20 36,98
Kadar Air rata-rata (%) 67,3 32,59
atterberg
y = 1.014x + 38.655
100 R² = 0.6666
92.59
90
80
70
61.96
58.74
60 55.91
50 atterberg
Linear (atterberg)
40
30
20
10
0
1 10 100
PERHITUNGAN :
X = 25
Y = -0.4602x + 69.44
= -0.4602 (25) + 69.44
= 57.935
Diketahui :
LL : 67,3 %
PL : 32,59 %
Maka :
PI = LL – PL
= 67,3 – 32,59
= 34,71 %
3.6.3.8. Kesimpulan
A. 3.6.1.Teori
B. Maksud
Benda uji dari lapangan lolos saringan no. 4 sebnayak 20 kg kemudian di bagi menjadi 5
sampel 5000 gram di masukkan ke dalam kantong plastik.
D. Prosedur percobaan
1. Siapkan beberapa cawan aluminum kosong dan bersih, timbang dan catat berat masing-
masing
2. Timbang berat tabung Proctor (mold), tanpa alas dan collar (Cambar 5.1b)
3. Siapkan contoh tanah yang akan ditentukan kepadatannya (beratnya sekitar 3-a kg) dan
keringkan di dalam oven selama 24 jam
4. Keluarkan contoh tanah dari oven, biarkan hingga dingin, tambahkan air sekitar 3% dari berat
tanah kering dan aduk sampai rata
5. Masukkan tanah secukupnya ke dalam tabung silinder yang telah dipasang collar (Cambar
5.1d), sehingga volume tanah setelah ditumbuk kira-kira tinggal 1/3 volume tabung lCambar
5.2a)
6. Tumbuk tanah di dalam tabung secara merata sebanyak 25 kali
7. Tambahkan tanah ke dalam tabung silinder, sehingga volume tanah setelah ditumbuk
sebanyak 25 kali menjadi sekitar 2/3 volume tabung (Cambar 5.2b)
8. Tambahkan tanah ke dalam tabung sampai penuh (mendekati tinggi collar) dan tumbuk
sebanyak 25 kali. Pastikan bahwa permukaan tanah di dalam tabung setelah ditumbuk lebih
tinggi dari tinggi tabung (mold, tanpa col/ar). Kondisi setelah lapisan ketiga terlihat seperti
pada Cambar 5.2c.
9. Lepas collar dengan hati-hati agar tanah dalam collar tidak terpotong
10. Ratakan tanah di permukaan tabung sedatar mungkin, lepas bagian alas tabung, dan timbang
(mold dan tanah)
11. Keluarkan tanah dari dalam tabung (mold)
12. Ambil contoh tanah di bagian atas, tengah, dan bawah tabung, masukkan ke dalam cawan
yang telah ditentukan beratnya, untuk menentukan kadar airnya
13. Timbang cawan dan contoh tanah, masukkan ke dalam oven pada temperatur 105o. + 5o C
selama 24 jam
14. Pecahkan tanah yang menggumpal setelah dikeluarkan dari tabung Proctor
15. Tambahkan air (sekitar 3%) ke dalam contoh tanah yang dikeluarkan dari tabung (langkah
111) dan aduk hingga rata, kemudian ulangi langkah 5 sampai 14
16. Ulangi proses langkah 15 beberapa kali
17. Penambahan air dihentikan bila berat tabung dan tanah setelah ditumbuk lebih kecil dari berat
tanah dan tabung pada percobaan sebelumnya.
18. Gambarkan grafik hubungan antara kada rair (wc dan berat-volume kering (ydry) tanah, seperti
terlihat pada Cambar 5'4' Berat-volume kering dapat ditentukan dari perumusan:
Ywet
Ydry
1 wc
Ywet = berat volume tanah kondisi basah (berat tanah dibagi volumenya)
W = kadar air
Zero Air Void (ZAV) adalah kondisi/keadaan tanah yang sangat padat sehingga kadar udara di
dalam pori tanah (void) adalah nol (zero), Dengan kata lain, tanah pada kondisi kadar air tertentu
(w.) dipadatkan sehingga volume udara didalam pori tanah menjadi nol dan tanah menjadijenuh.
Berat-volume kering tanah dalam keadaan ZAV dapat dihitung dengan perumusan:
Gs.Y' w Y'w
Y' zav
1 wc.Gs 1
wc
Gs
E. Perhitungan
1. Berat volume isi basah (ϒ) :
W2 - W1
Y' zav
V
W1 = berat mold / cetakan
W2 = berat tanah + mold
V = volume mold / tanah
2. Berat volume isi kering (ϒ d ) :
Y'
Y' d
1 w
w = kadar air dari masing – masing sample
3. Zero Air Void Curve ( ZAVC ) :
GS . Y' w
ZAV
1 + ( GS . w )
GS = berat jenis tanah
ϒ⁽ᴵ⁾ = berat jenis air ( biasanya 1 )
Ω = kadar air
Contoh Perhitungan :
Diketahui
Diameter = 10,16 cm
Tinggi = 11,5 cm
Berat silinder = 1715 gr
Berat silinder + tanah basah = 2994 gr
Maka:
1
Volume = × 3,14 × 10,162 × 11,5
4
= 943,9 𝑚3
𝑀
Berat volume tanah basah =
𝑉
3012
=
943,9
= 3,191 gr/cm3
Diketahui
Berat cawan kosong ( 𝑊1 ) = 3.180 gr
Berat cawan + tanah basah (𝑊2 ) = 38.650 gr
Berat cawan + tanah kering (𝑊3 ) = 35.470 gr
Maka:
Berat gambut = 𝑊2 − 𝑊3
= 38.650 – 35.470
= 3,18 gr
𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑔𝑎𝑚𝑏𝑢𝑡
Kadar air = × 100%
𝑡𝑎𝑛𝑎ℎ 𝑘𝑒𝑟𝑖𝑛𝑔
3.18
= 35.47 × 100%
= 8,865 %
Diketahui:
w = 11,7% = 0,117
GS = 2,153
𝛾 water = 1 gr/cm3
𝐺𝑆 𝑥 𝛾𝜔
ZAVC = 1+(𝐺𝑆 𝑥 𝜔)
2,153 𝑥 1
= 1+(2,153 𝑥 0,117)
= 1,720
Kurva ZAVC biasanya berada diatas kurva proctor (pemadatan). Bila kurva ZAVC memotong
kurva proctor, maka pengujian proctor harus di ulang, karena mungkin ada kesalahan di antara
salah satu pengujian.
PELAPORAN :
Cara pemadatan menggunakan modified atau dengan cara standard juga di laporkan kadar air
optimum dan berat isi maksimum.
COMPACTION TEST
ϒ
Sample W GS W.Gs 1+(Gs.W) Water ZAVC
1.570
1.565
1.560
1.555
1.550
1.545
1.540
1.535
1.530
1.525
1.520
1.515
1.510
1.505
1.500
1.495
1.490
1.485
1.480
1.475
1.470
1.465
1.460
1.455
1.450
1.445
1.440
1.435
1.430
1.425 1.412
1.420 1.408
1.415
1.410
1.415
1.405 1.393
1.400 1.388
1.395
1.390
1.385
1.380
1.375
1.370
1.365
1.360
1.355
1.350
1.345 1.333
1.340
1.335
1.330
1.325
1.320
1.315
1.310
1.305 14.375
1.300
11.5 12 12.5 13 13.5 14 14.5 15 15.5 16 16.5
KADAR AIR (%)
G. Gambar kerja
Peroses pemadatan tanah