Anda di halaman 1dari 3

Demam tifoid

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Loncat ke navigasiLoncat ke pencarian

Untuk Tifus, lihat Penyakit Rickettsia.

Star of life caution.svg Artikel ini memberikan informasi dasar tentang topik kesehatan. Informasi
dalam artikel ini boleh digunakan hanya untuk penjelasan ilmiah, bukan untuk diagnosis diri dan
tidak dapat menggantikan diagnosis medis.

Perhatian: Informasi dalam artikel ini bukanlah resep atau nasihat medis. Wikipedia tidak
memberikan konsultasi medis.

Jika Anda perlu bantuan atau hendak berobat, berkonsultasilah dengan tenaga kesehatan
profesional.

Demam tifoid

Salmonella typhi typhoid fever PHIL 2215 lores.jpg

Bintik-bintik merah pada dada pasien yang terjangkit demam tifoid karena Bakteri Salmonella Typhi

Klasifikasi dan rujukan luar

Spesialisasi Penyakit infeksi

ICD-10 A01.0

ICD-9-CM 002

DiseasesDB 27829

eMedicine oph/686 med/2331

MeSH D014435

[sunting di Wikidata]

Demam tifoid,[1] atau typhoid[2] adalah penyakit yang disebabkan oleh bakteri Salmonella enterica,
khususnya turunannya yaitu Salmonella Typhosa.[3] Penyakit ini dapat ditemukan di seluruh dunia,
dan disebarkan melalui makanan dan minuman yang telah tercemar oleh tinja.[4]

Daftar isi

1 Gejala

2 Penegakan diagnosis
3 Pencegahan

4 Perawatan

5 Lihat pula

6 Referensi

Gejala

Setelah infeksi terjadi akan muncul satu atau beberapa gejala berikut ini:

demam tinggi dari 39° sampai 40 °C (103° sampai 104 °F) yang meningkat secara perlahan mulai sore
hari hingga dini hari

tubuh menggigil

denyut jantung lemah (bradycardia)

badan lemah ("weakness")

sakit kepala yang hebat pada malam hari, terutama di belakang kepala

nyeri otot myalgia

kehilangan nafsu makan

konstipasi

sakit perut

pada kasus tertentu muncul penyebaran vlek merah muda ("rose spots")

Penegakan diagnosis

Penegakan diagnosis dapat dilakukan di Laboratorium Klinik menggunakan Widal Test, tetapi
hasilnya tidak dapat diketahui segera, sehingga dokter telah memberikan anti-biotik kepada pasien
berdasarkan gejala dan hasil Widal Test biasanya negatif, karena telah diberi anti-biotik sebelumnya.

Pencegahan

Sanitasi dan kebersihan adalah penting untuk mencegah terjadinya penyakit tipus. Tipus tidak
melibatkan hewan dan penularannya adalah dari manusia ke manusia. Tipus hanya berjangkit pada
lingkungan dimana kotoran manusia dan air seni manusia dapat mencemari makanan dan minuman.
Kehati-hatian penyiapan makanan dan mencuci tangan adalah hal yang penting untuk mencegah
penyakit tipus.
Dua jenis vaksin tipus tersedia untuk mencegah penyakit tipus:[5] vaksin hidup yang diminum Ty21a
(dijual dengan merek Vivotif oleh Crucell Switzerland AG) dan injeksi typhoid polysaccharide vaccine
(dijual dengan merek Typhim Vi oleh Sanofi Pasteur dan 'Typherix oleh GlaxoSmithKline). Kedua jenis
vaksin tersebut efektif melindungi antara 50 hingga 80% mereka yang telah divaksinasi dan
direkomendasikan bagi pelancong yang akan berkunjung ke daerah endemik. Penguat/pengulangan
vaksin direkomendasikan setiap 5 tahun sekali bagi vaksin oral dan setiap dua tahun sekali untuk
vaksin injeksi. Di Indonesia biasanya hanya tersedia vaksin dalam bentuk injeksi. Dan jika sudah
divaksin dan masih terkena biasanya ringan. Vaksinasi dianjurkan untuk dilakukan pada anak-anak
dan dewasa sesuai jadwal imunisasi.

Perawatan

Tifus dapat berakibat fatal, pemotongan usus atau bahkan kematian. Antibiotika, seperti ampicillin,
kloramfenikol, trimethoprim-sulfamethoxazole, dan ciproloxacin sering digunakan untuk merawat
demam tipoid. Yang perlu diperhatikan adalah bila suhu telah turun dan merasa segar, bukan berarti
telah sembuh, karena usus masih tipis oleh karenanya makanannya harus bertahap mulai dari bubur
saring, bubur, nasi lembek dan baru nasi. Selain makanan yang harus dijaga adalah tidak boleh
bekerja berat, sebelum benar-benar sembuh, karena usus dapat robek/terluka dan suhu badan naik
kembali seperti semula, walaupun bakterinya telah tiada.

Bila tak terawat, demam tifoid dapat berlangsung selama tiga minggu sampai sebulan. Kematian
terjadi antara 10% dan 30% dari kasus yang tidak terawat.

Lihat pula

Penyakit Rickettsia, penyakit lain yang juga disebut "tifus".

Referensi

^ Demam Tifoid[pranala nonaktif permanen]

^ Mengenali Demam Typhoid[pranala nonaktif permanen]

^ Awas Salmonella Koran Tempo.

^ Giannella RA (1996). "Salmonella". Baron's Medical Microbiology (Baron S et al, eds.) (edisi ke-4th
ed.). Univ of Texas Medical Branch. ISBN 0-9631172-1-1.

^ Fraser A, Goldberg E, Acosta CJ, Paul M, Leibovici L (2007). Fraser, Abigail, ed. "Vaccines for
preventing typhoid fever". Cochrane Database Syst Rev (3): CD001261.
doi:10.1002/14651858.CD001261.pub2. PMID 17636661.

Anda mungkin juga menyukai