Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH IMUNOLOGI

SISTEM KOMPLEMEN DAN PERANANNYA DALAM SISTEM IMUN

KELOMPOK 2 :

DI SUSUN OLEH :

1. Dwi wahyuni 11. Rizki Afifatun 21. Lisa Riyah

2.Dina Novita 12. Rudi Hartono 22. Jamiludin

3. Indri 13. Sara Novita 23. Mesa Suci

4. Mustika Ratu 14. Sela Septiazen 24. Novi Aryani

5. Winda Anggraini 15. Selviani Saputri

6. Miftah Nurjannah 16. Sukma Inayah

7. Musdalifah 17. Tri Mustina

8. Neza Exprilia 18. Windhi Ayudia

9. Noptarina Indirani 19. Windy Kurniati

10. Putri Ayu 20. Lia Tri

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN SITI KHADIJAH


PALEMBANG

JURUSAN FARMASI
KATA PENGANTAR 

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Alhamdulillahirabbilalamin, banyak nikmat yang Allah berikan, tetapi sedikit sekali yang kita
ingat. Segala puji hanya layak untuk Allah Tuhan seru sekalian alam atas segala berkat, rahmat,
taufik, serta hidayah-Nya yang tiada terkira besarnya, sehingga penulis dapat menyelesaikan
makalah ini.

Makalah ini disusun dengan tujuan untuk membantu mahasiswa dalam memahami tentang
Sistem Komplemen dan mengetahui mekanisme komplemen serta penyakit dalam komplemen
tersebut.

Meskipun penulis berharap isi dari makalah ini bebas dari kekurangan dan kesalahan,
namun selalu ada yang kurang. !leh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang
membangun agar  makalah ini dapat lebih baik lagi. Akhir kata penulis berharap agar makalah ini
bermanfaat bagi semua  pembaca.

Palembang, 24 Mei 2021

Penyusun
KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB 1 PENDAHULUAN

1. Latar Belakang
2. Rumusan Masalah

BAB 2 PEMBAHASAN

1. Pengertian Sistem Komplemen


2. Mekanisme Sistem Komplemen
3. Penyakit Dalam Sistem Komplemen

BAB 3 PENUTUP

1. Kesimpulan

DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sistem kekebalan atau sistem imun adalah sistem pertahanan sebagai perlindungan
terhadap infeksi dari makromolekul asing atau serangan patogen, termasuk virus, bakteri,
protozoa dan parasit. Sistem imun juga berperan dalam perlawanan terhadap protein tubuh dan
molekul lain seperti yang terjadi pada autoimunitas, dan melawan sel yang bertransformasi
menjadi tumor.

Sistem komplemen adalah suatu sistem yang terdiri dari seperangkat kompleks protein
yang satu dengan lainnya sangat berbeda. )ada kedaan normal komplemen beredar di sirkulasi
darah dalam keadaan tidak aktif, yang setiap saat dapat diaktifkan melalui dua jalur yang tidak
tergantung satu dengan yang lain, disebut jalur klasik dan jalur alternatif. Aktivasi sistem
kmplemen menyebabkan interaksi berantai yang menghasilkan berbagai substansi biologik
aktif yang diakhiri dengan lisisnya membran sel antigen. Aktivasi sistem komplemen tersebut
selain bermanfaat bagi pertahanan tubuh, sebaliknya juga dapat membahayakan bahkan
mengakibatkan kematian, hingga efeknya disebut seperti  pisau bermata dua. Bila aktivasi
komplemen akibat endapan kompleks antigen-antibodi pada jaringan  berlangsung terus-
menerus, akan terjadi kerusakan jaringan dan dapat menimbulkan penyakit.

Komplemen sebagian besar disintesis di dalam hepar oleh sel hepatosit, dan juga oleh sel
fagosit mononuklear yang berada dalam sirkulasi darah. Komplemen C 1 juga dapat di sintesis
oleh sel epitel lain diluar hepar. Komplemen yang dihasilkan oleh sel fagosit mononuklear
terutama akan disintesis ditempat dan waktu terjadinya aktivasi. Sebagian dari komponen protein
komplemen diberi nama dengan huruf C: Clq, Clr, Cls, C2, C3, C4, C5, C6, C7, C8, dan C9
berurutan sesuai dengan urutan penemuan unit tersebut, bukan menurut cara kerjanya.

B. Rumusan Masalah
1. Apakah yang disebut sistem komplemen ?
2. Bagaimana mekanisme sistem komplemen ?
3. Bagaiman pengaktifan system komplemen ?
4. Penyakit Dalam Sistem Komplemen ?

C. Tujuan
1. Mengetahui apa yang disebut sistem komplemen ?
2. Mengetahui mekanisme sistem komplemen ?
3. Mengetahui pengaktifan system komplemen ?
4. Mengetahui Penyakit Dalam Sistem Komplemen ?
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Sistem Komplemen

Sistem Komplemen adalah sekelompok protein plasma yang apabila diaktifkan secara
sekuensial dapat menghancurkan sel-sel asing dengan menyerang membran plasma, dihasilkan di
hati dan terdapat dalam sirkulasi darah dan seluruh jaringan. Dapat diaktifkan seara nonspesifik (
dengan adanya benda asing ) dan secara spesifik ( bekerja sama dengan antibodi yang merupakan
hasil respon imun spesifik ). Disebut komplemen karena dapat melengkapi kerja antibodi untuk
memusnahkan senyawa asing yang masuk ke dalam tubuh. Sistem ini dapat berinteraksi satu
dengan lainnya, bereaksi dengan antibodi maupun dengan membran sel sehingga terjadi aktivitas
biologis yang menyebabkan :

1. lisis sel mikroorganisme dan reaksi inflamasi

2. Memicu reaksi imunologik yang melibatkan aktifasi sel-sel efektor ( berikatan dengan resepor

komplemen pada permukaan sel bersangkutan/memicu respon imun humoral lainnya)

Sistem komplemen adalah suatu sistem yang terdiri dari seperangkat kompleks protoin
yang satu dengan lainnya sangat berbeda. Pada kedaan normal komplemen beredar di sirkulasi
darah dalam keadaan tidak aktif, yang setiap saat dapat diaktifkan melalui dua jalur yang tidak
tergantung satu dengan yang lain, disebut jalur klasik dan jalur alternatif. Aktivasi sistem
komplemen menyebabkan interaksi berantai yang menghasilkan berbagai substansi biologik aktif
yang diakhiri dengan lisisnya membran sel antigen. Aktivasi sistem komplemen tersebut selain
bermanfaat bagi pertahanan tubuh, sebaliknya juga dapat membahayakan bahkan mengakibatkan
kematian, hingga efeknya disebut seperti pisau bermata dua. Bila aktivasi komplemen akibat
endapan kompleks antigen-antibodi pada jaringan berlangsung terus-menerus, akan terjadi
kerusakan jaringan dan dapat menimbulkan penyakit. protein sistem komplemen biasanya diberi
kode C1-C9 sesuai urutan pada saat prtein tersebut ditemukan. Dalam keadaan nrmal berada
dalam keadaan inaktif (dalam serum), untuk protein yangsudah aktif akan ditambahkan kode a
atau b. Misalnya C3 menjadi C3a dan C3b. dalam sistem komplemen terdapat sub-komponen,
misalnya sub-komponen C1 yang terdiri dari Clq, Clr dan Cls, faktor B factor D, dan lainnya.
Efek Biologik Komplemen
fungsi sistem komplemen pada pertahanan tubuh dapat dibagi dalam dua golongan besar, 1 ) lisis
sel sasaran oleh kompleks serangan membran, dan 2 ) sifat biologik aktif fragmen yang terbentuk
selama aktivasi.

A. Sitolisis
pada aktivasi sitolisis ini ( kompleks serangan membran ) yang berfungsi adalah C5-C9.
Mekanisme ini sangat penting bagi pertahanan tubuh melawan mikroorganisme. proses lisis ini
dapat melalui  jalur alternatif maupun jalur klasik.

B. Sifat biologik aktif fragmen


Opsonisasi dan peningkatan fungsi fagositosis
fagositosis yang diperkuat oleh proses opsonisasi C3b dan iC3b mungkin merupakan
mekanisme  pertahanan utama terhadap infeksi bakteri dan jamur secara sistemik fagositosis ini
juga lebih meningkat bilamana bakteri disamping berikatan dengan komplemen juga berikatan
dengan antibody IgG atau IgM. Melekatnya antibodi dan fragmen komplemen pada reseptor
spesifik yang terdapat  pada sel fagosit tidak hanya menyebabkan opsonisasi, tetapi juga memacu
untuk terjadinya fagositosis.

Analfikasis dan kemtaksis

C3a, C4a, dan C5a disebut anafilatoksin oleh karena dapat memacu sel mast dan sel
basofil untuk melepaskan mediator kimia yang dapat meningkatkan permeabilitas dan kontraksi
otot polos vaskular. Reseptor C3a dan C4a terdapat pada permukaan sel mast, sel basofil, otot
polos dan limfosit. reseptor C5a terdapat pada permukaan sel mast, basofil, netrofil, monosit,
makrofag, dan sel endotelium.
Melekatnya anafilatoksin pada reseptor yang terdapat pada otot polos menyebabkan
kontraksi otot polos tersebut. Untuk mekanisme ini C5a adalah yang paling poten dan C4a
adalah yang paling lemah.
C5a juga mempunyai sifat yang tidak dimiliki oleh C3a dan C4a ; oleh karena C5a
juga mempunyai reseptor yang spesifik pada permukaan sel-sel fagosit maka c5a dapat menarik
sel-sel fagosit tersebut bergerak ke tempat mikroorganisme, benda asing atau jaringan yang rusak
; proses ini disebut kemotaksis. Juga setelah melekat C5a dapat merangsang metabolisme
oksidatif dari sel fagosit
tersebut sehingga dapat meningkatkan daya untuk memusnahkan mikroorganisme atau benda
asing tersebut.

Proses peradangan
Kombinasi dari semua fungsi yang tersebut diatas mengakibatkan terkumpulnya sel-sel
dan serum protein yang diperlukan untuk terjadinya proses dalam rangka memusnahkan
mikroorganisme atau benda asing tersebut ; proses ini disebut peradangan.

Pelarutan dan eliminasi kompleks imun

Kompleks imun dalam jumlah kecil selalu terbentuk dalam sirkulasi, dan dapat
meningkat secara dramatis bilamana terdapat peningkatan antigen. Kompleks imun ini bilamana
berlebihan dapat membahayakan oleh karena dapat mengendap pada dinding pembuluh darah,
mengaktivasi komplemen dan menimbulkan kerusakan jaringan. pembentukan kompleks imun
bilamana berlebihan, tidak hanya membutuhkan Fab dari imunoglobulin tetapi juga interaksi
dengan Fe. Oleh karena itu pengikatan komplemen pada Fe immunoglobulin suatu kompleks
imun dapat membuat ikatan antigen-antibodi yang sudah terbentuk menjadi lemah. Untuk
menetralkan terbentuknya kompleks imun yang berlebihan ini, sistem komplemen dapat
meningkatkan fungsi fagosit. Fungsi ini terutama oleh reseptor yang terdapat pada permukaan
eritrosit. Kompleks imun yang beredar mengaktifkan komplemen dan mengaktifkan fragmen
C3b yang menempel pada antigen. Kompleks tersebut akan berikatan dengan reseptor pada
permukaan eritrosit. Pada waktu sirkulasi eritrosit melewati hati dan limpa, maka sel fagosit
dalam limpa dan hati ( sel Kupffer ) dapat membersihkan kompleks imun yang terdapat pada
permukaan sel eritrosit tersebut.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Sistem Komplemen adalah sekelompok protein plasma yang apabila diaktifkan secara
sekuensial dapat menghancurkan sel-sel asing dengan menyerang membran plasma, dihasilkan di
hati dan terdapat dalam sirkulasi darah dan seluruh jaringan. Pada kedaan normal komplemen
beredar di sirkulasi darah dalam keadaan tidak aktif, yang setiap saat dapat diaktifkan melalui
dua jalur yang tidak tergantung satu dengan yang lain, disebut jalur klasik dan jalur alternatif.
Penyakit pada manusia yang berkaitan dengan sistem komplemen dapat terjadi oleh
karena dua keadaan. Pertama adalah adanya defisiensi dari salah satu protein komplemen atau
protein regulator.Kedua, suatu sistem komplemen yang normal diaktifkan oleh stimulus yang
tidak normal seperti mikroorganisme yang persisten atau suatu reaksi autoimun.

DAFTAR PUSTAKA
http://sistem kekebalan tubuh. Diakses pada hari minggu, 11 februari 2009
http://farmasiforyou.wordpress.com/2008/11/23/sistem komplemen
Bratawidjaja , K, G., 2004. Imunologi Dasar edisi ke-6. Fakultas kedokteran UI.jakarta.

Anda mungkin juga menyukai