2.1 Tujuan
1. Mengetahui dan memahami berbagai pengaruh larutan terhadap korosi.
2. Mengetahui dan memahami perhitungan potensial korosi.
3. Mengetahui dan memahami fungsi dari tahapan persiapan awal spesimen.
4. Mengetahui faktor yang mempengaruhi korosi.
5. Mengetahui dan memahami penggunaan diagram pourbaix.
8
BAB II PENGARUH BERBAGAI LARUTAN TERHADAP KOROSI KELOMPOK 5
penyusun larutan tersebut akan terurai menjadi ion-ion (baik berupa kation
maupun anion) pembentuknya. Semakin banyak ion yang terdapat pada larutan
tersebut maka daya hantar nya akan semakin besar.
2. Kadar oksigen
Oksigen terlarut akan meningkatkan reaksi katoda sehingga logam akan
semakin teroksidasi (terkorosi).
3. Kecepatan (pergerakan fluida)
Kecepatan aliran fluida yang tinggi di atas kecepatan kritisnya di dalam pipa
berpotensi menimbulkan korosi. Dengan rusaknya permukaan logam, rusak pula
lapisan film pelindung sehingga memudahkan terjadinya korosi.
Keterangan:
K = Konstanta laju korosi (534) W = kehilangan berat (mg)
A = luas permukaan (inch2) t = waktu perendaman (jam)
ρ = densitas spesimen (g/cm3) CR = Laju korosi (mpy)
Tambahkan aqua dm
Kesimpulan
Gambar 2.5 Skema proses pembuatan 150 ml larutan NaCl 0,7 M
B. Pembuatan 150 ml Larutan KOH 0,7 M
Siapkan alat dan bahan
A
A
Tambahkan aqua dm
kesimpulan
Gambar 2.6 Skema proses pembuatan 150 ml larutan KOH 0,7 M
C. Pembuatan 150 ml Larutan HCL 0,7 M
Siapkan alat dan bahan
Kesimpulan
Gambar 2.7 Skema proses pembuatan 150 ml larutan HCl 0,7 M
Kesimpulan
Gambar 2.8 Skema proses persiapan permukaan
A
A
Buatlah kesimpulan
Gambar 2.9 Skema proses pengujian korosi dengan berbagai larutan
2. Massa KOH dihitung sesuai dengan yang dibutuhkan yaitu 5,9 gr.
3. Massa KOH ditimbang dengan digunakannya neraca analitik.
4. KOH dimasukan kedalam gelas kimia dengan digunakannya spatula.
5. Aqua dm ditambahkan 150 ml kedalam gelas kimia.
6. Larutan KOH diaduk hingga larut dan homogen dengan digunakannya
batang pengaduk.
7. Label diberikan pada gelas kimia dengan keterangan nama larutan,
konsentrasi, kelompok dan tanggal pembuatan.
8. Analisa dan pembahasan dibuat berdasarkan pengujian yang telah
dilakukan.
9. Kesimpulan dibuat berdasarkan pembahasan.
C. Pembuatan 150 ml larutan HCl 0,7 M
1. Alat dan bahan disiapkan terlebih dahulu.
2. Volume HCl dihitung sesuai dengan yang dibutuhkan yaitu 10,15 ml.
3. Aqua dm dimasukan sedikit kedalam gelas kimia 250 ml.
4. Larutan pekat HCl dipindahkan dengan pipet volum kedalam gelas
kimia.
5. Aqua dm ditambahkan 150 ml kedalam gelas kimia.
6. Larutan KOH diaduk hingga homogen dengan batang pengaduk.
7. Label diberikan pada gelas kimia dengan keterangan nama larutan,
konsentrasi, kelompok dan tanggal pembuatan.
8. Analisa dan pembahasan dibuat berdasarkan pengujian yang telah
dilakukan.
9. Kesimpulan dibuat berdasarkan pembahasan.
D. Tahapan Persiapan Permukaan
1. Alat dan bahan disiapkan terlebih dahulu.
2. Pembersihan mekanik dilakukan dengan menggunakan amplas (100,
320, 800 dan 1500 mesh) pada spesimen uji dan kawat tembaga yang
akan digunakan.
3. Proses rinsing dilakukan dengan spesimen dimasukan kedalam aqua
dm selama 1 menit.
Masukan aqua dm
Proses pengamplasan
2.4.2 Bahan
1. Alkohol : secukupnya
2. Amplas (100,320, 800, 1500 mesh) : secukupnya
3. Aqua dm : secukupnya
4. Kawat tembaga : 4 buah
5. HCl 0,7 M : 10,15 ml
6. NaCl 0,7 M : 6,14 gr
7. KOH 0,7 M : 5,9 gr
8. Spesimen Baja JIS SS 400 : 4 buah
9. Tisu : secukupnya
10. NaOH 1 M : 150 ml
11. HCl 0,1 M : 150 ml
kehitaman
6. HCl 0,7 - - √ Tidak Abu-abu
bewarna kehitaman
0
7. KOH 0,7 - √ √ Tidak Abu-abu
Rabu
bewarna kecoklatan
8. (12:23) H2O - √ √ kuning Hitam
kekuning
coklatan
9. NaCl 0,7 - √ √ Kuning Hitam
kecoklatan
10. 3/12/202 HCl 0,7 √ - √ Kuning Hitam kecoklat
0 kecoklatan oren-orenan
11. Kamis KOH 0,7 - √ √ Kuning Abu-abu
(12:23) kecoklatan
12. H2O - √ √ kuning Hitam kecoklat
oren-orenan
13. NaCl 0,7 - √ √ kuning Hitam
kecoklatan
14. 4/12/202 HCl 0,7 √ - √ Tidak hitam
0 bewarna
15. Jum’at KOH 0,7 - - √ Tidak kekuningan
(12:23) bewarna
16. H2O - √ √ kuning Hitam
kekuningan
17. NaCl 0,7 - √ √ Kuning Abu kehitaman
18. HCl 0,7 √ - √ Tidak hitam
5/12/202
bewarna
0
19. KOH 0,7 - - √ Tidak kekuningan
Sabtu
bewarna
20. (12:23) H2O 0,7 - √ √ kuning Hitam
kekuningan
21. NaCl 0,7 - √ √ kuning abu kehitaman
22. 6/12/202 HCl 0,7 √ - √ Tidak Hitamn
0 bewarna kekuningan
23. Minggu KOH 0,7 - - √ Tidak Abu-abu
(12:23) bewarna kekuningan
24. H2O - √ √ kuning Abu kehitaman
25. 7/12/202 NaCl 0,7 - √ √ kuning Hitam
kekuningan
26. HCl 0,7 √ - √ Tidak Hitam
0 bewarna
27. Senin KOH 0,7 - √ √ Tidak Abu-abu
(12:23) bewarna kekuningan
28. H2O - √ √ kuning Hitam
kekuningan
Keterangan :
G = Gelembung WLa = Warna larutan
E = Endapan WLo = Warna logam
K = Korosi
4. Spesimen Sebelum Pencelupan dan Setalah Pencelupan
Tabel 2.3 Data spesimen sebelum dan sesudah pencelupan
No Larutan Gambar spesimen sebelum Gambar spesimen setelah
pencelupan pencelupan
Depan Belakang Depan Belakang
1.
NaCl 0,7 M
2.
HCl 0,7 M
3.
KOH 0,7 M
4.
H2O
Diketahui :
M = 0,7 M V = 150 ml MrNaCl = 58,5 g/mol
Ditanya : grNaCl…?
gr 1000
Dijawab : M = Mr x V
gr 1000
0,7 = x = 6,14 gr
58,5 150
b. Perhitungan 150 ml Larutan KOH 0,7 M
Diketahui :
M = 0,7 M V = 150 ml MrNaCl = 56 g/mol
Ditanya : grNaCl…?
gr 1000
Dijawab : M = Mr x V
gr 1000
0,7 = x = 5,9 gr
56 150
c. Perhitungan 150 ml Larutan HCl 0,7 M
Diketahui :
%massa = 32% ρ = 1,18 gr/cm3 MrHCl = 36,5 g/mol
Ditanya : MHCl…? dan VHCl…?
1000 x ρ x %massa
Dijawab :M = Mr HCl
1000 x 1,18 x 32
M =
36,5
= 10,34 M
Pengenceran : V1 x M1 = V2 x M2
V1 x10,34 = 150 0,7
V1 = 10,15 ml
2. Luas Permukaan Awal Spesimen
Diketahui :
P0NaCl = 42 mm l0NaCl = 34,4 mm t0NaCl = 3,55 mm
P0HCl = 43 mm l0HCl = 34,5 mm t0HCl = 3,7 mm
P0KOH = 41,5 mm l0KOH = 34,9 mm t0KOH = 3,9 mm
P0H2O = 43,5 mm l0H2O = 34,8 mm t0NaCl = 3,65 mm
Ditanya : A0NaCl…? A0HCl…? A0KOH…? A0H2o…?
Dijawab :
5. Laju Korosi
Diketahui :
WNaCl = 100 mg ANaCl = 5,32 inch2 t = 168 jam
WHCl = 1230 mg AHCl = 5,49 inch2 ρ Fe= 7,8 g/cm3
WKOH = 20 mg AKOHl = 5,41 inch2
WH2O = 50 mg AH2O = 5,52 inch2
Ditanya : CRNaCl…? CRHCl…? CRKOH…? CRH2o…?
Dijawab :
534 x W 534 x W
CR KOH = CR H 2 o =
ρ x Ao x t ρ x Ao x t
534 x 20 534 x 50
= 7,8 x 5,41 x 168
= 7,8 x 5,52 x 168
b. Larutan HCl
Hari ke-1 V(H) = 0,505 – 0,197 = 0,308
Hari ke-2 V(H) = 0,320 – 0,197 = 0,123
Hari ke-3 V(H) = 0,432 – 0,197 = 0,235
Hari ke-4 V(H) = 0,468 – 0,197 = 0,271
Hari ke-5 V(H) = 0,456 – 0,197 = 0,259
Hari ke-6 V(H) = 0,471 – 0,197 = 0,274
Hari ke-7 V(H) = 0,208 – 0,197 = 0,011
c. Larutan KOH
Hari ke-1 V(H) = 0,364 – 0,197 = 0,167
d. Larutan H2O
Hari ke-1 V(H) = 0,420 – 0,197 = 0,223
Hari ke-2 V(H) = 0,563 – 0,197 = 0,366
Hari ke-3 V(H) = 0,612 – 0,197 = 0,415
Hari ke-4 V(H) = 0,616 – 0,197 = 0,419
Hari ke-5 V(H) = 0,604 – 0,197 = 0,407
Hari ke-6 V(H) = 0,617 – 0,197 = 0,420
Hari ke-7 V(H) = 0,572 – 0,197 = 0,375
8. Persamaan Reaksi
A. Reaksi Pembuatan Larutan
1. NaCl(s) + H2O(l) → NaCl(aq) + H2O(aq)
2. HCl(l) + H2O(l) → HCl(aq) + H2O(aq)
3. KOH(s) + H2O(l) → KOH(aq) + H2O(aq)
B. Reaksi persiapan awal permukaan
1. Proses degreasing
2. Fe + lemak/minyak + NaOH → Fe + (RCOONa + H2O)
3. Fe + 2NaOH → Fe(OH)2 + 2Na
4. Sn + lemak/minyak + NaOH→ Sn + (RCOONa + H2O)
5. Sn + 2NaOH → Na2SnO2 + 4H2
C. Reaksi Korosi
1. Fe + NaCl + H2O → FeCl2 + NaOH + H2
2. Sn + 2NaCl + 2H2O → SnCl2 + 2NaOH + H2
3. 3Fe + 4H2O → Fe3O4 + 4H2
4. Fe + oksida(Fe2O3) + HCl → Fe+ FeCl2 + H2O
5. Sn + HCl → SnCl2 + H2
6. Fe + KOH + H2O → Fe(OH)2 +
partikel NaOH semakin larut. Hal ini juga berlaku untuk pembuatan zat pada pada
KOH.
Untuk pembuatan HCl haruslah berhati-hati dalam pemindahannya karena
larutan ini berupa asam kuat dan bersifat korosif. Untuk memindahkannya
sebelumnya diberikan sedikit air kedalam gelas kimia yang berfungsi agar tidak
terjadinya bom atom. Setelah itu ditambahkan dengan aqua dm dengan
menggunakan botol semprot hingga 150 ml. Selanjutnya melakukan proses
persiapan permukaan, Standar yang digunakan untuk proses ini yaitu ASTM G1,
dimana spesimen dilakukan pembersihan secara mekanik dan secara kimiawi.
Untuk pembersihan secara mekanik digunakan amplas (100,320, 800, 1500 mesh).
Tujuan dari pengamplasan ini adalah agar permukaan bersih dari pengotor
serta bertujuan untuk menghaluskan permukaan. Bahan berupa kawat tembaga
juga dilakukan pengamplasan pada ujung-ujung kawatnya, hal ini bertujuan untuk
menghilangkan lapisan enamel yang bersifat isolator agar saat dialiri arus listrik
kawat dapat menghantarkan dengan baik, Cara untuk mengetahui apakah kawat
dapat menghantarkan arus listrik dengan baik yaitu dengan pengecekan
menggunakan alat potensial meter dengan menempelkan ujung kawat dengan alat
ini.
Setelah itu dilakukan pembersihan secara kimiawi dengan menggunakan
beberapa larutan. Rinsing dilakukan selama 1 meit dengan menggunakan aqua dm
berfungsi untuk menghilangkan debu-debu dan kotoran bekas sisa pengamplasan,
dan untuk pengulangan proses rinsing dapat berguna untuk membilas spesimen
dari sisa-sisa larutan yang menempel pada permukaan. Kemudian proses
degrassing menggunakan larutan NaOH 1 M selama 3 menit yang bertujuan
untuk menghilangkan sisa pengotor berupa minyak dan lemak pada dinding
permukaan, kemudia dibilas dengan aqua dm 1 menit dan dilanjutkan dengan
proses pickling.
Proses ini menggunakan larutan HCl 0,1 M dan dilakukan 3 menit
tujuannya yaitu dapat membersihkan permukaan spesimen dari oksida-oksida
yang menempel, kemudia dibilas dengan aqua dm dan dilakukan pencelupan
dengan alcohol, fungsi dari alcohol ini adalah memastikan kembali spesimen
benar-benar bersih dan steril dari zat pengoto dan siap untuk dilakukan pengujian.
Setalah itu dilanjutkan untuk mengukur dimensi awal dan massa awal
spesimen uji dengan mengukur dimensi dengan jangka sorong dengan hasil
pengukuran panjang, lebar dan tebal spesimen larutan NaCl berturut-turut 42 mm,
34,4 mm dan 3,55 mm. pengukuran panjang, lebar dan tebal spesimen larutan HCl
berturut-turut 43 mm, 34,5 mm dan 3,7 mm. Panjang, lebar dan tebal spesimen
larutan KOH berturut-turut 41,5 mm, 34,9 mm dan 3,9 dan panjang, lebar dan
tebal spesimen larutan H2O berturut-turut 43,5 mm, 34,8 mm dan 3,65 mm mm
dan menimbang massa dengan neraca analitik, dengan hasil pengukuran massa
awal larutan NaCl, HCl, KOH dan H2O berturut-turut adalah 28,11 gr, 37,51 gr,
39,84 gr, dan 39,83 gr. Fungsi dari pengukuran pada awal pengujian yaitu agar
dapat dibanidngkan dimensi dan ukurannya setelah pengujian agar dapat dihitung
laju korosi dari metode kehilangan berat.
Dilanjutkan dengan mengkaitkan tembaga pada spesimen agar spesimen
dapat terkait pada gelas kimia sehingga spesimen tidak sepenuhnya terendam pada
spesimen dan dialnjutkan dengan memasukan spesimen kedalam larutan.
Kemudian diukur pH dan potensialnya 1x24 jam selama 7 hari untuk dapat
mengamati perubahan warna logam dan warna larutan selama pengujian. Selama
pengujian juga memperhatikan berupa ada atau tidaknya gelembung, endapan
maupun korosi pada spesimen.
Setelah dilakukan pengujian selama 7 hari spesimen dibersihkan dan
dikeringkan. dan ditimbang kembali massa spesimennya agar dapat dibandingkan,
kemudian dilakukan perhitungan laju korosi. Setelah itu dibuat diagram pourbaix
berdasarkan hasil dari pengamatan potensial dan pH larutan selama 7 hari pada
tiap-tiap larutan pengujian.
Setelah ditimbang plat baja pada larutan NaCl mengalami kehilangan berat
= 100 mg, larutan HCl =1230 mg, larutan KOH = 20 mg, dan terakhir H 2O = 50
mg. Dapat dilihat dari hasil percobaan bahwa larutan HCl yang plat baja nya
mengalami kehilangan berat paling besar, sehingga laju korosi pada HCl lebih
besar dibandingkan larutan lainnya, kemudian dilakukan perhitungan laju korosi
dan didapatkan hasil laju korosi larutan NaCl = 7,65 mpy, HCl = 91,2, KOH=
1,50 mpy dan H2O = 3,69mpy.
Jika diurutkan larutan yang paling bersifat korosif yaitu pertama HCl, NaCl,
H2O dan yang terakhir KOH.
Diketahui berdasarkan dari pengujian bahwa pH merupakan salah satu
faktor utama yang dapat menyebabkan korosi, semakin tinggi pH nya maka
kandungan hidrogen dalam larutan tersebut semakin tinggi, dan laju korosinya
semakin besar.
Hal -hal lainnya yang dapat mempengaruhi korosi yaitu lingkungan sekitarnya,
jenis logam yang digunakan, waktu penggunaan suatu material tersebut, luas
permukaan material, ion hidrogen, kelembaban udara dan sebagainya. KOH
menjadi larutan paling kecil untuk kemungkinan korosifnya karna dilihat dari
diagram pourbaix nya logam membentuk lapisan pasiv pada permukaan, sehingga
mencegah terjadinya proses korosi lebih lanjut.