Anda di halaman 1dari 37

BAB II

PENGARUH BERBAGAI LARUTAN TERHADAP KOROSI

2.1 Tujuan
1. Mengetahui dan memahami berbagai pengaruh larutan terhadap korosi.
2. Mengetahui dan memahami perhitungan potensial korosi.
3. Mengetahui dan memahami fungsi dari tahapan persiapan awal spesimen.
4. Mengetahui faktor yang mempengaruhi korosi.
5. Mengetahui dan memahami penggunaan diagram pourbaix.

2.2 Teori Dasar


Korosi adalah peristiwa yang membahayakan keamanan struktur dan
merupakan salah satu faktor utama yang dapat terjadi dalam kegagalan pada
jembatan, komponen pesawat terbang, dan peralatan yang digunakan dalam kimia,
transportasi, dan industri konstruksi dan sebagainya. Biaya korosi dalam
mempertimbangkan pembangunan kontruksi menjadi salah satu biaya utama
dalam produksi[1].
Korosi adalah suatu proses hilangnya material (degredasi) baik secara
kuantitas maupun kualitasnya, korosi juga dapat di definisikan sebagai peristiwa
perusakan logam dengan lingkungannya yang melibatkan reaksi kimia atau
elektokimia. Salah satu lingkungan korosif yang dimaksud adalah kelembaban,
oksigen, lingkungan yang bersifat asam, memiliki tekanan tinggi, suhu, dan
lingkungan yang bersifat klorida dan lain sebagainya[1].
Korosi terjadi karna adanya reaksi kimia ataupun elektrokimia yang dimana
terdapat anoda dan katodanya. Anoda akan melepaskan elektron yang disebut
sebagai proses reduksi dan katoda yang akan menangkap elektron yang disebut
dengan proses oksidasi dan dipengaruhi dengan adanya konduktor sebagai
penghantar arus listrik (electrolite path) agar ion-ion dapat bergerak (metallic
path) dari anoda ke katoda. Hasil dari produk korosi ini dapat berupa oksida,
sulfida dan lainnya, produk korosi ini disebut dengan (karat)[1].

8
BAB II PENGARUH BERBAGAI LARUTAN TERHADAP KOROSI KELOMPOK 5

Gambar 2.1 Sketsa terjadinya proses korosi


(Sumber: Corrosion engineering: principles and solved problems by Popov, B)
Reaksi kimia pada korosi dapat berlangsung pada dua kondisi yaitu kondisi
asam sebagai berikut[4] :
Katoda (reduksi asam) O2(g) + 4H+ (aq) + 4e → 2H2O(l)…………………...(1)
(Reaksi akhir) 4Fe(s) + 3O2(g) + 12H+ (aq) → 4Fe3+ (aq) + 6H2O(l)…(2)
Dengan hasil produk Fe2O3.xH2O
Dan dalam kondisi basa/atmosfir reaksi nya sebagai berikut:
Anoda (Oksidasi) Fe(s) → Fe2+ (aq) + 2e……………………………...(3)
Katoda (Reduksi Basa) O2(g) + 2H2O(l) + 4e- → 2H2O(l)…………………..(4)
Reaksi akhir 4Fe(s) + 3O2(g) + 6H2O(l) → 4Fe2+ (aq) + 12OH- (aq)..(5)
Yang membedakan antara kedua keadaan ini yaitu pada reaksi kimia yang
terjadi dimana pada asam akan bereaksi dengan ion-ion H + dan pada basa/atmosfir
akan bereaksi dengan H2O dan menghasilkan OH-. Jenis-jenis korosi dapat
dibedakan berdasarkan dua hal sebagai berikut :
1. Dapat dideteksi secara visual[1]
a. Korosi seragam (uniform corrosion) yang ditandai dengan hilangnya logam
dari permukaan secara seragam.
b. Korosi galvanik (galvanic corrosion) akibat adanya dua logam yang saling
terkontak secara langsung dengan adanya daerah yang bersifat elektrolit.
2. Korosi yang membutuhkan alat pemeriksaan dan identifikasi[1]
a. Korosi erosi (errosion corrosion) yang disebabkan oleh aliran kecepatan
tinggi, yang dapat menyebabkan gaya gesekan anatar aliran dengan lapisan
permukaan pipa, sehingga lapisan tersebut lama kelamaan akan hilang.

Laporan Akhir Praktikum Korosi TA. 2020/2021 9


BAB II PENGARUH BERBAGAI LARUTAN TERHADAP KOROSI KELOMPOK 5

b. Korosi intergranular (intergranullar corrosion) yaitu korosi pada batas


butir logam yang dideteksi dengan mikroskop dan alat sebagainya.
c. Korosi mikrobiologi (microbiological corrosion) diakibatkan aktivitas
mikroba yang menghasilkan asam sulfida, organik, atau anorganik langsung
sehingga mengakibatkan logam teroksidasi[1].

Gambar 2.2 Contoh korosi yang terjadi pada pipa


(Sumber: https://jurnalpost.com/)
Uji perendaman atau (immersion test) adalah salah satu pengujian korosi
untuk menentukan laju korosi dengan cara merendamkan spesimen uji terhadap
larutan tertentu dan waktu yang telah ditentukan. Faktor yang harus
dipertimbangkan pada larutan yang akan digunakan adalah faktor kimia seperti
konsentrasi larutan, pH, konduktivitas, dan sebagainya. Dan untuk faktor fisika
nya seperti temperatur, tekanan, adanya laju aliran, waktu dan sebagainya[3].
Sebelum dilakukan pengujian sebaiknya dibuat langkah persiapan spesimen
dan pembersihan spesimen terlebih dahulu. Hal ini dilakukan sesuai standar
pengujian ASTM G1 yang mana menjelaskna bahwa spesimen harus bersih dari
zat-zat pengotonya, dilakukan pembersihan secara mekanik dan
kimiawi.pembersihan secara kimiawi yang dapat dilakukan secara degressing,
rinsing dan lainya. Standar yang digunakan pada (immersion test) adalah ASTM
G31 (american standar testing and material). Metode (immersion test) adalah
salah satu metode yang cukup mudah dan cepat serta ekonomis[3].
Beberapa faktor yang dapat mempegaruhi laju korosi pada larutan elektrolit
sebagai berikut[6] :
1. Komponen ion larutan dan konstentrasinya
Konsentrasi larutan menyatakan jumlah zat terlarut dalam setiap satuan
larutanatau pelarut. Dalam sebuah larutan dengan konsentrasi tertentu, zat

Laporan Akhir Praktikum Korosi TA. 2020/2021 10


BAB II PENGARUH BERBAGAI LARUTAN TERHADAP KOROSI KELOMPOK 5

penyusun larutan tersebut akan terurai menjadi ion-ion (baik berupa kation
maupun anion) pembentuknya. Semakin banyak ion yang terdapat pada larutan
tersebut maka daya hantar nya akan semakin besar.
2. Kadar oksigen
Oksigen terlarut akan meningkatkan reaksi katoda sehingga logam akan
semakin teroksidasi (terkorosi).
3. Kecepatan (pergerakan fluida)
Kecepatan aliran fluida yang tinggi di atas kecepatan kritisnya di dalam pipa
berpotensi menimbulkan korosi. Dengan rusaknya permukaan logam, rusak pula
lapisan film pelindung sehingga memudahkan terjadinya korosi.

Gambar 2.3 Korosi erosi akibat kecepatan fluida


(Sumber: https://www.nace.org/)
Untuk mengetahui laju korosi pada pengujian ini memanfaatkan metode
kehilangan berat pada material. Laju korsi dapat diketahui dengan persamaan
dengan mengukur kekurangan berat akibat korosi yang terjadi. Metode ini
menggunakan jangka waktu penelitian hingga mendapatkan jumlah kehilangan
akibat korosi yang terjadi. Untuk mendapatkan jumlah kehilangan berat akibat
korosi digunakan rumus persamaan berikut[6] :
KxW
Laju Korosi (CR)= ……………………………...(1)
ρ xAx t

Keterangan:
K = Konstanta laju korosi (534) W = kehilangan berat (mg)
A = luas permukaan (inch2) t = waktu perendaman (jam)
ρ = densitas spesimen (g/cm3) CR = Laju korosi (mpy)

Laporan Akhir Praktikum Korosi TA. 2020/2021 11


BAB II PENGARUH BERBAGAI LARUTAN TERHADAP KOROSI KELOMPOK 5

Diagram pourbaix adalah diagram yang menunjukan perbandingan potensial


Dengan pH. Diagram ini menampilkan fasa- fasa stabil logam dengan senyawanya
dalam larutan yang dimana air berperan sebagai pelarut, yang berada dalam
kesetimbangan termodinamika sebagai fungsi dari potensial elektroda dan ph
Larutan. Diagram ini memiliki fungsi yang dapat memprediksikan reaksi yang
dapat terjadi antara logam dan lingkungannya dengan derajat keasaman teretentu,
namun diagram ini juga memiliki kekurangan yaitu tidak dapat menampilkan laju
reaksi[7].

Gambar 2.4 Contoh diagram pourbaix


(Sumber: thermodynamic of corrosion by E.McCafferty)
Pada diagram pourbaix memiliki tiga zona yaitu:
1. Zona corrosion adalah zona dimana besi mengalami korosi terletak pada
daerah yang asam dan untuk daerah sempit pada kondisi yang sangat basa.
Pada proses ini logam akan mengalami oksidasi.
2. Zona pasif adalah zona dimana terbentuknya lapisan berupa selaput yang tak
larut, pada zona ini korosi menjadi tehambat karna adanya selaput yang
menghalangi berlanjutnya proses korosi.
3. Zona immunity adalah zona dimana tidak terjadinya korosi dan merupakan
daerah secara termodinamik keadaan sebagai logam adalah fasa yang stabil.

Laporan Akhir Praktikum Korosi TA. 2020/2021 12


BAB II PENGARUH BERBAGAI LARUTAN TERHADAP KOROSI KELOMPOK 5

2.3 Metodologi Praktikum


2.3.1 Skema Proses
A. Pembuatan 150 ml Larutan NaCl 0,7M
Siapkan alat dan bahan

Hitunglah massa NaCl yang dibutuhkan

Timbanglah NaCl menggunakan neraca analitik

Pindahkan NaCl ke dalam gelas kimia

Tambahkan aqua dm

Aduklah hingga menjadi larutan NaCl homogen

Berilah label pada gelas kimia

Analisa dan pembahasan

Kesimpulan
Gambar 2.5 Skema proses pembuatan 150 ml larutan NaCl 0,7 M
B. Pembuatan 150 ml Larutan KOH 0,7 M
Siapkan alat dan bahan

Hitunglah massa NaOH yang dibutuhkan

Timbanglah KOH menggunakan neraca analitik

Pindahkan NaCl kedalam gelas kimia

A
A

Tambahkan aqua dm

Laporan Akhir Praktikum Korosi TA. 2020/2021 13


BAB II PENGARUH BERBAGAI LARUTAN TERHADAP KOROSI KELOMPOK 5

Aduklah hingga menjadi larutan KOH yang homogen

Berilah label pada gelas kimia

Analisa dan pembahasan

kesimpulan
Gambar 2.6 Skema proses pembuatan 150 ml larutan KOH 0,7 M
C. Pembuatan 150 ml Larutan HCL 0,7 M
Siapkan alat dan bahan

Hitunglah volume HCl yang dibutuhkan

Masukan sedikit aqua dm kedalam gelas kimia

Pindahkan HCl kedalam gelas kimia

Masukan aqua dm kedalam gelas kimia

Aduklah hingga menjadi larutan HCL homogen

Berilah label pada gelas kimia

Analisa dan pembahasan

Kesimpulan
Gambar 2.7 Skema proses pembuatan 150 ml larutan HCl 0,7 M

D. Tahapan Persiapan Permukaan Spesimen


Siapkan alat dan bahan

Lakukan proses pembersihan mekanik dengan amplas

Laporan Akhir Praktikum Korosi TA. 2020/2021 14


BAB II PENGARUH BERBAGAI LARUTAN TERHADAP KOROSI KELOMPOK 5

Lakukan proses rinsing

Lakukan proses degrassing

Lakukan proses rinsing kembali

Lakukan proses pickling

Bilaslah spesimen dengan aqua dm (rinsing)

Celupkan spesimen kedalam alkohol

Analisa dan pembahasan

Kesimpulan
Gambar 2.8 Skema proses persiapan permukaan

E. Skema Proses Pengujian Korosi dengan Berbagai Larutan


Siapkan alat dan bahan

Lakukan proses pembuatan larutan

Lakukan proses persiapan permukaan spesimen

Ukur dan timbanglah dimensi spesimen

A
A

Kaitkan kawat tembaga pada spesimen

Masukan spesimen uji kedalam larutan

Laporan Akhir Praktikum Korosi TA. 2020/2021 15


BAB II PENGARUH BERBAGAI LARUTAN TERHADAP KOROSI KELOMPOK 5

Ukur pH dan potensial larutan spesimen uji

Lakukan pengamatan selama 7 hari

Bersihkan spesimen dan dikeringkan

Timbang dan ukur spesimen setelah percobaan

Plotkan hasil pengamatan pada diagram porbaix

Hitung laju korosi dengan metoda kehilangan berat

Lakukan Analisa dan pembahasan

Buatlah kesimpulan
Gambar 2.9 Skema proses pengujian korosi dengan berbagai larutan

2.3.2 Penjelasan Skema Proses


A. Pembuatan 150 ml larutan NaCl 0,7M
1. Alat dan bahan disiapkan terlebih dahulu.
2. Massa NaCl dihitung sesuai dengan yang dibutuhkan yaitu 6,14 gr.
3. Massa NaCl ditimbang dengan digunakannya neraca analitik.
4. NaCl dimasukan kedalam gelas kimia dengan digunakannya spatula.
5. Aqua dm ditambahkan 150 ml kedalam gelas kimia
6. Larutan NaCl diaduk hingga larut dan homogen dengan digunakannya
batang pengaduk.
7. Label diberikan pada gelas kimia dengan keterangan nama larutan,
konsentrasi, kelompok dan tanggal pembuatan.
8. Analisa dan pembahasan dibuat berdasarkan pengujian yang telah
dilakukan.
9. Kesimpulan dibuat berdasarkan pembahasan.
B. Pembuatan 150 ml larutan KOH 0,7M
1. Alat dan bahan disiapkan terlebih dahulu.

Laporan Akhir Praktikum Korosi TA. 2020/2021 16


BAB II PENGARUH BERBAGAI LARUTAN TERHADAP KOROSI KELOMPOK 5

2. Massa KOH dihitung sesuai dengan yang dibutuhkan yaitu 5,9 gr.
3. Massa KOH ditimbang dengan digunakannya neraca analitik.
4. KOH dimasukan kedalam gelas kimia dengan digunakannya spatula.
5. Aqua dm ditambahkan 150 ml kedalam gelas kimia.
6. Larutan KOH diaduk hingga larut dan homogen dengan digunakannya
batang pengaduk.
7. Label diberikan pada gelas kimia dengan keterangan nama larutan,
konsentrasi, kelompok dan tanggal pembuatan.
8. Analisa dan pembahasan dibuat berdasarkan pengujian yang telah
dilakukan.
9. Kesimpulan dibuat berdasarkan pembahasan.
C. Pembuatan 150 ml larutan HCl 0,7 M
1. Alat dan bahan disiapkan terlebih dahulu.
2. Volume HCl dihitung sesuai dengan yang dibutuhkan yaitu 10,15 ml.
3. Aqua dm dimasukan sedikit kedalam gelas kimia 250 ml.
4. Larutan pekat HCl dipindahkan dengan pipet volum kedalam gelas
kimia.
5. Aqua dm ditambahkan 150 ml kedalam gelas kimia.
6. Larutan KOH diaduk hingga homogen dengan batang pengaduk.
7. Label diberikan pada gelas kimia dengan keterangan nama larutan,
konsentrasi, kelompok dan tanggal pembuatan.
8. Analisa dan pembahasan dibuat berdasarkan pengujian yang telah
dilakukan.
9. Kesimpulan dibuat berdasarkan pembahasan.
D. Tahapan Persiapan Permukaan
1. Alat dan bahan disiapkan terlebih dahulu.
2. Pembersihan mekanik dilakukan dengan menggunakan amplas (100,
320, 800 dan 1500 mesh) pada spesimen uji dan kawat tembaga yang
akan digunakan.
3. Proses rinsing dilakukan dengan spesimen dimasukan kedalam aqua
dm selama 1 menit.

Laporan Akhir Praktikum Korosi TA. 2020/2021 17


BAB II PENGARUH BERBAGAI LARUTAN TERHADAP KOROSI KELOMPOK 5

4. Proses Degrassing dilakukan dengan spesimen dimasukan kedalam


larutan NaOH 1 M yang berfungsi untuk menghilangkan pengotor dan
minyak pada permukaan spesimen selama proses dilakukan selama 3
menit.
5. Proses rinsing dilakukan kembali untuk menghilangkan sisa larutan
NaOH.
6. Proses pickling dilakukan dengan cara spesimen dimasukan kedalam
larutan asam HCl yang berfungsi untuk menghilangkan pengotor-
pengotor oksida yang tersisa pada permukaan spesimen, proses
dilakukan selama 3 menit.
7. Spesimen dibilas dengan menggunakan aqua dm untuk
menghilangkan dari sisa larutan HCl, proses dilakukan selama 1
menit.
8. Spesimen dicelupkan kedalam alkohol yang berfungsi untuk
memastikan spesimen telah steril dan bersih serta bebas dari pengotor
yang tersisa.
9. Analisa dan pembahasan dibuat berdasarkan pengujian yang telah
dilakukan.
10. Kesimpulan dibuat berdasarkan pembahasan.
E. Pengujian Korosi dengan Berbagai Larutan.
1. Alat dan bahan disiapkan terlebih dahulu.
2. Proses pembuatan berbagai larutan dilakukan sesuai dengan
perhitungan yang telah ditentukan.
3. Proses persiapan permukaan dilakukan sesuai dengan prosedur yang
telah ditentukan.
4. Spesimen diukur dimensinya dengan menggunakan jangka sorong dan
ditimbang massa nya dengan neraca analitik.
5. Kawat tembaga dikaitkan pada permukaan spesimen.
6. Spesimen uji yang telah dikaitkan dicelupkan kedalam masing-masing
larutan yaitu larutan NaCl, HCl, KOH dan H2O, tanpa kawat tembaga
terkena larutan tersebut.

Laporan Akhir Praktikum Korosi TA. 2020/2021 18


BAB II PENGARUH BERBAGAI LARUTAN TERHADAP KOROSI KELOMPOK 5

7. pH dan potensial larutan awal pengujian diukur dengan digunakannya


pH meter, potensial meter.
8. Pengamatan dilakukan 1x24 jam selama 7 hari dengan waktu
pencelupan yang sama.
9. Spesimen dibersihkan dan dikeringkan setelah pengujian dari sisa
kotoran yang menempel pada permukaan.
10. Spesimen setelah pengujian diukur dimensinya dengan jangka sorong
dan ditimbang kembali beratnya dengan digunakannya neraca digital
untuk diketahui ukuran dan berat akhir.
11. Hasil pengamatan diplotkan pada diagram pourbaix.
12. Laju korosi dihitung dengan menggunakan metode kehilangan berat.
13. Analisa dan pembahasan dilakukan sesuai dengan pengujian yang
telah dilakukan.
14. Kesimpulan dilakukan sesuai dengan pengujian yang telah dilakukan.

2.3.3 Gambar Proses


A. Pembuatan 150 ml larutan NaCl 3,5%

Timbang NaCl pada neraca analitik

Pindahkan NaCl ke gelas kimia

Laporan Akhir Praktikum Korosi TA. 2020/2021 19


BAB II PENGARUH BERBAGAI LARUTAN TERHADAP KOROSI KELOMPOK 5

Masukan aqua dm kedalam gelas


kimia

Aduk hingga menjadi larutan


homogen

Beri keterangan label


Gambar 2.10 Proses pembuatan larutan NaCl 0,7M

B. Pembuatan 150 ml Larutan KOH 0,7 M

Timbang KOH pada neraca analitik

Laporan Akhir Praktikum Korosi TA. 2020/2021 20


BAB II PENGARUH BERBAGAI LARUTAN TERHADAP KOROSI KELOMPOK 5

Pindahkan KOH ke gelas kimia

Masukan aqua dm

Aduk hingga larutan homogen

Beri keterangan label


Gambar 2.11 Proses pembuatan larutan KOH 0,7M
C. Pembuatan 150 ml Larutan HCl 0,7 M

Laporan Akhir Praktikum Korosi TA. 2020/2021 21


BAB II PENGARUH BERBAGAI LARUTAN TERHADAP KOROSI KELOMPOK 5

Masukan sedikit aqua dm

Ambil larutan HCl

Pindahkan HCl ke gelas kimia

Tambahkan aqua dm kedalam gelas


kimia

Laporan Akhir Praktikum Korosi TA. 2020/2021 22


BAB II PENGARUH BERBAGAI LARUTAN TERHADAP KOROSI KELOMPOK 5

Aduk hingga menjadi larutan


homogen

Beri keterangan label


Gambar 2.12 Proses pembuatan HCl 0,7 M

D. Gambar Proses Persiapan Permukaan

Proses pengamplasan

Proses rinsing 1 menit

Laporan Akhir Praktikum Korosi TA. 2020/2021 23


BAB II PENGARUH BERBAGAI LARUTAN TERHADAP KOROSI KELOMPOK 5

Proses degreasing 3 menit

Proses rinsing 1 menit

Proses pickling 3 menit

Bilas kembali dengan aqua dm

Laporan Akhir Praktikum Korosi TA. 2020/2021 24


BAB II PENGARUH BERBAGAI LARUTAN TERHADAP KOROSI KELOMPOK 5

Celupkan spesimen pada alkohol


Gambar 2.13 Proses persiapan permukaan
E. Gambar Proses Pengujian Korosi dengan Berbagai Larutan

Ukur dimensi spesimen

Timbang massa spesimen

Kaitkan kawat tembaga pada


spesimen

Celupkan spesimen kedalam


larutan

Laporan Akhir Praktikum Korosi TA. 2020/2021 25


BAB II PENGARUH BERBAGAI LARUTAN TERHADAP KOROSI KELOMPOK 5

Ukurlah pH dan potensialnya

Bersihkan dan keringkan spesimen

Timbang dan ukur kembali


spesimen
Gambar 2.14 Proses pengujian korosi dengan berbagai larutan

2.4 Alat dan Bahan


2.4.1 Alat
1. Batang pegaduk : 1 buah
2. Botol semprot : 1 buah
3. Gelas kimia 250 ml : 11 buah
4. Jangka sorong : 1 buah
5. Kaca arloji : 1 buah
6. Neraca analitik : 1 unit
7. pH meter : 1 unit
8. Pipet ukur : 1 buah

Laporan Akhir Praktikum Korosi TA. 2020/2021 26


BAB II PENGARUH BERBAGAI LARUTAN TERHADAP KOROSI KELOMPOK 5

9. Potensial meter : 1 buah


10. Reference electrode : 1 unit
11. Spatula : 1 buah
12. Filler : 1 buah

2.4.2 Bahan
1. Alkohol : secukupnya
2. Amplas (100,320, 800, 1500 mesh) : secukupnya
3. Aqua dm : secukupnya
4. Kawat tembaga : 4 buah
5. HCl 0,7 M : 10,15 ml
6. NaCl 0,7 M : 6,14 gr
7. KOH 0,7 M : 5,9 gr
8. Spesimen Baja JIS SS 400 : 4 buah
9. Tisu : secukupnya
10. NaOH 1 M : 150 ml
11. HCl 0,1 M : 150 ml

2.5 Pengumupulan Data dan Pengolahan Data


2.5.1 Pengumpulan Data
1. Data Pengamatan Dimensi dan Berat Benda Kerja
Tabel 2.1 Data pengamatan dimensi dan berat benda kerja
Panjang Lebar Tebal Luas Berat
Larutan
No (mm) (mm) (mm) (mm2) (gr)
(M)
P0 Pl lo l1 t0 t1 A0 A1 W0 W1 W
NaCl 343 3409,
1 42 41,8 34,4 34,3 3,5 3,5 38,1 28,01 0,1
0,7 2,04 24
354 3319,
2 HCl 0,7 43 40,5 34,5 33,9 3,7 3,5 37,5 36,28 1,23
0,5 5
KOH 349 3868,
3 41,5 41,4 34,9 34,8 3,9 3,7 39,84 39,82 0,026
0,7 1,84 34
359 3445,
4 H2O 43,5 41,6 34,8 34,9 3,6 3,6 39,83 39,78 0,05
9,19 44

2. Data Potensial dan pH

Laporan Akhir Praktikum Korosi TA. 2020/2021 27


BAB II PENGARUH BERBAGAI LARUTAN TERHADAP KOROSI KELOMPOK 5

Tabel 2.2 Data pengamatan dimensi dan berat benda kerja


No Tanggal Larutan (M) Potensial (V) pH
1. 1/12/2020 NaCl 0,7 0,573 7,81
2. HCl 0,7 0,505 3,52
Selasa
3. KOH 0,7 0,364 10,47
4. (12:23) H2O 0,420 7,9
5. 2/12/2020 NaCl 0,7 0,619 6,41
6 HCl 0,7 0,320 3,62
Rabu
7. KOH 0,7 0,125 10,41
8. (12:23) H2O 0,563 6,63
9. 3/12/2020 NaCl 0,7 0,628 6,36
10. HCl 0,7 0,432 3,61
Kamis
11. KOH 0,7 0,115 10,41
12. (12:23) H2O 0,602 6,60
13. 4/12/2020 NaCl 0,7 0,646 6,37
14 HCl 0,7 0,468 3,58
Jum’at
15. KOH 0,7 0,147 10,42
16. (12:23) H2O 0,7 0,616 7,37
17. 5/12/2020 NaCl 0,7 0,626 6,22
18. HCl 0,7 0,456 3,66
Sabtu
19. KOH 0,7 0,95 10,55
20. (12:23) H2O 0,7 0,604 6,80
21. 6/12/2020 NaCl 0,7 0,627 6,25
22. HCl 0,7 0,471 3,69
Minggu
23. KOH 0,7 0,92 10,44
24. (12:23) H2O 0,7 0,617 6,87
25. 7/12/2020 NaCl 0,7 0,631 6,18
26. HCl 0,7 0,208 3,58
Senin
27. KOH 0,7 0,119 10,34
28. (12:23) H2O 0,7 0,572 6,88

3. Data Pengamatan Visual


Tabel 2.3 Data pengamatan dimensi dan berat benda kerja
No Tanggal Larutan G E K WLa WLo
1. NaCl 0,7 - - - Tidak Abu-abu
bewarna
2. 1/12/202 HCl 0,7 - - - Tidak Abu-abu
0 bewarna
3. Selasa KOH 0,7 - - - Tidak Abu-abu
(12:23) bewarna
4. H2O - - - Tidak Abu-abu
bewarna
5. 2/12/202 NaCl 0,7 √ √ √ kuning Abu-abu

Laporan Akhir Praktikum Korosi TA. 2020/2021 28


BAB II PENGARUH BERBAGAI LARUTAN TERHADAP KOROSI KELOMPOK 5

kehitaman
6. HCl 0,7 - - √ Tidak Abu-abu
bewarna kehitaman
0
7. KOH 0,7 - √ √ Tidak Abu-abu
Rabu
bewarna kecoklatan
8. (12:23) H2O - √ √ kuning Hitam
kekuning
coklatan
9. NaCl 0,7 - √ √ Kuning Hitam
kecoklatan
10. 3/12/202 HCl 0,7 √ - √ Kuning Hitam kecoklat
0 kecoklatan oren-orenan
11. Kamis KOH 0,7 - √ √ Kuning Abu-abu
(12:23) kecoklatan
12. H2O - √ √ kuning Hitam kecoklat
oren-orenan
13. NaCl 0,7 - √ √ kuning Hitam
kecoklatan
14. 4/12/202 HCl 0,7 √ - √ Tidak hitam
0 bewarna
15. Jum’at KOH 0,7 - - √ Tidak kekuningan
(12:23) bewarna
16. H2O - √ √ kuning Hitam
kekuningan
17. NaCl 0,7 - √ √ Kuning Abu kehitaman
18. HCl 0,7 √ - √ Tidak hitam
5/12/202
bewarna
0
19. KOH 0,7 - - √ Tidak kekuningan
Sabtu
bewarna
20. (12:23) H2O 0,7 - √ √ kuning Hitam
kekuningan
21. NaCl 0,7 - √ √ kuning abu kehitaman
22. 6/12/202 HCl 0,7 √ - √ Tidak Hitamn
0 bewarna kekuningan
23. Minggu KOH 0,7 - - √ Tidak Abu-abu
(12:23) bewarna kekuningan
24. H2O - √ √ kuning Abu kehitaman
25. 7/12/202 NaCl 0,7 - √ √ kuning Hitam

Laporan Akhir Praktikum Korosi TA. 2020/2021 29


BAB II PENGARUH BERBAGAI LARUTAN TERHADAP KOROSI KELOMPOK 5

kekuningan
26. HCl 0,7 √ - √ Tidak Hitam
0 bewarna
27. Senin KOH 0,7 - √ √ Tidak Abu-abu
(12:23) bewarna kekuningan
28. H2O - √ √ kuning Hitam
kekuningan
Keterangan :
G = Gelembung WLa = Warna larutan
E = Endapan WLo = Warna logam
K = Korosi
4. Spesimen Sebelum Pencelupan dan Setalah Pencelupan
Tabel 2.3 Data spesimen sebelum dan sesudah pencelupan
No Larutan Gambar spesimen sebelum Gambar spesimen setelah
pencelupan pencelupan
Depan Belakang Depan Belakang
1.

NaCl 0,7 M

2.

HCl 0,7 M

3.

KOH 0,7 M

4.

H2O

2.5.2 Pengolahan Data


1. Perhitungan Pembuatan Masing-Masing Larutan
a. Perhitungan 150 ml Larutan NaCl 0,7 M

Laporan Akhir Praktikum Korosi TA. 2020/2021 30


BAB II PENGARUH BERBAGAI LARUTAN TERHADAP KOROSI KELOMPOK 5

Diketahui :
M = 0,7 M V = 150 ml MrNaCl = 58,5 g/mol
Ditanya : grNaCl…?
gr 1000
Dijawab : M = Mr x V
gr 1000
0,7 = x = 6,14 gr
58,5 150
b. Perhitungan 150 ml Larutan KOH 0,7 M
Diketahui :
M = 0,7 M V = 150 ml MrNaCl = 56 g/mol
Ditanya : grNaCl…?
gr 1000
Dijawab : M = Mr x V
gr 1000
0,7 = x = 5,9 gr
56 150
c. Perhitungan 150 ml Larutan HCl 0,7 M
Diketahui :
%massa = 32% ρ = 1,18 gr/cm3 MrHCl = 36,5 g/mol
Ditanya : MHCl…? dan VHCl…?
1000 x ρ x %massa
Dijawab :M = Mr HCl
1000 x 1,18 x 32
M =
36,5
= 10,34 M

Pengenceran : V1 x M1 = V2 x M2
V1 x10,34 = 150 0,7
V1 = 10,15 ml
2. Luas Permukaan Awal Spesimen
Diketahui :
P0NaCl = 42 mm l0NaCl = 34,4 mm t0NaCl = 3,55 mm
P0HCl = 43 mm l0HCl = 34,5 mm t0HCl = 3,7 mm
P0KOH = 41,5 mm l0KOH = 34,9 mm t0KOH = 3,9 mm
P0H2O = 43,5 mm l0H2O = 34,8 mm t0NaCl = 3,65 mm
Ditanya : A0NaCl…? A0HCl…? A0KOH…? A0H2o…?
Dijawab :

Laporan Akhir Praktikum Korosi TA. 2020/2021 31


BAB II PENGARUH BERBAGAI LARUTAN TERHADAP KOROSI KELOMPOK 5

A0NaCl = 2 ( Pxl ) +2 ( Pxt ) +2 ( lxt )


= 2(42 x 34,4) + 2(42 x 3,55) + 2(34,4 x 3,55)
= 3432,04 mm2 → 5,32 inch2

A0HCl = 2 ( Pxl ) +2 ( Pxt ) +2 ( lxt )


= 2(43x34,5) + 2(43x 3,7) + 2(34,5 x 3,7)
= 3540,5 mm2 → 5,49 inch2

A0KOH = 2 ( Pxl ) + 2 ( Pxt ) +2 ( lxt )


= 2(41,5 x 34,9) + 2(41,5 x 3,9) + 2(34,9x3,9)
= 3491,84 mm2→ 5,41 inch2

A0H2O = 2 ( Pxl ) +2 ( Pxt ) +2 ( lxt )


= 2(43,5 x 34,8) + 2(43,5 x 3,65) + 2(34,8x3,65)
= 3599,19 mm2→ 5,52 inch2
3. Luas Permukaan Akhir Spesimen
Diketahui :
P1NaCl = 42 mm l1NaCl = 34,4 mm t1NaCl = 38,11 gr
P1HCl = 43 mm l1HCl = 34,5 mm t1HCl = 37,51 gr
P1KOH = 41,5 mm l1KOH = 34,9 mm t1KOH = 39, 84 gr
P1H2O = 43,5 mm l1H2O = 34,8 mm t1NaCl = 39, 83 gr
Ditanya : A1NaCl…? A1HCl…? A1KOH…? A1H2o…?
Dijawab :

A1NaCl = 2 ( Pxl ) +2 ( Pxt ) +2 ( lxt )


= 2 (41,8x 34,4) + 2(41,8 x 3,5) + 2(34,4 x 3,5)
= 3409,24 mm2 → 5,28 inch2

A1HCl = 2 ( Pxl ) +2 ( Pxt ) +2 ( lxt )


= 2(40,5x34,5) + 2(40,5x 3,5) + 2(34,5x 3,5)
= 3319,5 mm2 → 5,14 inch2

Laporan Akhir Praktikum Korosi TA. 2020/2021 32


BAB II PENGARUH BERBAGAI LARUTAN TERHADAP KOROSI KELOMPOK 5

A1KOH = 2 ( Pxl ) + 2 ( Pxt ) +2 ( lxt )


= 2(41,4 x 34,9) + 2(41,4x3,7) +2(34,9 x3,7)
= 3868,34 mm2 → 5,99 inch2

A1H2O = 2 ( Pxl ) +2 ( Pxt ) +2 ( lxt )


= 2(41,6 x 34,8) + 2(41,6 x 3,6) + 2(34,8x3,6)
= 3445,44 mm2 → 5,34 inch2
4. Kehilangan Berat pada Spesimen
Diketahui
W0NaCl = 38,11 gr W1NaCl = 38,01 gr
W0HCl = 37,51 gr W1HCl = 36,28 gr
W0KOH = 39,84 gr W1KOH = 39,82 gr
W0H2O = 39,83 gr W1H2O = 39,78 gr
Ditanya = WNaCl …? WHCl…? WKOH…? WH2O…?
Dijawab =
WNaCl = W0NaCl – W1NaCl WKOH = W0HCl – W1HCl
= 38,11 – 38,01 = 39,84 -39,82
= 0,1 gr → 100 mg = 0,02 gr → 20 mg

WHCl = W0NaCl – W1NaCl WH2O = WH2O – W1HCl


= 37,51 – 36,28 = 39,83 – 39,78
= 1,23 gr → 1230 mg = 0,05 gr → 50 mg

5. Laju Korosi
Diketahui :
WNaCl = 100 mg ANaCl = 5,32 inch2 t = 168 jam
WHCl = 1230 mg AHCl = 5,49 inch2 ρ Fe= 7,8 g/cm3
WKOH = 20 mg AKOHl = 5,41 inch2
WH2O = 50 mg AH2O = 5,52 inch2
Ditanya : CRNaCl…? CRHCl…? CRKOH…? CRH2o…?
Dijawab :

Laporan Akhir Praktikum Korosi TA. 2020/2021 33


BAB II PENGARUH BERBAGAI LARUTAN TERHADAP KOROSI KELOMPOK 5

534 x 100 534 x W


CR NaCl = CR HCl =
ρ x Ao x t ρ x Ao x t
534 x 100 534 x 1230
= 7,8 x 5,32 x 168 = 7,8 x 5,49 x 168

= 7,65 mpy = 91,2 mpy

534 x W 534 x W
CR KOH = CR H 2 o =
ρ x Ao x t ρ x Ao x t
534 x 20 534 x 50
= 7,8 x 5,41 x 168
= 7,8 x 5,52 x 168

= 1,50 mpy = 3,69 mpy


6. Konversi Ag/AgCl ke Hidrogen
V(H) = V(pengamatan) – V(standar)
= V(pengamatan) – V(0,197)
a. Larutan NaCl
Hari ke-1 V(H) = 0,573 – 0,197 = 0,376
Hari ke-2 V(H) = 0,619 – 0,197 = 0,422
Hari ke-3 V(H) = 0,628 – 0,197 = 0,431
Hari ke-4 V(H) = 0,646 – 0,197 = 0,449
Hari ke-5 V(H) = 0,626 – 0,197 = 0,429
Hari ke-6 V(H) = 0,627 – 0,197 = 0,430
Hari ke-7 V(H) = 0,631 – 0,197 = 0,434

b. Larutan HCl
Hari ke-1 V(H) = 0,505 – 0,197 = 0,308
Hari ke-2 V(H) = 0,320 – 0,197 = 0,123
Hari ke-3 V(H) = 0,432 – 0,197 = 0,235
Hari ke-4 V(H) = 0,468 – 0,197 = 0,271
Hari ke-5 V(H) = 0,456 – 0,197 = 0,259
Hari ke-6 V(H) = 0,471 – 0,197 = 0,274
Hari ke-7 V(H) = 0,208 – 0,197 = 0,011
c. Larutan KOH
Hari ke-1 V(H) = 0,364 – 0,197 = 0,167

Laporan Akhir Praktikum Korosi TA. 2020/2021 34


BAB II PENGARUH BERBAGAI LARUTAN TERHADAP KOROSI KELOMPOK 5

Hari ke-2 V(H) = 0,125 – 0,197 = -0,072


Hari ke-3 V(H) = 0,115 – 0,197 = -0,082
Hari ke-4 V(H) = 0,147 – 0,197 = -0,050
Hari ke-5 V(H) = 0,95 – 0,197 = 0,753
Hari ke-6 V(H) = 0,92 – 0,197 = 0,723
Hari ke-7 V(H) = 0,119 – 0,197 = 0,078

d. Larutan H2O
Hari ke-1 V(H) = 0,420 – 0,197 = 0,223
Hari ke-2 V(H) = 0,563 – 0,197 = 0,366
Hari ke-3 V(H) = 0,612 – 0,197 = 0,415
Hari ke-4 V(H) = 0,616 – 0,197 = 0,419
Hari ke-5 V(H) = 0,604 – 0,197 = 0,407
Hari ke-6 V(H) = 0,617 – 0,197 = 0,420
Hari ke-7 V(H) = 0,572 – 0,197 = 0,375

7. Diagram Pourbaix Tiap Larutan


a. Diagram Pourbaix Larutan NaCl

Laporan Akhir Praktikum Korosi TA. 2020/2021 35


BAB II PENGARUH BERBAGAI LARUTAN TERHADAP KOROSI KELOMPOK 5

Gambar 2.15 Diagram pourbaix larutan NaCl


1. Pengamatan hari ke-1 dengan pH = 7,81 Potensial = 0,376
2. Pengamatan hari ke-2 dengan pH = 6,41 Potensial = 0.422
3. Pengamatan hari ke-3 dengan pH = 6,36 Potensial = 0,431
4. Pengamatan hari ke-4 dengan pH = 6,37 Potensial = 0,449
5. Pengamatan hari ke-5 dengan pH = 6,22 Potensial = 0,429
6. Pengamatan hari ke-6 dengan pH = 6,25 Potensial = 0,430
7. Pengamatan hari ke-7 dengan pH = 6,18 Potensial = 0,434

b. Diagram Pourbaix Larutan HCl

Laporan Akhir Praktikum Korosi TA. 2020/2021 36


BAB II PENGARUH BERBAGAI LARUTAN TERHADAP KOROSI KELOMPOK 5

Gambar 2.16 Diagram pourbaix larutan HCl


1. Pengamatan hari ke-1 dengan pH = 3,52 Potensial = 0,308
2. Pengamatan hari ke-2 dengan pH = 3,62 Potensial = 0,123
3. Pengamatan hari ke-3 dengan pH = 3,61 Potensial = 0,235
4. Pengamatan hari ke-4 dengan pH = 3,58 Potensial = 0.271
5. Pengamatan hari ke-5 dengan pH = 3,66 Potensial = 0,259
6. Pengamatan hari ke-6 dengan pH = 3,69 Potensial = 0,274
7. Pengamatan hari ke-7 dengan pH = 3,58 Potensial = 0,011

c. Diagram pourbaix Larutan KOH

Laporan Akhir Praktikum Korosi TA. 2020/2021 37


BAB II PENGARUH BERBAGAI LARUTAN TERHADAP KOROSI KELOMPOK 5

Gambar 2.17 Diagram pourbaix larutan KOH


1. Pengamatan hari ke-1 dengan pH = 10,47 Potensial = 0,167
2. Pengamatan hari ke-2 dengan pH = 10,41 Potensial = -0,072
3. Pengamatan hari ke-3 dengan pH = 10,41 Potensial = -0,082
4. Pengamatan hari ke-4 dengan pH = 10,42 Potensial = -0,050
5. Pengamatan hari ke-5 dengan pH = 10,55 Potensial = 0,753
6. Pengamatan hari ke-6 dengan pH = 10,44 Potensial = 0,723
7. Pengamatan hari ke-7 dengan pH = 10,34 Potensial = 0,078

d. Diagram pourbaix larutan H2O

Laporan Akhir Praktikum Korosi TA. 2020/2021 38


BAB II PENGARUH BERBAGAI LARUTAN TERHADAP KOROSI KELOMPOK 5

Gambar 2.18 Diagram pourbaix larutan H2O


1. Pengamatan hari ke-1 dengan pH = 7,9 Potensial = 0,223
2. Pengamatan hari ke-2 dengan pH = 6,63 Potensial = 0,366
3. Pengamatan hari ke-3 dengan pH = 6,60 Potensial = 0,415
4. Pengamatan hari ke-4 dengan pH = 7,37 Potensial = 0,419
5. Pengamatan hari ke-5 dengan pH = 6,8 Potensial = 0,407
6. Pengamatan hari ke-6 dengan pH = 6,87 Potensial = 0,420
7. Pengamatan hari ke-7 dengan pH = 6,88 Potensial = 0,375

8. Persamaan Reaksi
A. Reaksi Pembuatan Larutan
1. NaCl(s) + H2O(l) → NaCl(aq) + H2O(aq)
2. HCl(l) + H2O(l) → HCl(aq) + H2O(aq)
3. KOH(s) + H2O(l) → KOH(aq) + H2O(aq)
B. Reaksi persiapan awal permukaan
1. Proses degreasing
2. Fe + lemak/minyak + NaOH → Fe + (RCOONa + H2O)
3. Fe + 2NaOH → Fe(OH)2 + 2Na
4. Sn + lemak/minyak + NaOH→ Sn + (RCOONa + H2O)
5. Sn + 2NaOH → Na2SnO2 + 4H2

Laporan Akhir Praktikum Korosi TA. 2020/2021 39


BAB II PENGARUH BERBAGAI LARUTAN TERHADAP KOROSI KELOMPOK 5

C. Reaksi Korosi
1. Fe + NaCl + H2O → FeCl2 + NaOH + H2
2. Sn + 2NaCl + 2H2O → SnCl2 + 2NaOH + H2
3. 3Fe + 4H2O → Fe3O4 + 4H2
4. Fe + oksida(Fe2O3) + HCl → Fe+ FeCl2 + H2O
5. Sn + HCl → SnCl2 + H2
6. Fe + KOH + H2O → Fe(OH)2 +

2.6 Analisa dan Pembahasan


Pada pengujian kali ini yaitu pengaruh laju korosi terhadap berbagai larutan.
Spesimen uji yang digunakan adalah plat baja SS 400. SS dengan singkatan
structural steel yang biasanya digunakan sebagai material kontruksi. Baja ini
termasuk dalam golongan baja karbon rendah dengan kandungan karbon kurang
dari 0,3% yang biasanya digunakan untuk bahan utama kontruksi kapal
Sebelum dilakukan pengujian dilakukan proses pembuatan larutan dari zat
padat yaitu NaCl dan KOH, dan dari zat cair dari HCl, dan H 2O. Pada pembuatan
larutan dari zat padat haruslah menghitung dahulu massa yang akan digunakan
untuk membuat 150 ml larutan dengan konsentrasi 0,7 M dengan rumus mencari
mol. Dan untuk mencari volume yang dibutuhkan dengan rumus pengenceran.
Pada pengambilan zat padat digunakan spatula untuk mengambil zat padat
dari kotak penyimpanan dan meletakannya diatas kaca arloji pada neraca analitik
agar massa yang dibutuhkan sesuai beratnya. Kemudian pengambilan zat cair
yaitu HCl menggunakan pipet volume. Setalah massa dan volume telah sesuai,
dilanjutkan dengan melarutkan zat tersebut. Untuk zat padat dipindahkan ke gelas
kimia 250 ml kemudian ditambahkan aqua dm 150 ml kemudian diaduk hingga
homogen dengan menggunakan batang pengaduk.
Pada saat percampuran NaOH dan juga aqua dm pada bagian dasar labu
ukur terasa panas ini disebabkan oleh adanya reaksi eksoterm yang mana eksterm
merupakan pelepasan energi kalor (panas) dari sistem ke lingkungannya. Dan juga
diakibatkan karna adanya percampuran antara dua zat yang berbeda maka zat
komponen partikel antara keduanya saling bertumbukan satu sama lain yang
merupakan pertabrakan masing-masing ikatan hidrogen yang akan membuat

Laporan Akhir Praktikum Korosi TA. 2020/2021 40


BAB II PENGARUH BERBAGAI LARUTAN TERHADAP KOROSI KELOMPOK 5

partikel NaOH semakin larut. Hal ini juga berlaku untuk pembuatan zat pada pada
KOH.
Untuk pembuatan HCl haruslah berhati-hati dalam pemindahannya karena
larutan ini berupa asam kuat dan bersifat korosif. Untuk memindahkannya
sebelumnya diberikan sedikit air kedalam gelas kimia yang berfungsi agar tidak
terjadinya bom atom. Setelah itu ditambahkan dengan aqua dm dengan
menggunakan botol semprot hingga 150 ml. Selanjutnya melakukan proses
persiapan permukaan, Standar yang digunakan untuk proses ini yaitu ASTM G1,
dimana spesimen dilakukan pembersihan secara mekanik dan secara kimiawi.
Untuk pembersihan secara mekanik digunakan amplas (100,320, 800, 1500 mesh).
Tujuan dari pengamplasan ini adalah agar permukaan bersih dari pengotor
serta bertujuan untuk menghaluskan permukaan. Bahan berupa kawat tembaga
juga dilakukan pengamplasan pada ujung-ujung kawatnya, hal ini bertujuan untuk
menghilangkan lapisan enamel yang bersifat isolator agar saat dialiri arus listrik
kawat dapat menghantarkan dengan baik, Cara untuk mengetahui apakah kawat
dapat menghantarkan arus listrik dengan baik yaitu dengan pengecekan
menggunakan alat potensial meter dengan menempelkan ujung kawat dengan alat
ini.
Setelah itu dilakukan pembersihan secara kimiawi dengan menggunakan
beberapa larutan. Rinsing dilakukan selama 1 meit dengan menggunakan aqua dm
berfungsi untuk menghilangkan debu-debu dan kotoran bekas sisa pengamplasan,
dan untuk pengulangan proses rinsing dapat berguna untuk membilas spesimen
dari sisa-sisa larutan yang menempel pada permukaan. Kemudian proses
degrassing menggunakan larutan NaOH 1 M selama 3 menit yang bertujuan
untuk menghilangkan sisa pengotor berupa minyak dan lemak pada dinding
permukaan, kemudia dibilas dengan aqua dm 1 menit dan dilanjutkan dengan
proses pickling.
Proses ini menggunakan larutan HCl 0,1 M dan dilakukan 3 menit
tujuannya yaitu dapat membersihkan permukaan spesimen dari oksida-oksida
yang menempel, kemudia dibilas dengan aqua dm dan dilakukan pencelupan
dengan alcohol, fungsi dari alcohol ini adalah memastikan kembali spesimen
benar-benar bersih dan steril dari zat pengoto dan siap untuk dilakukan pengujian.

Laporan Akhir Praktikum Korosi TA. 2020/2021 41


BAB II PENGARUH BERBAGAI LARUTAN TERHADAP KOROSI KELOMPOK 5

Setalah itu dilanjutkan untuk mengukur dimensi awal dan massa awal
spesimen uji dengan mengukur dimensi dengan jangka sorong dengan hasil
pengukuran panjang, lebar dan tebal spesimen larutan NaCl berturut-turut 42 mm,
34,4 mm dan 3,55 mm. pengukuran panjang, lebar dan tebal spesimen larutan HCl
berturut-turut 43 mm, 34,5 mm dan 3,7 mm. Panjang, lebar dan tebal spesimen
larutan KOH berturut-turut 41,5 mm, 34,9 mm dan 3,9 dan panjang, lebar dan
tebal spesimen larutan H2O berturut-turut 43,5 mm, 34,8 mm dan 3,65 mm mm
dan menimbang massa dengan neraca analitik, dengan hasil pengukuran massa
awal larutan NaCl, HCl, KOH dan H2O berturut-turut adalah 28,11 gr, 37,51 gr,
39,84 gr, dan 39,83 gr. Fungsi dari pengukuran pada awal pengujian yaitu agar
dapat dibanidngkan dimensi dan ukurannya setelah pengujian agar dapat dihitung
laju korosi dari metode kehilangan berat.
Dilanjutkan dengan mengkaitkan tembaga pada spesimen agar spesimen
dapat terkait pada gelas kimia sehingga spesimen tidak sepenuhnya terendam pada
spesimen dan dialnjutkan dengan memasukan spesimen kedalam larutan.
Kemudian diukur pH dan potensialnya 1x24 jam selama 7 hari untuk dapat
mengamati perubahan warna logam dan warna larutan selama pengujian. Selama
pengujian juga memperhatikan berupa ada atau tidaknya gelembung, endapan
maupun korosi pada spesimen.
Setelah dilakukan pengujian selama 7 hari spesimen dibersihkan dan
dikeringkan. dan ditimbang kembali massa spesimennya agar dapat dibandingkan,
kemudian dilakukan perhitungan laju korosi. Setelah itu dibuat diagram pourbaix
berdasarkan hasil dari pengamatan potensial dan pH larutan selama 7 hari pada
tiap-tiap larutan pengujian.
Setelah ditimbang plat baja pada larutan NaCl mengalami kehilangan berat
= 100 mg, larutan HCl =1230 mg, larutan KOH = 20 mg, dan terakhir H 2O = 50
mg. Dapat dilihat dari hasil percobaan bahwa larutan HCl yang plat baja nya
mengalami kehilangan berat paling besar, sehingga laju korosi pada HCl lebih
besar dibandingkan larutan lainnya, kemudian dilakukan perhitungan laju korosi
dan didapatkan hasil laju korosi larutan NaCl = 7,65 mpy, HCl = 91,2, KOH=
1,50 mpy dan H2O = 3,69mpy.

Laporan Akhir Praktikum Korosi TA. 2020/2021 42


BAB II PENGARUH BERBAGAI LARUTAN TERHADAP KOROSI KELOMPOK 5

Jika diurutkan larutan yang paling bersifat korosif yaitu pertama HCl, NaCl,
H2O dan yang terakhir KOH.
Diketahui berdasarkan dari pengujian bahwa pH merupakan salah satu
faktor utama yang dapat menyebabkan korosi, semakin tinggi pH nya maka
kandungan hidrogen dalam larutan tersebut semakin tinggi, dan laju korosinya
semakin besar.
Hal -hal lainnya yang dapat mempengaruhi korosi yaitu lingkungan sekitarnya,
jenis logam yang digunakan, waktu penggunaan suatu material tersebut, luas
permukaan material, ion hidrogen, kelembaban udara dan sebagainya. KOH
menjadi larutan paling kecil untuk kemungkinan korosifnya karna dilihat dari
diagram pourbaix nya logam membentuk lapisan pasiv pada permukaan, sehingga
mencegah terjadinya proses korosi lebih lanjut.

2.7 Kesimpulan dan saran


2.7.1 Kesimpulan
1. Baja JIS SS 400 termasuk dalam kelompok baja karbon rendah dengan
komposisi karbon kurang dari 0,3%.
2. Urutan larutan dari yang memiliki laju korosi paling cepat adalalah
larutan HCl, NaCl, H2O dan KOH.
3. Hasil Corrosion rate dari berbagai larutan yaitu:
a. Corrosion rate NaCl = 7,65 mpy
b. Corrosion rate HCl = 91,2 mpy
c. Corrosion rate KOH = 1,50 mpy
d. Corrosion rate H2O = 3,69 mpy
4. Fungsi dari persiapan permukaan spesimen untuk membersihkan
specimen dari pengotor yang menempel pada permukaan specimen dan
terhindar dari pengotor sisa dari pengampalasan dan sebagainya.
5. Beberapa faktor yang dapat mempengaruhi korosi yaitu, salinitas, pH,
Larutan yang digunakan, lingkungan atmosfir seperti udara, dan
sebagainya.

Laporan Akhir Praktikum Korosi TA. 2020/2021 43


BAB II PENGARUH BERBAGAI LARUTAN TERHADAP KOROSI KELOMPOK 5

6. Diagam pourbaix digunakan untuk membandingkan potensial-pH suatu


larutan dan untuk dapat mengetahui zona-zona yang terdapat pada
diagram tersebut.
7. Beberapa jenis korosi yang terbentuk salah satunya adalah uniform
corrosion, atmospheric corrosion, dan sebagainya.
2.7.2 Saran
1. Sebaiknya pada saat proses persiapan permukaan, praktikan dapat
memiliki amplas dengan jumlah yang lebih sehingga waktu proses
pengamplasan lebih cepat.

Laporan Akhir Praktikum Korosi TA. 2020/2021 44

Anda mungkin juga menyukai