Kelompok 2 (dua)
1
KATA PENGANTAR
Praktik motor bensin lanjutan di bengkel otomotif merupakan salah satu mata
kuliah yang diajarkan di Politeknik Negeri Ujung Pandang jurusan Teknik Mesin.
Dengan materi kuliah dengan fasilitas yang dimiliki sekarang ini keterampilan menguji
bahan diharapkan dapat memenuhi kebutuhan mahasiswa sendiri serta relevannya proses
penyerapan pembelajaran.
Laporan ini dipakai sebagai bagian dari program instruksional yang meliputi teori
kejujuran dan peragaan pemakaian perlatan oleh instruktur untuk dapat memperoleh hasil
pelaksanaan praktek yang efisien dan efektif.
2
DAFTAR ISI
Sampul …………………………………………………………………………. 1
Kata pengantar…………………………………………………………………… 2
Daftar isi…………………………………………………………………………. 3
I. BAB 1
II. BAB 2
III. BAB 3
IV. BAB 4
4.1.3 Pembahasan………………………………………………… 25
VI. BAB 5
3
4
BAB 1.
5
Kerja
2. Peraturan Menteri Tenaga Kerja No. Per-01/Men/1980 tentang Keselamatan
dan Kesehatan Kerja Pada Konstruksi Bangunan.
3. Peraturan Menteri Tenaga Kerja No. Per-05/Men/1996 tentang Sistem
Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja
4. Surat Keputusan Bersama Menteri Tenaga Kerja dan Menteri Pekerjaan
Umum masing-masing Nomor Kep.174/MEN/1986 dan 104/KPTS/1986
tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja Pada Tempat Kegiatan
Konstruksi
BAB 2.
2.1 TEORI DASAR MOTOR BENSIN
engine). Motor bakar bensin dilengkapi dengan busi dan karburator yang
loncatan api listrik diantara kedua elektrodanya. Karena itu motor bensin
dalam silinder yang dinyalakan oleh loncatan bunga api listrik dari busi
a. Langkah Hisap
Dalam langkah ini, campuran udara dan bensin dihisap ke dalam silinder.
Katup hisap terbuka sedangkan katup buang tertutup. Waktu torak bergerak ke
6
bawah, menyebabkan ruang silinder menjadi vakum, masuknya campuran udara
dan bensin ke datam silinder disebabkan adanya tekanan udara luar (atmospheric
pressure).
b. Langkah Usaha
kendaraan. Sesaat sebelum torak mencapai TMA pada saat langkah kompresi,
busi memberi loncatan api pada campuran yang tetah dikompresikan. Dengan
mendorong torak ke bawah. Usaha ini yang menjadi tenaga mesin (engine power).
c. Langkah Kompresi
Dalam langkah ini, campuran udara dan bensin dikompresikan. Katup hisap
dan katup buang tertutup. Waktu torak mulai naik dari TMB ke TMA campuran
riaik, sehingga akan mudah terbakar. Poros engkol berputar satu kali, ketika torak
mencapai TMA.
d. Langkah Buang
Dalam langkah ini, gas yang terbakar dibuang dari dalam silinder. Katup buang
terbuka, torak bergerak dari TMB ke TMA, mendorong gas bekas keluar dari
silinder. Ketika torak mencapai TMA akan mulai bergerak lagi untuk langkah
berikutnya. yaitu langkah hisap, poros engkol telah melakukan dua putaran penuh
dalam satu siklus terdiri dari empat langkah hisap, kompresi, usaha buang yang
7
Untuk lebih jelasnya prinsip kerja mesin (motor) bensin empat langkah
empat langkah
Pada motor Otto 4 langkah ini, gas pembakaran hanya mendorong torak pada
langkah ekspansi saja. Oleh karena itu, untuk memungkinkan gerak torak pada tiga
langkah lainnya maka sebagian energi pembakaran selama langkah ekspansi diubah
dan disimpan dalam bentuk energi kinetis roda gila ( flywheel). Siklus kerja motor
Otto dapat digambarkan pada diagram indikator, yaitu diagram P-V (tekanan-
volume) dan diagram T-S (tekanan-entropi). Diagram indikator ini berguna untuk
8
Gambar 2.2. Diagram P-V dan T-S ideal motor Otto empat langkah
9
BAB 3. METODE PRAKTEK
1. Dinamometer
2. Mesin
3. Stop Watch
4. Premium/Pertamax
1. Keselamatan pekerja
2. Keselamatan alat
10
Agar alat yang digunakan sebagai media praktikim tetap dalam kondisi
baik dalam arti tidak hilang dan tidak rusak, maka kita harus menggunakan alat
III.1 Pengujian Pada Putaran Tetap dan Variasi Pembukaan Katup Gas
jarum jam)
11
3. Menyalakan pendingin mesin, dengan memasang stekernya di sumber
listrik.
12
Gambar 3.6. Gas Mesin
(kecepatan rendah adalah 1000 rpm), 2950, 2750, 2550, 2350, 2150,
1950, 1750, 1550, 1350 dan 1150 rpm. Catat putaran dan pembacaan torsi
Catatan : step ini harus dilakukan tanpa henti dan pembacaan torsi
direkomendasikan untuk dilakukan pada step ini dalam 5 menit (±30 detik
per pembacaan).
berhenti dengan pelan, dibolehkan mesin tidak jalan tanpa beban untuk
13
beberapa menit untuk memberikan pendinginan. ini sangat penting ketika
kebutuhan kecepatan.
kecepatan mesin.
jarum jam)
temperature operasi.
3. Mengatur gas/katup kira-kira 1500 rpm, dan catat posisi pembukaan gas/katup.
14
6. Mencatat pembacaan torsi dan masukkan dalam table.
10. Mencatat pembacaan torsi dan posisi pembukaan gas/katup dan masukkan
dalam tabel.
berhenti dengan pelan, dibolehkan mesin tidak jalan tanpa beban untuk
jarum jam).
3. Mengatur katup tangan aliran bahan bakar dan alat pengukur pengisian
15
Gambar 3.7. Tangki dan Alat Ukur Bahan Bakar
4. Menutup katup tangan 1. Bahan bakar akan mengair dari pipa ke mesin.
rpm.
bakar.
bakar.
9. Mencatat kecepatan mesin, torsi dan hitung aliran bahan bakar (l/s).
10. Membuka katup tangan 1 naikkan level bahan bakar pada skala pipa
13. Menaikkan beban mesin untuk menjaga kecepatan mesin 1300 rpm.
16
15. Mengulangi langkah 11 sampai 13 di atas sampai pengaturan gas/katup
berhenti.
17. Dibolehkan mesin tidak jalan tanpa beban untuk beberapa menit untuk
17
BAB 4. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
RPM CYLINDER CUTOUT TORQUE (Nm) P (Kw) FP (Kw) IP (Kw) MECH. EFF (%)
1 23
2 23
2800 3 23
4 23
ALL FIRING (P) 26
1 25
2 25
2600 3 25
4 25
ALL FIRING (P) 30
1 28
2 28
2400 3 28
4 28
ALL FIRING (P) 35
1 35
2 35
2200 3 35
4 33
ALL FIRING (P) 40
1 38
2 38
2000 3 38
4 38
ALL FIRING (P) 49
1 42
2 42
1800
3 42
4 42
18
ALL FIRING (P) 54
19
4. Tabel
N BMEP (KN/
ENGINE SPEED TORQUE POWER
o (RPM) (Nm) (Kw) m 2)
1 3000 28
2 2800 36
3 2600 42
4 2400 47
5 2200 52
6 2000 56
7 1800 64
8 1600 69
9 1400 75
10 1200 82
11 1000 85
5. Table
THROTHL
E TORQUE POWER
2,25 18
2,6 30
3,5 46
4 56
4,6 74
4,9 95
20
4.1.2 Hasil Perhitungan Tabel
21
GRAFIK VARIASI PEMBUKAAN KATUP
100 0.0600
95
90
0.0487 0.0500
80
74
70
0.0400
56
50 0.0300
46
40 0.0235
0.0200
30 30 0.0169
20 18
0.0082 0.0100
10 0.0042
0 0.0000
THROTHLE 2,25 2,6 3,5 4 4,6 4,9
Throthle(%)
DAYA
30 5.00
4.00
20 3.00
10 2.00
1.00
0 0.00
2800 2600 2400 2200 2000 1800
RPM
22
Chart Title
(Nm) (Kw)
12.50
85 12.06 85
12.00
11.81 11.98 11.73 82
75 11.44 11.56 75 11.50
69
11.00 11.00
Torque ( Nm )
Daya ( Kw )
65 64
10.56 10.50
56 10.30
55 10.00
52
45 47 9.50
42
8.80 36 8.90 9.00
35
8.50
28
25 8.00
3000 2800 2600 2400 2200 2000 1800 1600 1400 1200 1000
Putaran ( RPM )
23
GRAFIK PENGUJIAN MORSE
TORQUE (Nm) FP (Kw)
60 0.00
-1.00
50
-2.00
40
-3.00
TORQUE
30 -4.00
FP
-5.00
20
-6.00
10
-7.00
0 -8.00
2800 2600 2400 2200 2000 1800
RPM
DAYA
30 5.00
4.00
20 3.00
10 2.00
1.00
0 0.00
2800 2600 2400 2200 2000 1800
RPM
24
GRAFIK PENGUJIAN MORSE
TORQUE (Nm) MECH. EFF (%)
60 900.00
800.00
50
500.00
30
400.00
20 300.00
200.00
10
100.00
0 0.00
2800 2600 2400 2200 2000 1800
RPM
Chart Title
(Nm) (Kw)
100 16.00
90 14.00
80
12.00
70
60 10.00
Axis Title
Axis Title
50 8.00
40 6.00
30
4.00
20
10 2.00
0 0.00
2.25 2.60 3.50 4 4.60 4.90
Axis Title
25
4.1.2 Pembahasan
Rumus-rumus Perhitungan
T .N
P= .............................................................................................. (1)
9549
T = Torsi (Nm)
P.r
Pe= ........................................................................................... (2)
A . L. N . n
N = Putaran ( rad/sec )
26
Ip1 = P – P1 ........................................................................................... (4)
Ip2 = P – P2
Ip3 = P – P3
Ip4 = P – P4
Ip1, Ip2, Ipn.... = Daya Indikator saat kabel busi silinder 1,2, n dilepas
P1, P2, Pn... = Daya Kuda saat kabel busi silinder 1, 2, n dilepas
= 4P – (P1+P2+P3+P4)
Pf = Ip – P
= 3P – (P1 + P2 + P3 + P4)
P
ηm = Ip x 100 ..........................................................................................(6)
Ip = Daya Indikator
m p .V
γ bbm = = ...........................................................................................................
t t
(7)
27
t = Waktu (detik)
2. Morse test
Pada praktik morse test, data yang kami dapat dar berbagai macam
kondisi rpm tertentu dan cutout cylinder masing masing, kami dapat
menjelaskan bahwa semakin tinggi rpm mesin maka semakin rendah torsi
dan power yang di dapatkan, sedangkan daya gesek dan daya indicator
berubah ubah sesuai dengan jumlah dari power dan torsi, tetapi untuk
efisiensi mekanik, semakin naik putaran mesin maka efisiensi mekanik
dsri mesin juga akan meningkat
28
BAB 5. KESIMPULAN DAN SARAN
1.1 Kesimpulan
Kesimpulan yang kami dapatkan dari hasil praktik ialah semakin
tinggi putaran mesin mobil (rpm) maka semakin kecil pula torsi yang di
dapatkan sedangkan daya gesek dan daya indicator berubah ubah sesuai
torsi yang di dapatkan, namun semakin tinggi pula putaran dari mesin akan
meningkatkan efisiensi mekanik dari mesin itu sendiri.
1.2 Saran
Adapun dapat disampaikan, agar praktek kerja pada bengkel
mekanik akan menjadi jauh lebih baik dan mendapatkan hasil kerja yang
maksimal ialah :
1. Perhatikan dengan seksama instruktur/dosen, ketika
sedangmenyampaikan teori atau mempraktikan sesuatu.
2. Ketika didalam bengkel, perhatikan job sheet dan tetap focus
terhadap benda kerja,usahakan untuk tidak mengobrol/bercanda
dengan teman.
3. Memakai alat – alat kerja sesuaidengan tugas dan fungsinya.
4. Mengecek alat – alat kerja sebelum dan setelah digunakan.
29
DAFTAR PUSTAKA
Arismunandar, W. 1988. Penggerak Mula Motor Bakar Torak, Penerbit ITB, Edisi ke-4,
Bandung.
Repository, 2015. “Motor Bakar”, https//repository.usu.ac.id/, diakses pada tanggal 9
April 2021 pukul 17.50.
30