Anda di halaman 1dari 5

MAKALAH PKL IKGM

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Makalah


Pendidikan Kesehatan

Oleh Kelompok 2B
Shania Rada C 201611101029
Luthfia Choirunnissa 201611101018
Astrid Ganadya Nurul U 201611101004
Ulfa Mayasari 201611101043
Muhammad Nagara Salim S 201611101069
Isfania Harmintaswa 201611101063

Pembimbing:
drg. Surartono Dwiatmoko M.M

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI


UNIVERSITAS JEMBER
2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas segala
bimbingan dan petunjukNya, serta berkat rahmat, nikmat, dan karuniaNya sehingga
penulis masih diberi kesempatan untuk menyelesaikan makalah ini. Makalah ini
diajukan untuk memenuhi tugas makalah Pendidikan Kesehatan. Penulis
mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. drg. Surartono Dwiatmoko M.M selaku pembimbing


2. teman-teman kelompok pendidikan kesehatan 2B
Penulis sadar bahwa makalah ini sangat jauh dari sempurna, sehingga penulis
berharap kritik dan saran yang membangun. Semoga makalah ini bermanfaat bagi
semua pihak.

Jember, September 2020

Penulis
BAB I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dewasa ini dengan semakin berkembangnya zaman, semakin banyak juga

penyakit yang timbul akibat gaya hidup manusia dan penularan bakteri. Salah satunya

adalah penyakit gastritis yang terjadi karena inflamasi pada lapisan lambung yang

menjadikan sering merasa nyeri pada bagian perut. Gastritis tidak menular tetapi

bakteri helicobacter pylori dapat masuk ke dalam tubuh manusia melalui makanan.

Gastritis adalah proses inflamasi pada lapisan mukosa dan sub mukosa lambung.

Secara histopasitologi dapat dibuktikan dengan adanya infiltrasi sel-sel radang pada

darah tersebut. Gastritis merupakan salah satu penyakit yang banyak di jumpai di

klinik atau ruangan penyakit dalam pada umumnya. (Shulfany,2011). Gastritis

didefinisikan sebagai peradangan yang mengenai mukosa lambung. Peradangan dapat

mengakibatkan pembengkankan mukosa lambung sampai terlepasnya epitel mukosa

supersial yang menjadi penyebab terpenting dalam gangguan saluran pencernaan.

Pelepasan epitel akan merangsang timbulnya proses inflamasi pada lambung

(Sukarmin,2012).

Berdasarkan data dari badan penelitian kesehatan Dunia World Health

Organization (WHO) yang dikutip oleh Huzaifah (2017) menemukan bahwa,

beberapa negara yang mengalami angka persentase kejadian gastritis tertinggi di

dunia diantaranya adalah inggris 22%, China 31%, Jepang 14.5%, Kanada 35%, dan
Perancis 29.5%. Persentase dari angka kejadian gastritis di Indonesia menurut WHO

adalah 40,8% dan angka kejadian gastritis di beberapa daerah di Indonesia cukup

tinggi dengan angka kejadian 274.396 kasus dari 238.452.952 jiwa penduduk.

Berdasarkan profil kesehatan Indonesia tahun 2011, gastritis merupakan salah satu

penyakit dari 10 penyakit terbanyak pada pasien rawat inap di rumah sakit di

Indonesia dengan jumlah 30.154 kasus (4,9 %).

Gastritis biasanya diawali dengan pola makan yang tidak baik dan tidak

teratur sehingga lambung menjadi sensitif disaat asam lambung meningkat.

Peningkatan asam lambung diluar batas normal akan menyebabkan terjadinya iritasi

dan kerusakan pada lapisan mukosa dan submukosa lambung dan jika peningkatan

asam lambung ini dibiarkan saja maka kerusakan lapisan lambung atau penyakit

gastritis akan semakin parah (Gustin, 2011). Pengaturan pola makan yang tidak baik

dan tidak teratur akan menimbulkan kekambuhan pada penderita gastritis. Oleh

karena itu pengaturan pola makan yang baik dan teratur merupakan salah satu dari

penatalaksanaan gastritis dan juga merupakan tindakan preventif dalam mencegah

kekambuhan gastritis (Wendah, 2016)

Faktor pencetus lain terjadinya gastritis yaitu stres. Stres memiliki efek negatif

melalui mekanisme neuroendokrin terhadap saluran pencernaan sehingga beresiko

untuk mengalami gastritis. Produksi asam lambung akan meningkat pada keadaan

stres, misalnya pada beban kerja berat, panik tergesa-gesa. Kadar asam lambung yang

meningkat dapat mengiritasi mukosa lambung dan jika hal ini dibiarkan maka dapat
menyebabkan terjadinya peradangan mukosa lambung atau gastritis. Oleh karena itu

pengendalian secara efektif berupa istirahat cukup, olahraga teratur dan relaksasi

yang cukup serta dukungan positif dapat mengurangi tingkat stres pada seseorang

sehingga akan membantu dalam upaya perawatan dan pencegahan kekambuhan

gastritis (Handayani SD, 2012).

Berdasarkan data yang diperoleh dari pada bulan Januari - Maret tahun 2020,

data tentang kejadian gastritis dari Puskesmas Tambakasri yaitu sebanyak 37 kasus

baru pada bulan Januari, 61 kasus baru pada bulan Februari, dan 97 kasus baru pada

nulan Maret. Terdapat peningkatan angka kejadian gastritis di Puskesmas

Tambakasri sehingga perlu dilakukan penelitian tentang hubungan pola makan dan

tingkat stres terhadap kekambuhan gastritis di wilayah kerja Puskesmas Tambakasri

khususnya desa Rangkah pada tahun 2020. Sehingga kedepannya diharapkan

penyebab kasus kekambuhan pada penderita gastritis ini dapat menurun.

1.2 Tujuan dan Manfaat

1.2.1 Tercapainya derajat kesehatan pada wilayah kerja Puskesmas Tambakasri,

khususnya desa Rangkah.

1.2.2 Mengurangi angka kejadian dan kekambuhan gastritis di Puskesmas

Tambakasri, khususnya desa Rangkah.

1.2.3 Meningkatkan kesadaran pola hidup yang sehat pada wilayah kerja Puskesmas

Tambakasri, khususnya desa Rangkah.

Anda mungkin juga menyukai