Anda di halaman 1dari 8

SEJARAH EPIDEMIOLOGI

RESUME
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Epidemiologi

Oleh :

Oleh

Putri Nurdiani NIM. P2.06.37.0.19.024

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN TASIKMALAYA
PROGRAM STUDI DIII REKAM MEDIS DAN INFORMASI
KESEHATAN TASIKMALAYA
2021
A. Pengertian Epidemiologi
Epidemiologi adalah sebuah studi yang mempelajari tentang frekuensi dan
distribusi suatu penyakit atau masalah kesehatan pada sekelompok manusia
serta faktor-faktor yang mempengaruhinya. Adapun definisi Epidemiologi
menurut CDC 2002, Last (2001) dan Gordis (2000), menyatakan bahwa
epidemiologi adalah studi yang mempelajari distribusi dan determinan
penyakit dan keadaan kesehatan pada populasi serta penerapannya untuk
pengendalian masalah-masalah kesehatan. Ada juga definisi menurut WHO
yaitu menyatakan bahwa studi tentang distribusi dan determinan kesehatan
yang berkaitan dengan kejadian di populasi dan aplikasi dari studi untuk
pemecahan masalah kesehatan (WHO,2013).

B. Tujuan Epidemiologi
Menurut Lilienfeld dalam buku Timmreck (2004) menyatakan bahwa ada tiga
tujuan epidemiologi yaitu sebagai berikut :
1. Menjelaskan etiologi (studi tentang penyebab penyakit) satu penyakit atau
sekelompok penyakit, kondisi, gangguan, defek, ketidakmampuan,
sindrom atau kematian melalui analisis terhadap data medis dan
epidemiologi dengan menggunakan manajemen informasi sekaligus
informasi yang berasal dari setiap bidang atau disiplin ilmu yang tepat,
termasuk ilmu sosial atau perilaku.
2. Menentukan apakah data epidemiologi yang ada memang konsisten
dengan hipotesis yang diajukan dan dengan pengetahuan, ilmu perilaku
dan ilmu biomedis yang terbaru.
3. Memberikan dasar bagi pengembangan langkah-langkah pengendalian dan
prosedur pencegahan bagi kelompok dan populasi yang berisiko, dan
untuk pengembangan langkah-langkah dan kegiatan kesehatan masyarakat
yang diperlukan yang semuanya itu akan digunakan untuk mengevaluasi
keberhasilan langkah-langkah kegiatan dan program intervensi.
C. Sejarah Epidemiologi
Epidemiologi berasal dari bahasa Yunani, yang terdiri dari kata Epi
yang berarti pada, Demos yang berarti “penduduk atau rakyat” dan logos
yang berarti “ilmu” jadi epidemiologi adalah ilmu yang mempelajari hal-hal
yang terjadi pada rakyat. Zaman prasejarah, sakit disebutkan adanya
kekuatan-kekuatan supranatural. Definisi lainnya menyebutkan epidemiologi
sebagai ilmu yang mempelajari penyebaran, perkembangan atau perluasan
suatu penularan penyakit di dalam suatu kelompok penduduk atau
masyarakat. Berkembangnya suatu keadaan masalah yang dialami oleh
penduduk tidak hanya penyakit menular, namun juga penyakit tidak menular,
penyakit yang terkait dengan gizi, penyakit jiwa, kecelakaan lalu lintas,
bencana alam peledakan penduduk, dan lain - lain.
Sejarah epidemioloogi dibagi menjadi beberapa periode diantaranya sebagai
berikut:
1. Periode I: Zaman Mesir Kuno
Sebelum periode ini, perkembangan terkait epidemiologi dimulai
pada zaman prasejarah. Pada zaman ini menyebutkan bahwa terjadinya
sakit merupakan karena adanya kekuatan-kekuatan supranatural yang
percaya akan hal-hal mistis. Kemudian pada zaman Mesir Kuno, para
ahli pengobatan telah mulai mencoba mengenali penyakit secara klinis
dengan upaya untuk melakukan deskripsi, diferensiasi, dan kategorisasi
gejala penyakit. Pada zaman ini telah dikenal bahaya penyakit menular,
antara lain kusta, dan telah ada upaya isolasi dan karantina untuk
menghambat dan mencegah penularannya. Salah satu tokoh ilmu
pengobatan yang terkenal pada masa ini adalah Imhotep (2600 SM), yang
selain sebagai ahli pengobatan juga terkenal sebagai arsitek dan
pematung.
2. Periode II: Zaman Yunani Kuno
Tokoh ilmu pengobatan pada zaman Yunani Kuno ialah
Hippokrates (abad 4 SM), yang dikenal sebagai ‘Bapak Ilmu
Kedokteran’. Hippokrates mengembangkan metode pengamatan,
pencatatan, dan refleksi hasil pengamatan sesuai ide dan konsep pikir
pengamat. Penyebab epidemi dicari dengan mempelajari riwayat alamiah
penyakit serta menghubungkan kejadian penyakit dengan waktu dan
tempat kejadian. Konsep-konsep pemikiran Hippokrates ini
dituangkannya dalam buku “On Airs, Waters, and Places”. Beliau telah
mempelajari masalah penyakit di masyarakat dan mencoba
mengemukakan berbagai teori tentang hubungan sebab akibat terjadinya
penyakit dalam masyarakat. Walaupun pada akhirnya teori tersebut tidak
sesuai dengan kenyataan, tetapi telah memberikan dasar pemikiran
tentang adanya hubungan faktor lingkungan dengan kejadian penyakit
sehingga dapat dikatakan bahwa konsep tersebut adalah konsep
Epidemiologi yang pertama. Dengan runtuhnya Kebudayaan klasik
Yunani dan Romawi serta dengan kembalinya keyakinan masyarakat
Eropa akan penyebab spiritual suatu penyakit, hanya sedikit kemajuan
yang berhasil diraih di bidang Epidemiologi. Akibatnya, epidemi terus
berlanjut. Bahkan terdapat tiga gelombang penyakit pes-pertama pada
tahun 542-543, kemudian tahun 1348-1349, dan selanjutnya tahun 1664-
1665. Selanjutnya ada juga konsep Kontangion (1478-1553) yaitu
mengenal penularan atau kontak dengan sumber penyakit. Selain itu, juga
terjadi epidemi penyakit lepra, cacar, malari, sifilis serta demam kuning.
3. Masa Transisi
Setelah era Hippokrates, terdapat masa transisi panjang yang
ditandai dengan sangat lambatnya perkembangan Epidemiologi. Periode-
periode terpenting selama masa transisi antara lain adalah:
a. Zaman Romawi Kuno: Tokoh ilmu pengobatan utama pada zaman
ini ialah Galen (abad ke-2), yang berupaya menghidupkan kembali
doktrin Hippokrates, namun lebih menonjolkan aspek filosofisnya,
sehingga alirannya dikenal sebagai “arm chair epidemiology”.
b. Zaman Reneisans (Reneisance): Fracostorius (abad ke-16), seorang
ahli Biologi, mencetuskan konsep bahwa penyakit disebabkan oleh
benih yang dinamakannya semenaria, yang pada masa kini dapat
dianggap kurang lebih sama dengan mikroorganisme.
4. Periode III:
Periode dimulai pada abad ke-17 dengan berkembangnya teori
miasma (miasmatic theory), yang menyatakan bahwa selain faktor hospes
dan lingkungan (Hippokrates), ada faktor ketiga yang menimbulkan
penyakit yang dinamakan miasma, yaitu benda-benda yang kotor dan
tidak sehat. Atas dasar teori ini telah dikembangkan berbagai upaya
kesehatan dalam bentuk perbaikan hygiene dan sanitasi yang dipelopori
oleh Edwin Chadwick di Inggris serta Max von Pattenkofer di Jerman.
Perkembangan epidemiologi selanjutnya dalam periode ini ditandai
dengan upaya untuk melakukan kuantifikasi kejadian epidemiologi. John
Graunt mencoba menginterpretasikan mortalitas sebagai fungsi umur dan
tempat, sedangkan William Farr mengembangkan prosedur matematik
untuk meneliti epidemi pes pada ternak serta metode statistik untuk
peramalan waktu epidemi penyakit menular. John Graunt dikenal sebagai
“Bapak Epidemiologi dan Demografi”. Pada abad ke-19, mulai
dikembangkan patologi geografi dan historik, yaitu identifikasi
kelompok-kelompok faktor waktu, tempat, dan orang yang
mempengaruhi kejadian penyakit.
Penyelidikan lapangan yang terkenal antara lain dilakukan oleh
John Snow (1813-1858), yang melihat sangat tingginya frekuensi
kematian karena penyakit muntaber (kolera) pada distrikdistrik di
London yang sumber airnya dikotori oleh limbah. Penyelidikan John
Snow berhasil membuktikan bahwa wabah kolera tersebut berasal dari
salah satu pompa air dengan transmisi melalui pencernaan dan penularan
berasal dari feces yang infeksius, walaupun pada masa itu bakteria belum
dikenal. Selama periode ini juga tercapai kemajuan penting di bidang
mikrobiologi, antara lain oleh Jacob Henle yang menulis makalah “On
Miasmata and Contagia”. Dalam makalah tersebut dikemukakannya
teori berdasarkan pemikiran deduktif dan argumentasi logis, bahwa
mikroorganisme yang diramalkannya akan ditemukan kemudian dengan
menggunakan mikroskop merupakan penyebab penyakit infeksi. Robert
Koch (1843-1910) selanjutnya berhasil menemukan basil tuberkulosis
penyebab Koch Pulmonum.
5. Periode IV
Dalam periode ini berkembang paradigma bahwa kesehatan dan
penyakit merupakan proses biologis yang dinamis antara manusia dan
lingkungan. Konsekuensi paradigma ini ialah pendapat bahwa semua
penyakit yang menyerang manusia mempunyai hukum yang sama, yang
berlaku bagi penyakit infeksi maupun penyakit non-infeksi.
Adapun beberapa pengertian epidemiologi menurut para ahli
diantaranya sebagai berikut :
1. Hirsh (1883) Epidemilogi adalah suatu gambaran kejadian,
penyebaran dari jenis-jenis penyakit pada manusi, pada saat tertentu
dibumi dan kaitannya dengan kondisi eksternal.
2. Frost (1927) Epidemiologi adalah suatu pengetahuan tentang
fenomena masalah penyakit infeksi atau sebagai riwayat alamiah
penyakit menular.
3. Greenwood (1934) Epodemiologi mempelajari tentang penyakit dan
segala macam kejadian penyakit yang mengenai kelompok penduduk.
4. Moris dan Tailor (1967) Epidemiologi adalah studi atau pengetahuan
tentang sehat dan penyakit dari suatu populasi penduduk.
5. MacMahon (1970) Epidemiologi adalah studi tentang penyebaran dan
penyebab terjadinya penyakit pada manusia dan mengapa terjadi
distribusi seperti itu.
6. Omran (1974) Epidemiologi sebagai suatu ilmu mengenai terjadinya
dan distribusi keadaan kesehatan, penyakit dan perubahan pada
penduduk, begitu juga determinannya serta akibat yang terjadi pada
kelompok penduduk.
7. Last (1988) Epidemiologi adalah studi dari distibusi dan faktor
determinan dari keadaan atau peristiwa yang berhubungan dengan
kesehatan pada populasi penduduk yang spesifik, serta aplikasinya
untuk mengendalikan masalah kesehatan. Dari beberapa batasan atau
definisi yang telah disebutkan diatas, definisi yang paling cocok dan
masih digunakan hingga saat ini adalah definisi dari Last yang juga
digunakan oleh WHO.
Adapun beberapa kegunaan Epidemiologi diantaranya sebagai berikut:
1. Memperoleh pengertian mengenai cara timbulnya penyakit atau
trauma.
2. Memperoleh pengertian mengenai riwayat alamiah penyakit.
3. Memperoleh pengertian mengenai penyebaran penyakit pada
berbagai kelompok masyarakat.
4. Menyusun klasifikasi penyakit.
5. Menyusun program pemeliharaan kesehatan
6. Menyusun cara-cara penilaian usaha-usaha pemeliharaan
kesehatan.
DAFTAR PUSTAKA

Johan, H. (2008). Epidemiologi Kebidanan. Jakarta: Gunadarma.


Rau, M. J. (2018, September 25). Sejarah Perkembangan Ilmu Epidemiologi.
Palu, Sulawesi Tengah, Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai