PERCOBAAN 1
Dosen Pengampu:
Disusun oleh:
Kelompok 2
JURUSAN KIMIA
FAKULTAS ILMU MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MALANG
FEBRUARI 2021
1
A. Tujuan
Menentukan berat molekul senyawa yang mudah menguap dengan cara
mengukur massa jenis uap dari senyawa tersebut.
B. Dasar Teori
Percobaan ini dilakukan untuk menentukan berat molekul suatu senyawa
volatile dengan menggunakan massa jenis. Berat molekul dapat diketahui dengan
menggunakan fungsi perhitungan kerapatan dari gas. Cara tersebut dapat
dilakukan dengan menampung volume suatu gas yang akan dihitung berat
molekulnya dengan berat gas yang telah diketahui berat molekulnya pada suhu dan
tekanan yang sama. Persamaan gas ideal bersama massa jenis gas dapat digunakan
untuk menentukan berat molekul senyawa volatil. Apabila jumlah mol dari suatu
gas senyawa tertentu dinyatakan dalam mol (n) maka suatu bentuk persamaan
umum mengenai sifat-sifat gas dapat diketahui. Gas memiliki banyak molekul.
Molekul-molekul tersebut selalu bergerak dengan kecepatan dan arah yang
berbeda-beda setiap molekul.
Molekul gas menyebar secara merata di semua bagian ruangan yang
ditempati. Gaya atau interaksi antar molekulnya sangat kecil hampir tidak ada
interaksi. Gas tentunya memiliki berat molekul. Berat molekul gas dapat dihitung.
Beberapa senyawa yang ada seperti padat dan cair dapat menjadi gas, jika senyawa
tersebut bersifat volatil (Chang, 2005). Perhitungan tersebut menggunakan rumus
gas ideal. Persamaan gas ideal merupakan gabungan dari tiga hukum gas, yakni
hukum gas boyle, Charles, dan Avogadro. Boyle menyatakan bahwa volume gas
dalam suatu ruangan tertutup akan berbanding terbalik dengan tekanannya pada
suhu konstan.
P1.V1 = P2.V2
Sedangkan Charles menyatakan bahwa volume dari gas dalam ruangan tertutup
pada tekanan tetap adalah sebanding dengan suhunya yang dinyatakan dalam
Kelvin.
V1.T2 = V2.T1
Avogadro menyatakan bahwa volume yang sama dari berbagai gas pada suhu dari
tekanan yang sama mengandung jumlah molekul yang sama. Jumlah molekul yang
2
sama sari berbagai gas pada suhu dan tekanan yang sama akan mempunyai volume
yang sama sehingga didapat persamaan gas ideal.
P.V = n.R.T
Persamaan yang gas ideal yang telah didapat dapat digunakan untuk menentukan
berat molekul suatu zat volatil dengan massa jenis uap dari senyawa tersebut
dengan terlebih dahulu menurunkan rumus tersebut dalam bentuk massa jenis (𝜌).
P.V = n.R.T
m
P.V = M RT
m
P.M = RT
V
𝑃 𝑀𝑚 = 𝜌 𝑅 𝑇
Keterangan:
P : tekanan gas (atm)
M : berat molekul (g/mol)
𝜌 : massa jenis (g/mL)
R : tetapan gas (0.082 L atm/mol K)
T : suhu (K)
Bentuk persamaan tersebut memungkinkan kita untuk menemukan berat
molekul gas dengan mengukur volume yang ditempati oleh massa atau berat
molekul. Persamaan gas ideal adalah salah satu cara yang mudah untuk
menentukan berat molekul (Atkins, 2006). Dalam hal ini zat volatil dalam
Erlenmeyer tertutup yang berlubang kecil akan ditentukan berat molekulnya,
dipanaskan terlebih dahulu dalam penangas air yang bersuhu kurang lebih 100oC
(zat volatil memilki titik didih lebih rendah dari air). Zat volatil tersebut akan
menguap dan mendorong udara dalam Erlenmeyer sampai tercapai kesetimbangan.
Cairan yang mudah menguap terdiri dari molekul-molekul yang mempunyai
gaya antar molekul yang lemah. Hal tersebut disebabkan mereka cenderung
bercerai-berai oleh gerakan masing-masing. Beberapa molekul meninggalkan
molekul induk cairan yang menguap. Gas mengembun menjadi cairan apabila gaya
antar molekul menjadi cukup kuat untuk mengalahkan energi kinetik dari molekul
(Yazid, 2005). Senyawa volatil merupakan senyawa yang mudah menguap
menjadi gas bila terjadi peningkatan suhu berkisar 100°C atau lebih. Gas tersebut
dapat dihitung berapa berat molekulnya.
3
Gas ideal merupakan persamaan termodinamika yang memaparkan tentang
keadaan materi di dalam seperangkat keadaan fisika. Persamaan gas ideal adalah
sebuah persamaan konstitutif yang telah memberikan hubungan matematik antara
dua atau lebih fungsi keadaan yang berkaitan dengan beberapa materi sepertisuhu,
tekanan, volume, massa jenis dan energi dalam (Atkins, 2006). Gas yang terdiri
atas molekul yang bergerak menurut jalannya yang lurus kesegala arah, dengan
kecepatan yang sangat tinggi. Gas ideal merupakan gas yang mengikuti secara
sempurna hukum-hukumgas (Gay Lusac, Boyle, dan sebagainya). Senyawa volatil
inilah yang akan membuktikan bahwa gas memiliki berat molekul. Persamaan gas
ideal bersama-sama dengan massa jenis gas dapat digunakan untukmenentukan
berat molekul senyawa volatil. Persamaan yang menghubungkan langsung massa
molekul gas dengan rapatannya dapat diturunkan dari hukum gas ideal, jika jumlah
mol suatu gas dapat diketahui dengan membagi massanya dalam gram dengan
massa molekulnya.
C. Alat dan Bahan
Alat:
Labu Erlenmeyer
Gelas kimia
Pipet volume
Pipet tetes
Penjepit tabung reaksi
Jarum
Termometer
Heater
Desikator
Neraca analitik
Statif dan klem
Bahan:
Cairan volatil CHI3
Cairan volatil (tidak diketahui)
Akuades
4
Aluminium foil
D. Langkah Kerja
CHI3(aq)
Hasil
5
2. Perhitungan
a. Faktor Koreksi
1163.03
Log P = 6.90328 - 227.4 + 𝑇
1163.03
Log P = 6.90328 - 227.4 + 27
1163.03
Log P = 6.90328 - 254.4
Log P = 6.90328 – 4.5717
Log P = 2.33158
P = 214.5754 mmHg
P = 0.2823 atm
b. Massa Udara
P(BM) = ρ.R.T
P(BM) = mudara. RT
V
mudara = (BM)udaraPV
RT
mudara = 28.8 gram x 0.2823 atm x 0.45 L
0.082 L.atm/mol.K x 300K
Mudara = 0.1487 gram
7
Perbedaan hasil antara percobaan dan teori ini dikarenakan adanya beberapa
kesalahan yang terjadi selama proses praktikum dilakukan, yakni pada saat proses
pendinginan dalam desikator, ada sejumlah uap iodoform yang belum berubah
wujud menjadi cair. Selain itu, terdapat kesalahan teknis atau human error yang
mungkin terjadi sehingga hasil yang didapat tidak sesuai dengan hasil teoritis dan
terdapat persentase yang cukup besar. Kesalahan-kesalahan tersebut diantaranya:
Kurang telitinya praktikan dalam mengamati skala termometer saat
pengukuran suhu penaangas air
Kesalahan praktikan saat memperkirakan uap yang terkondensasi saat
Erlenmeyer di dalam desikator
Kemungkinan saat Erlenmeyer mengalami pemanasan dalam penangas air,
cairan volatil belum menguap seluruhnya
Ketidaktelitian praktikan dalam membaca skala yang ditunjukkan neraca
analitik saat pengukuran massa
8
H. Pertanyaan dan Jawaban
1. Apakah yang menjadi sumber kesalahan utama dalam percobaan ini ?
Jawaban:
• Kurang telitinya praktikan dalam mengamati skala termometer saat
pengukuran suhu penaangas air.
• Kesalahan praktikan saat memperkirakan uap yang terkondensasi saat
Erlenmeyer di dalam desikator.
• Kemungkinan saat Erlenmeyer mengalami pemanasan dalam penangas
air,cairan volatil belum menguap seluruhnya
• Ketidaktelitian praktikan dalam membaca skala yang ditunjukkan neraca
analitik saat pengukuran massa
2. Dari analisis penentuan berat molekul suatu cairan X yang bersifat volatil
diperoleh nilai = 120 g/mol. Hasil analisis menunjukkan bahwa senyawa
9
tersebut mengandung unsur karbon 10 %, klor 89 %, dan hidrogen 1%.
Tentukan rumus molekul senyawa tersebut.
Jawaban:
10
Mr Karbon = 100 x 120 gram/mol = 12 gram/mol
89
Mr Klor = 100 x 120 gram/mol = 106.8 gram/mol
1
Mr Hidrogen = 100 x 120 gram/mol = 1,2 gram/mol
I. Kesimpulan
Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan dapat ditarik kesimpulan, yakni:
1. Penentuan berat molekul suatu senyawa berdasarkan massa jenis gas dilakukan
berdasarkan rumus persamaan gas ideal dengan menggunakan iodoform (CHI3)
sebagai sampel.
2. Berat molekul iodoform secara teori adalah 393,73 gram/mol, sedangkan berat
molekul iodoform hasil percobaan adalah 211.2 gram/mol
3. Persen kesalahan dalam percobaan ini sebesar 30.17%
J. Daftar Pustaka
Atkins, Peter. 2006. Physical Chemistry Eight Edition New York: W.H Freemanand
Company.
Chang, Raymond. 2004. Kimia Dasar Jilid I. edisi ketiga. Jakarta: Erlangga
10
Levine, Ira N. 2009. Physical Chemistry Sixth Edition. New York: Higher Education
Mortimer, Robert G. 2008. Physical Chemistry Third Edition. Kanada:
AcademicPress Is an Imprint of Elsevier.
Petrucci. 2014. Kimia Dasar Prinsip-Prinsip dan Aplikasi Modern Jilid 3. Edisi 9.
Jakarta: Erlangga.
11