MULTI LEVEL
DISUSUN
OLEH
FRANSISKUS HALLA
1722311002
2020
BAB 1
PENDAHULUAN
A.Latar belakang
pendidikan adalah proses mengubah sikap dan tata laku seseorang atau
kelompok orang dalam usaha mendewasakan melalui upaya pengajaran,
latihan,proses,dan perbuatan cara mendidik. Dari sinilah dapat diartikan bahwa
pendidikan adalah usaha sadar yang bertujuan membudayakan manusia atau
memanusiakan manusia itu sendiri adalah pribadi yang utuh dan kompleks
sehingga sulit dipelajari secara tuntas. Salah pendidikan tidak akan selesai sebab
hakikat manusia itu sendiri adalah pribadi yang utuh dan kompleks sehingga
sulit dipelajari secara tuntas.proses pembelajaran mengajar yang berkembang di
kelas umum ditemukan oleh peran guru dan siswa sebagai individu-individu
yang terlibat langsung dalam proses tersebut. Di dalam proses ini siswa
seringkali mengalami kesulitan dalam memahami konsep matematika, untuk
selama proses kegiatan belajar berlangsung bantuan guru sangat diperlukan.
Tugas guru dalam proses belajar mengajar antara lain adalah mengaktifkan
terjadinya proses belajar mengajar prestasi belajar siswa sangat tergantung pada
cara guru menyampaikan pelajaran pada anak didiknya. Oleh karena itu
kemampuan serta kesiapan guru dalam mengajar memegang peranan penting
bagi keberhasilan proses belajar mengajar pada siswa. (cahyani,2009)
Salah satu mata pelajaran di sekolah yang memerlukan strategi khusus dalam
pembelajaran matematika adalah. Konsep-konsep yang telah tersusun dalam
matematika merupakan konsep yang banyak dibutuhkan pada materi keilmuan
yang lain. Namun, kendala yang ditemukan di kelas adalah tidak semua siswa
dapat dengan mudah memahami materi matematika yang diberikan. Hal ini
disebabkan oleh beberapa faktor, diantaranya gaya belajar anak, manajemen
waktu belajar, dan interaksi sosial anak dengan lingkungan dimana ia belajar
yang kurang tepat.pembelajaran matematika dianggap berhasil apabila siswa
yang sebelumnya tidak tahu akhirnya tahu mengenai konsep matematika yang
diajarkan. Keaktifan siswa dalam proses belajar merupakan satu hal yang
penting bagi guru untuk mengetahui paham atau tidak seorang siswa terhadap
materi yang diberikan. Namun kenyataan ditemukan di kelas adalah terhadap
siswa yang aktif dan bersemangat dalam proses pembelajaran dan terdapat siswa
yang cenderung pasif, pemalu dan pendiam. Selain itu, pemilihan waktu belajar
juga sangat berperan penting dalam mempengaruhi cepat/lambat daya serap
siswa terhadap pelajaran. Oleh karena itu diperlukan strategi/metode yang tepat
khususnya pembelajaran matematika agar hasil pembelajaran yang maksimal.
(MAHMUD,2019)
Selain itu, juga guru kurang sistematis mengajarkan materi khususnya dalam
menyelesaikan soal-soal matematika. Hal ini tergambar dari nilai raport yang
masih rendah. Berdasarkan data tersebut, diduga penyebabnya adalah kurang
terampil menggunakan metode pembelajaran serta siswa belum mampu
menyelesaikan soal tanpa adanya model atau contoh dari guru.(Rubianus)
B Identifikasih masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan diatas maka dapat
diidentifikasi beberapa masalah sebagai berikut:
C. Pembahasan masalah
Agar penelitian ini dapat terarah dan tidak terlalu luas jangkauan maka
diperoleh batasan masalah. adapun pembatasan masalah dalam penelitian ini
adalah:
D. Rumusan masalah
E. Tujuan penelitian
Adapun manfaat penelitian yang dapat diambil dari penelitian ini adalah:
1. Manfaat teoritis
2. Manfaat praktis
LANDASAN TEORI
A.Kajian Teori
1.Pembahasan konsep
Menurut Hendrik,konsep yaitu rupa atau gambar atau bayangan dalam pikiran
yang merupakan hasil tangkapan akal budi terhadap suatu entitas (wujud) yang
menjadi objek pikiran.Sedangkan menurut Chaplin dalam Mulyati,konsep
merupakan suatu ide umum/pengertian umum,biasanya disusun dengan
kata,simbol,dan tanda konsep matematika adalah ide abstrak yang memungkinkan
untuk mengklasifikasikan objek-objek dan peristiwa serta mengklasifikasikannya
apakan objek dan peristiwa itu termasuk dalam ide abstrak tersebut.Ini berarti
konsep matematika merupakan suatu ide tentang matematika yang disusun
dengan kata mampu ekspresi matematika.Contoh konsep matematika dalam
kehidupan sehari-hari yaitu ketika kita mendapatkan obat dari dokter,tertera
aturan minum 3x1itu berarti angka 1 yang muncul sebanyak tiga kali (1+1+1)
bukan angka 3 yang muncul satu kali.Ini merupakan contoh konsep perkalian
bilangan yang seringkali keliru dipahami oleh anak. Departemen pendidikan
Nasional menyatakan bahwa pemahaman konsep merupakan salah satu kecakapan
atau kemahiran matematika yang diharapkan dapat tercapai dalam belajar
matematika yaitu dengan menunjukan pemahaman konsep matematika yang
dipelajarinya,menjelaskan keterkaitan antara konsep dan mengaplikasikan konsep
atau algoritma secara luwes,akurat,efisien dan tepat dalam pemecahan masalah.
matematika.Pemahaman konsep matematika juga dapat diartikan sebagai
kemampuan siswa dalam menemukan dan menjelaskan,menerjemahkan,
menafsirkan dan menyimpulkan suatu konsep matematika berdasar pembentukan
pengetahuannya sendiri dan bukan sekedar menghafal(Nurjanah,2014)
kriteria penilaian untuk setiap butir soal tes pemahaman konsep mengacu pada
indikator pemahaman konsep menurut peraturan direktorat jenderal pendidikan
dasar menengah departemen pendidikan nasional nomor 506 /c/pp/2004, sebagai
berikut.( Danumihardja,2014)
1. Menyatakan ulang sebuah konsep, yaitu kemampuan siswa untuk
mengungkapkan kembali apa yang telah apa yang dikomunikasikan
kedepannya.
2. Mengklasifikasikan objek-objek menurut sifat-sifatnya tertentu (sesuai
dengan konsepnya), yaitu kemampuan siswa untuk dapat mengelompokan
objek menurut sifat-sifatnya.
3. Menberikan contoh dan non-contoh dari konsep, yaitu kemampuan siswa
dalam membedakan contoh dan bukan contoh dari suatu materi yang
dipelajari.
4. Menyajikan konsep dalam berbagai bentuk representasi matematis, yaitu
kemampuan siswa menggambar atau membuat grafik, membuat ekspresi
matematika,menyusun cerita atau teks tertulis.
5. Mengembangkan syarat atau perlu atau syarat cukup suatu konsep, yaitu
kemampuan siswa mengkaji mana syarat perlu atau cukup suatu konsep
terkait.
6. Mengaplikasikan konsep atau algoritma pada pemecahan masalah yaitu
kemampuan siswa menggunakan konsep serta prosedur dalam
menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari.
Menurut bloom, indikator pemahaman konsep terdiri dari tiga kategori yaitu
penerjemahan (translation), penafsiran(interpretation) dan exstrapolasi
(extrapolation). Translasi yang mencakup penerjemahan pengetahuan atau
gagasan dari bentuk abstrak bentuk konkret atau sebelumnya, interpretasi yang
cukup kemampuan untuk mencirikan rangkuman pikiran utama dari suatu
gagasan, serta ekstrapolasi yang mencakup kemampuan untuk menerjemahkan
dan mengartikan serta menyelesaikan masalah.(shadiq,2009)
Reflektif adalah cara berpikir tentang apa yang baru dipelajari atau berpikir
kebelakang tentang apa yang sudah dilakukan pada masa lalu fungsi berpikir
reflektif adalah untuk mengevaluasi pengetahuan atau pengalaman lama dengan
pengetahuan dan pengalaman baru. Berpikir reflektif melibatkan beberapa bentuk
kegiatan mental (pikiran). Berpikir reflektif meliputi menjelaskan sesuatu atau
mencoba menghubungkan. Konsep-konsep yang kelihatannya terkait. Berpikir
terjadi saat para siswa mencoba memahami penjelasan dari orang lain, ketika
mereka bertanya dan ketika mereka menjelaskan atau menyelidiki kebenaran
pemahaman mereka sendiri. Tidak hanya siswa tapi kemampuan berpikir reflektif
akan mendorong seseorang pendidik dalam memahami siapa kita dan kapan kita
harus bertindak.
2) Interaksi
Interaksi menurut yoseph s. Roucek dalam samadi adalah proses yang sifatnya
timbal balik dan mempunyai pengaruh terhadap perilaku dari pihak-pihak yang
bersangkutan melalui kontak langsung, berita yang didengar atau surat kabar. Saat
anak-anak terlibat dalam pekerjaan teman-temannya, maka berpikir reflektif
mereka menjadi lebih meningkat. Suasana interaktif seperti itu, anak-anak
berbagai ide dan menyelesaikan, membandingkan dan pemahaman-pemahaman
yang dapat disetujui semua anak. Interaksi banyak di dalam kelas akan
meningkatkan peluang terjadinya berpikir reflektif yang produktif
2 .Metode multilevel
a. Pengertian metode multilevel
1. Peserta didik yang dibantu sering kurang serius karena berhadapan dengan
temannya sendiri,
2. Ada beberapa anak yang menjadi malu untuk bertanya pada temannya
sendiri,
3. Guru sukar dan menentukan level siswa,
4. Tidak semua peserta didik yang pandai dapat mengerjakan kembali apa
yang diperoleh dari temannya.
Penelitian yang dilakukan oleh Dwi Anomsari tentang “pengaruh multi level
terhadap presentasi belajar matematika ditinjau dari motivasi belajar siswa” yang
menyimpulkan bahwa :
Penelitian yang dilakukan oleh ismaryati tentang “efektivitas multi level dalam
meningkatkan hasil belajar peserta didik pada materi himpunan kelas VII MTS
Nurul Huda” yang menyimpulkan bahwa pembelajar multilevel berperan efektif
dalam meningkatkan hasil belajar peserta didik pada materi himpunan kelas VII
MTS Nurul Huda
Satu hal yang juga perlu diperhatikan dalam pembelajaran matematika adalah
metode atau strategi pembelajaran yang diterapkan guru di kelas. Kebanyakan
guru menggunakan metode ceramah karena dianggap praktis dan efisien. Ketika
guru menjelaskan materi di depan kelas, siswa hanya duduk mendengarkan dan
mencatat apa yang dijelaskan guru sehingga pembelajar berpusat kepada guru. Hal
tersebut membuat siswa bosan,dengan begitu siswa kurang memahami konsep
materi itu sendiri
Beberapa metode yang dapat digunakan sebagai salah satu upaya untuk
meningkatkan pemahaman konsep yaitu metode dan strategi multi level. Metode
merupakan strategi pembelajaran yang mengharuskan siswa untuk bertanya dan
menjawab pertanyaan yang dilontarkan oleh temannya. Bahkan metode ini dapat
melibatkan partisipasi siswa secara aktif dari awal pembelajaran.
C. Hipotesis penelitian
Hipotesis yang akan diuji pada penelitian ini adalah dapat perbedaan antara
metode multi level dan pembelajaran konvensional terhadap pemahaman konsep
matematika siswa kelas V11 SMP.
BAB III
METODE PENELITIAN
KE Оᴇı x Оᴇ₂
KK Оĸı Оĸ₂
KE :Kelompok eksperimen
KK :Kelompok control