Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH ILMU LINGKUNGAN

Kesehatan dan Keselamatan Kerja di PT Pertamina Trans


Kontinental Jakarta

Oleh:

AFRILIANI PUTRI SHALIHA 115.200.034


EKA FEBI ANGGRAINI 115.200.050
MUHAMMAD ZAKY FIRDAUS 115.200.054

JURUSAN TEKNIK GEOFISIKA


FAKULTAS TEKNOLOGI MINERAL
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”
YOGYAKARTA
2021
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb
Salam sejahtera bagi kita semua
Puji syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan
tugas makalah pada Mata Kuliah Ilmu Lingkungan ini tepat pada
waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi
tugas Mata Kuliah Ilmu Lingkungan. Selain itu, makalah ini juga bertujuan
untuk menambah wawasan terkait pentingnya kesehatan dan keselamatan
kerja (K3) pada perusahaan di PT Pertamina (Persero).
Kami mengucapkan terima kasih kepada Ibu Rr. Dina Asrifah, ST.,
M., Sc. selaku dosen pengampu Mata Kuliah Ilmu Lingkungan yang telah
memberikan tugas ini sehingga bermanfaat dalam menambah pengetahuan
dan wawasan terkait pentingnya kesehatan dan keselamatan Kerja (K3).
Selanjutnya, kami ucapkan rasa terima kasih kepada seluruh pihak yang
telah mendukung kami dalam pembuatan makalah ini sehingga makalah
yang berjudul “Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) di PT Petamina”
telah selesai tepat pada waktunya.
Kami menyadari dalam penulisan makalah ini masih jauh dari kata
sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran dari setiap pihak akan kami
nantikan demi kesempurnaan makalah ini.

Yogyakarta, 20 Juli 2021

Tim Penyusun

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL i
KATA PENGANTAR ii
DAFTAR ISI iii

A. Pendahuluan 1
1. Latar Belakang 1
2. Tujuan 2

B. Cara Pengambilan Data 3


1. Metode Pengumpulan Data 3
2. Metode Analisis Data 3

C. Pembahasan 4
1. Kebijakan kesehatan dan keselamatan kerja di PT Pertamina Trans
Kontinental Jakarta 4
2. Pelatihan Kesehatan dan Keselamatan Kerja di PT Pertamina Trans
Kontinental Jakarta 4
3. Program Promosi Kesehatan dan Keselamatan Kerja di PT Pertamina Trans
Kontinental Jakarta 5

D. Kesimpulan 7

DAFTAR PUSTAKA 8

iii
A. PENDAHULUAN

1. Latar Belakang
Manusia merupakan salah satu sumber daya perusahaan yang tidak
dapat digantikan oleh teknologi kerja, bagaimanapun baiknya perusahaan,
lengkapnya sarana dan fasilitas kerja, semua tidak akan punya arti tanpa
manusia mengatur, mengoperasikan dan memeliharanya (Robbins dan
Judge, 2008). Adapun menurut Efendi (2007), Sumber daya manusia
memiliki peranan penting dibandingkan faktor produksi lain dalam
perusahaan. Berdasarkan pernyataan tersebut manusia memiliki peranan
penting pada bidang sumber daya perusahaan yang tidak dapat tergantikan
oleh teknologi kerja apapun.
Pada bidang pertambangan, khususnya pada bidang minyak bumi
dan gas alam (migas) di Indonesia saat ini dikelola oleh satu perusahaan
di bawah kendali Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang bernama PT.
Pertamina (Persero). Dalam kegiatan operasionalnya, perusahaan yang
bergerak dalam bidang pertambangan tentunya harus menomersatukan
aspek kesehatan dan keselamatan kerja karyawannya (K3).
Tujuan umum penerapan K3 terdiri atas tiga macam, yakni
melindungi pekerja dan orang lain di tempat kerja, menjamin setiap
sumber produksi dapat dipakai secara aman dan efisien, serta menjamin
produksi berjalan lancar. Keberadaan K3 berperan sangat penting industri
kecil hingga besar. Apabila aspek-aspek K3 diabaikan maka akan rentan
berdampak pada keselamatan para pekerja. Jika terjadi kecelakaan kerja,
kerugian yang didapat dapat bersifat ekonomi dan non-ekonomi.
Program K3 yang diimplemetasikan dengan baik akan
mempengaruhi kinerja keselamatan (Aksorn & Hadikusumo, 2008).
Selain itu, implementasi dari program keselamatan dan kesehatan kerja
yang baik akan meningkatkan citra perusahaan di mata masyarakat
terutama mereka para pencari kerja. Karyawan yang bekerja di
perusahaan dengan risiko kecelakaan dan penyakit yang tinggi, sangat
membutuhkan adanya sistem K3 yang baik dari perusahaan. Sebab,
pelaksanaan program K3 berpengaruh pada kepuasan kerja karyawan

1
(Taurista, 2010), berpengaruh pada kinerja karyawan (Ilfani, 2013) dan
berpengaruh pada produktivitas karyawan (Amin, 2011).

2. Tujuan
Makalah ini disusun dengan tujuan sebagai berikut:
1. Memahami kebijakan kesehatan dan keselamatan kerja di PT Pertamina
Trans Kontinental Jakarta.
2. Mengetahui pelatihan mengenai kesehatan dan keselamatan kerja di PT
Pertamina Trans Kontinental Jakarta.
3. Mengetahui jenis-jenis program promosi kesehatan dan keselamatan
kerja di PT Pertamina Trans Kontinental Jakarta.

2
B. CARA PENGAMBILAN DATA

1. Metode Pengumpulan Data


Metode yang digunakan dalam data makalah ini yaitu dengan studi
pustaka. Studi pustaka dilakukan dengan pencarian data dan informasi
melalui literatur-literatur atau paper-paper yang mendukung dalam proses
penulisan.

2. Teknik Analisis Data


Teknik analisis data yang digunakan yaitu
 Reduksi data.
Reduksi data merupakan tahapan mengumpulkan dan merangkum
data yang diperoleh berupa hasil studi Pustaka/literatur. Sumber data
yang diambil akan diolah dan dianalisis dengan cara menelaah dan
membandingkan sumber kepustakaan untuk memperoleh data yang
teoritis.
 Penyajian Data
Tahapan ini bertujuan untuk melihat gambaran hasil penelitian. Dari
hasil reduksi dapat ditarik kesimpulan data sehingga menjadi data
yang mendukung dan sesuai dengan topik bahasan.

3
C. PEMBAHASAN

1. Kebijakan Kesehatan dan Keselamatan Kerja di PT Pertamina


Trans Kontinental Jakarta
Acuan yang digunakan PT Pertamina terkait kesehatan dan
keselamatan kerja terdiri atas tiga acuan baik secara nasional maupun
internasional yaitu yaitu IMO (International Maritime Organization),
ANSIZ535.X-2016, serta Permenakertrans No. Per. 04/MEN/1980. PT
Pertamina Trans Kontinental menyelenggarakan kegiatan safety
campaign, HSE Award yang diadakan antara bulan Januari – Februari
setiap tahunnya, dimana pemerintah secara nasional menyelenggarakan
bulan K3.
Salah satu acuan internasional yang wajib digunakan oleh
perusahaan pelayaran, yaitu ISM Code. ISM Code adalah ketentuan
manajemen Internasional untuk pengoperasian kapal secara aman dan
pencegahan pencemaran. Pada elemen 6 ISM Code mengenai sumber
daya dan personil dinyatakan bahwa perusahaan wajib memberikan
pengenalan atau sosialisai kepada setiap crew kapal terkait kondisi
keselamatan diatas kapal.

2. Pelatihan Kesehatan dan Keselamatan Kerja di PT Pertamina Trans


Kontinental Jakarta
PT Pertamina (Persero) memiliki berbagai macam pelatihan,
pelatihan ini memiliki porsinya masing-masing. Umumnya pelatihan ini
meliputi pelatihan eksternal dengan memanfaatkan relasi dari tiap
perusahaan baik perusahaan negeri maupun swasta. Pada
pelaksaanaannya dilaksanakan oleh fungsi HSSE, dimana fungsi ini akan
menunjuk pelatih yang sesuai dengan program masing-masing.
Selanjutnya perlu ada kerjasama melalui dengan fungsi HR supaya dapay
memastikan tiap karyawan/pegawai mendapatkan pelatihan yang telah
disediakan. Sebagai contoh pelatihan eksternal yang dijalani di PT
Pertamina, seperti bekerjasama dengan pihak Damkar, Pusdiklat, dan
sebagainya. Dengan merunut tahapan dalam pelaksanaan pelatihan yang

4
dirasa sudah sesuai dengan tahapan yang ditetapkan oleh UNESCO,
sebagai berikut:
a. Tahap sebelum Training
b. Tahap pelaksanaan Pelatihan
c. Tahap Evaluasi Pelatihan Training
Sejauh ini perkembangan dari berjalannya program pelatihan K3
dapat dinyatakan berjalan dengan kondusif, alih-alih muncul suatu
masalah maka dengan sigap diselesaikan. Kendala yang terkadang
muncul seperti peran dari HR terhadap HSSE yang masih terbilang
kurang efektif dalam menjalankan fungsinya. Oleh karena itu, diperlukan
kejelasan berupa transparansi data record hasil laporan evaluasi oleh
fungsi HR supaya fungsi HSSE tidak berjalan sia-sia.

3. Program Promosi Kesehatan dan Keselamatan Kerja di PT


Pertamina Trans Kontinental Jakarta
Demi berjalannya suatu program K3, PT Pertamina mengadakan
sebuah promosi terkait keselamatan kesehatan kerja (K3) yang mengacu
pada UU No. 1 Tahun 1970 pasal 9 ayat 2 dan 3, pasal 14 poin b, dan UU
No. 36 Tahun 2009 yang tercantum pada pasal 165 ayat 1. Acuan yang
digunakan dalam pelaksanaannya terdiri dari tiga acuan baik secara
nasional maupun internasional (IMO), ANSIZ535.X-2016, serta
Permenakertrans No. Per. 04/MEN/1980. Berdasarkan acuan
Permenakertrans No. Per. 04/MEN/1980 ini PT Pertamina mengadakan
kegiatan berupa safety campaign, HSE Award yang diadakan anta0ra
bulan Januari-Februari setiap tahunnya. Untuk penanggulangan bencana
kebakaran pada pasal 7 ayat 2, PT Pertamina mengadakan pelatihan
dengan menyediakan rambu evakuasi sebagai sarana pelatihan simulasi
tanggap darurat dan upaya promosi pelatihan K3 kepada para pekerja.
Bentuk upaya promosi lainnya, seperti pelatihan K3, Buletin PTK, safety
induction, safety pause, HSE Campaign, rambu K3 (safety sign), safety
meeting, toolbox meeting, familiarisasi, dan HSE Reward.

5
- Program buletin PTK berupa lembaran-lembaran mengenai berita
umum terkait dengan kegiatan-kegiatan di PT Pertamina. Dalam
buletin ini juga berisi pencegahan dan penanggulangan penggunaan
zat adiktif, psikotropika, narkoba, dan lainnya.
- Safety Induction dilakukan di laut dan darat (on board/kapal). Materi
disampaikan dalam bentuk video safety induction beridi general
perusahaan, potensi bahaya, keselamatan kerja, jalur evakuasi, dan
prosedur pelaporan bahaya. Di atas kapal materi disampaikan secara
lisan mengenai bahaya dalam kapal hingga APD yang wajib
digunakan.
- Safety Pause berupa materi singkat atau berita terkit insiden di
lingkungan PT Pertamina khususnya pekerja laut agar seluruh pekerja
lebih hati-hati. Materi berisi laporan investigasi kecelakaan kerja atau
fakta terkini di atas kapal.
- HSE Campaign merupakan program promosi berupa media visual
yang berisi mengenai kesehatan dan keselamatan kerja dalam bentuk
email, poster, dan sosialisasi.
- Rambu K3 (Safety Sign) diletakkna pada area yang memiliki potensi
bahaya tinggi dan terdapat himbauan tertentu yang mana menganut
pedoman ANSI dan IMO.
- Safety Meeting yaitu pertemuan atau rapat yang membahaas mengenai
isu-isu terkait K3 yang diadakan setiap bulan. Tujuannya untuk
membahas permasalahan internal dan perncegahan para pekerja dari
potensi bahaya yang menimbulkan kecelakaan kerja
- Toolbox Meeting merupakan petemuan singkat para pekerja sebelum
memulai pekerjaannya agar dapat bekerja dengan aman.
- Familarisasi berupa orientasi pekerja baru terkait K3 di atas kapal dan
perlindungan lingkungan sesuai tugasnya agar kru kapal memahami
prosedur kerja yang berlaku.
- HSE Award yaitu perhelatan bulan K3 untuk mempromosikan K3
kepada para pekerja dengan memberikan reward kepada pihak yang

6
menang pada tiap-tiap kategori dalam HSE Award berupa sertifikat
dan insentif.
D. KESIMPULAN
1. PT Pertamina telah mengimplementasikan kebijakan dan peraturan-
peraturan secara nasional maupun internasional mengenai protokol K3
dengan cukup baik sebagaimana yang telah tercantum dari makalah dan
sumber-sumber literatur.
2. Pelatihan K3 di PT Pertamina memiliki beberapa tahapan yakni tahapan
sebelum pelatihan, pelaksanaan pelatihan, dan evaluasi pelatihan berupa
pembuatan laporan. Perkembangan dari pelaksanaan pelatihan ini
berjalan dengan kondusif, apabila muncul suatu masalah dengan sigap
akan diselesaikan.
3. Terdapat beberapa program promosi K3 di PT Pertamina yaitu Buletin
PTK, safety induction, safety pause, HSE Campaign, rambu K3 (safety
sign), safety meeting, toolbox meeting, familiarisasi, dan HSE Reward.
Realisasi dari program-program promosi tersebut sudah sesuai dengan
kebijakan yang berlaku dari setiap programnya.

7
DAFTAR PUSTAKA

Yulius, I. T & Lubis, S. R. H. 2019. Gambaran Pelaksanaan Program Promosi


K3 pada PT Pertamina Trans Kontinental Jakarta Tahun 2018. Jurnal
Jumantik. Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah. Jakarta. Vol. 4(1). Hal. 15-27.

Robba, M. K., Irwanto, Dodi W. 2016. Implementasi Program Keselamatan dan


Kesehatan Kerja (K3) pada PT. Pertamina (Persero) Terminal BBM
Malang. Jurnal Ilmiah Mahasiswa FEB Universitas Brawijaya. 3(2): 1-11.

Anda mungkin juga menyukai