Nim : P00320120040
TK : 1 B
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah Tuhan semesta alam. Shalawat serta salam tidak lupa
kami ucapkan untuk junjungan kita Nabi Besar Muhammad SAW. Kami
bersyukur kepada Allah SWT yang telah memberikan hidayah serta taufik-Nya
kepada kami sehingga dapat menyelesaikan makalah ini.
Kami menyadari makalah yang dibuat ini tidaklah sempurna. Oleh karena itu,
apabila ada kritik dan saran yang bersifat membangun terhadap makalah ini,
kami sangat berterima kasih.
Demikian makalah ini kami susun. Semoga dapat berguna untuk kita semua.
Amin.
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman Judul………………………….………………………………………………….i
Kata Pengantar……………………….……………………………………………………ii
Daftar Isi…………………………………………………….…………………………….iii
Bab I Pendahuluan
Latar Belakang……………………..………………………………………………................…1
Rumusan Masalah………………………………..……………………...…...........2
Tujuan…………………………………………………….....………...………......2
Bab II Pembahasan
Kesimpulan…………………………………………………………………….......6
Saran..........................................................................................................................6
Daftar Pustaka……………………………………………………......……............7
BAB I
PENDAHULUAN
digunakan sebagai alat untuk berkomunikasi. Selain itu, bahasa digunakan sebagai
alat untuk mengadakan integrasi dan beradaptasi sosial dalain lingkungan atau
situasi. Bahasa adalah alat komunikasi bagi manusia, baik secara lisan maupun
tertulis.
penting. Oleh karena bahasa merupakan simbol yang dihasilkan oleh alat ucap
lisan maupun tulis dan bahasa tubuh. Bahkan saat kita tidur pun tanpa sadar kita
menggunakan bahasa.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, muncul beberapa masalah. Adapun
(Indonesia)?
1.3 Tujuan
Tujuan tulisan ini adalah sesuai dengan masalah di atas. Adapun tujuan itu
bangsa (Indonesia).
BAB II
PEMBAHASAN
juga digunakan cara atau alat lain, misalnya, tanda-tanda, gambar, atau isyarat.
Indonesia yang berkedudukan sebagai bahasa nasional dan sebagai bahasa negara
sebagai.
sebagai.
dan
Pernyataan sikap “bertanah air satu, tanah air Indonesia, berbangsa satu bangsa
Indonesia, dan menjunjung bahasa persatuan, bahasa Indonesia” dalam Kongres Pemuda 28
Oktober 1928 merupakan perwujudan politik bangsa Indonesia yang menempatkan bahasa
Indonesia sebagai bahasa persatuan bangsa Indonesia. Bahasa Indonesia telah menyatukan
berbagai lapisan masyarakat ke dalam satu-kesatuan bangsa Indonesia. Bahasa Indonesia
mencapai puncak perjuangan politik sejalan dengan perjuangan politik bangsa Indonesia
dalam mencapai kemerdekaan pada tanggal 17 Agustus 1945. Hal ini dibuktikan dengan
dijadikannya bahasa Indonesia sebagai bahasa negara (pada pasal 36 UUD 1945, dan juga
hasil amandemen UUD, Agustus 2002).
Kedudukan dan fungsi serta peranan bahasa Indonesia sebagai bahasa negara telah
menempatkan bahasa Indonesia sebagai bahasa ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni
(ipteks). Ipteks berkembang terus sejalan dengan perkembangan yang terjadi dalam
kehidupan masyarakat dan bangsa Indonesia. Perkembangan ipteks yang didukung oleh
perkembangan teknologi komunikasi dan informasi (seperti internet, e-mail, e-business, e-
commerce, TV-edukasi, dan lain-lain) melaju dengan pesat terutama memasuki abad ke-21
sekarang.
Bahasa Indonesia hingga kini menjadi perisai pemersatu yang belum pernah dijadikan
sumber permasalahan oleh masyarakat pemakainya yang berasal dari berbagai ragam suku
dan daerah. Hal ini dapat terjadi, karena bahasa Indonesia dapat menempatkan dirinya
sebagai sarana komunikasi efektif, berdampingan dan bersama-sama dengan bahasa daerah
yang ada di Nusantara dalam mengembangkan dan melancarkan berbagai aspek kehidupan
dan kebudayaan, termasuk pengembangan bahasa-bahasa daerah. Dengan demikian bahasa
Indoensia dan juga bahasa daerah memiliki peran penting di dalam memajukan
pembangunan masyarakat di dalam berbagai aspek kehidupan. Peranan bahasa Indoensia
dan bahasa daerah semakin penting di dalam era otonomi daerah. Penyelenggaraan
otonomi daerah yang dilaksanakan dengan prinsip-prinsip demokrasi, peran serta
masyarakat, akan mendorong dan menumbuhkan prakarsa dan kreativitas daerah. Hal ini
tercermin dari kewenangan-kewenangan yang telah diserahkan ke daerah dalam wujud
otonomi yang luas, nyata, dan tanggung jawab. Dengan prinsip tersebut diharapkan dapat
mengakselarasi pencapaian tujuan yang telah direncanakan dalam pembangunan
masyarakat.
bagian dari kewenangan provinsi. Oleh karena bahasa dan sastra daerah
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Jadi dapat disimpulkan bahwa :
3.2 Saran
Pustaka Gama.
Kridalaksana, Harimurti. 1976. Fungsi Bahasa dan Sikap Bahasa. Ende: Nusa
Indah.
Sugono, Dendy. 1999. Berbahasa Indonesia dengan Benar. Jakarta: Puspa Swara.
Unesa.