Anda di halaman 1dari 2

NAMA : VIRDA B.

LOVUS

NIM : 183145261001

MATA KULIAH : MANAJEMEN ASURANSI KESEHATAN

1. Prinsip jkn
 Gotng royong, jadi yang sehat membantu yang sakit, yang kaya membantu yang miskin
 Porbalitisa, sekalipun peserta yang menggunakan berpindah tempat tetap dapat digunakan
 Nirlaba, jadi tindak mengutamakan keuntungan
 Bersifat wajib bagi seluruha rakyat indonesia
2. Cashles yaitu metodep pembaran yang menggunakan kartu atau sistem pemyaran tanpa uang tunai,
dan masih bisa diguanakn ketika peserat kekurangan dana tunai. Sedangakan rembruemnt adalah
pergantian dana pribadi karyawan oleh perusaha.
3. Hubungan antara risiko dan asuransi adalah hubungan langsung yang substansial dan strategis.
Dimana motivasi utama masyarakat untuk membeli asuransi adalah karena keberadaan risiko yang
penuh ketidakpastian. Sehingga dengan adanya proteksi asuransi merupakan salah satu sarana efisien
dalam pengendalian risiko secara finansial melalui mkanisme pengalihan risiko ke asuransi.
Klasifikasi Risiko dalam asuransi yaitu risiko yang dihadapi perusahaan asuransi antara lain risiko
murni, risiko spekulatif dan risiko individu, peran asuransi sebagai pengalih risiko adalah untuk
menstabilkan kondisi bisnis dari berbagai risiko yang mungkin terjadi dan hubungan antara manajemen
risiko dan asuransi adalah sebagai salah satu sarana efisien untuk pengendalian risiko secara finansial.
4. Langakah-langka
 Melakukan sosialisai
 Melakukan monitoring dan evaluasi
 Perbaikan sarana dan rasarana
 Dokter harus lebih kompetitf
5. Tanggung jawab rs
a. pada pasal 32 ayat (2) undang-undang nomor 36 2009 tentang kesehatan, ditegasakan bahwa
dalam keadaan darurat sekalipin, fasilitas pelayanan kesehatan, baik pemerintah maupun swasta
dilarang menolak pasien dan meminta uang muka, namun jika memang suau rumah sakit terpaksa
menolak pasien karenaridak tersedianya peralatan medis, maka rumah sakit yang bersangkutan
wajib merujuk rumah sakit lainnya yang tergabung dalam sistem rujuakn dan memiliki peralatn
medis lebih lengkap, agar pasien tersebut memperoleh pelayanan kesehatan yang diperlukan.
b. Rumah sakit yang karena di luar kemampuannya tidak memiliki peralatan medis boleh saja
menolak pasien dan hal kni tidak dilarang oleh undang-undang, adapun bentuk tanggung jawab
terhadap keselamat pasien adalah dengan memeberikan rujukan pelayanan kesehatan ke rumah
saki lain, agar pasien dapat diobati atau dilayani dengan cepat.
c. Dalam keadaan darurat, fasilitas pelayanan kesehatan, baik pemerintah maupun swasta wajib
memberikan pelayanan kesehatan pada bencana bagi penyelamatan nyawa pasien dan
pencegahan kecacatan. Fasilitas pelayanan kesehatan dalam memberikan pelayanan kesehatan
pada bencana sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilarang menolak pasien dan/atau meminta
uang muka terlebih dahulu. Pasal tersebut tercantum Dalam  Pasal 32 ayat (2) Undang-Undang
Nomor 36 tahun 2009 tentang Kesehatan

Anda mungkin juga menyukai