TINJAUAN PUSTAKA
.1 Remaja
sebaya.
(abstrak).
lawan jenis.
berkembang
seksual.
dirinya
yaitu :
jenis kelamin.
tanpa dominasi.
kelamin masing-masing.
Artinya mempelajari dan menerima peranan masing-
tetapi dewasa ini bagi kaum wanita pun tugas ini berangsur-
tersebut.
kemasyarakatan.
dipertanggungjawabkan.
mengeluarkan sperma.
a. Pada laki-laki
1. Rambut
2. Kulit
membesar.
ketiak.
4. Otot
5. Suara
meningkat.
6. Benjolan di dada
Pada usia remaja sekitar 12-14 tahun muncul
b. Pada wanita
1. Rambut
2. Pinggul
dibawah kulit.
3. Payudara
bulat.
4. Kulit
lebih lembut.
6. Otot
7. Suara
1. Perubahan emosi
a. Sensitif atau peka misalnya mudah menangis,
terlebih dahulu.
2. Perkembangan intelegensia
.2 Nyeri
Marly,2014)
1) Nyeri akut
2) Nyeri kronik
.2.4Derajat Nyeri
Keterangan :
0 : tidak nyeri
1-3 : nyeri ringan : hilang tanpa pengobatan, tidak
1) Usia
(18-21 tahun).
2) Jenis kelamin
Secara umum, pria dan wanita tidak berbeda secara
3) Kebudayaan
4) Makna nyeri
makna nyeri.
5) Perhatian
6) Ansietas
menghilangkan nyeri.
7) Keletihan
8) Pengalaman sebelumnya
9) Gaya koping
mengalami nyeri.
1) Tindakan farmakologi
2) Tindakan non-farmakologi
a) Bimbingan antisipasi
jujur pada klien, jangan mengatakan pada klien bahwa dia tidak akan
b) Distraksi
c) Imajinasi terbimbing
d) Relaksasi
e) Biofeedback
membuang atau mencegah stimulus nyeri. Hal ini penting untuk klien
ketidaknyamanan.
g) Stimulus kutaneus
pada medulla spinalis, saat implus yang dibawa oleh serabut A-beta
kompres air dingin atau panas, pijitan dengan menthol, atau TENS
3) Pembedahan
wanita normal 28-35 hari dan lama haid antara 3-7 hari. Siklus
.4 Dismenore
2
Ernawati Sinaga, Nonon Saribanon,dkk, Manajemen Kesehatan Menstruasi, Global One, Jakarta,2017,hlm:25
3
Ibid,hlm:36
Dysmenorrhea atau dismenore dalam Bahasa Indonesia berarti
hingga betis.5
Selain itu dismenore juga memiliki arti sebagai nyeri uteri pada
saat menstruasi.6
1. Dismenore primer
4
Sanusi Vevi Nur ‘Afifah,2016,Gambaran Pengetahuan Remaja Madya (13-15 Tahun) Tentang Dismenore, diakses
dari http://repository.upi.edu/25358/TA_JKR_1306520_chapter1.pdf pada tanggal 03 april 2021 pukul 19.03 WIB
5
Ernawati Sinaga, Nonon Saribanon,dkk,Op,Cit.,hlm:58
6
Nurul Nurjannah,MTr.Keb,dkk,Kesehatan Reproduksi & Keluarga Berencana, Buku Kedokteran EGC,2015,hlm:46
hormonal. Nyeri hadi ini sering dimulai pada waktu wanita
2. Dismenore sekunder
mendasari. Nyeri haid yang baru timbul satu tahun atau lebih
wanita pada usia lebih dari 40 tahun mengalami gejala nyeri haid
sangat penting.7
a. Dismenore primer
1. Faktor kejiwaan
2. Faktor konstitusi
7
Ibid,hlm:47
anemia, penyakit menahun, dan sebagainya dapat mempengaruhi
timbulnya dismenore.
3. Faktor obstruksi kanalis servikalis
Banyak wanita menderita dismenore tanpa stenosis servikalis
dan tanpa uterus dalam hiperantefleksi. Mioma submukosum
bertangkai atau polip endometrium dapat menyebabkan dismenore
karena otot-otot uterus berkontraksi.
4. Faktor endokrin
Faktor endokrin mempunyai hubungan dengan soal tonus dan
kontraktilitas otot usus. Bahwa hormone esterogen merangsang
kontraktilitas uterus dan hormone posterogen menghambat
terjadinya dismenore.
5. Faktor alergi
Adanya asosiasi antara dismenore dengan urtikaria, migraine
atau asma bronkhiale dapat menyebabkan alergi adalah toksin
haid.
b. Dismenore sekunder
Penyebab dismenore sekunder antara lain adalah :
1. Salfingitis kronis
Yaitu infeksi yang lama pada saluran penghubung rahim atau
uterus dengan kandung telur atau ovarium. Pengobatannya dengan
diberi antibiotika dan anti radang.
2. Endometriosis
Yaitu kelainan dimana endometrium (lapisan dalam dinding
rahim) yang masih berfungsi berada diluar rongga rahim.
Dismenore pada endometriosis biasanya merupakan rasa nyeri yang
makin lama makin menghebat, hal ini terjadi karena ada
hubungannya dengan aktifnya pembuluh darah dan pendarahn
dalam sarang endometriosis pada waktu sebelum dan sesudah
haid.8
.4.4 Tanda dan gejala dismenore
Tanda dan gejala dismenore meliputi :
1. Dismenore primer
a. Usia lebih muda, maksimal usia 15-25 tahun
b. Timbul setelah terjadinya siklus haid yang teratur
c. Nyeri sering terasa sebagai kejang uterus dan spastik
d. Nyeri timbul mendahului haid dan meningkat pada hari pertama
atau kedua haid
e. Tidak di jumpai keadaan patologi pelvik
8
Anis Solekhah, 2011 Pemberian Kompres, diakses dari http://repository.ump.ac.id/7170/3/ainis%20solekhah
%20BAB%2011.pdf pada tanggal 03 april pukul 19.53 WIB
f. Hanya terjadi pada siklus haid yang ovulatorik
g. Sering memberikan respon terhadap pengobatan medikamentosa
h. Pemeriksaan pelvik normal
i. Sering disertai nausea, muntah, diare, kelelahan, nyeri kepala
2. Dismenore sekunder
a. Usia lebih tua, jarang sebelum usia 25 tahun
b. Cenderung timbul setelah 2 tahun siklus haid teratur
c. Nyeri sering terjadi terus-menerus dan tumpul
d. Nyeri dimulai saat haid dan meningkat bersamaan dengan
keluarnya darah
e. Berhubungan dengan kelainan pelvik
f. Tidak berhubungan dengan adanya ovulasi
g. Sering kali memerlukan tindakan operatif
h. Terdapat kelainan pelvik9
.4.5 Penatalaksanaan dismenore
Penatalaksanaan primer dapat diatasi dengan inhibitor prostaglandin
yang bisa menghalangi sintesis dan metabolism prostaglandin. Obat
antiradang nonsteroid (nonsteroid anti-inflamatory drugs, NSAID) adalah
obat-obat yang efektif untuk menghambat sintesis prostaglandin.
Ibuprofen, Naproxen, dan Kateprofen adalah jenis obat NSAID.
Dismenore sekunder dapat diatasi dengan memperbaiki penyebab
organik. Bagi sebagian besar wanita obat antiradang nonsteroid yang
menghambat terbentuknya prostaglandin, seperti ibuprofen, dapat secara
efektif mengurangi kram. Asetaminofen kurang membantu, karena bekerja
dengan mekanisme yang berbeda dengan obat-obat antiradang terdahulu.
Inhibitor prostaglandin harus digunakan pada saat awal nyeri muncul atau
pada tanda pertama pengeluaran darah haid. Alasannya, kram akibat haid
yang kuat dapat menyebabkan terjadinya endometrosis atau pertumbuhan
jaringan uterus di luar uterus yang menyebabkan nyeri. Keluhan dismenore
harus selalu ditanggapi secara serius dan harus dilakukan upaya untuk
mengurangi insidennya.
Selain itu, penatalaksanaan menurut Sarwono (1999) adalah sebagai
berikut :
1. Penerangan dan nasihat. Perlu dijelaskan kepada penderita bahwa
dismenore adalah gangguan yang tidak membahayakan kesehatan.
Hendaknya diadakan penjelasan dan diskusi mengenai cara hidup,
pekerjaan, kegiatan dan lingkungan penderita. Kemungkinan salah
informasi mengenai haid atau adanya tabu “takhayul” mengenai haid
perlu dibicarakan. Nasihat mengenai makanan sehat, istirahat yang
cukup, dan olahraga mungkin berguna, dan terkadang diperlukan
psikoterapi.
9
Nurul Nurjannah,MTr.Keb, Op.Cit., hlm:48-49
2. Pemberian obat analgetik. Dewasa ini, banyak beredar obat analgesik
yang dapat diberikan sebagai terapi simtomatik. Apabila nyerinya
berat, diperlukan istirahat ditempat tidur dan kompres panas pada perut
bawah untuk mengurangi rasa nyeri. Obat analgesik yang sering
diberikan adalah fenasetin, dan kafein. Obat-obat faten yang beredar di
pasaran meliputi novalgin, ponstan, asetaminofen.
3. Terapi alternative, yang dilakukan melalui kompres handuk panas atau
botol air panas pada perut atau punggung bawah. Mandi air hangat
juga dapat membantu untuk mengurangi rasa sakit.10
Adapun nutrisi pada saat menstruasi yang harus seimbang yang
dapat mengatasi beberapa masalah. Berikut beberapa nutrisi yang baik
untuk dikonsumsi oleh seorang wanita sebelum dan selama
menstruasi:
1) Zat besi
Zat besi merupakan mineral penting untuk kesehatan darah.
Berkurangnya zat besi dapat menyebabkan kekurangan sel darah
merah terutama wanita hamil dan yang sering mengalami periode
menstruasi berat. Untuk mencegahnya, makan makanan yang
memiliki kandungan zat besi tinggi seperti buncis, brokoli,
manga, papaya, labu, wijen, kedelai, kacang merah, kacang hijau,
kacang mentega dan jenis kacang-kacangan lainnya.
2) Magnesium
Kekurangan magnesium di dalam sel dapat berdampak
terjadinya PMS. Contoh makanan yang mengandung magnesium
adalah apel, paprika, labu, bayam dan ubi.
3) Kalsium
Dalam kesehatan reproduksi fungsi kalsium sangat penting
yaitu mengurangi kram dan kejang akibat menstruasi. Sumber
kalsium utama adalah susu,keju, ikan kering, kacang-kacangan,
tahu, tempe dan sayuran hijau.
4) Rendah garam
Untuk mencegah dan mengurangi nyeri haid,konsumsilah
makanan rendah natrium, seperti buah dan sayuran segar.
5) Rendah lemak
Untuk mengatasi nyeri haid,hindari makanan yang digoreng
dan makanan siap saji yang cenderung memiliki nilai gizi rendah,
seperti junk food, cokelat, kopi, alcohol, minuman berkafein, dan
daging merah.
Selain asupan nutrisi yang di anjurkan untuk mengurangi
nyeri haid atau dismenore, ada juga beberapa jenis olahraga untuk
mengurangi rasa nyeri haid yaitu :
10
Nurul Nurjannah,MTr.Keb,Op.Cit., hlm: 49-50
1) Jalan kaki
Olahraga saat menstruasi yang paling mudah dilakukan
adalah jalan kaki. Berjalan kaki secara rutin dapat
meningkatkan kesehatan tubuh secara umum, terutama
meningkatkan kekuatan jantung dan paru-paru. Sedangkan
bari yang sedang mengalami dismenore aktivitas ini bia
menjadi pilihan olahraga saat menstruasi untuk
menguranginya.
2) Berenang
Berenang mampu meningkatkan sirkulasi darah dalam
tubuh serta meringankan sendi dan otot yang kaku.
Beberapa hal yang dapat dilakukan untuk mengatasi
sakit perut saat menstruasi yaitu, kompres dengan botol
panas (hangat) tepat pada bagian yang terasa kram, mandi
dengan air hangat, boleh juga menggunakan aroma terapi
untuk menenangkan diri, minum-minuman hangat yang
mengandung kalsium tinggi, ambil posisi menungging
sehingga rahim tergantung kebawah, Tarik napas dalam
dalam secara perlahan untuk relaksasi.
.4.6Dampak Dismenore
Nyeri haid atau dismenore yang berlebihan bisa disebabkan oleh
adanya suatu penyakit pada organ reproduksi, seperti :
1) Endometriosis
Endometriosis yaitu, kondisi ketika jaringan yang membentuk
lapisan dalam dinding rahim tumbuh diluar rahim, misalnya di tuba
falopi (saluran telur) atau ovarium (indung telur).
2) Adenomiosis
Adenomiosis yaitu, kondisi ketika jaringan yang membentuk
lapisan dalam dinding rahim tumbuh ke dalam otot dinding rahim.
3) Miom
Yaitu tumor jinak pada dinding rahim.
4) Radang panggul
Akibat infeksi pada organ reproduksi wanita yang sudah menyebar
di dalam rongga panggul.
5) Penyempitan leher rahim
Yang menyebabkan darah menstruasi tidak bisa mengalir keluar
dari rahim.
.5 Terapi musik Mozart
.5.1 Sejarah terapi musik
Penggunaan musik untuk terapi sudah ada pada abad ke-19 musik
telah dipraktikan sebagai bagian dari intervensi keperawatan oleh Florence
nightingale (schou, 2008). Nightingale menemukan bahwa bungi-bunyian
bisa membantu sebagai milieu therapy dalam menyembuhkan karena
meningkatkan relaksasi. Pada saat menyembuhkan tentara yang
mengalami cedera atau sakit di perang krim, nightingale menggunakan live
musik karena belum ada tape recorder pada jaman itu (schou, 2008).
Nightingale menggunakan bunyi-bunyian natural seperti suara angina, air
mengalir. Jelaslah bahwa terapi musik digunakan sebagai bagian dari
terapi komplementer adalah kontribusi dari perawat.
.5.2Definisi terapi musik
Terapi terdiri dari dua kata “terapi” dan kata “musik” kata “terapi”
berkaitan dengan serangkaian upaya yang dirancang untuk membantu atau
menolong seseorang. Sedangkan kata “musik” dalam terapi digunakan
secara khusus dalam rangkaian terapi (Djohan,2006).
Terapi musik adalah terapi kesehatan yang menggunakan musik di
mana tujuannya adalah untuk meningkatkan atau memperbaiki kondisi
fisik, emosi, kognitif, dan sosial bagi individu dari berbagai kalangan usia
(Suhatini, 2008). Terapi musik adalah materi yang mampu mempengaruhi
kondisi seseorang baik fisik maupun mental. Musik memberikan
rangsangan pertumbuhan fungsi-fungsi otak seperti fungsi ingatan, belajar,
mendengar, berbicara, serta analisis intelek dan fungsi kesadaran
(Satiadarma, 2004 dalam suhartini 2008).
Musik menghasilkan rangsangan ritmis yang ditangkap oleh organ
pendengaran dan diolah didalam saraf tubuh dan kelenjar pada otak yang
mengorganisasi intrepretasi bunyi ke dalam ritme internal pendengar.
Ritme internal ini mempengaruhi metabolism tubuh manusi sehingga
prosesnya berlangsung dengan lebih baik. Metabolism yang baik akan
mengakibatkan tubuh mampu membangun system kekebalan yang lebih
baik, dan dengan system kekebalan yang lebih baik tubuh menjadi lebih
tangguh terhadap kemungkinan rasa nyeri yang dialami.
Seorang terapis menggunakan musik dan sktifitas musik untuk
memfasilitasi proses terapi dalam membantu kliennya, digunakan untuk
memperjelas media yang digunakan secara khusus dalam rangkaian terapi.
Berbeda dengan berbagai terapi dalam lingkup psikologi yang justru
mendorong klien untuk bercerita tentang permasalahannya. Jenis musik
yang digunakan dalam terapi musik dapat disesuaikan dengan keinginan,
seperti musik klasik, instrumentalia, dan slow musik (potter, 2005 dalam
effendi, 2009).
Menurut (Djohan 2006), fungsi terapi musik diantaranya adalah :
1. Membantu mengekspresikan perasaan.
2. Memberikan pengaruh positif terhadap kondisi suasana hati.
3. Membantu mengatasi stress dan mengurangi nyeri.
.5.3Terapi musik klasik
Terapi musik membantu mengatasi berbagai keluhan gangguan
terutama intelektual dan kesulitan belajar namun mereka yang memiliki
gangguan cacat fisik juga bisa memperoleh manfaat terutama mereka yang
perlu meningkatkan kemampuan nafas atau ingin meningkatkan
kemampuan geraknya seperti pasien hipertensi yang menderita
kelumpuhan, tetapi hal ini tidak berlaku apabila seseorang tidak gemar
musik, karena hasil yang didapat tidak akan semaksimal dengan seseorang
yang gemar dengan musik ( James & Robbins, 2008 dalam ratih, 2014).
Dalam penelitian ini musik klasik yang digunakan untuk penelitian
adalah musik klasik Mozart karena dipenjelasan sebelumnya efek musik
klasik mampu mengurangi rasa nyeri dan relaksasi.
.5.4Manfaat terapi musik
Menurut (Erwin, 2015) musik mempunyai manfaat sebagai
berikut:
1) Relaksasi, mengistirahatkan tubuh dan pikiran
Manfaat yang pasti dirasakan setelah melakukan tarapi musik
adalah perasaan rileks, tubuh lebih bertenaga dan pikiran lebih
fresh. Terapi musik memberikan kesempatan bagi tubuh dan
pikiran untuk mengalami relaksasi yang sempurna.
2) Meningkatkan motivasi, hal yang bisa dilahirkan dengan perasaan
mood tertentu, apabila ada motivasi semangat pun akan muncul dan
segala kegiatan bisa dilakukan.
3) Meningkatkan kemampuan mengingat, terapi musik bisa
meningkatkan daya ingat dan mencegah kepikunan. Hal ini bisa
terjadi karena bagian otak memproses musik terletak berdekatan
dengan memori.
4) Mengurangi rasa sakit, musik bekerja pada system saraf otonom
dan fungsi otak yang apabila kedua system tersebut bereaksi
sensitif terhadap musik, jika mendengarkan musik secara teratur
membantu tubuh relaks secara fisik dan mental, sehingga
membantu menyembuhkan dan mencegah rasa sakit.
Musik klasik Mozart memberikan ketenangan, memperbaiki
persepsi special dan kemungkinan pasien untuk berkomunikasi baik
dengan hati maupun pikiran. Musik klasik Mozart juga memiliki irama,
melodi, dan frekuensi tinggi yang dapat merangsang dan menguatkan
wilayah kreatif dan motivasi di otak. Musik klasik Mozart memiliki
kekuatan yang membebaskan, mengobati dan menyembuhkan
(Musbikin, 2009).
.5.5Waktu yang dibutuhkan dalam pemberian terapi musik
Belum ada rekomendasi mengenai durasi yang optimal dalam
pemberian terapi musik. Seringkali durasi yang diberikan dalam
pemberian terapi musik adalah selama 20-35 menit, tetapi untuk masalah
kesehatan yang lebih spesifik terapi musik diberikan dengan durasi 30
sampai 45 menit. Ketika mendengarkan terapi musik berbaring dengan
posisi yang nyaman, sedangkan tempo harus lebih lambat, 5-
7ketukan/menit, menggunakan irama yang tenang (schou, 2008).
Sedangkan bellavia (2010) mencatat penggunaan waktu yang ideal bagi
setiap pasien dalam melakukan terapi musik 10 menit hingga 30 menit
tiap harinya. Musik klasik Mozart merupakan salah satu jenis musik
relaksasi yang bertempo 60 ketukan per menit. Musik yang memiliki
tempo antara 60 sampai 80 ketukan per menit mampu membuat
seseorang yang mendengarkannya menjadi rileks Oritz yang
mempengaruhi pikiran dan tubuh dalam berbagai tingkatan.
Hal ini senada juga pada (Rihiantoro dalam yuhana 2010), dalam
waktu 30 menit mendengarkan musik lembut memiliki efek terapi yang
sama dengan menggunakan obat penenang valium 10mg.
Utomo (dalam yuhana, 2010) mengatakan bahwa karakteristik
musik klasik yang menimbulkan relaksasi adalah musik klasik yang
tempo lambat atau musik klasik yang mempunyai bunyi lebih panjang
dan lambat karena akan menyebabkan detak jantung pendengarannya
menjadi lebih lambat sehingga ketegangan fisik menjadi lebih rendah dan
menciptakan ketenangan fisik.
.5.6Pengaruh terapi musik klasik terhadap nyeri dismenore
Terdapat banyak teori, hipotesa, dan asumsi bagaimana musik
bekerja, Don Campbeli (2006) dalam bukunya “musik : physician for
times to come” mengemukakan bahwa stimulus musikk memeiliki efek
biologis pada perilaku manusia dengan melibatkan fungsi otak yang
spesifik seperti memori, belajar, mptivasi, emosi, dan stress. Campbeli
mengemukakan bahwa bunyi yang mengalir dalam bentuk gelombang
elektromagnetik melalui udara dan dapat diukur berdasarkan frekuensi
bunyi dan intensitas musik. Lebih jau dijelaskan efek musik dirasakan di
hemisfer kanan, akan tetapi hemisfer kiri akan mendapatkan fungsi analisis
yang luar niasa dari musik. Persepsi auditori dari musik bekerja dipusat
auditori di lobus temporal, yang akan mengirimkan sinyal ke thalamus,
otak tengah, pons, amigdala, medulla dan hipotalamus.
1. Gelombang Alpha:
2. Gelombang Beta:
3. Gelombang Theta:
4. Gelombang Delta: