Anda di halaman 1dari 4

1. Apa itu Menstruasi ?

2. Siapa saja yang mengalami menstruasi ?


3. Kapan rasa nyeri pada menstruasi terjadi ?
4. Dimana terjadinya menstruasi ?
5. Bagaimana penanganan agar nyeri pada menstruasi dapat bekurang?

Jawab :

1. Menstruasi merupakan pendarahan secara periodik dan siklis dari uterus yang disertai
pelepasan (deskuamasi) endometrium menurut Wiknjosastro[ CITATION Pra18 \l 1033 ].
Sedangkan menurut Prawirohardjo [ CITATION Pra18 \l 1033 ], pendarahan haid merupakan
hasil interaksi kompleks yang melibatkan sistem hormon dengan organ tubuh, yaitu
hipotalamus, hipofisis, ovarium dan uterus.
2. Orang yang mengalami menstruasi yaitu wanita, wanita yang sudah memasuki masa
produktif biasanya akan mulai mengalami menstruasi atau dapat disebut haid. Pada
wanita menstruasi pertama (menarche) dimulai pada usia 9 sampai 14 tahun,dengan
diikuti oleh pertumbuhan rambut pubis dan payudara, sebelum pertumbuhan payudara
berlanjut, berat badan harus mencapai 45 kg sebelum menstruasi dimulai dan proporsi
lemak tubuh sekitar 16-24% diperlukan untuk mempertahankan siklus menstruasi yang
normal, perempuan yang berolahragaberat,seperti senam, renang, balet, dan lariakan
mengalami perkembangan reproduksi(menstruasi) akan terlambat, di pengaruhi oleh
mekanisme hormonal karena telah menurunkan produksi progesteron dan akibatnya
menunda kematangan endometrium (lapisan dalam dindingrahim). Sedangkan perempuan
yang memiliki berat badan lebih akan cepat mengalami mentruasi lebih awal menurut
Beckaman [ CITATION AiK15 \l 1033 ]. Kemudian menstruasi akan berhenti ketika wanita
tersebut sudah memasuki fase menopause. Menopause merupakan fase terakhir dimana
perdarahan haid seorang wanita berhenti sama sekali. Pada usia 50 tahun, perempuan
memasuki masa menopause sehingga terjadi penurunan atau hilangnya hormon estrogen
yang menyebabkan tidak terjadinya menstruasi menurut Yatim [ CITATION Mai13 \l 1033 ].
3. Dismenore adalah nyeri perut yangberasal dari kram rahim yang terjadi selama haid.
Rasa nyeri timbul bersamaan dengan permulaan haid dan berlangsung beberapa jam
hingga beberapa hari hingga mencapai puncak nyeri. Dismenore sering di klasifikasikan
sebagai ringan, sedang, atau berat berdasarkan intensitas relatif nyeri. Nyeri tersebut
dapat berdampak pada kemampuan untuk melakukan aktivitas sehari-hari. Intensitas
nyeri menurut Multidimensional Scoring of Andersch and Milsom mengklasifikasikan
nyeri dismenore sebagai berikut [ CITATION Dis \l 1033 ].
a) Dismenore ringan didefinisikan sebagai nyeri haid tanpa adanya pembatasan
aktifitas, tidak diperlukan penggunaan analgetik dan tidak ada keluhan sistemik.
b) Dismenore sedang didefinisikan sebagainyeri haid yang memengaruhi aktifitas
sehari-hari, dengan kebutuhan analgetik untuk menghilangkan rasa sakit dan
terdapat beberapa keluhan sistemik.
c) Dismenore berat didefinisikan sebagai nyeri haid dengan keterbatasan parah pada
aktifitas sehari-hari, respon analgetik untuk menghilangkan rasa sakit
minimal,dan adanya keluhan sistemik seperti muntah, pingsan dan lain
sebagainya
4. Menstruasi pada wanita terjadi di terjadi di rahim kejadian ini mencakup pelepasan sel
telur atau folikel yang dipengaruhi oleh hormon menuju kedalam rahim. Siklus
menstruasi diatur oleh lima jenis hormon, di antaranya adalah hormon estrogen,
progesteron, FSH (folice stimulating hormone), GnRH (gonadotropin relasing hormon),
dan LH (luteinizing hormine). Menurut Marianti [ CITATION Fad19 \l 1033 ] berdasarkan
perubahan kondisi rahim dan konsentrasi hormon, siklus menstruasi dibagi menjadi
empat fase di antaranya adalah sebagai berikut.
1) Fase Menstruasi
Fase mesntruasi merupakan fase pertama dari siklus menstruasi. Fase ini ditandai
dengan peluruhan dinding rahim yang berisi banyak pembuluh darah dan lendir
dengan presentase 2/3 darah kotor dan 1/3 berupa lendir.
2) Fase Folikular
Fase folikular terjadi ketika hipotalamus di otak mengeluarkan hormon GnRH
yang berfungsi untuk mernagsang kelenjar hipofisis (pituitari) untuk
mengeluarkan hormon FSH. Setelah itu, hormon FSH akan merangsang ovarium
(indung telur)untuk membentuk folikel-folikel yang berisi sel telur yang belum
matang. Folikel tersebut akan berkembang selama kurang lebih 16-20 hari.
Folikel yang telah matang akan mengeluarkan hormon estrogen yang kemudian
terjadilah penebalan pada dinding rahim.
3) Fase Ovulasi
Fase ovulasi terjadi ketika ovarium melepaskan sel telur yang telah matang. Sel
telur akan keluar dari ovarium pada saat kadar LH dalam tubuh mencapai optimal.
Sel telur yang telah keluar akan menuju rahim untuk yang siap dibuahin oleh sel
sperma. Apabila tidak dibuahi, sel telur akan melebur dalam waktu 24 jam. Waktu
ovulasi biasanya berkisaran 13-15 hari setelah masa menstruasi.
4) Fase Luteal
Fase ini terjadi ketika folikel yang telah mengeluarkan sel telur matang berubah
menjadi jaringan korpus luteum. Korpus luteum akan mengeluarkan hormon
estrogen dan progesteron yang berfungsi untuk menjaga dinding rahim tetap
dalam keadaan tebal. Sehingga, uterus tetap kuat untuk menampung sel telur jika
dibuahi. Jika terjadi pembuahan, tubuh akan memproduksi hormon HCG
(Hormon Chorionic Gonadotropin) yang bertugas untuk mencegah terjadinya
peluruhan korpus luteum pada dinding rahim. Namun, apabila tidak terjadi
pembuahan, korpus luteum akan meluruh. Akibatnya, kadar estrogen dan
progesteron dalam tubuh mengalami penurunan. Penurunan kedua kadar tersebut
akan menyebabkan dinding uterus mengalami peluruhan dan terjadilah
menstruasi. Fase luteal biasanya terjadi dalam kurun waktu 11-17 hari dengan
rata-rata 14 hari lamanya. Maka masa menstruasi normal berkisar dalam kurun
waktu 3-7 hari. Akan tetapi, siklus menstruasi antara satu dengan lainnya berbeda.
Siklus menstruasi dapat datang lebuh cepat atau lebih lambat. Hal ini dipengaruhi
oleh faktor umur, gaya hidup (lifestyle), hormon dan pola makan.
5. Untuk menghilangkan rasa sakit yang disebabkan oleh dismenore atau nyeri pada
menstruasi dapat dilakukan dengan menggunakan obat–obat golongan analgetik seperti
aspirin, asam mefenamat, parasetamol, kofein, dan feminax, obat-obat merek dagang
yang beredar dipasaran antara lain novalgin, ponstan, sering juga digunakan untuk
mengurangi keluhan. Ada juga yang menggunakan obat tradisional seperti air daun
sirih,daun pepaya, rimpang kunyit dan lain-lain. Selain menggunakan obat-obatan
tersebut bisa juga penanganan dari dismenore tersebut dengan menggunakan terapi
kompres hangat maupun dingin[ CITATION Rus14 \l 1033 ].

REFERENSI

Fadella, C., & Jamaludin, D. N. (2019). Menstruasi: Pengalaman Dan Pengetahuan Siswa Sd
Negeri Prawoto 01. Journal Of Biology Education, 2(2), 184-194.
Kholifah, A. (2015). Gambaran Tingkat Stres Pada Anak Usia Sekolah Menghadapimenstruasi
Pertama (Menarche) Di Sdn Gegerkalong Girang 2. Jurnal Pendidikan Keperawatan
Indonesia, 1(2), 125-130.
Larasati, T., & Alatas, F. (2016). Dismenore Primer Dan Faktor Risiko Dismenore Primer Pada
Remaja. Majority, 79-84.
Maita, L., Nurlisis, & Pitriani, R. (2013). Karakteristik Wanita Dengan Keluhan Masa
Menopause Di Wilayah Kerja Puskesmas Rejosari. Jurnal Kesehatan Komunitas, 2(3),
128-131.
Prayuni, E. D., Imandiri, A., & Adianti, M. (2018). Terapi Menstruasi Tidak Teratur Dengan
Akupunktur Dan Herbal Pegagan (Centella Asiatica (L.). Journal Of Vocational Health
Studies, 86-91.
Rustam, E. (2014). Gambaran Pengetahuan Remaja Puteri Terhadap Nyeri Haid(Dismenore)
Dan Cara Penanggulangannya. Jurnal Kesehatan Andalas, 3(1), 286-290.

Anda mungkin juga menyukai