Anda di halaman 1dari 9

KHUTBAH 1

َ ‫ َف‬.‫الر ِج ْي ِم إِ َّنا أَ ْع َط ْي َنا َك ا ْل َك ْو َث َر‬


‫صل ِّ ل َِر ِّب َك َوا ْن َح ْر‬ ِ ‫ش ْي َط‬
َّ ‫ان‬ ِ ‫أَ ُع ْو ُذ ِبا‬
َّ ‫هلل مِنَ ال‬

Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah,


Mengawali khutbah id pada pagi hari yang penuh keberkahan ini, khatib
berwasiat kepada kita semua, terutama kepada diri khatib pribadi untuk
senantiasa berusaha meningkatkan keimanan dan ketakwaan kita kepada
Allah subhanahu wa ta’ala, kapan pun dan di mana pun kita berada serta
dalam keadaan sesulit apa pun dan dalam kondisi yang bagaimana pun,
dengan cara melaksanakan segenap kewajiban dan menjauhi segala larangan
Allah ta’ala.
Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah,
Hari raya sejatinya adalah hari yang dirayakan setelah seorang hamba
melakukan berbagai ketaatan dan penghambaan kepada Allah ta’ala. Idul Fitri
sejatinya adalah bagi mereka yang telah sungguh-sungguh melaksanakan
ibadah puasa dan berbagai ibadah di bulan Ramadhan. Dan Idul Adha
sejatinya adalah bagi mereka yang telah menjalankan rukun haji yang paling
utama, yaitu wukuf di Arafah, atau bagi mereka yang telah sungguh-sungguh
melakukan ketaatan dan ibadah pada sepuluh hari pertama di bulan
Dzulhijjah. 

Hadirin jamaah shalat Idul Adha rahimakumullah,


Hari raya sejatinya bukanlah hari kegembiraan bagi sebagian orang. Pada hari
raya, semestinya yang berbahagia bukanlah orang-orang tertentu. Seharusnya
kita semua bergembira. Seharusnya kita semua berbahagia. Karena hari raya
sejatinya adalah hari raya seluruh umat. Hari raya adalah kegembiraan umat
Islam di seluruh dunia. Hari raya adalah kegembiraan bersama.
Zakat fitrah yang mengiringi Idul Fitri dan kurban yang mengiringi Idul Adha
adalah bukti bahwa Islam menggariskan agar hari raya melahirkan
kegembiraan bersama. Orang yang mampu berzakat fitrah, maka ia berikan
zakatnya kepada orang-orang yang fakir dan miskin. Orang yang mampu
berkurban, maka ia bagikan daging hewan kurban kepada orang-orang yang
tidak mampu, yang sebagian dari mereka mungkin hanya merasakan daging
setahun sekali. Dengan itu, kegembiraan akan merata. Kegembiraan akan
dirasakan oleh sebanyak-banyaknya umat Islam.

Dari titik ini, kita dapat mengambil kesimpulan bahwa memenuhi kebutuhan
orang-orang yang membutuhkan dan menggembirakan mereka dengan zakat
dan daging kurban adalah sesuatu yang semestinya selalu mengiringi setiap
momen hari raya. Hakikat hari raya adalah kegembiraan bersama, kasih
sayang, empati dan berbagi kepada sesama. 
Hadirin rahimakumullah
Ketika kita berkumpul bersama ayah-ibu kita, bersama anak-anak kita, teman-
teman kita dan orang-orang yang kita cintai dalam rangka makan bersama
pada momen hari raya, ingatlah bahwa di sana masih banyak anak-anak yatim
yang tidak mendapatkan kasih sayang dari orang tua mereka. Di sana ada
janda-janda yang bekerja membanting tulang mencari nafkah untuk
menghidupi anak-anak mereka. Ingatlah bahwa di berbagai tempat banyak
orang yang kehilangan pekerjaan pada musim pandemi ini. Di berbagai
daerah banyak orang kesulitan mencari nafkah akibat covid-19 yang terus
mewabah.  Paling tidak, kita lantunkan doa untuk mereka pada hari yang
penuh keberkahan ini. Pada hari yang semestinya semua orang bergembira,
mereka menahan kesedihan, merasakan perihnya kehidupan dan
menanggung beban hidup yang serba kesulitan. Kita selipkan doa untuk
mereka di tengah kegembiraan kita. 
Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah,
Kita hadirkan dalam hati bahwa pada saat kita membantu orang-orang yang
membutuhkan atau mendoakan mereka, pada hakikatnya kita sedang berbuat
baik kepada diri kita sendiri. Kita renungkan dan kita hadirkan dalam hati
kandungan makna dari ayat-ayat berikut ini:

٧ :‫سورة اإلسراء‬ ِ ُ‫س ْنتُ ْم أِل َ ْنف‬


‫س ُك ْم‬ َ ‫س ْنتُ ْم أَ ْح‬
َ ‫إِنْ أَ ْح‬
Maknanya: “Jika kalian berbuat baik, sejatinya kalian telah berbuat baik bagi
diri kalian sendiri” (QS al-Isra’: 7)

Selain itu sabda nabi yang di riwayatkan oleh HR Muslim bermakna


“Barang siapa membebaskan seorang mukmin dari kesulitan dunia, maka
Allah akan membebaskannya dari suatu kesulitan pada hari kiamat. Barang
siapa memberi kemudahan kepada orang yang dalam kesulitan, maka Allah
akan memberikan baginya kemudahan di dunia dan akhirat. Barang siapa
menutup aib seorang Muslim, maka Allah akan menutup aibnya di dunia dan
akhirat. Allah akan selalu menolong seorang hamba selama hamba tersebut
menolong saudaranya sesama Muslim” (HR Muslim).
Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah,
Kepada mereka yang terdampak Covid-19 atau mengalami masa-masa sulit
dalam hidupnya yang disebabkan berbagai masalah, kita katakan bahwa
musibah yang menimpa kalian tidak sebanding dengan apa yang menimpa
Nabi Ibrahim dan Nabi Isma’il beserta keluarga mereka.
Makna yang dapat di ambil hikmah dalam perjalanan kisah nabi Ibrahim dan
nabi Ismail adalah betapa kita harus sabar dalam menghadapi ujian ataupun
cobaan dari Allah.  Mari kita renungkan bersama, hadirin sekalian. Di tengah
pandemi covid-19 dan berbagai problem hidup, marilah kita meneladani apa
yang diteladankan oleh Nabi Ibrahim dan Isma’il ketika diuji oleh Allah
dengan ujian yang sangat berat tersebut.
Berkat ketakwaan, sikap sabar, tawakal, keteguhan hati dalam menjalankan
perintah Allah dan ketundukan yang total kepada-Nya, Nabi Ibrahim dan
Isma’il pada akhirnya mendapatkan jalan keluar dan pertolongan dari Allah
subhanahu wa ta’ala. Kita harus yakin bahwa di setiap kesulitan pasti ada
kemudahan, jika kita bersabar. Kita harus yakin bahwa di setiap musibah pasti
ada hikmah, jika kita bertawakal. Kita harus yakin bahwa di setiap masalah,
pasti akan kita temukan jalan keluar, jika kita bertakwa. Dan kita yakin bahwa
di setiap kesusahan pasti ada kebahagiaan, jika kita tunduk total kepada Allah
subhanahu wa ta’ala.
Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah,
Akhirnya kita berdoa, semoga Allah menghindarkan negara kita secara khusus
dan seluruh negeri umat Islam secara umum dari segala bala’, musibah,
wabah, melambungnya harga, kemungkaran, keburukan, kekejian, berbagai
kesulitan dan kesusahan. Amin ya Rabbal ‘alamin.

َّ ‫ إِ َّن ُه ه َُو ا ْل َغفُ ْو ُر‬،ُ‫اس َت ْغفِ ُر ْوه‬


‫الر ِح ْي ُم‬ َ ‫أَقُ ْول ُ َق ْول ِْي ٰه َذا َوأَ ْس َت ْغفِ ُر‬
ْ ‫ َف‬،‫هللا ل ِْي َو َل ُك ْم‬

Anda mungkin juga menyukai