terbagi menjadi 2:
Maksudnya adalah masyarakat Nusantara mempelajari agama Hindu dan Buddha melalui
masyarakat India dan China yang datang ke Nusantara.
Masyarakat Nusantara belajar langsung ke India dan China untuk mempelajari agama
tersebut secara mendalam kemudian kembali ke Nusantara sebagai penyebar agama tersebut.
PASIF
1. Teori Brahmana
Teori ini dikemukakan oleh Van Leur. Ia mengemukakan bahwa para kaum brahmana
diundang datang ke Nusantara karena ketertarikan raja-raja yang berkuasa dengan
ajaran agama Hindu dan Buddha.
2. Teori Waisya
Dikemukakan oleh N.J.Krom yang menyebutkan bahwa para pedagang Hindu dan
Buddha penyebar utama agama tersebut di Nusantara. Karena perdagangan pada jaman
dahulu menggunakan jalur laut dan bergantung pada angin, ketika para pedagang ini menetap
di Nusantara, mereka memperkenalkan agama dan kepercayaannya kepada masyarakat.
3. Teori Ksatria
Dikemukakan oleh C.C. Berg. Pada jaman masuknya Hindu-Buddha ke Nusantara, di
daratan India dan China sedang berlangsung perang saudara. Raja-raja yang kalah
peperangan melarikan diri ke Nusantara untuk berlindung. Mereka mendirikan kerajaan
kembali di Nusantara dengan corak-corak yang berhubungan dengan agama Hindu atau
Buddha.
AKTIF
2. Teori Sudra
Para budak dari India dan China datang ke Nusantara karena dibawa oleh pemiliknya.
Mereka berasimilasi dan berakulturasi dengan penduduk sekitar. Hal tersebut membawa
perubahan pada penduduk yang pada awalnya memeluk Animisme dan Dinamisme, berganti
memeluk agama Hindu atau Buddha. Teori ini dikemukakan oleh van Faber.
Asimilasi: Pembauran dua kebudayaan yang Animisme: kepercayaan terhadap nenek
dan hilangnya ciri khas kebudayaan asli moyang
sehingga membentuk kebudayaan baru. Dinamisme: kepercayaan pada benda
punya kekuatan gaib
Akulturasi: Pembauran dua kebudayaan Totemisme: keyakinan bahwa binatang
tapi tidak menghilangkan budaya asli. tertentu merupakan nenek moyang
Kerajaan Kahuripan
7 Prasasti:
1. Prasasti Kebon Kopi: “Ditempat ini terdapat gambar sepasang telapak kaki yang mirip
dengan Airawata, gajah penguasa di Taruma.”
2. Prasasti Tugu: “Dahulu Sungai Candrabhaga telah digali oleh Purnawarman, untuk
mengalirkannya ke laut, lalu dia menitahkan menggali Sungai Gomati, setelah sungai itu
mengalir melintas di tengah-tegah tanah kediaman raja, ia menghadiahkan 1000 sapi kepada
Brahmana.
3. Prasasti Ciaruteun (Ciampea): “Inilah (tanda) sepasang telapak kaki yang seperti kaki
Dewa Wisnu, telapak yang mulia sang Purnawarman”.
5. Prasasti Jambu: "Gagah, mengagumkan dan jujur terhadap tugasnya adalah Sri
Purnawarman dan yang baju zirahnya yang terkenal tidak dapat ditembus senjata musuh.”
Berdiri: ± Abad 7
Pendiri: Dapunta Hyang Sri Jayanasa
Raja: Dapunta Hyang, Sri Indrawarman, ...
Raja Terkenal: Balaputradewa
Letak: Selat Malaka (Palembang), merupakan jalur pelayaran & perdagangan
internasional.
Faktor perkembangan Sriwijaya: Kemajuan kegiatan perdagangan antara India dan
Cina melintasi selat Malaka, sehingga membawa keuntungan yang besar bagi
Sriwijaya.
Prasasti:
1. Prasasti Kedukan Bukit: Dapunta Hyang mengadakan perjalanan suci (Sidhayarta)
dengan perahu dan membawa 2.000 orang. Dia berhasil menaklukkan beberapa daerah.
2. Prasasti Talang Tuo: Doa dedikasi yang menceritakan aliran Buddha Mahayana
4. Prasasti Telaga Batu: Tentang kutukan untuk orang yang berbuat kejahatan di kedatuan
Sriwijaya dan tidak mematuhi perintah dari datu.
Candi: Candi Muara Jambi, Candi Muara Takus, terbuat dari bata merah.
D. Kerajaan Kalingga
Prasasti:
1. Prasasti Canggal, isinya raja Mataram adalah Sanna yang digantikan oleh Sanjaya,
anak Sannaha (saudara perempuan Sanna).
2. Prasasti Kalasan, isinya pendirian bangunan suci untuk dewi Tara dan biara untuk
pendeta oleh Raja Pangkaran atas permintaan keluarga Syaelendra dan Panangkaran
juga menghadiahkan desa Kalasan untuk para Sanggha (umat Buddha).
3. Prasasti Mantyasih, isinya daftar silsilah raja-raja Mataram yang mendahului Rakai
Watukura yaitu Raja Sanjaya, Rakai Panangkaran, Rakai Panunggalan, Rakai Warak,
Rakai Garung, Rakai Pikatan, rakai Kayuwangi dan Rakai Watuhumalang.
4. Prasasti Klurak, menceritakan pembuatan Acra Manjusri oleh Raja Indra (bergelar
Sri Sanggramadananjaya).
Berdiri: Abad 11
Pendiri: Airlangga
Letak: Pasuruan-Madiun.
Raja Pertama: Airlangga
Dibangun dari sisa-sisa istana Kerajaan Medang yang dihancurkan oleh
Sriwijaya pada tahun 1019.
Pada tahun 1045, Airlangga membagi Kahuripan menjadi dua kerajaan untuk
dua puteranya: Jenggala dan Kadiri.
Berdiri: Abad 11
Pendiri: Airlangga
Ibukota: Kahuripan
Kerajaan ini mampu bertahan dalam persaingan sampai kurang lebih 90 tahun
lamanya. Menurut Prasasti Ngantang, Jenggala ditaklukkan oleh Sri Jayabhaya
raja Kadiri, dengan semboyannya yang terkenal, yaitu Panjalu Jayati, atau Kadiri
Menang.
Peninggalan: Candi Prada yang dirusak, Prasasti Turun Hyang (menjelaskan tentang nama
raja Janggala setelah pembelahan ialah Mapanji Garasakan) & Sirah Keting (pertempuran
antara Kediri & Jenggala)
Berdiri: 1222
Pendiri: Ken Arok
Raja: Ken Arok > Anusapati yang suka ngadu ayam > Tohjoyo >
Ranggawuni/Wisnuwardana > Kertanegara > Jayakatwang
Raja Terakhir: Kertanegara. Berhasil menguasai pulau Jawa dan berniat meluaskan
kekuasaannya hingga ke Melayu. Di tahun 1257 kerajaan Singasari berhasil
menguasai kerajaan Melayu melalui ekspedi Pamalayu.
1. Mpu Gandring
2. Kebo Ijo, warga membunuh dengan keris itu karena Kebo Ijo dituduh
membunuh Ametung.
3. Tunggul Ametung
4. Ken Arok.
5. Ki Pengalasan, pengawal Anusapati yang membunuh Ken Arok
6. Anusapati, Anak Ken Dedes
Tohjaya, putra Ken Arok & Ken Umang tidak terbunuh oleh keris ini, namun
terluka oleh lembing.
Pada tahun 1275, Kertanegara berniat memperluas daerah kerajaannya dengan mengirim 14.000
pasukannya untuk menjajah Bhumi Malayu. Selain itu, ekspedisi ini juga bertujuan untuk menahan
adanya kemungkinan serangan dari Mongol.
Awalnya, ekpedisi ini ingin dilakukan secara damai, namun Raja Swarnnabhumi
(Dharmasraya) melakukan perlawanan. Berkat pimpinan Kebo Anabrang, kerajaan Singasari menang.
Ekspedisi ini menimbulkan rasa khawatir raja Mongol. Kubilai Khan mengirimkan utusan (Meng-chi)
menuntut Singasari mengakui kekuasaan Kekaisaran Mongol. Kertanegara menolak tegas, bahkan
utusan Cina itu dilukai mukanya.
Pada 1292, Jayakatwang (bupati Gelanggelang), dengan bantuan Aria Wiraraja, berhasil
memberontak dan menghancurkan Kerajaan Singasari. Pada tahun yang sama, Kubilai Khan
mengirimkan pasukannya untuk menyerang Singasari.
Prasasti:
Berdiri: 1293
Pendiri: Raden Wijaya
Letak: Hutan Tarik
Ibukota: Mojokerto > Trowulan > Kediri
Raja: Raden Wijaya, Jayanegara, Tribhuwana Wijayatunggadewi, Hayam
Wuruk/Rajasanagara
Raja Terakhir: Brawijaya yang katanya dikejar-kejar sama anaknya karena
gak mau masuk Islam
Prasasti:
1. Prasasti Canggu (Trowulan I)
Mengenai aturan dan ketentuan kedudukan hukum desa-desa di tepi sungai
Brantas dan Solo yang menjadi tempat penyeberangan
2. Prasasti Waringin Pitu
Mengungkapkan bentuk pemerintahan dan sistem birokrasi kerajaan
yang terdiri dari 14 kerajaan bawahan yang dipimpin oleh gelar Bhre
Raden Wijaya: Raden Wijaya merencanakan siasat untuk merebut takhta dari
Jayakatwang. Wijaya berjanji, jika ia berhasil, maka daerah kekuasaannya akan dibagi dua
untuk dirinya dan Wiraraja.
Lalu, Wijaya meminta Hutan Tarik sebagai kawasan wisata perburuan dan tempat
bermukim. Menurut Kidung Panji Wijayakrama, salah seorang Madura menemukan buah
maja yang rasanya pahit. Oleh karena itu, desa pemukiman yang didirikan Wijaya tersebut
pun diberi nama Majapahit.
Jayanagara: Banyak pemberontakan oleh pengikut ayahnya, karena Jayanagara adalah
raja berdarah campuran Jawa-Melayu, bukan keturunan Kertanagara murni.
Kemudian datanglah pasukan Tartar yang dikirim Kaisar Kubilai Khan untuk menghukum
raja Jawa. Walaupun sudah mengetahui Kertanegara sudah meninggal, tentara Tartar
bersikeras mau menghukum raja Jawa. Hal ini dimanfaatkan oleh Raden Wijaya untuk
membalas dendam kepada Jayakatwang. Jayakatwang berhasil dihancurkan. Pada waktu
tentara Tartar hendak kembali kepelabuhan, Raden Wijaya menghancurkan tentaraTartar,
Setelah berhasil mengusir tentara Tartar, Raden Wijaya dinobatkan sebagai Raja Majapahit
dengan gelar Sri Kertarajasa Jayawardhana pada tahun 1293.
Kertarajasa meninggal pada tahun 1309. Satu-satunya putra yang dapat menggantikannya
adalah Kalagamet. la dinobatkan sebagai raja Majapahit dengan gelar Sri Jayanagara. Ia
bukanlah raja yang cakap. Selain itu ia juga mendapatkan banyak pengaruh dari Mahapati.
Akibatnya masa pemerintahannya diwarnai dengan adanya beberapa kali pemberontakan.
Pemberontakan yang paling berbahaya adalah pemberontakan Kuti, pada tahun 1319. Kuti
berhasil menduduki ibukota Majapahit, sehingga Jayanagara harus melarikan diri ke desa
Bedander yang dikawal oleh pasukan Bhayangkari dipimpin oleh Gajah Mada.
Pemberontakan Kuti ini berhasil ditumpas oleh Gajah Mada. Karena jasanya Gajah Mada
diangkat sebagai Patih Kahuripan. Pada tahun 1328 Jayanagara mangkat dibunuh oleh tabib
istana, Tanca. Tanca kemudian dibunuh oleh Gajah Mada. Jayanagara tidak meninggalkan
keturunan.
Karena Jayanagara tidak mempunyai keturunan, maka yang berhak memerintah semestinya
adalah Gayatri atau Rajapatni. Akan tetapi Gayatri telah menjadi bhiksuni. Maka
pemerintahan Majapahit kemudian dipegang oleh putrinya Bhre Kahuripan dengan gelar
Tribhuwana Tunggadewi Jayawisnuwardhani. la menikah dengan Kertawardhana. Dari
perkawinan ini lahirlah Hayam Wuruk. Pada tahun 1331 terjadi pemberontakan Sadeng dan
Keta. Pemberontakan yang berbahaya ini dapat ditumpas oleh Gajah Mada. Karena jasanya
Gajah Mada diangkat sebagai Patih Mangkubumi Majapahit. Pada saat pelantikan, Gajah
Mada mengucapkan Sumpah Palapa.
Pada tahun 1364, Patih Gajah Mada wafat ditempat peristirahatannya, Madakaripura, di
lereng Gunung Tengger. Setelah Gajah Mada meninggal, Hayam Wuruk menemui kesulitan
untuk menunjuk penggantinya. Akhirnya diputuskan bahwa pengganti Gajah Mada adalah
empat orang menteri.
Hayam Wuruk wafat pada tahun 1389. Ia disemayamkan di Tayung daerah Berbek, Kediri.
Seharusnya yang menggantikan adalah puterinya yang bernama Kusumawardhani. Namun ia
menyerahkan kekuasaannya kepada suaminya, Wikramawardhana. Sementara itu Hayam
Wuruk juga mempunyai anak laki-laki dari selir yang bernama Bhre Wirabhumi yang telah
mendapatkan wilayah keuasaan di Kedaton Wetan (Ujung Jawa Timur). Pada tahun 1401
hubungan Wikramawardhana dengan Wirabhumi berubah mejadi perang saudara yang
dikenal sebagai Perang Paregreg. Pada tahun 1406 Wirabhumi dapat dikalahkan di dibunuh.
Tentu saja perang saudara ini melemahkan kekuasaan Majapahit. Sehingga banyak wilayah-
wilayah kekuasaannya melepaskan diri.