Jum’at, 6
Agustus - 05.00 - 21.00 Posting IG / Siswa kelas 7, 8
Babak Penyisihan
Kamis, 12 WIB IG TV &9
Agustus
Pengumuman 3
Besar
Jum’at, 13 WA / IG / Walas & Peserta
13.00 WIB (Kecuali Lomba
Agustus 2021 Youtube 3 Besar
Foto, Hanya 1
Babak)
Babak Final
08.00 - 09.00
Lomba Poster
Babak Final
08.00 - 09.00 Lomba Membaca
Puisi
Semua Warga
Babak Final Zoom Meeting
Senin, 16 SMPI PB.
09.15 - 10.15 Lomba Islamic / Youtube (live
Agustus 2021 Soedirman
Story streaming)
Bekasi & Umum
Babak Final
10.30 – 11.30
Lomba Bernyanyi
Pengumuman
13.00 WIB
Juara 1, 2, 3
PERATURAN UMUM BABAK PENYISIHAN
1. Video wajib menggunakan format MP4
2. Video berdurasi minimal 2 menit dan maksimal 15 menit (untuk lomba puisi, islamic
story, dan bernyanyi)
3. Pengambilan video dalam bentuk landscape atau melebar
4. Video asli, tidak diedit (diperbolehkan menambahkan logo sekolah di video)
5. Menyebutkan nama, kelas, dan jenis lomba saat pembukaan video (untuk lomba puisi,
islamic story, dan bernyanyi)
6. Mengupload di IG / IG TV
- Bentuk video (lomba puisi, islamic story, dan bernyanyi)
- Bentuk foto / gambar (lomba poster & foto)
7. Wajib tag akun IG Sekolah (@smppangsoedbekasi) dan akun IG Juri
8. Wajib menuliskan caption nama lengkap dan kelas, serta hastag #LombaPuisi
(tergantung lombanya) #GebyarMuharram #TujuhBelasan #SMPPangsoedBekasi.
1. Peserta lolos ke babak final/3 besar wajib datang ke Sekolah sesuai jadwal lomba
yang ditentukan
2. Peserta wajib hadir 30 menit sebelum acara dimulai
3. Memakai seragam batik Soedirman
4. Membawa alat mewarnai sendiri (pensil warna/crayon/spidol/cat air)
5. Tema : Semangat Menyambut Hari Kemerdekaan NKRI
6. Durasi waktu maksimal 60 menit/1 jam
7. Bila waktu yang ditentukan selesai, peserta diwajibkan berhenti menggambar
8. Keputusan juri mutlak tidak dapat diganggu gugat.
KRITERIA PENILAIAN
1. Kesesuaian Tema
2. Kreatifitas
3. Komposisi
4. Proporsi
5. Kerapihan
PERATURAN LOMBA BERNYANYI
BABAK PENYISIHAN
1. Peserta lolos ke babak final (3 besar) wajib datang ke Sekolah sesuai jadwal lomba
yang ditentukan
2. Peserta wajib hadir 30 menit sebelum acara dimulai
3. Memakai seragam batik Soedirman
4. Menyanyikan salah satu lagu bertema kemerdekaan :
a. 17 Agustus
b. Maju Tak Gentar
c. Bendera (dipopulerkan oleh Cokelat Band)
5. Diperbolehkan memakai alat musik
6. Musik pengiring disiapkan oleh peserta sendiri
7. Keputusan juri mutlak tidak dapat diganggu gugat
8. Kriteria penilaian :
a. Penampilan dan Totalitas / Ekspresi
b. Artikulasi
c. Shonoritas / Suara.
PERATURAN LOMBA MEMBACA PUISI
BABAK PENYISIHAN
1. Peserta yang lolos ke babak final tiga besar wajib datang ke Sekolah sesuai
jadwal lomba yang ditentukan
2. Peserta wajib hadir 30 menit sebelum acara dimulai
3. Memakai seragam batik soedirman
4. Peserta membacakan puisi “SEMBAHYANG RERUMPUTAN” Karya
Ahmadun Yosi Herfanda
5. Durasi waktu membacakan puisi maksimal 10 menit
6. Keputusan juri mutlak dan tidak dapat diganggu gugat
7. Kriteria penilaian:
- Intonasi
- Artikulasi
- Interpretasi
- Ekspresi
- Penghayatan
Pahlawan Tak Dikenal
Karya : Toto Sudarto Bachtiar
Aku rumputan
Kekasih tuhan
Di kota-kota disingkirkan
Alam memeliharaku subur di hutan
Aku rumputan
Tak pernah lupa sembahyang
: sesungguhnya shalatku dan ibadahku
Hidupku dan matiku hayalah bagi allah sekalian alam
Aku rumputan
Kekasih tuhan
Seluruh gerakku
Adalah sembahyang
PERATURAN LOMBA FOTO KELUARGA
(1 BABAK / TIDAK ADA FINAL)
KRITERIA PENILAIAN
1. Kesesuaian Tema
2. Estetika (keindahan)
3. Kreatifitas
4. Kekompakan
PERATURAN LOMBA ISLAMIC STORY
BABAK PENYISIHAN
1. Peserta yang lolos ke babak final tiga besar wajib datang ke Sekolah sesuai
jadwal lomba yang ditentukan
2. Peserta wajib hadir 30 menit sebelum acara dimulai
3. Memakai kostum muslim / muslimah
4. Peserta menyeritakan kisah Hijrah Nabi Muhammad SAW
5. Durasi waktu menyeritakan kisah maksimal 10-15 menit
6. Keputusan juri mutlak dan tidak dapat diganggu gugat.
7. Kriteria penilaian:
a. Interpretasi Naskah
b. Vocal
c. Gesture
d. Kreativitas
e. Kesatuan
HIJRAH NABI MUHAMMAD SAW
Hijrah Nabi Muhammad SAW dilakukan pada tahun 622 M dari Makkah ke Madinah.
Hijrah itu terjadi karena penindasan orang-orang musyrik Quraisy yang luar biasa
terhadap Nabi dan para sahabatnya.
Sejak awal Rasulullah SAW menyampaikan dakwah Islamiyah, kaum kafir Quraisy
terus melakukan permusuhan terhadap Nabi dan para pengikutnya. Pada waktu itu
perlawanan dari kaum musyrik pada umat Islam sangatlah merajalela. Karena hal
ini, Rasulullah SAW menyuruh para sahabat agar berhijrah ke Madinah. Satu demi
satu para sahabat Rasulullah berangkat hijah ke Madinah secara sembunyi-
sembunyi. Mereka meninggalkan tanah kelahiran mereka, rumah tempat tinggal, dan
segala apa yang dicintainya demi menegakkan agama Islam.
Setelah kaum Muslimin Makkah hijrah ke Yastrib (Madinah) atas perintah Nabi,
jumlah kaum Muslimin yang masih berada di Makkah, tinggal sedikit sekali. Dua
orang sahabat Nabi, yaitu Abu Bakar Siddiq dan Ali bin Abi Thalib masih tetap
berada di Makkah bersama Nabi. Nabi Muhammad SAW belum melakukan hijrah
sebelum ada perintah dari Allah SWT. Kaum kafir Quraisy ingin menghentikan upaya
hijrah Nabi. Kemudian para pemuka Quraisy bersidang di tempat bernama Darun
Nadwah untuk merencanakan tindakan yang akan diambil terhadap Nabi
Muhammad SAW. Akhirnya mereka memutuskan bahwa Nabi Muhammad SAW
harus dibunuh.
Kekejaman kaum kafir Quraisy disebutkan dalam Alquran QS Al- Anfal, 8:30. "Dan
(ingatlah), ketika orang-orang kafir (Quraisy) memikirkan daya upaya terhadapmu
untuk menangkap dan memenjarakanmu atau membunuhmu, atau mengusirmu.
mereka memikirkan tipu daya dan Allah menggagalkan tipu daya itu. Dan Allah
sebaik-baik pembalas tipu daya."
Rencana jahat kaum kafir Quraisy itu telah dketahui pula oleh Nabi Muhammad.
Beliau diperintahkan oleh Allah SWT untuk segera berhijrah malam itu juga. Malaikat
Jibril berkata: Muhammad janganlah kamu tidur malam ini di tempat tidurmu, karena
sesungguhnya Allah SWT memerintahkanmu untuk berhijrah ke Madinah," (Ibn al-
Atsir al-Kamil fi al-Tarikh, hal. 72).
Nabi berencana berhijrah ditemani oleh sahabatnya, Abu Bakar. Beliau memberi
tahu Abu Bakar dan sahabatnya itu pun segera mempersiapkan berbagai
perlengkapan untuk berhijrah. Pada suatu malam, kaum kafir Quraisy mengintai
Nabi dan menjumpai Nabi sedang tidur di atas dipannya yang sederhana. Saat itu,
Nabi mengenakan selimut hijau dari Arabia Selatan, tepatnya dari Hadramaut.
Orang-orang musyrik Quraisy merasa tenang, mereka yakin dapat membunuh Nabi
malam itu. Rumah Nabi juga dijaga ketat. Mereka tinggal menunggu waktu yang
tepat untuk melaksanakan pembunuhan terhadap Rasul yang amat dicintai para
sahabatnya. Tanpa mereka ketahui, yang sebenarnya tidur mengenakan Hadramaut
adalah Ali bin Abi Thalib. Ali mempertaruhkan jiwanya agar Nabi bisa keluar dari
rumah dengan selamat. Hijrah Nabi dilakukan pada tanggal 2 Rabiul Awwal tahun
ketiga belas dari kenabian, bertepatan dengan 20 Juli 622 M, Nabi berangkat dari
rumah untuk berhijrah.
Keberangkatan Nabi dari rumah dilakukan malam hari setelah lewat dua pertiga
malam. Nabi ke luar dari rumah, kemudian mengambil segenggam pasir dan
melemparkannya kepada orang-orang Quraisy yang akan membunuh Beliau.
Dengan takdir Allah, orang-orang Quraisy tersebut tertidur sejenak dan tidak
mengetahui Nabi pergi meninggalkan rumahnya. Waktu keluar, Nabi membacakan
awal surat Yasin hingga ayat: "Dan kami adakan di hadapan mereka dinding dan di
belakang mereka dinding (pula), dan kami tutup (mata) mereka sehingga mereka
tidak dapat melihat." (QS. Yasin, 36: 9). Kemudian Nabi pergi menuju ke rumah Abu
Bakar dan mengajak sahabat menuju ke Gua Tsur untuk mencari tempat
persembunyian yang aman sebelum mereka ke Madinah. Pagi harinya, kaum kafir
Quraisy berencana untuk menyerang Nabi saat Beliau akan ke luar shalat Subuh.
Alangkah terkejutnya mereka saat mereka melihat Ali yang keluar dari rumah Nabi.
Ali menolak untuk memberi tahu keberadaan Nabi sehingga mereka bergegas
mencari Nabi ke segenap penjuru Makkah.
Setelah tinggal di Gua Tsur kurang lebih selama tiga hari, Nabi dan Abu Bakar al-
Siddiq melanjutkan perjalanan berhijrah ke Madinah. Mereka menempuh jalan yang
sangat sulit dan bukan jalan biasa yang dilalui orang karena menghindari
pengawasan kaum kafir Quraisy.
Nabi dan Abu Bakar ditemani oleh dua orang sebagai penunjuk jalan dan yang
bertugas mengawal dua ekor unta yang mengangkut Nabi dan sahabatnya yang
sangat dicintainya itu. Perjalanan tersebut sangat berat, namun Rasulullah SAW
beserta sahabat dapat melaluinya dengan penuh keikhlasan.