Anak usia sekolah dengan usia antara 6 sampai 12 tahun, mengalami periode
pertumbuhan fisik yang lambat secara progresif, sedangkan pertumbuhan sosial dan
perkembangan mereka mengalami akselerasi serta peningkatan dalam kompleksitas.
Mereka bergerak kearah pemikiran yang lebih abstrak. Fokus dunia mereka meluas dari
pengaruh keluarga menjadi pengaruh guru, teman sebaya, dan individu lain (mis.,
pelatih, media). anak pada tahap ini menjadi lebih mandiri secara bertahap seraya
berpartisipasi dalam aktivitas diluar rumah. (Kyle & Carman, 2015)
Perkembangan psikososial
Anak usia sekolah berada dalam periode Erikson industri versus inferioritas (Erikson,
1963). anak yang diasuh dan didukung selama periode ini akan mengembangkan
perasaan industri dengan sukses. Inferioritas terjadi bersama kegagalan berulang
dengan dukungan atau kepercayaan yang minim dari orang yang penting bagi anak.
Aktivitas yang berkaitan dengan periode ini meliputi:
1. Pertumbuhan : peningkatan jumlah dan ukuran sel pada saat membelah diri dan
mensintesis protein baru, menghasilkan peningkatan ukuran dan berat sluruh
atau sebagian bagian sel.
2. Perkembangan : perubahan dan perluasan secara bertahap, perkembangan
tahap kompleksitas dari yang lebih rendah ke yang lebih tinggi, peningkatan dan
perluasan kapasitas seseorang melalui pertumbuhan, maturasi serta
pembelajaran.
3. Maturasi : peningkatan kompetensi dan kemampuan adaptasi, penuaan,
biasanya digunakan untuk menjelaskan perubahan kualitatif, perubahan
kompleksitas struktur yang memungkinkan berfungsinya struktur tersebut pada
tingkat yang lebih tinggi.
4. Diferensiasi : proses modifikasi sel dan struktur awal secara sistematikuntuk
mecapai sifat fisik dan kimiawi yang spesifik, terkadang digunakan untuk
menjelaskan kecenderungan massa kearah spesifikasi., perkembangan aktivitas
dan fungsi dari yang sederhana ke yang lebih kompleks.
Masa kanak – kanak pertengahan : 6 sampai 11 atau 12 tahun sering disebut sebagai
“usia sekolah” periode perkembangan merupakan salah satu tahap perkembangan
ketika anak diarahkan menjauh dari kelompok keluarga dan berpusat di dunia hubungan
sebaya yang lebih luas. Pada tahap ini terjadi perkembangan fisik, mental, dan social
yang kontinu, disertai penekanan pada perkembangan kompetensi keterampilan. Pada
tahap ini, kerja sama social dan perkembangan moral dini lebih penting dan relevan
dengan tahap – tahap kehidupan berikutnya. Periode ini merupakan periode kritis
dalamperkembangan konsep diri.
Industry vs inferioritas (6 sampai 1 tahun). Tahap industry adalah periode laten dari
freud. Setelah mencapai tahap yang lebih penting dalam perkembangan kepribadian,
anak – anak siapa untuk bekerja dan berproduksi. Mereka mau terlibat dalam tugas dan
aktivitas yang dapat mereka lakukan sampai selesai., mereka memerlukan dan
menginginkan pencapaian yang nyata. Anak – anak belajar berkompetisi dan bekerja
sama dengan orang lain, dan mereka juga mempelajari aturan – aturan. Periode ini
merupakan periode pemantapan dalam hubungan sosial mereka dengan orang lain.
Rasa ketidakadekuatan atau inferioritas dapat terjadi jika terlalu banyak yang
diharapkan dari mereka atau jika mereka percaya bahwa mereka tidak dapat memenuhi
standar yang ditetapkan orang lain untuk mereka. Kualitas ego yang berkembang dari
rasa industry adalah kompetensi.
Operasional konkret (7 sampai 11 tahun). Pada usia ini cara berpikir menjadi semakin
logis dan masuk akal. Anak – anak mampu mengklarifikasi, mengurutkan, menyusun,
dan mengatur fakta tentang dunia untuk menyelesaikan masalah. Mereka membentuk
konsep baru tentang permanen-konservasi. Mereka menyadari bahwa factor – factor
fisik seperti volume, berat badan, dan julah tetap sama sekalipun tampiulan luarnya
berubah. Mereka mampu menghadapi sejumlah aspek berbeda dalam sebuah situasi
secara bersamaan. Merka tidak memiliki kemampuan untuk menghadapi sesuatu yang
abstrak, mereka menyelesaikan masalah secara konkret dan sistematis berdasarkan apa
yang mereka rasakan. Cara berfikir bersifat induktif. Melalui perubahan progresif dalam
proses berpikir dan berhubungan dengan orang lain, cara berpikir tidak lagi terlalu
berpusat pada diri sendiri. Mereka dapat mempertimbangkan sudut pandang orang lain
yang berbeda dan sudut pandang mereka sendiri. Cara berpikir menjadi semakin
tersosialisasi.
Operasional Formal (11 sampai 15 Tahun). Cara berpikir operasional formal dicirikan
dengan adaptabilitas dan fleksibilitas. Remaja dapat berpikir menggunakan istilah –
istilah abstrak, menggunakan symbol abstrak, dan menarik kesimpilan logis dari
serangkaian observasi. Jika A lebih besar dari B, dan B lebih besar dari C, symbol mana
yang paling besar ? (jawabannya adalah A). mereka dapat membuat hipotesis dan
mengujinya, mereka dapat mempertimbangkan hal – hal yang bersifat abstrak, teori,
dan filosofi. Meskipun mereka mungkin bingung antara suatu yang ideal dan yang
praktis, sebagian besar kontradiksi di dunia dapat diatasi dan diselesaikan.
Tingkat konvensional. Pada tahap ini anak – anak terfokus pada kepatuhan dan
loyalitas. Mereka menghargai pemeliharaan harapan keluarga, keompok atau Negara
tanpa mempedulikan konsekuensinya. Perilaku yang disetujui dan disukai atau
membantu orang lain dianggap sebagai perilaku yang baik. Seseorang mendapat
persetujuan dengan bersikap “baik”. Mematuhi aturan, melakukan tugas sseorang,
menunjukkan rasa hormat terhadap wewenang, dan menjaga aturan sosial merupakan
perilaku yang tepat. Tingkat ini berkaitan dengan tahap operasional konkret dalam
perkembangan kognitif. (Wong,2009)
Kozier, B. (2011). Buku Ajar Fundamental Keperawatan: Konsep, Proses, & Praktik, Ed.7,
Vol 1. Jakarta: EGC.