Expedition To Downstream Citarum River by Wanadri Bahasa 121105212806 Phpapp01
Expedition To Downstream Citarum River by Wanadri Bahasa 121105212806 Phpapp01
4
Menurut penduduk setempat, sampai menjelang akhir tahun 80-an, kawasan ini dulunya memiliki kawasan hutan
bakau yang luas. Monyet banyak ditemui disini, demikian juga satwa lain seperti burung dan ular.
5
Kini kondisinya jauh berbeda. Dengan semakin pesatnya
perkembangan penduduk di daerah ini, beralihnya fungsi
lahan hutan bakau menjadi lahan usaha dan permukiman,
maka keberadaan satwa tersebut semakin tersingkir dan
jarang terlihat.
6
Masalah banjir yang datang setiap tahun antara bulan
Desember dan Februari pun menyebabkan kerugian
bagi penduduk setempat, seperti usaha tambak ikan
merugi, gagal panen, dan penyakit.
7
Bencana akibat daya rusak air sepertinya tidak berhenti sampai di sini. Bahaya Abrasi masih terus mengancam
hingga saat ini. Pada beberapa puluh tahun yang lalu bibir pantai masih sekitar 200 hingga 300 meter dari bibir
pantai yang terlihat saat ini (Republika, 16 Juni 2007). Dalam dua tahun terakhir ini abrasi yang terjadi nampak
semakin parah. Penggerusan pantai ini dikatakan telah menghilangkan sekitar seribu hektar lahan tambak petani.
Penduduk sekitar menengarai bahwa pencurian pasir laut dan kerusakan hutan mangrove sebagai penyebab
percepatan terjadinya abrasi (Koran Tempo, 19 Agustus 2004).
8
Sekilas Potret
Masyarakat Muara
xx
Sekilas Potret
Masyarakat Muara
10
Ada juga masyarakat di tepi sungai yang mencari
nafkah dengan melayani penyeberangan sungai
menggunakan perahu kayu. Transportasi air ini
menjadi pilihan masyarakat sekitar untuk bepergian
karena lebih murah dan relatif lebih cepat untuk
mencapai pusat perdagangan seperti daerah
Marunda/Cilincing. Sesekali terlihat kapal yang
menjual barang kelontong.
11
Rumah-rumah di perkampungan ini sebagian besar terbuat dari bahan gedhek (anyaman dinding bambu), tripleks dan
kayu. Jika musim angin, banyak rumah yang dinding dan atapnya terbawa angin. Jika hujan, kebocoran di dalam
sebagian besar rumah adalah hal yang biasa.
Sebagian besar masyarakat di perkampungan ini melakukan kegiatan mandi, cuci dan kakus (MCK) langsung di sungai.
Belum terlihat fasilitas pengelolaan sampah, sehingga sampah menumpuk, baik di kampung maupun aliran sungai.
12
13
14
15
Potret Sekilas Masyarakat Muara
Ibu Wani
Ibu Wani (55 tahun), sehari-harinya berjualan
gorengan. Dalam sehari keuntungan yang diperoleh
sekitar Rp 15.000-20.000. Ibu Wani memiliki 5
orang anak, dengan yang paling bungsu berumur 11
tahun dan masih duduk di bangku SD.
16
Kampungnya baru dilanda angin kencang. Rumah anak
sulungnya terangkat terbawa angin hampir seluruh bagian
dinding dan atapnya, sehingga tidak lagi dapat ditempati.
17
Pencemaran Air
Berkah atau Bencana?
Perilaku masyarakat umum dan perindustrian yang
memperlakukan Citarum sebagai tempat sampah
dan lokasi pembuangan limbah memang sangat
memprihatinkan.