Anda di halaman 1dari 25

Muhammad Fawzy Ismullah M., S.Si., M.T.

199111092019031010
Tujuan
Setelah mempelajari bab ini, mahasiswa akan dapat:
 Menjelaskan kesetimbangan panas
 Mengkonversi suhu Fahrenheit ke Celsius dan Reamur dan
sebaliknya
 Menjelaskan sifat-sifat pemuaian benda
 Memahami perpindahan kalor dan koversi energi
III.1 SUHU DAN TERMOMETER
sistem yang telah mencapai kesetimbangan
panasnya haruslah mempunyai suhu yang sama di
seluruh bagiannya

“Hukum ke-nol Termodinamika” (zeroth low of


thermodynamics).
untuk memberi ukuran pada suhu itu maka terlebih
dahulu harus ditetapkan skala alat pengukur

“skala termometer”
Termometer skala Celcius

skala suhu berdasarkan perubahan wujud air murni


dimana pada tekanan 1 atmosfer angka nol
termometer diletakkan pada titik beku air dan pada
titik didihnya diletakkan angka 100 dengan skala
suhu 1/100 bagian antara titik beku dan titik didih air
Termometer skala Reamur
mendefinisikan skala suhu termometer pada
tekanan 1 atmosfer titik beku air pada angka 0
sedang pada titik didih air pada angka 80, dimana
antara titik beku dan titik didih air dibagi atas 80
skala yang sama
tR = 4tC/5

Termometer skala Farenheit


Dalam hal ini titik beku air diletakkan pada angka
32 sedang titik didih pada angka 212 dimana skala
suhunya merupakan 1/180 bagian antara kedua
titik tersebut
tF = 32oF + 9tC/5
fakta penelitian di bidang termodinamika
menunjukan bahwa dialam ini terdapat adanya “suhu
mutlak” terkecil

“skala suhu kelvin”


Dalam hal ini suhu terkecil itu diambil sebagai titik
O mutlak yang terletak pada angka – 273,16oC
(dalam perhitungan praktis dibulatkan menjadi –
273 oC) T = t + 273,16oC
III.2 PEMUAIAN BENDA PADAT DAN BENDA
CAIR AKIBAT PERUBAHAN SUHU
1.Pemuaian Panjang
Dari hasil pengamatan ternyata bahwa perubahan panjang akibat pemanasan sebanding
dengan panjang sebelum diberi tambahan panas dan sebanding pula dengan perubahan
suhu sebagai akibat pemanasan . Jadi menurut uraian kita ini perubahan panjang itu.

Δl ∞ lo Δt atau Δl = α lo Δt

dimana : lo = panjang mula-mula, Δt = perubahan suhu


Δl = perubahan panjang akibat pemanasan, α = koefisien muai panjang
Dengan demikian panjang l setelah pemanasan akan diberikan oleh :
l = lo + Δl = lo + lo α Δt = lo ( l + α Δt )

Dengan mensubsitusikan
Δt = t – to
2. Pemuaian Luas
tinjaulah suatu keping empat persegi panjang (misalnya dari suatu bahan logam),pada suhu
Sekarang to, sisi-sisinya adalah ao dan bo selanjutnya kita panaskan hingga suhunya menjadi t,
maka panjang sisi-sisinya sekarang akan menjadi a dan b.

bo b
ao a
Menurut sifat muai panjang maka :
a = ao (l + α (t-to) ) dan b = bo (l + α (t-to))
Sehingga luasnya sekarang menjadi :
A = ao bo { l + α (t-to)}{ l + α (t-to)} = Ao{l+2α(t-to)+α2(t-to)2}
berhubungan karena α kecil sekali, maka α2<<α sehingga kita dapat mendekati

A = Ao {l +2α(t-to)} = Ao {l + β (t-to)}

Dimana β = 2α merupakan koefisien muai luasan


3. Pemuaian Volume
Untuk mudahnya analisa disini kita tinjau pararel epipedium siku-siku, yang
pada suhu to misalkan panjang rusuk-rusuknya adalah ao,bo dan co. Berikutnya
kita panaskan hingga suhu t, maka rusuk-rusuknya sekarang menjadi a,b dan c.

c0 c

b
a0 a

Akibatnya volumenya akan menjadi


V = aoboco { 1 + α (t – to)}3
= Vo { 1 + 3α (t – to)}+3α2 (t – to)2 +α3 (t – to)3}
berhubungan karena α kecil sekali, maka α2<<α sehingga kita dapat mendekati

V = Vo { l + 3α (t – to)} = Vo {l + γ (t-to)}
Dimana γ = 3α menyatakan koefisien muai volume
Selanjutnya dengan mudah dapat kita pahami bahwa akibat
pemanasan tersebut massa benda dapat dianggap tidak
berubah. Jadi disini dipenuhi sifat invariansi massa benda
terhadap pemanasan. Dengan demikian dipenuhi
ρo Vo = ρ V = ρ Vo (l + γ Δt)
Sehingga diperoleh :
o o
 
1  t  1   t  to 
ρo = massa jenis benda pada suhu to
ρ = massa jenis benda pada suhu t

Dari rumus diatas dengan jelas tampak bahwa massa jenis


benda akan makin kecil bila suhunya dinaikkan.
Material Koefisien Muai Panjang Koefisien Muai
α (oC)-1 x 10-6 Volume
Γ (oC)-1 x 10-6
Padat
Aluminium 25 75
Kuningan 19 56
Besi atau Baja 12 35
Timah 29 87
Gelas (pirex) 3 9
Gelas (biasa) 9 27
quarts 0,4 1
Beton atau batu ≈ 12 ≈ 36
bata 1,4-3,5 4-10
Marmer
Cair 950
Bensin 180
Mercuri 1100
Etil Alkohol 500
Glycerin 210
Air
Gas 3400
Udara (dan gas-gas
lain pada tekanan
atmosfer)
III.3 KALOR
“kalor” merupakan suatu kuantitas panas dinyatakan dalam satuan kalori

Satu kalori didefinisikan sebagai kuantitas panas yang


diperlukan untuk menaikkan suhu satu gram air murni (H2o)
dari 19,5oC
Penyelidikan yang dilakukan oleh Joule bila tenaga mekanik
yang diberikan pada suatu sistem dapat diisolir sedemikian
rupa sehingga tak ada tenaga yng hilang, maka dari hasil
eksperimen itu tenaga mekanik 4,2 joule setara dengan 1
kalori
4,2 joule = 1 kalori.
Setelah definisi satuan panas kita definisikan maka segera kita dapat
merumuskan hubungan antara kuantitas kalor dengan perubahan suhu.
Dalam hal ini andaikan kalor yang diperlukan untuk menaikan suhu m
gram suatu benda dari to ke t1 = to + Δt, kita lambangkan dengan ΔQ,
maka
ΔQ ∞ m (t1 – to) = c m Δt
Dengan demikian kita dapat mendefinisikan
lim 1 Q 1 dQ
c 
t  0 m t m dt
Sebagai “ kalor jenis “ suatu benda. Jadi nyatalah bahwa besarnya kalor
yang diserap suatu benda jika suhunya dinaikan sebesar Δt adalah
ΔQ = m c Δt
A. Panas Pembakaran: Kalori Makanan
 Nilai energi dari makanan yang masuk kedalam tubuh dinyatakan dalam
bentuk kalori, yakni panas atau satuan energi dalam.
 Untuk mendapatkan keakuratan pengukuran dari energi yang tersedia
dalam tubuh tidak dapat dilakukan karena substansi seperti selulosa
tidak dapat dibakar dalam kalorimeter.
 Terdapat 3 jenis makanan pokok yakni protein, karbohidrat dan lemak
yang akan diperlihatkan kira-kira hasilnya sama dengan panas ketika
dibakar di luar tubuh dan ketika digunakan dalam tubuh.
 Seluruh aktivitas tubuh termasuk berpikir memerlukan energi.
 Perubahan energi dari makanan dalam tubuh menjadi kerja mekanik
seperti berjalan, mengangkat beban dll., merupakan contoh hanya
sebahagian kecil penggunaan energi dalam tubuh.
 Pada keadaan istrahat, konsumsi energi tubuh terutama digunakan oleh:
otot rangka dan jantung sebesar 25%, otak (19%), ginjal (10%), hati dan
limpa (27%).
 Sisanya 19% digunakan oleh sistem yang lain seperti sistem pencernaan,
dll.
Nilai energi No Jenis Makanan a b c

1 Glukosa 3,8 1,6 x 107 21,0x106


dari 2 Karbohidrat 4,1 1,72 x 107 22,2x106

Beberapa 3 Protein 4,1 1,72 x 107 18,0x106


4 Lemak 9,3 3,89 x 107 19,7x107
Jenis 5 Appel 0,64 0,27 x 107

Makanan 6 Buncis 3,54 1,49 x 107

a. Kandungan Kalori 7 Roti 2,66 1,12 x 107


(kkal/gram) 8 Mentega 7,95 3,34 x 107

b. Energi yang dibebaskan 9 Coklat 5,70 2,39 x 107


10 Keju 3,93 1,65 x 107
per-kg dikonsumsi (J/kg)
c. Energi yang dibebaskan 11 Krimer 40% 3,81 1,60 x 107
per-satuan Vol.O2 yg 12 Telur 1,62 0,68 x 107
dikonsumsi (J/m3) 13. Nasi 1,12 0,47 x 107
B. HUKUM KEKEKALAN ENERGI DALAM
TUBUH
 Misalkan kalor yang masuk kedalam sistem pada selang suhu tertentu
adalah Q.
 Menurut teori kinetik gas, mula-mula kalor tersebut diserap oleh sistem
(energi dalam sisitem) U dan digunakan mengangkat penutup pada posisi
(1) menjadi posisi (2).
dQ = dU + dW
 “Hukum Termodinamika I
 Kekekalan energi di dalam tubuh
 Perubahan simpanan 
energi dalam tubuh yakni 
    Pengeluara n  Kerja yang dilakukan
makanan, energi, lemak tubuh   panas tubuh 
 
dan panas tubuh 

 Pada proses oksidasi melalui pembakaran terjadi pembebasan panas


(kalor). Pada proses oksidasi dalam tubuh, panas dibebaskan sebagai
energi metabolisme. Kecepatan pembentukan energi disebut laju
metabolisme
 Proses oksidasi glukosa (C6H12O6) adalah suatu bentuk umum dari gula
yang digunakan untuk pemberian makanan pada intravena dan sumber
energi utama bagi otak.

C6H12O6  6O2  6H 2O  6CO2  2,87 106 J

 1 mol glukosa (0,18 kg) berikatan dengan 6 mol O2 (0,192 kg)


menghasilkan 6 mol H2O (0,108 kg) dan dan 6 mol CO2 (0,264 kg) serta
membebaskan energi panas 2,87 x 106 J
 1 mol adalah jumlah zat yang mengandung atom atau molekul yang sama
banyaknya dengan atom pada 0,012 kg C12 (karbon 12).
 Untuk gas, 1 mol gas sama dengan 22,4 liter.
 Energi yang dibebaskan untuk setiap kg glukosa
2,87x10 6
  16  10 6 J / kg
0,180
 Energi yang dibebaskan untuk setiap m3 O2 yang digunakan
2,87  10 6
  21  10 6
J / m 3

6  22,4 x10 3
 Volume O2 yang digunakan dan CO2 yang dihasilkan per-kg glukosa
6  22,4  10 3
  0,75 m 3 / kg
0,180
 Dalam keadaan istrahat total, orang normal akan mengonsumsi energi
dengan kecepatan sekitar 92 kkal/jam atau sekitar 100 W.
 Tingkat konsumsi energi disebut laju metabolisme basal (basal metabolic
rate, BMR) adalah jumlah energi yang diperlukan untuk melakukan
fungsi tubuh minimal (misalnya bernapas dan memompa darah ke arteri)
dalam keadaan istrahat.
Suhu (oC)

100
Fase uap
C D

A 0 Fase transisi es ke air


Q
-25

Pada diagram tampak bahwa pada daerah penelitian antara dua wujud
maka tampak bahwa suhu benda tidak berubah namun terjadi perubahan
kalor. Pada peralihan tersebut Q sebanding dengan massa benda (Q ∞ m)
dengan demikian menurut grafik diatas
Qo – Qc = Q ( penguapan air )= u m
Dimana u = panas penguapan / pengembunan air, dan
Q1 – Qo = Q ( peleburan es ) = L m
Dimana L = panas peleburan / pembekuan air.
Perlu dicatat disini bahwa dalam praktek untuk keperluan perhitungan yang
tidak teliti biasanya diambil u = 540 kalori/gram dan L = 80 kalori/gram
III.4 PERPINDAHAN KALOR DAN DAYA HANTAR
KALOR
 Melalui tiga cara , yaitu secara konveksi, radiasi dan konduksi
(hantaran).
 Konveksi disebabkan oleh aliran fluida dari daerah panas ke daerah
yang dingin.
 Radiasi disebabkan oleh pancaran kuanta materi yang membawa
tenaga dari suatu sumber radiator ke daerah sekitarnya.
 Konduksi adalah proses perpindahan panas karena gerak kacau
atom/ molekul atau elektron bebas dari suatu benda akibat
pemanasan
 tinjaulah suatu lempeng konduktor panas
yang tebalnya l dan luas penampang A
t1 t2
dengan selisih suhu antara kedua belah
permukaannya adalah ΔT = T2 – T1.
 kalor per satuan waktu :

H   K T2  T1 
A
l
dengan
K = Koefisien daya hantar ( kalori/det.cmoC)
Contoh

Temperatur tubuh n normal adalah 98,6oF.


Berapakah temperatur normal tubuh jika
dinyatakan dalam Celcius ?
Contoh
Jika seseorang beratnya 75 kg dimana diasumsikan mempunyai panas jenis
0,8 kal/gramoC. Berapa banyak energi dalam yang dibutuhkan untuk
menaikkan suhu tubuhnya dari 98,6oF menjadi 100,4oF bila tidak
melakukan kerja.

Anda mungkin juga menyukai