SEHAT
Laporan Promosi Kesehatan
Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Promosi Kesehatan
Dosen Pembimbing :
Dr. Kun Aristiati Susiloretni, SKM, M.Kes
Disusun Oleh :
Salma Sekar Madani
P1337431218037
Penyusun
I. Latar belakang
Gizi merupakan suatu zat yang dibutuhkan oleh semua makhluk hidup .
Gizi yang cukup sangat penting digunakan untuk memenuhi kebutuhan gizi
seseorang. Asupan gizi yang kurang atau berlebih dapat memicu terjadinya
masalah kesehatan. Kelebihan asupan gizi dapat meningkatkan resiko obesitas
pada seseorang. Obesitas merupakan terjadinya penumpukan lemak secara
berlebihan didalam tubuh, hal ini disebabkan karena terjadinya
ketidakseimbangan antara jumlah kalori yang masuk dengan jumlah kalori yang
dikeluarkan(Nurrahmawati & Fatmaningrum, 2018). Seseorang dikatakan obesitas
apabila memiliki IMT > 25 Kg/m2, dan lingkar perut pada laki-laki sebesar > 90
cm, sedangkan lingkar perut pada wanita sebesar > 80 cm (Santi et al., 2018)
Selain itu, dampak jangka pendek dari obesitas yaitu penderita mengalami
gangguan pernapasan, gangguan sendi, masalah psikososial, dan penurunan
aktivitas fisik. Obesitas memiliki efek mekanik yang penting untuk perubahan
fisiologi paru; gejala yang timbul mirip asma. Obesitas menyebabkan penurunan
sistem komplians paru, volume paru, dan diameter saluran napas perifer.
Akibatnya, terjadi peningkatan hiperreaktivitas saluran napas, perubahan volume
darah pulmoner, dan gangguan fungsi ventilasi perfusi (Utama, 2015). Penurunan
volume paru berhubungan dengan berkurangnya diameter saluran napas perifer
menimbulkan gangguan fungsi otot polos saluran napas. Hal ini menyebabkan
perubahan siklus jembatan aktin-miosin yang berdampak pada peningkatan
hiperreaktivitas dan obstruksi saluran napas (Cahaya, 2019).
Seseorang yang memiliki berat badan yang berlebih dan obesitas dapat
menyebabkan peningkatan kadar hormon tertentu dan peradangan yang dapat
meningkatkan risiko terjadinya beberapa jenis kanker diantaranya tumor pada
meninges, adenokarsinoma pada esophagus, multiple myeloma (kanker sel
darah), kanker ginjal, kanker uterus, kanker ovarium, kanker thyroid, kanker
payudara (post-menopausal women), kanker hati, kanker kantung empedu, upper
stomach cancer, kanker pancreas serta kanker kolon dan rectum (Irmayanti,
2020). Kanker payudara merupakan kondisi terdapatnya tumor ganas akibat sel-
sel payudara yang tumbuh dan berkembang tidak terkendali dan menyebar
diantara jaringan atau organ di dekat payudara maupun bagian tubuh lainnya
(Arafah, 2018). Menurut penelitian yang dilakukan Anggorowati (2013), orang
yang memiliki riwayat kegemukan berisiko 2,38 kali mengalami kanker payudara
dikarenakan wanita dengan indeks massa tubuh yang besar akan meningkatkan
sintesis estrogen yang mempengaruhi poliferasi jaringan payudara. Selain itu,
wanita yang mengalami obesitas setelah menopause berisiko 1,5 kali lebih besar
mengalami kanker payudara dibandingkan dengan wanita yang memiliki berat
badan normal (Irmayanti, 2020).
Diabetes mellitus (DM) adalah penyakit yang ditandai dengan kadar gula
yang tinggi melebihi nilai normal yang terjadi karena kelainan sekresi insulin, kerja
insulin maupun keduanya. Penyebab dari kelainan sekresi insulin yaitu gaya
hidup yang tidak sehat sehingga dapat memicu terjadinya diabetes (Rahayu,
2014). Menurut penelitian yang dilakukan (Trisnawati, 2012) menunjukkan
seseorang yang obesitas mempunyai resiko 7,14 kali lebih besar mengalami
diabetes mellitus dibandingkan dengan seseorang yang tidak obesitas. Adanya
pengaruh obesitas terhadap diabetes mellitus disebabkan oleh pola makan yang
tidak sehat seperti mengonsumsi karbohidrat, protein dan lemak dengan jumlah
yang tinggi dan tidak diimbangi dengan aktivitas fisik yang cukup. Hal ini
menyebabkan terjadi peningkatan asam lemak atau Free Fatty Acid (FFA) dalam
sel. Peningkatan FA akan menurunkan translokasi transporter glukosa ke
membran plasma sehingga menyebabkan resistensi indilin pada jaringan otot dan
adiposa (Teixeria-Lemos dkk,2011).
I. TUJUAN
a) Tujuan Umum
b) Tujuan Khusus
1) Menurunkan kejadian overweight/obesitas pada ibu di masyarakat
dengan memberikan intervensi berupa memperbaiki perilaku makan
2) Meningkatkan aktivitas fisik ibu overweight/obesitas di masyarakat
3) Meningkatkan pengetahuan terkait obesitas dan pemilihan makan yang
benar.
II. APAKAH PENYEBAB OBESITAS?
Pada mereka dengan tingkat stres dan aktivitas fisik yang sama, semakin
berat aktivitas fisik, semakin kecil risiko obesitas. Subjek yang beraktivitas fisik
sedang berisiko 0,4 kali lebih kecil untuk mengalami obesitas dibandingkan
dengan yang beraktivitas fisik ringan. Subjek yang beraktivitas fisik berat
berisiko 0,6 kali lebih kecil untuk mengalami obesitas daripada yang beraktivitas
fisik ringan. Pada responden yang berusia dan aktivitas fisik yang sama,
semakin berat tingkat stres, semakin besar risiko obesitas. Subjek yang
mengalami stres sedang berisiko 4,6 kali lebih besar untuk mengalami obesitas
daripada yang mengalami stres ringan. Memiliki > 2 jam aktivitas luar ruangan
dibandingkan dengan ≤2 jam dikaitkan dengan risiko yang lebih rendah untuk
masuk kelompok kelebihan berat badan (OR = 0.81; p <.001) atau obesitas
(OR = 0.85; p = .004) (Zhang, 2018)
b) Tingkat pendidikan
c) Management stress
Kekurangan vitamin D, niasin, folat, vitamin B6, vitamin B12, lemak dan
omega-3 meningkatkan kerentanan terhadap stress dan depresi. Stres pada
umumnya lebih banyak terjadi pada wanita daripada pria, secara fisiologis otak
wanita lebih kecil daripada otak pria, namun demikian otak wanita bekerja 7-8
kali lebih keras dibandingkan pria. Stres pada wanita memicu perubahan
biokimia pada tubuh sehingga memancing nafsu makan berlebih hingga
menyebabkan obesitas. Wanita yang mengalami stress cenderung memilih
makanan berkarbohidrat yang mengandung lemak tinggi. Hasil penelitian ini
berdasarkan risiko stress, menunjukkan keadaan mental emosional terganggu /
stress sebesar 7,9% menderita obesitas dan 4,5% tidak menderita obesitas.
Berdasarkan hasil uji statistik dengan menggunakan OR, diketahui bahwa
keadaan mental emosional terganggu/ stress merupakan factor risiko terhadap
kejadian obesitas dengan nilai OR = 1,814 (CI 95%: 0,512-6,430), dan tidak
signifikan secara statistik dikarenakan nilai lower limit dan upper limit (LL-UL)
mencakup nilai 1.
e) Menyusui
f) Tidak sarapan
Makan pagi atau sarapan adalah hal yang paling banyak orang lupakan.
Sehingga, biasanya seseorang baru mulai makan pada siang hari. Hal tersebut
banyak terjadi dikarenakan malas untuk sarapan, terlambat berangkat ke
kantor, atau terlambat bangun tidur. Mereka lebih memilih makanan cepat saji
karena cara penyajiannya yang cepat serta dapat menghemat waktu (Hasna,
Supadi and Yuniarti, 2018).
g) Fast food
Konsumsi makanan cepat saji terkait dengan penambahan berat badan dan
obesitas. Konsumsi makanan cepat saji yang berlebihan bisa meningkatkan
risiko obesitas dan penyakit terkait obesitas. (MOHAMMAD BEIGI et al., 2018).
Pada umumnya makanan fast food memiliki kandungan lemak, garam, energi
yang lebih tinggi dan serat yang lebih rendah. Sehingga, dapat memicu
obesitas dan penyakit terkait. Penyakit terkait obesitas ini merupakan penyakit
tidak menular, seperti penyakit yang berkaitan dengan kardiovaskular, diabetes,
hipertensi, gout, dll.
Selama masa tindak lanjut kami mengamati 1939 kasus kejadian kelebihan
berat badan dan kegemukan. Dalam model multivariat, saat kami menilai resiko
kelebihan berat badan dan obesitas menurut kuartil ultra proses konsumsi
makanan. Peserta dengan asupan makanan ultra proses lebih tinggi (kuartil
tertinggi) menunjukkan 26% risiko yang relatif lebih tinggi untuk mengalami
kelebihan berat badan atau obesitas daripada mereka di kuartil terendah (HR:
1.26; 95% CI: 1.10, 1.45). Perkiraan menunjukkan tren linier yang signifikan
secara statistik (P = 0,001). Kurva Nelson-Aalen menunjukkan insiden
kelebihan berat badan dan obesitas yang lebih tinggi dengan peningkatan
kuartil dasar dari asupan makanan yang diproses secara ultraproses.
j) Kebiasaan makanan
k) Bentuk tubuh
l) Pekerjaan
m) Durasi tidur
2) Reinforcing factor
a) Gen
b) Lingkungan prenatal
Risiko memiliki bayi dengan berat lahir di atas 4,0 kilogram tidak berbeda
untuk wanita obesitas sedang versus nonobese (masing-masing 9% dan 8%)
tetapi meningkat secara nyata (33,3%) pada obesitas masif h '= 12,47, p <
0,0001).
c) Dukungan sosial
d) Keluarga
Hasil menunjukkan bahwa faktor-faktor di dalam lingkungan keluarga
secara umum, termasuk fungsi keluarga dan kualitas hubungan keluarga,
mungkin menjadi faktor penting untuk ditangani dalam intervensi desain untuk
mendukung perilaku sehat dan status berat badan.
Umumnya pada terutama pada wanita yang sudah menikah banyak yang
mengalami obesitas sentral. Hal ini dikarenakan responden yang berstatus
menikah dan janda berusia lebih tua, sudah pernah melahirkan, dan sudah
mengalami menopause.Prevalensi obesitas sentral lebih tinggi pada orang
yang telah menikah karena kurangnya aktivitas fisik setelah menikah dan
perubahan pola makan yang menyesuaikan pasangan.
b) Globalisasi
c) Iklan
Paparan iklan junk food ≥49 iklan/hari menunjukkan hubungan yang signifi
kan terjadinya risiko obesitas dengan OR sebesar 1,7 dan jika paparan iklan
untuk food meningkat menjadi >60 iklan/hari, maka risiko obesitas akan
meningkat 2,19 kali. Satu jam kenaikan dalam menonton TV berhubungan
dengan penambahan 167 kkal/hari (95% CI: 136-198 kkal/hari; p<0,001) dan
dengan peningkatan konsumsi makanan yang diiklankan di TV (Nurwanti,
Hadi and Julia, 2013).
Siswa yang menggunakan akses sosial media lebih dari 5 jam mempunyai
peluang7.358 kali untuk memiliki kelebihan berat badan siswa dibandingkan
siswa yang menggunakan akses sosial media kurang dari sama dengan 5 jam
untuk memiliki kelebihan berat badan siswa (95% CI; OR = 0.955 ; 56.709).
Paparan iklan junk food ≥49 iklan/hari menunjukkan hubungan yang signifi
kan terjadinya risiko obesitas dengan OR sebesar 1,7 dan jika paparan iklan
unk food meningkat menjadi >60 iklan/hari, maka risiko obesitas akan
meningkat 2,19 kali. Satu jam kenaikan dalam menonton TV berhubungan
dengan penambahan 167 kkal/hari (95% CI: 136-198 kkal/hari; p<0,001) dan
dengan peningkatan konsumsi makanan yang diiklankan di TV (Nurwanti,
Hadi and Julia, 2013).
e) Norma sosial
f) Edukasi kesehatan
Alat peraga ini disusun berdasarkan prinsip bahwa pengetahuan yang ada
pada setiap manusia diterima atau ditangkap dengan panca indera. Semakin
banyak indera yang digunakan untuk menerima sesuatu maka semakin banyak
dan semaki jelas pula pengertian/pengetahuan yang diperoleh. Dengan perkataan
lain, alat peraga ini dimaksudkan untuk mengerahkan indera sebanyak mungkin
kepada suatu objek sehingga mempermudah pemahaman (Notoatmodjo, 2007).
Media Penyuluhan :
1. Komunikasi langsung, baik melalui percakapan tatap muka atau lewat media
tertentu (telepon, facimile) yang memungkinkan penyuluh dapat
berkomunikasi secara langsung (memperoleh respon) dari penerima manfaat
dalam waktu yang relatif singkat terjadi interaksi interpersonal.
2. Komunikasi tak langsung, baik lewat perantaraan orang lain, lewat surat, atau
media yang lain, yang tidak memungkinkan penyuluh dapat menerima respon
dari penerima manfaat dalam waktu yang relatif singkat.
Recall Pertama
Recall Kedua
Intervensi Kedua
b) Sumber data
Sumber data penelitian ini merupakan sumber data primer yang didapat
langsung dari narasumber/sampel saat wawancara secara daring maupun
luring.
c) Sampel
Mahasiswa mengambil 2 sampel ibu yang berusia 30 - 60 tahun dengan
status gizi overweight atau obesitas. Dengan rincian sebagai berikut:
1. Nama : Sumariati
Umur : 36 tahun
BB : 83.1
TB : 154,4 cm
IMT : 34.9
Status Gizi : Obesitas Tingkat I
2. Nama : Susanti
Umur : 40 tahun
BB : 75.5
TB : 155.1 cm
IMT : 31.4
Status Gizi : Obesitas Tingkat I
b) Cara Kerja
1. Pengukuran antropometri
Pengukuran antropometri berupa mengukur tinggi badan
menggunakan microtoise dan menimbang berat badan
menggunakan timbangan berat badan digital. Kedua pengukuran
antropometri dilakukan untuk mengetahui status gizi sampel.
3. Analisis data
Analisis data hasil kuesioner, recall makanan 2x24jam dan output
intervensi menggunakan Ms. Excel.
5. Analisis Deskriptive
1) Karakteristik Responden
Tabel 1. Karakteristik Responden
n %
IMT <18.5 0 0
18.5 – 22.9 0 0
Karakteristik 23 – 24.9 0 0
Responden
25 – 29.9 0 0
> 30 2 100
TOTAL 2 100
BB (Awal) 75.5 1 50
83.1 1 50
TOTAL 2 100
TB 154.4 1 50
155.1 1 50
TOTAL 2 100
Kebutuhan Energi
1760.4 1 50
(Kkal)
1785.2 1 50
TOTAL 2 100
Kebutuhan Protein
66 1 50
(gr)
66.9 1 50
TOTAL 2 100
Asupan dan
Kebutuhan Kebutuhan Lemak
48.8 1 50
(gr)
49.5 1 50
TOTAL 2 100
Kebutuhan
264 1 50
Karbohidrat (gr)
267.7 1 50
TOTAL 2 100
2230 1 50
TOTAL 2 100
74.9 1 50
TOTAL 2 100
69.1 1 50
TOTAL 2 100
Asupan Karbohidrat
438,6 1 50
(gr)
288.1 1 50
TOTAL 2 100
n %
Cukup (80-120%) 1 50
Lebih (>120%) 1 50
Kecukupan
TOTAL 2 100
Lebih (>120%) 0 0
TOTAL 2 100
Cukup (80-120%) 1 50
Lebih (>120%) 1 50
TOTAL 2 100
Cukup (80-120%) 1 50
Lebih (>120%) 1 50
TOTAL 2 100
Karakteristik 74.8 1 50
TOTAL 2 100
Asupan
Cukup (80-120%) 1 50
Energi
Lebih (>120%) 1 50
TOTAL 2 100
Kecukupan Asupan
Asupan Cukup (80-120%) 2 100
Protein
Lebih (>120%) 0 0
TOTAL 2 100
Lebih (>120%) 0 0
TOTAL 2 100
Asupan
Cukup (80-120%) 1 50
Karbohidrat
Lebih (>120%) 1 50
TOTAL 2 100
Lainnya 0 0
TOTAL 2 100
Aktivitas Fisik
60 1 50
Total Waktu Sedang
Aktivitas Fisik
(menit) 120 1 50
TOTAL 2 100
Berjalan
0 1 50
Kaki/Bersepeda
10 1 50
TOTAL 2 100
TOTAL 2 100
Duduk/berbaring 300 1 50
540 1 50
TOTAL 2 100
TOTAL 2 100
Waktu Makan
dengan Screen Time 10 1 50
(menit)
60 1 50
TOTAL 2 100
Kebiasaan Ngemil
0 2 100
Sambil Begadang
TOTAL 2 100
Tabel 5 menunjukkan kedua responden memiliki waktu
duduk/berbaring/berdiam diri yang cukup lama. Hal ini
dikarenakan Responden 1 memilki toko yang memungkinkan
sehar-hari hanya duduk atau sesekali berjalan melayani pembeli.
Sementara responden 2 juga hanya melakukan kegiatan rumah
tangga seperti menyetrika, mencuci, dan sisanya digunakan untuk
mengobrol dengan tetangga.
>80% 0 0
TOTAL 2 100
Skor Pengetahuan
dan Sikap Post Test <80% 0 0
>80% 2 100
TOTAL 2 100
Pada Tabel 6 menampilkan skor pengetahuan dan sikap sebelum
dan sesudah di intervensi. Skor tersebut berasal dari jumlah total
jawaban benar dibagi dengan jumlah total pertanyaan yang
diberikan. Pada pre test, Responden 1 mendapat skor 10 dan
responden 2 mendapat skor 12 artinya pengetahuan dan sikap
responden kurang. Sementara pada post tes, responden 1
mendapat skor 14 dan responden 2 mendapat skor 16 yang
artinya kedua responden telah mendapat pengetahuan tentang
obesitas dengan baik ditandai dengan adanya peningkatan skor.
7) Data Recall
1) Outcome
Setelah responden mendapat 2x pertemuan intervensi (kurun
waktu pemberian intervensi dan penimbangan akhir 9 hari), maka
didapatkan hasil sebagai berikut:
Responden 1
Nama : Sumariati
Umur : 36 tahun
BB (awal) : 83.1 kg
BB (akhir) : 82.8 kg (pengurangan 0.3 kg)
TB : 154,4 cm
Skor Pre Test : 10
Skor Post Test : 14
Responden 2
Nama : Susanti
Umur : 40 tahun
BB (awal) : 75.5 kg
BB (akhir) : 74.8 kg (pengurangan 0.7 kg)
TB : 155,1 cm
Skor Pre Test : 12
Skor Post Test : 16
Grafik.1 Perubahan Berat Badan
BB (kg)
78
75.5
76 74.8
74
72
70
BB Awal BB Akhir
Susanti 75.5 74.8
Sumariati 83.1 82.8
14 14
12 12
10 10
8
6
4
2
0
Pre Test Post Test
Susanti 12 16
Sumariati 10 14
6. Intervensi
Kegiatan : konseling individu
▪ Riwayat Makan
▪ Riwayat Personal
d) Intervensi Gizi
Intervensi Gizi
Lemak : 50.7 gr
KH : 342.7 gr
Serat : 25 gr
Renponden 2 Diet Energi Cukup dengan pengurangan 400 kkal
dari kebiasaan makan, mengganti makanan
selingan dengan selingan tinggi serat, pemberian
olahraga min.15 menit per hari dan mengurangi
pengolahan dengan di goreng.
Energi : 1780 gr
Protein : 66.75 gr
Lemak : 49.4 gr
KH : 267 gr
Serat : 25 gr
e) Monitoring Evaluasi
b) Populasi target
c) Cara Kerja
1. Pre-test
d) Analisis Deskriptive
1. Karakteristik Responden
Tabel 1.1 Karakteristik Responden
n %
23 – 24.9 3 33
25 – 29.9 4 44
> 30 2 22
TOTAL 9 100
BB 50-60 3 33
61-70 4 44
71-80 1 11
>80 1 11
TOTAL 9 100
TB 150-155 8 88
155-160 1 11
TOTAL 9 100
2. Faktor Pengetahuan dan Sikap
Tabel 2. 1 Distribusi Pengetahuan dan Sikap terhadap
Obesitas
n %
>80% 2 22
TOTAL 9 100
Skor Pengetahuan
dan Sikap
Post Test <80% 0 0
>80% 9 100
TOTAL 9 100
III. MEDIA
a. Booklet
Salah satu media cetak yang digunakan dalam promosi kesehatan kali
ini yaitu Booklet. Booklet merupakan salah satu bentuk inovasi media
pembelajaran dalam bentuk media cetak. Media ini memuat materi
pelajaran dalam bentuk fisik yang unik, menarik, dan fleksibel. Unik
karena bentuk fisik yang kecil lengkap dengan desain full colour yang
akan menumbuhkan rasa ketertarikan untuk menggunakannya.
Fleksibel karena bentuknya yang kecil (lebih kecil dari buku pada
umumnya), sehingga dapat dibawa dan digunakan dimanapun dan
kapanpun. Booklet didesain dengan menonjolkan gambar-gambar
yang lebih jelas dilengkapi dengan penjelasan yang merupakan intisari
dari materi yang terdapat di dalam buku paket yang digunakan peserta
didik. Booklet Obesitas ini berisi tentang :
1. Definisi Obesitas
2. Klasifikasi obesitas berdasarkan IMT
3. Cara pengukuran dan perhitungan IMT
4. Penyebab obesitas
5. Dampak obesitas
6. Cara mengatasi diet
7. Rekomendasi diet dan aktivitas fisik
b. Poster
c. Leaflet
1. Definisi Obesitas
2. Klasifikasi obesitas berdasarkan IMT
3. Cara pengukuran dan perhitungan IMT
4. Penyebab obesitas
5. Dampak obesitas
6. Isi Piringku
7. Rekomendasi aktivitas fisik
VII. Evaluasi
1. Intervensi Individu
Selama proses intervensi diperlukan membangun hubungan yang
kuat antara konselor dengan responden untuk membangun
kepatuhan responden terhadap komitmen yang telah ditetapkan
sehingga tujuan konseling dapat tercapai.
2. Intervensi Kelompok
Selama kegiatan penyuluhan, ibu yang hadir terbatas sehingga
penyuluhan berjalan kondusif.Namun ketika kegiatan pre test dan
post tes tidak berjalan kondusif karena responden saling bertukar
jawaban.
VIII. Rencana Tindak Lanjut (RTL)
1. Intervensi gizi dan saran mengenai aktivitas fisik dapat dilaksanakan
rutin setiap hari.
2. Intervensi gizi mengenai isi piringku dan makanan tinggi serat dapat
diterapkan minimal pada tingkat rumah tangga pada sampel ibu-ibu
arisan.
IX. Kesimpulan
Kegiatan promosi kesehatan dengan materi obesitas yang
dilaksanakan di RT 01 RW 12 Dusun Kambangan dengan sasaran ibu
arisan. Kegiatan ini dilaksanakan atas kejadian obesitas dikelompok ibu-
ibu yang ditemukan dari hasil skrining awal, yaitu ditemukan 67% ibu di
kelompok arisan memilki indeks massa tubuh >25 (6). Kegiatan ini berisi
pemaparan penyebab, bahaya, dampak, dan pencegahan obesitas.
Intervensi individu dilakukan pada ibu dengan IMT obesitas, yaitu 2
orang ibu. Intervensi individu dilakukan dengan metode door to door dan
pemberian konseling. Sementara intervensi kelompok menggunakan
metode penyuluhan dimana memungkinkan tumbuhnya suasana saling
support antar ibu untuk menurunkan berat badan dan mencapai
kesehatan optimal.
Berdasarkan hasil intervensi individu, 2 responden mengalami
penurunan berat badan dan peningkatan pengetahuan terhadap obeistas.
Sementara pada intervensi dengan penyuluhan, kelopok ibu-ibu
mengalami peningkatan pengetahuan. Dengan dilaksanakannya kegiatan
promosi kesehatan ini diharapkan mampu meningkatkan pengetahuan ibu
terhadap bahaya dari obesitas sehingga angka obesitas pada ibu dapat
menurun sekaligus mendorong perilaku makan sehat pada tingkat
keluarga.
Dokumentasi
Skrining
Intervensi Kelompok
Lampiran
Media Konseling dan Penyuluhan
1. Leaflet
2. Model Isi Piringku