Tugas Tutorial 1 Arini-Dikonversi
Tugas Tutorial 1 Arini-Dikonversi
Tugas Tutorial ke 1
Nama : Arini
Yunita Nim:
856451544
1. Tujuan pendidikan merupakan gambaran kondisi akhir atau nilai-nilai yang ingin dicapai dari
suatu proses pendidikan. Tujuan pendidikan menurut undang-undang no.23 tahun 2003
mempunyai implikasi atau mengharuskan semua tingkat pendidikan untuk mencapai tujuan
pendidikan tersebut.
Tujuan operasional pendidikan SD adalah memberi bekal kemampuan dasar membaca, menulis
dan berhitung, pengetahuan dan keterampilan dasar yang bermanfaat bagi siswa sesuai dengan
tingkat perkembangannya, serta mempersiapkan mereka untuk mengikuti pendidikan di SLTP.
Tujuan pendidikan di SD diuraikan secara terperinci, seperti berikut ini.
Kemampuan membaca, menulis dan berhitung (calistung) merupakan tujuan pertama dan
utama sering disebut juga sebagai tujuan yang paling fundamental karena sifatnya sangat
menentukan baik tidaknya kemampuan-kemampuan lain. kemampuan ini diwujudkan dalam
kemampuan dan keterampilan penggunaan bahasa yang meliputi membaca, menulis dan
berbicara, serta kemampuan berhitung yang meliputi kemampuan dan dan keterangan pilan
menambah, mengurangi, mengalikan, membagi, mengukur sederhana dan memahami bentuk
geometri. semua kemampuan ini sangat berguna dan dapat diterapkan oleh siswa dalam
kehidupan sehari-hari mereka.
Kemampuan ini merupakan prasyarat penting bagi setiap orang untuk hidup secara wajar
dalam masyarakat yang dinamika. Bisa dibayangkan, bagaimana terbatasnya kehidupan orang
yang tidak memiliki kemampuan dasar membaca, tulis, hitung ini ini cenderung akan mengalami
my lagi kesulitan karena karena ketidakmampuan dasar hidup ini.
Said Hamid Hasan (1989)mengemukakan bahwa keterampilan dasar yang diakui secara
universal adalah membaca, menulis dan berhitung. keterampilan dasar ini diperlukan dan harus
sama baiknya untuk seseorang yang akan bekerja maupun untuk mereka yang akan melanjutkan
studi.sesungguhnya telah ditegaskan dalam pasal 34 ayat 3 mengenai isi kurikulum pendidikan
dasar bahwa membaca dan menulis, dan matematika, (termasuk berhitung) merupakan bahan
kajian minimal. jadi kemampuan ini bukan urusan keberhasilan satu-satunya, pelanggan baru
salah satu parameter keberhasilan. Namun, berdasarkan kemampuan yang lainnya maka
kemampuan ini perlu memiliki standar yang baku.
Kemampuan dan keterampilan dasar yang bermanfaat bagi kehidupan siswa sesuai
dengan tingkat perkembangan anak SD sangat banyak aspek dan dimensinya, meliputi
kemampuan dan keterampilan intelektual, sosial, moral, spiritual, dan pesona. Menurut Ahman
(2000) tujuan pendidikan SD tidak lagi menyiapkan siswa untuk terjun ke masyarakat melainkan
menyiapkan siswa untuk melanjutkan pendidikan ke tingkat SMP/MTS. Perubahan ini sejalan
dengan perubahan orientasi perkembangan anak. Lulusan sd harus siap melanjutkan pendidikan
ke SMP/MTS. Maka pendidikan SD tidak semata-mata mengembangkan kemampuan membaca,
menulis dan berhitung, melainkan harus menyiapkan siswa untuk memiliki kemampuan
intelektual, sosial, moral, spiritual dan pribadi.
Untuk mencapai tujuan ketiga ini tidak dapat dipisah-pisahkan dengan upaya pencapaian
kedua tujuan sebelumnya. Banyak upaya yang dapat dilakukan oleh guru, antara lain memberi
informasi lisan dan tulisan kepada siswa kelas 5 dan 6, mengadakan diskusi dengan alumni SD,
mengadakan kunjungan ke SLTP terdekat, mendatangkan narasumber dari SLTP tertentu dan
sebagainya. Untuk hal ini, Rochman Natawidjaja (1989), yang menyatakan bahwa program
pendidikan di SD perlu lebih ditekankan padasegi pendidikan daripada pengajaran dalam rangka
pembentukan landasan kepribadian yang kuat. Pada dua atau tiga tingkat kelas terakhir perlu
lebih ditekankan pada pembinaan pemahaman dan penghayatan dasar akan ilmu pengetahuan
dan teknologi secara sederhana tetapi sistematik. Landasan semacam itu diperlukan untuk
mencapai keberhasilan di SLTP.
2. Setiap orang memiliki bakat yang berbeda-beda. Pada anak sekolah pun kita lihat ada yang
berbakat musik, melukis, menari, hitung-hitungan ataupun mengoperasikan komputer dan lain-
lain. hal ini menunjukkan bahwa setiap anak berbeda dalam jenis bakatnya. Dalam masa
pertumbuhannya, terwujud atau tidaknya bakat anak dapat ditentukan oleh beberapa faktor.
Faktor ini banyak berkaitan dengan keadaan fisik dan psikis anak. Anak secara fisik sehat, indra
pendengaran dan alat percakapannya sempurna, serta sering mengikuti latihan olah vokal maka
bakatnya di bidang menyanyi atau musik akan berkembang. fisik yang sempurna pun perlu
didukung oleh faktor dalam diri yang lain seperti minat, motivasi dan keuletannya dalam
menekuni kegiatan yang berhubungan dengan menyanyi.
Perwujudan bakat akan maksimal jika didukung oleh faktor luar dari anak, misalnya dukungan
keluarga, seberapa jauh anak mendapat kesempatan untuk mengembangkan bakatnya, sarana dan
prasarana yang tersedia, keadaan sosial ekonomi orang tua maupun tempat tinggalnya. dari
bahasan kedua faktor tersebut jelaskanlah bagaimana peran orangtua dan guru di sekolah untuk
turut mendorong dan mendukung bakat anak terhadap sesuatu hal. tampaknya pihak lingkungan
perlu menyadari bahwa pada masa sekarang ini segi intelektual bukanlah satu-satunya
kemampuan yang penting dan harus dimiliki oleh anak. Perwujudan bakat dalam prestasi di
bidang hal-hal yang non akademik pun merupakan hal yang patut dikembangkan dalam
kehidupan anak.
3. Disiplin merupakan cara masyarakat mengajarkan anak berperilaku moral yang diterima oleh
masyarakatnya. disiplin merupakan hal yang penting bagi perkembangan anak karena berisi hal-
hal yang diperlukan anak. Disiplin akan menambah kebahagiaan, penyesuaian sosial dan pribadi
mereka. Disamping itu untuk anak usia SD ada hal-hal yang penting dari disiplin tersebut.
Pengajaran baik dan buruk perlu ditekankan pada alasan mengapa beberapa pola tingkah laku
diterima sementara yang lain tidak, dan penjelasan langsung perlu untuk membantu anak
memiliki konsep yang lebih luas.
b. Penghargaan
Penghargaan memiliki nilai pendidikan yang kuat bagi anak jika anak bertingkah laku benar dan
dapat memotivasi anak untuk mengulang kembali tingkah laku yang diharapkan. Dengan
demikian, penghargaan merupakan hal yang efektif maka pemberian penghargaan juga harus
tepat disesuaikan dengan usia anak dan tingkat perkembangannya.
c. Hukuman
Sebagaimana penghargaan, hukuman perlu dikembangkan secara tepat. hukuman juga harus
dapat memotivasi anak agar taat pada harapan sosial di kemudian hari.
d. Konsistensi
Disiplin yang baik adalah disiplin yang diberikan secara konsisten.apa yang benar saat ini juga
benar disaat yang lain. Tingkah laku yang salah jika diulang, perlu mendapat hukuman yang
sama setiap saat, tingkah laku yang benar perlu mendapat penghargaan yang sama pula.
4. Motivasi intrinsik merupakan motivasi internal yang perlu dipupuk dalam diri anak, karena
motivasi intrinsik merupakan sumber yang kuat dan positif dalam kehidupan manusia. anak-anak
perlu belajar bahwa sebab-sebab keberhasilan atau kegagalan sangat tergantung dari usaha yang
dilakukannya. Berkaitan dengan itu, Lepper dan Hodell mengemukakan empat sumber dari
motivasi intrinsik.
1) Tantangan
Berbagai aktivitas yang menantang keterampilan siswa dapat memotivasi siswa secara intrinsik.
Keberhasilan dalam mencapai tujuan/sesuatu yang menantang dapat membuat siswa menjadi
lebih kompeten sehingga meningkatkan self efficacu-nya (kesadaran dalam diri seseorang akan
kompetensinya). Dengan demikian, siswa akan lebih mudah menentukan tujuan-tujuan baru yang
menantang, yang melibatkan motivasi intrinsiknya. untuk itu pastikanlah bahwa anak tidak
menjadi bosan pada tugas-tugas yang mudah atau menghindari diri dari tugas-tugas yang sulit.
Sebagai contoh, guru dapat memperhatikan bahwa setiap anak terlibat dan bertanggung jawab
untuk menyelesaikan tugas tersebut.
Rasa ingin tahu dapat dibandingkan melalui kegiatan yang memberikan informasi atau ide-ide
pada siswa yang berbeda dengan apa yang telah diketahui atau dipercaya siswa selama ini.
Keadaan ini akan menimbulkan suatu ketidak cocokan atau au keganjilan sehingga membuat
siswa perlu mencari informasi yang tepat untuk menyelesaikan perbedaan tersebut. adanya
tantangan dan perbedaan yang tidak terlalu besar tampaknya lebih efektif karena akan lebih
mudah bagi siswa untuk menyelesaikannya sehingga tidak menimbulkan keputusan yang
mendalam.
3) Kontrol
Kegiatan yang memberikan siswa untuk mengontrol hasil presentasinya dapat meningkatkan
motivasi intrinsiknya. Anda tidak akan termotivasi untuk mengikuti suatu kegiatan jika ia
percaya bahwa usahanya tidak sesuai dengan hasil yang dicapai. pandangan mengenai kurangnya
kontrol diri dapat dikaitkan dengan perasaan bahwa seberapa besar usaha yang diberikan, pasti
akan menunjukkan kegagalan. Untuk meningkatkan sumber ini, misalnya pada tahun ajaran baru
guru bersama siswa menentukan aturan yang diciptakan di kelas dan mencoba untuk membuka
daftar berbagai akibat (positif maupun negatif) jika anak mengikuti atau melanggar aturan yang
sudah disepakati bersama.
Motivasi intrinsik dapat dikembangkan melalui kegiatan yang melibatkan siswa untuk
berprestasi dalam kegiatan simulasi atau permainan. kegiatan seperti ini dapat dilakukan di luar
sekolah karena hal ini tampak lebih bermanfaat, di mana dapat membuat siswa lebih paham
mengenai bagaimana suatu kegiatan belajar dapat diterapkan di luar lingkungan sekolah.
Kegiatan yang dapat dilakukan di kelas, misalnya untuk pelajaran sejarah para siswa diminta
untuk membuat suatu kegiatan drama tentang perang Diponegoro.