Anda di halaman 1dari 12

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PENGGUNAAN KONTRASEPSI AKDR

(ALAT KONTRASEPSI DALAM RAHIM) DI BPS ROSMALA AINI PALEMBANG TAHUN 2018

DEWI JUNITA
Akademi Kebidanan Budi Mulia Jambi
Korespondensi penulis: dewijunita86@gmail.com

ABSTRAK
AKDR (Alat Kontrasepsi Dalam Rahim) merupakan kontrasepsi yang dimasukkan melalui serviks dan
dipasang di dalam uterus. Banyak keunggulan metode kontrasepsi AKDR) / AKDR ini, namun tidak semua
yang berminat dikarenakan berbagai alasan yang berbeda-beda seperti takut efek samping, takut proses
pemasangan, dilarang oleh suami karena takut benangnya mengganggu saat bersenggama dan
kurangnya pengetahuan tentang KB AKDR. Penelitian ini bertujuan untuk diketahuinya faktor-faktor yang
berhubungan antara umur, pendidikan, pekerjaan dan paritas dengan Penggunaan Kontrasepsi AKDR di
BPS Rosmala Aini Tahun 2018. Jenis penelitian ini adalah kuantitatif menggunakan metode survei
analitik dengan pendekatan crosss sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh peserta KB aktif
yang menggunakan kontrasepsi sebanyak 256 orang. Analisa data menggunakan uji statistik Chi±Square.
Hasil analisis univariat ini menunjukkan bahwa responden yang menggunakan kontrasepsi AKDR sebesar
146 (57%) lebih besar dari yang menggunakan kontrasepsi selain AKDR 110 (43%). Analisa bivariat
menunjukkan ada hubungan yang bermakna antara Umur (P value=0,010), Pendidikan (P value=0,005),
Pekerjaan (P value=0,025) dan Paritas (P value=0,000) dengan Pemakaian Kontrasepsi AKDR. Dari hasil
analisis multivariat menunjukkan variabel yang paling berpengaruh adalah paritas dengan Exp (B) =
2.928. Disarankan Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan informasi bagi klinik untuk
mengevaluasi program KB terutama kontrasepsi AKDR pada wanita dan dapat mengetahui jumlah
akseptor yang menggunakan kontrasepsi jangka panjang atau KB efektif serta dapat mengadakan
penyuluhan tentang kontrasepsi AKDR sehingga membuat semua akseptor KB aktif berganti cara untuk
berminat menggunakan kontrasepsi jangka panjang yaitu kontrasepsi AKDR.

Kata Kunci : Pemakaian Alat Kontrasepsi AKDR

ABSTRACT
The IUD (intrauterine device) is a contraceptive that is inserted through the cervix and placed in the
uterus. Many advantages of the IUD contraceptive method) / IUD, but not all that interested in due to
various reasons which vary as the fear of side effects, fear of the installation process, forbidden by the
husband for fear of disturbing yarn during intercourse and lack of knowledge about the IUD birth control.
This study aims to know the factors related between age, education, work and parity with the IUD
contraceptive use in the BPS Rosmala Aini 2015. The research is a quantitative survey method crosss
sectional analytic approach. The population in this study are all planning participants actively use
contraception as many as 256 people. Analysis of data using statistical test Chi-Square. The results of
univariate analysis showed that respondents who use IUD contraception is 146 (57%) greater than that
using an IUD contraception other than 110 (43%). Bivariate analysis showed no significant relationship
between age (P value = 0.010), Education (P value = 0.005), Employment (P value = 0.025) and parity (P
value = 0.000) with the IUD Contraception. Multivariate analysis showed that the most influential variable
is parity with Exp (B) = 2,928. Suggested results of this study can be used as information for the clinic to
evaluate family planning programs, especially contraceptive IUD in women and can determine the number
of acceptors that use long-term contraception or family planning effectively and be able to conduct
counseling on contraceptive IUD thus making all acceptors actively changed the way for interested using
long-term contraception is contraception IUD.

Keywords : Use of Contraceptives IUD

SCIENTIA JOURNAL Vol. 7 No. 01 Mei 2018


UNIVERSITAS ADIWANGSA JAMBI 32
PENDAHULUAN AKDR merupakan kontrasepsi yang
dimasukkan melalui serviks dan dipasang di
Indonesia merupakan negara yang dalam uterus. AKDR memiliki benang yang
memiliki jumlah penduduk terbesar ke 4 setelah menggantung sampai liang vagina, hal ini
Amerika Serikat. Selain jumlah penduduknya dimaksudkan agar keberadaanya bisa diperiksa
yang besar, luasnya negara kepulauan dan tidak oleh akseptor sendiri. AKDR mencegah
meratanya penduduk membuat Indonesia kehamilan dengan merusak kemampuan hidup
semakin banyak mengalami permasalahan sperma dan ovum karena adanya perubahan
terkait dengan hal kependudukan, (BPS, 2013). pada tuba dan cairan uterus. Hal ini dikarenakan
Terkait dengan jumlah penduduk yang adanya AKDR yang dianggap benda asing
tinggi tentunya terdapat faktor yang sehingga menyebabkan peningkatan leukosit
mempengaruhinya. Salah satunya adalah tingkat (Meilani dkk, 2012).
atau laju pertumbuhan penduduk. Besarnya laju Kontrasepsi AKDR memiliki beberapa
pertumbuhan penduduk membuat pertambahan keuntungan diantaranya efektif dengan segera,
jumlah penduduk semakin meningkat, (BPS, yaitu setelah 24 jam dari pemasangan, tidak
2013). menggangu hubungan seksual, metode jangka
Semakin besar persentase kenaikannya panjang (8 tahun), tidak mengganggu produksi
maka semakin besar jumlah penduduknya. ASI, dapat dipasang segera setelah melahirkan
Kenaikan ini tentunya membawa dampak bagi ataupun pasca abortus (Meilani dkk, 2012).
kependudukan Indonesia. Dalam penentuan Menurut World Population Data Sheet
kebijakan semakin banyak yang perlu 2013, Indonesia merupakan negara ke 4 dengan
dipertimbangkan baik dalam hal penyediaan estimasi jumlah penduduk terbanyak yaitu 249
berbagai sarana dan prasarana, fasilitas-fasilitas juta. Diantara negara ASEAN, Indonesia dengan
umum dan yang terpenting adalah kebijakan luas wilayah terbesar tetap menjadi negara
dalam rangka mengurangi laju pertumbuhan dengan penduduk terbanyak, jauh diatas 9
yang ada di Indonesia. Dari situlah negara anggota lain. Dengan angka fertilitas atau
muncul program KB dan kini ditangani Total Fertility Rate (TFR) 2,6 Indonesia masih
oleh BKKBN, (BPS, 2013). berada di atas rata-rata TFR negara ASEAN
Apabila tingginya tingkat pertumbuhan yaitu 2,4.(Infodatin, 2014).
penduduk terus dibiarkan maka akan terjadi Berdasarkan data dari BKKBN tahun 2014,
berbagai masalah baik masalah pengangguran, peserta KB AKDR di Indonesia menempati
tingkat kualitas sumber daya manusia yang urutan ke 4 (7,75%) dari 6 kontrasepsi yang
menurun, kejahatan, lapangan pekerjaan dan umum digunakan di Indonesia seperti suntik
lain-lain yang memberikan dampak negatif bagi (48,56%), pil (26,60 %), implan (9,23%), kondom
kelangsungan hidup masyarakat Indonesia (6,09%), MOW (Metode Operasi Wanita)
khususnya. Oleh karena itu, usaha untuk (1,52%), MOP (Metode Operasi Pria) (0,25%).
menekan laju pertumbuhan sangatlah penting. (Infodatin, 2014).
Program-program yang ditawarkan pemerintah Hasil Survei Demografi Kesehatan
harus didukung oleh masyarakat seperti halnya Indonesia (SDKI), menemukan sekitar 12%
KB / penggunaan alat kontrasepsi, penundaan peserta AKDR berhenti menggunakan AKDR
usia perkawinan, dan lain-lain sehingga laju dengan alasan karena efek samping. Walaupun
pertumbuhan penduduk diharapkan menurun, kontrasepsi AKDR sangat efektif dan berjangka
(BPS, 2013). waktu lama, AKDR ini kurang begitu diminati
Keluarga Berencana (KB) adalah tindakan masyarakat karena prosedur pemasangannya
yang membantu individu atau pasangan suami yang dianggap tidak nyaman, harus dikerjakan
istri untuk menghindari kelahiran yang tidak oleh tenaga medis terlatih dan terkesan tabu
diinginkan atau mengatur interval diantara karena alat kontrasepsi dimasukkan kedalam
kehamilan (Bobak, 2005 dan Hartanto, 2004 kemaluan sehingga wanita seringkali takut
dalam Artikel I Dewa Ayu Ketut Surinati dkk, selama pemasangan. Hal ini menyebabkan
2014). pengguna AKDR makin mengalami penurunan
(Infotadin, 2014).
Turunnya jumlah peserta KB AKDR dari
tahun ke tahun dapat disebabkan karena

SCIENTIA JOURNAL Vol. 7 No. 01 Mei 2018


33
UNIVERSITAS ADIWANGSA JAMBI
beberapa faktor seperti : ketidaktahuan peserta Berdasarkan data akseptor KB di BPS
tentang kelebihan Kontrasepsi AKDR. Dimana Rosmala Aini, didapatkan pada tahun 2015
pengetahuan terhadap alat kontarsepsi jumlah akseptor KB suntik sebanyak 123
merupakan pertimbangan dalam menentukan akseptor, KB pil sebanyak 53 akseptor, implant
metode kontrasepsi yang digunakan. Kualitas 37 akseptor, sedangkan akseptor KB AKDR
pelayanan KB, dilihat dari segi ketersediaan alat hanya 35 akseptor. Pada tahun 2016 jumlah
kontrasepsi, ketersediaan tenaga yang terlatih akseptor KB suntik mengalami peningkatan
dan kemampuan medis teknis petugas jumlah peserta yaitu sebanyak 130 akseptor, KB
pelayanan kesehatan. Biaya pelayanan AKDR pil sebanyak 57 akseptor, implant 40 akseptor,
yang mahal. Adanya hambatan dukungan dari sedangkan akseptor KB AKDR mengalami
suami dalam penggunaan alat kontrasepsi penurunan peserta yaitu 33 akseptor, Pada
AKDR. Adanya niat yang timbul dari adanya tahun 2017 jumlah akseptor KB suntik sebanyak
sikap yang didasarkan pada kepercayaan, 127 akseptor, KB pil sebanyak 60 akseptor,
norma-norma di masyarakat dan norma pokok implant 38 akseptor, sedangkan akseptor KB
yang ada dalam lingkungan. Salah satu norma AKDR hanya 31 akseptor.
yang dianut masyarakat adalah pemasangan Berdasarkan uraian dan data diatas,
AKDR yang dilakukan di aurat (vagina) sehingga penulis tertarik untuk melakukan penelitian
menimbulkan perasaan malu / enggan untuk mengapa kontrasepsi AKDR masih diurutan ke 5
menggunakan AKDR (Malinda, 2011). dari metode kontrasepsi lainnya. dengan judul
Terdapat beberapa faktor yang ³Faktor ± Faktor yang Berhubungan dengan
berhubungan dengan pemakaian kontrasepsi Penggunaan Kontrasepsi AKDR (Alat
AKDR diantaranya adalah faktor sosial ekonomi Kontrasepsi Dalam Rahim) Di BPS Rosmala
yang meliputi keterlibatan dalam organaisasi, Aini Tahun 2018 ´.
norma, dan hukum, pendapatan, kebiasaan,
agama dan tempat pelayanan. Sedangkan faktor METODE PENELITIAN
demografi yang meliputi karakteritik individu Jenis penelitian ini adalah kuantitatif
seperti umur, paritas, pengetahuan, pendidikan, dengan menggunakan metode survei analitik
status perkawinan, lama perkawinan dan dengan pendekatan Cross Sectional yaitu suatu
pekerjaan (Affandi, 2013). penelitian yang semua variabelnya baik variabel
Di tingkat Provinsi Jambi pada tahun 2017 independen maupun dependen di observasi atau
metode kontrasepsi jangka panjang (MKJP) dikumpulkan sekaligus dalam waktu bersamaan
kontribusinya terhadap total peserta KB sebesar (Notoatmodjo, 2012). Adapun variabel yang di
19,44 %, masing-masing dengan persentase teliti yaitu variabel Dependen (pemakaian alat
capaian terhadap total sebagai berikut : IUD 3,13 kontrasepsi AKDR) dan variabel Independen
%, MOW 0,84 %, Implant 15,34 %, dan MOP (Umur, Pendidikan, Pekerjaan dan Paritas).
0,12 %. Sedangkan alat kontrasepsi suntik 38,68 Populasi dalam penelitian ini adalah
%, pil 32,69%. (BKKBN, 2017). seluruh peserta KB aktif di BPS Rosmala Aini
Pada tahun 2017, pencapaian KB di Jambi Tahun 2018 dengan jumlah 256 Responden.
sebesar 272.628 orang, peserta KB aktif sebesar Sampel pada penelitian ini adalah seluruh
224.474 orang. Jumlah akseptor AKDR sebesar akseptor KB aktif di BPS Rosmala Aini Tahun
6,60% terletak pada urutan ke-5 dari akseptor 2018.
KB Suntik yang mendapatkan urutan pertama Analisa univariat merupakan analisis data
sebesar 32,10% (BKKBN, 2017). yang digunakan untuk distribusi frekuensi dari
Sebenarnya banyak keunggulan metode beberapa variabel, baik variabel dependen
kontrasepsi AKDR) / AKDR ini, namun tidak maupun variabel independen, pada umumnya
semua yang berminat dikarenakan berbagai analisis ini hanya menghasilkan distribusi dan
alasan yang berbeda-beda seperti takut efek presentase dari tiap variabel (Notoatmodjo,
samping, takut proses pemasangan, dilarang 2010). Adapun variabel dependen dalam
oleh suami karena takut benangnya penelitian ini adalah pemakaian alat kontrasepsi
mengganggu saat bersenggama dan kurangnya AKDR, sedangkan variabel independennya
pengetahuan tentang KB AKDR (Handayani, adalah umur, pendidikan, pekerjaan dan paritas.
2010). Analisa bivariat yang dilakukan untuk
melihat hubungan terhadap dua variabel yang

SCIENTIA JOURNAL Vol. 7 No. 01 Mei 2018 34


UNIVERSITAS ADIWANGSA JAMBI
diduga berhubungan atau berkolerasi Distribusi Frekuensi Responden
(Notoatmodjo, 2010). Variabel dependen dalam Berdasarkan Umur Di BPS Rosmala Aini
penelitian ini adalah pemakaian kontrasepsi Tahun 2018
AKDR, sedangkan variabel independennya No Umur N Persentase
adalah umur, pendidikan, pekerjaan dan paritas, 1 Tua 101 60,5%
yang dianalisis dengan uji statistic Chi-Square 2 Muda 155 39,5%
GHQJDQ EDWDV NHPDNQDDQ \DLWX . Jumlah 256 100%

Berdasarkan dari tabel 2 diatas


menunjukkan jumlah responden yang umur
tua yaitu sebanyak 101 responden (60,5)
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN lebih kecil bila dibandingkan dengan umur
muda yaitu sebanyak 155 responden
1. Analisis Univariat (39,5%).
a. Variabel Dependen
Penggunaan Kontrasepsi AKDR 2. Pendidikan
Berdasarkan dari hasil penelitian ini Berdasarkan dari hasil penelitian ini
didapatkan 256 responden, variabel didapatkan 256 responden, Pendidikan ini
dependen ini dikatagorikan dua kelompok dikelompokkan menjadi dua katagori yaitu
yaitu Ya (Jika menggunakan Kontrasepsi pendidikan tinggi (bila pendidikan • SMA),
AKDR) dan Tidak (Jika menggunakan dan pendidikan rendah (bila pendidikan <
kontrasepsi selain AKDR). Untuk lebih jelas SMA), (Dep.Dik Nas, 2011). Untuk lebih
dapat dilihat pada tabel dibawah ini : jelas dapat dilihat tabel dibawah ini.
Tabel 1 Tabel 3
Distribusi Frekuensi Responden Distribusi Frekuensi Responden
Berdasarkan Penggunaan Berdasarkan Pendidikan Di BPS
Kontrasepsi AKDR (Kontrasepsi Rosmala Aini Tahun 2018
Dalam Rahim) No Pendidikan N Persentase
Di BPS Rosmala Aini Tahun 2018 1. Tinggi 106 41,4%
2. Rendah 150 58,6%
No Penggunaan N Persentase Jumlah 256 100%
Kontrasepsi
AKDR Berdasarkan dari tabel 3 diatas
1 Ya 146 57% menunjukkan responden dengan
2 Tidak 110 43% pendidikan tinggi yaitu sebanyak 106
Jumlah 256 100% responden (41,4%), dan pendidikan rendah
yaitu sebanyak 150 responden (58,6%).
Berdasarkan dari tabel 1 diatas
menunjukkan responden yang menggunakan
Kontrasepsi AKDR sebanyak 146 responden
(57%) lebih besar bila dibandingkan dengan 3. Pekerjaan
yang menggunakan Kontrasepai selain AKDR Berdasarkan dari hasil penelitian ini
yang hanya 110 responden (43%). didapatkan 256 responden, pekerjaan
responden ini dikelompokkan menjadi dua
b. Variabel Independen katagori yaitu bekerja (jika ibu melakukan
1. Umur kegiatan usaha untuk memperoleh
Berdasarkan dari hasil penelitian ini penghasilan atau upah), dan tidak bekerja
didapatkan 256 responden, Dimana Umur (jika hanya sebagai ibu rumah tangga)
responden ini dikelompokan menjadi dua (BPS, 2009). Untuk lebih jelas dapat dilihat
katagori yaitu Umur Tua (JLND XPXU LEX • tabel dibawah ini.
tahun) dan Umur Muda(Jika umur ibu < 30 Tabel 4
tahun), (Suparyanto, 2011).
Tabel 2

SCIENTIA JOURNAL Vol. 7 No. 01 Mei 2018 35


UNIVERSITAS ADIWANGSA JAMBI
Distribusi Frekuensi Responden Tabel 6
Berdasarkan Pekerjaan Di BPS Rosmala Distribusi Frekuensi Hubungan Antara
Aini Tahun 2018 Umur Dengan Penggunaan Kontrasepsi
No Pekerjaan N Persentase AKDR Di BPS Rosmala Aini Tahun 2018
1. Bekerja 102 39,8%
2. Tidak Bekerja 154 60,2% Penggunaan OR
Kontrasepsi AKDR 95%
Jumlah 256 100% No Umur Ya Tidak Jumlah CI
n % n % N %
Berdasarkan dari tabel 4 diatas 1. Muda 66 60 89 61 155 100 1.041
menunjukkan responden yang bekerja 0.628-
yaitu sebanyak 102 responden (39,8%) 2. Tua 44 40 57 39 101 100 1.727
lebih kecil dibandingkan dengan tidak Jumlah 110 146 256
bekerja yaitu sebanyak 154 responden P Value 0,010
(60,2%). Berdasarkan dari tabel 6 di atas dari
4. Paritas 256 responden terdapat 155 responden
Berdasarkan dari hasil penelitian ini umur muda yang menggunakan AKDR
didapatkan 256 responden, Paritas sebanyak 66 responden (60%),
responden ini dikelompokkan menjadi dua sedangkan dari 101 responden umur tua
katagori yaitu Primipara (Wanita yang telah yang menggunakan AKDR sebanyak 44
melahirkan anak satu kali), Multipara responden (40%).
(Wanita yang telah melahirkan anak lebih Dari hasil uji statistik dengan Chi-
dari satu kali), (Suparyanto, 2011). Untuk Square didapatkan p value = 0,010,
lebih jelas dapat dilihat tabel dibawah ini. GLPDQD QLODL . OHEih besar dari nilai
Tabel 5 p value (0,010) yang berarti ada
Distribusi Frekuensi Responden hubungan yang bermakna antara umur
Berdasarkan Paritas Di BPS Rosmala dengan penggunaan kontrasepsi AKDR
Aini Tahun 2018 di BPS Rosmala Aini. Dengan demikian
No Paritas N Persentase hipotesis yang menyatakan bahwa ada
1. Primipara 150 58,6% hubungan yang bermakna antara umur
2. Multipara 106 41,4% dengan penggunaan kontrasepsi AKDR
Jumlah 256 100% terbukti secara statistik.
Dari hasil Odds Rasio (OR)
Berdasarkan dari tabel 5 diatas didapatkan 1.041 (0.628 ± 1.727 artinya
menunjukkan responden yang paritas kelompok responden umur muda
primipara yaitu sebanyak 150 responden mempunyai peluang 1.041 kali tidak
(58,6%) lebih besar dibandingkan dengan memakai alat kontrasepsi AKDR
paritas multipara sebanyak 106 responden dibandingkan dengan responden yang
(41,4%). berumur tua.

2. Hubungan antara Pendidikan dengan


2. Analisis Bivariat Penggunaan Kontrasepsi AKDR
a. Hubungan antara Umur dengan Dari hasil penelitian ini dilakukan
Penggunaan Kontrasepsi AKDR pada 256 responden, dimana Pendidikan
Dari hasil penelitian ini dilakukan dikategorikan menjadi dua kelompok,
pada 256 responden, dimana Umur yaitu Pendidikan Tinggi (Jika pendidikan
dikategorikan menjadi dua kelompok yaitu • 60$ dan Pendidikan Rendah (Jika
8PXU 7XD 8PXU • WDKXQ GDQ 8PXU pendidikan < SMA). Penggunaan
Muda (Umur > 30 tahun). Penggunaan kontrasepsi AKDR ini dikatagorikan
Kontrasepsi AKDR ini dikatagorikan menjadi dua kelompok yaitu Ya (Jika
menjadi dua kelompok yaitu Ya (Jika menggunakan kontrasepsi AKDR), Tidak
menggunakan kontrasepsi AKDR), Tidak (Jika menggunakan kontrasepsi selain
(Jika menggunakan kontrasepsi selain AKDR). Untuk lebih jelasnya dapat dilihat
AKDR).Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel dibawah ini :
pada tabel dibawah ini :

SCIENTIA JOURNAL Vol. 7 No. 01 Mei 2018


UNIVERSITAS ADIWANGSA JAMBI 36
jelasnya dapat dilihat pada tabel dibawah
ini :
Tabel 7 Tabel 8
Distribusi Frekuensi Hubungan Antara Distribusi Frekuensi Hubungan
Pendidikan Dengan Penggunaan Pekerjaan Dengan Penggunaan
Kontrasepsi AKDR Di BPS Rosmala Kontrasepsi AKDR BPS Rosmala Aini
Aini Tahun 2018 Tahun 2018
P Value 0,005 Penggunaan
Berdasarkan dari tabel 7 diatas N Pendidi Kontrasepsi AKDR Jumlah OR
menunjukkan dari 256 responden o -kan Ya Tidak 95%
n % n % N % CI
terdapat 106 responden berpendidikan
1. Tinggi 57 51,8 49 33,6 106 100 2.129
tinggi yang menggunakan kontrasepsi 2. Rendah 53 48,2 97 66.4 150 100 1.281
AKDR sebesar 57 responden (51,8%). -
Sedangkan dari 150 responden yang Jumlah 110 146 256 3.538
berpendidikan rendah yang
menggunakan kontrasepsi AKDR sebesar Penggunaan Kontrasepsi
53 responden (48,2 %). N Pekerja AKDR Jumlah OR
O an Ya Tidak 95%
Dari hasil uji statistik dengan Chi- n % N % N % CI
Square didapatkan p value = 0,005, 1 Bekerja 53 48,2 49 33,6 102 100 1.841
GLPDQD QLODL . OHELK EHVDU GDUL QLODi
2 Tidak 57 51,8 97 66,4 154 100 1.108-
p value (0,005) yang berarti ada Bekerja 3.059
hubungan yang bermakna antaraJumlah 110 146 256
pendidikan dengan penggunaan P Value 0,025
kontrasepsi AKDR di BPS Rosmala Aini. Berdasarkan tabel 8 diatas
Dengan demikian hipotesis yang menunjukkan dari 256 responden
menyatakan bahwa ada hubungan yang terdapat 102 responden yang bekerja
bermakna antara pendidikan dengan menggunakan kontrasepsi AKDR sebesar
penggunaan kontrasepsi AKDR terbukti 53 responden (48,2%). Sedangkan dari
secara statistik. 154 responden yang tidak bekerja
Dari hasil analisis diperoleh pula menggunakan AKDR sebesar 57
nilai Odds Rasio (OR) didapatkan 2.129 responden (51,8%).
(1.281-3.538), artinya kelompok Dari hasil uji statistik dengan Chi-
responden pendidikan tinggi mempunyai Square didapatkan p value = 0,025,
peluang 2.129 kali tidak memilih GLPDQD QLODL . OHELK EHVDU GDUL QLODL
menggunakan kontrasepsi AKDR p value (0,025) yang berarti ada
dibandingkan dengan responden yang hubungan yang bermakna antara
berpendidikan rendah. Pekerjaan dengan penggunaan
kontrasepsi AKDR di BPS Rosmala Aini
3. Hubungan antara Pekerjaan dengan Tahun 2018. Dengan demikian hipotesis
Penggunaan Kontrasepsi AKDR yang menyatakan bahwa ada hubungan
Dari hasil penelitian ini dilakukan yang bermakna antara pekerjaan ibu
pada 256 responden, dimana Pekerjaan dengan penggunaan kontrasepssi AKDR
ini dikategorikan menjadi dua kelompok terbukti secara statistik.
yaitu Bekerja (Jika ibu melakukan Dari hasil Odds Ratio (OR)
kegiatan usaha untuk memperoleh didapatkan 1.841 (1.108-3.059), artinya
penghasilan atau upah) dan Tidak kelompok responden bekerja mempunyai
Bekerja (Jika hanya sebagai ibu rumah peluang 1.872 kali tidak memilih memakai
tangga). Penggunaan kontrasepsi AKDR kontrasepsi AKDR dibandingkan dengan
dikatagorikan menjadi dua kelompok yaitu responden yang tidak bekerja.
Ya (Jika menggunakan kontrasepsi
AKDR) dan Tidak (jika menggunakan 4.Hubungan antara Paritas dengan
kontrasepsi selain AKDR). Untuk lebih Penggunaan Kontrasepsi AKDR
Dari hasil penelitian ini dilakukan
pada 256 responden, dimana Paritas

SCIENTIA JOURNAL Vol. 7 No. 01 Mei 2018


UNIVERSITAS ADIWANGSA JAMBI 37
dikategorikan menjadi dua kelompok, paling besar pengaruhnya terhadap variabel
yaitu Primipara (Wanita yang telah dependen. Berdasarkan jenis data variabel
melahirkan anak satu kali) dan Multipara independen dan variabel dependen berupa
(Wanita yang telah melahirkan anak lebih data kategorik, maka dalam analisa
dari satu kali). Penggunaan kontrasepsi multivariate ini menggunakan jenis uji Regresi
AKDR dikategorikan menjadi dua Logistik. Langkah- langkah yang dilakukan
kelompok yaitu Ya (Jika menggunakan adalah sebagai berikut :
kontrasepsi AKDR) dan Tidak (jika 1. Pemilihan Variabel Kandidat Multivariat
menggunakan kontrasepsi selain AKDR). Variabel kandidat dipilih melalui
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada analisa bivariat dengan melakukan uji Chi-
tabel dibawah ini : Square. Variabel yang hasil uji bivariat
Tabel 9 mempunyai nilai p ” PDND YDULDEHO
Distribusi Frekuensi Hubungan Paritas tersebut dapat dimasukan dalam model
Dengan Penggunaan Kontrasepsi AKDR multivariate, sedangkan variabel yang
Di BPS Rosmala Aini Tahun 2018 mempunyai nilai p > 0,25 tidak diikutkan
Penggunaan Kontrasepsi dalam analisis multivariat. Dalam penelitian
N Paritas AKDR Jumlah OR ini ada 4 variabel indevenden yang masuk
O Ya Tidak 95%
n % N % N % CI
dalam analisa multivariate yaitu umur,
1 Primipara 81 73,6 69 47,3 150 100 0.321 pendidikan, pekerjaan dan paritas. Nilai
2 Multipara 29 26,4 77 52,7 106 100 0.188- setiap variabel independen tersebut dapat
Jumlah 110 146 256 0.547 dilihat pada tabel dibawah ini.

Berdasarkan tabel 9 diatas dapat


menunjukkan dari 150 responden paritas Tabel 10
primipara yang menggunakan kontrasepsi Variabel Independen yang masuk
AKDR sebesar 81 responden (73,6%). Kandidat Model Multivariat
Sedangkan dari 106 responden paritas N Variabel
Odds 95 % CI
P
multipara yang menggunakan kontrasepsi Ratio Confidenc
O Independen Value
AKDR sebesar 29 responden (26,4%). (OR) e Interval
Dari hasil uji statistik dengan Chi- 1 Umur 1.041 0.628 ± 0,010
Square didapatkan p value = 0,000, 1.727
2 Pendidikan 2.129 1.281 ± 0,005
GLPDQD QLODL . OHELh besar dari nilai
3.538
p value (0,000) yang berarti ada
3 Pekerjaan 1.841 1.108 ± 0,025
hubungan yang bermakna antara paritas 3.059
dengan penggunaan kontrasepsi AKDR 4 Paritas 0.321 0.188 ± 0,000
di BPS Rosmala Aini Tahun 2018. 0.547
Dengan demikian hipotesis yang
menyatakan bahwa ada hubungan yang 2. Pembuatan Model Variabel Independen
bermakna antara paritas dengan yang berpengaruh terhadap
penggunaan kontrasepsi AKDR terbukti Penggunaan Kontrasepsi AKDR
secara statistik. Untuk membuat model faktor yang
Dari hasil analisis diperoleh pulai berpengaruh terhadap penggunaan
nilai Odds Ratio (OR) 0.321 (0.188 - kontrasepsi AKDR di BPS Rosmala Aini
0.547), artinya akseptor yang mempunyai Tahun 2018, dilakukan dengan seleksi
paritas primipara mempunyai peluang variabel Backward Stepwise Selection
0.321 kali untuk cenderung tidak artinya memasukan semua variabel ke
menggunakan kontrasepsi AKDR dalam model, tetapi kemudian satu persatu
dibandingkan dengan akseptor paritas variabel yang memiliki nilai p yang terbesar
multipara. dikeluarkan dari model, di mana setiap
pengeluaran satu variabel akan didapatkan
3. Analisa Multivariat model yang baru dan seterusnya sehingga
Analisa Multivariat dilakukan untuk di peroleh model akhir (Hastono, 2001).
mengetahui variabel independen mana yang

SCIENTIA JOURNAL Vol. 7 No. 01 Mei 2018 38


UNIVERSITAS ADIWANGSA JAMBI
Pembuatan model tersebut pendidikan, variabel pekerjaan dan variabel
sebagaimana terlihat pada tabel sebagai paritas. Kemudian untuk mengetahui variabel
berikut : mana yang paling besar berpengaruhnya
Tabel 11 terhadap pemakaian kontrasepsi AKDR dapat
Model Pertama dinilai Exp (B). Dari model 2 ternyata variabel
Hasil Analisis Multivariat Regresi yang besar berpengaruhnya terhadap
Logistic Model Pertama Antara 4 penggunaan kontrasepsi AKDR adalah
Variabel Independen dengan variabel paritas, dan bila dilakukan urutan
Penggunaan Kontrasepsi AKDR adalah varibel pendidikan OR : 2.129 (95 %
CI : 1.281 ± 3.538) p = 0.005, variabel
95.0% C.I.for pekerjaan OR : 1.841 (95% CI : 1.108 ±
d Exp EXP (B)
Variables B S.E Wald Sig
f (B) Lo- Up- 3.059) p = 0,025, variabel paritas OR : 0.321
wer per
Umur -.006 .275 .000 1 .983 .994 .580 1.705
(95% CI : 0.188 ± 0.547) p = 0,010. Variabel
Pendidikan -.683 .273 6.242 1 .012 .505 .296 .863 paritas setelah dilakukan analisa multivariat
Pekerjaan -.357 .277 1.660 1 .048 .700 .407 1.204
Paritas 1.074 .280 14.737 1 .000 2.927 1.692 5.066 dan diseleksi dengan variabel independen
Constant -.325 .520 .390 1 .532 .723 lainnya mempunyai pengaruh yang bermakna
secara statistik dengan penggunaan
a. Variabel (s) enter on step : umur, pendidikan, kontrasepsi AKDR, OR : 0.321 (95% CI :
pekerjaan dan paritas. 0.188 ± 0.547) p = 0,000. Memberikan
Pada model pertama, variabel umur interpretasi bahwa responden dengan paritas
memiliki nilai p value (.983) lebih besar dari mempunyai kemungkinan 0.321 kali untuk
0,05 sehingga pada pemodelan berikutnya cenderung menggunakan AKDR. Setelah
variabel umur dikeluarkan. diseleksi dengan variabel pendidikan artinya
Tabel 12 dalam hal ini pendidikan secara bersama-
Model kedua sama (simultan) dengan variabel paritas dan
Hasil Analisis Multivariat Regresi Logistik variabel pekerjaan mempengaruhi
Model Kedua antara 3 Variabel Independen penggunaan kontrasepsi AKDR di BPS
Dengan Penggunaan Kontrasepsi AKDR Rosmala Aini Tahun 2018.

PEMBAHASAN
95.0% C.I.for
d Exp EXP 1. Faktor-faktor yang berhubungan dengan
Variables B S.E Wald Sig
f (B) Lo-
Upperpenggunaan kontrasepsi AKDR di BPS
wer
Pendidikan -.682 .273 6.269 1 .012 .505 .296 Rosmala Aini Tahun 2018
.862
Pekerjaan -.356 .276 1.666 1 .020 .700 .408 1.203 Pada penelitian ini jumlah akseptor KB
Paritas 1.074 .279 14.782 1 .000 2.928 1.693 5.064
Constant -.334 .311 1.148 1 .284 .716 yang menggunakan kontrasepsi AKDR adalah
110 responden (43%) lebih kecil dibandingkan
a. Variabel (s) entered on step 1 : Pendidikan,
dengan menggunakan kontrasepsi selain
Pekerjaan, Paritas AKDR sebanyak 146 responden (57%).
Kesimpulan dari model kedua, maka Dapat disimpulkan bahwa banyak
dari ke 4 variabel independen di atas, variabel keunggulan dalam metode kontrasepsi AKDR
yang berpengaruh adalah variabel pendidikan ini, namun tidak semua yang berminat
(p = 0,012), variabel pekerjaan (p = 0,020)
dikarenakan berbagai alasan yang berbeda-
dan Paritas (p = 0,000).
beda seperti takut efek samping, khawatir
dengan proses pemasangan, dilarang oleh
3. Penentuan Variabel Independen yang
suami karena takut benangnya mengganggu
Paling Berpengaruh Terhadap Penggunaan
saat bersenggama dan kurang pengetahuan
Kontrasepsi AKDR Di BPS Rosmala Aini
tentang kontrasepsi AKDR.
Tahun 2018 a) Hubungan Umur dengan Penggunaan
Dari hasil analisa regresi logistik pada Kontrasepsi AKDR
model pertama dan model kedua (fit model) Dari hasil uji statistik Chi-Square
didapat 3 variabel yang bermakna secara diperoleh nilai p value .
statistik mempunyai pengaruh yang signifikan artinya ada hubungan yang bermakna
dengan penggunaan kontrasepsi AKDR.
Ketiga variabel tersebut adalah variabel

SCIENTIA JOURNAL Vol. 7 No. 01 Mei 2018 39


UNIVERSITAS ADIWANGSA JAMBI
antara umur dengan penggunaan alat Tingkat pendidikan tidak saja
kontrasepsi AKDR terbukti secara statistik. mempengaruhi kerelaan menggunakan
Umur mempengaruhi akseptor dalam keluarga berencana tetapi juga pemilihan
penggunaan alat kontrasepsi. Dari faktor suatu metode. Dihipotesiskan bahwa wanita
usia dapat ditentukan fase-fase, yaiut usia yang berpendidikan menginginkan keluarga
< 20 tahun, fase menunda kehamilan, usia berencana yang efektif, tetapi tidak rela
antara 20-30 tahun fase menjarangkan untuk mengambil resiko yang terkait dengan
kehamilan, usia antara 30 tahun fase sebagai metode kontrasepsi (Handayani,
mengakhiri kehamilan. Hal ini berpengaruh 2010).
terhadap kejadian ekspulsi AKDR Penelitian ini sejalan dengan penelitian
(Hartanto, 2010). dari Bernadus et al pada tahun 2013
Berdasarkan penelitian Hermawati menyatakan bahwa terdapat hubungan
(2011), di kecamatan Banyumanik kota antara tingkat pendidikan dengan pemilihan
Semarang menunjukkan bahwa ada AKDR. Penelitian ini tidak sesuai dengan
hubungan yang bermakna antara umur ibu Utami pada tahun 2013 yang menyatakan
dengan penggunaan AKDR penelitian ini tidak ada hubungan yang berarti antara
sesuai dengan penelitian Hana (2012), di tingkat pendidikan dengan pemilihan
Rumah Sakit Mohammad Hoesin kontrasepsi.
Palembang, menunjukkan hasil bivariat Dari hasil penelitian ini, dapat
umur pengguna AKDR menunjukkan disimpulkan bahwa pendidikan merupakan
bahwa ada hubungan antara umur dengan salah satu faktor yang mempengaruhi
pemakaian kontrasepsi AKDR (0,000 < seseorang dalam menerima ide baru
0,05). termasuk menggunakan kontrasepsi.
Dari hasil penelitian ini dapat Seseorang yang memiliki tingkat pendidikan
disimpulkan bahwa umur sangat tinggi akan lebih luas dan mudah dalam
berpengaruh dalam mengatur jumlah anak menerima ide, lebih mandiri dan rasional
\DQJ GLODKLUNDQ :DQLWD EHUXPXU ” dalam mengambil suatu keputusan dan
memiliki kesempatan untuk berkarier dan tindakan.
mengembangkan bakat yang terbentang c) Hubungan Pekerjaan dengan
luas maka untuk menunjang hal tersebut Penggunaan Kontrasepsi AKDR
sangat dibutuhkan alat kontrasepsi yang Dari hasil uji statistik Chi-Square
aman, praktis, dan berjangka panjang oleh diperoleh nilai p value .
karena itu kontrasepsi AKDR merupakan artinya ada hubungan yang bermakna
pilihan yang tepat. antara pekerjaan dengan penggunaan
b) Hubungan Pendidikan dengan kontrasepsi AKDR terbukti secara statistik.
Penggunaan Kontrasepsi AKDR Wanita yang bekerja, terutama
Dari hasil uji statistik Chi-Square pekerjaan yang melibatkan aktifitas fisik
diperoleh p value . DUWLQ\D tinggi seperti bersepeda angin, berjalan,naik
ada hubungan yang bermakna antara turun tangga atau sejenisnya, kemungkinan
pendidikan dengan pemakaian kontrasepsi salah akan persepsi untuk menggunakan
AKDR terbukti secara statistik. metode AKDR dengan alasan takut lepas
Hasil penelitian ini sesuai dengan (ekspulsi), khawatir mengganggu pekerjaan
penelitian Hamidah (2009), didapatkan 223 atau menimbulkan nyeri saat bekerja.
responden, proporsi akseptor kontrasepsi Pekerjaan formal kadang-kadang dijadikan
AKDR bahwa ibu yang berpendidikan tinggi alasan seseorang untuk tidak menggunakan
menggunakan kontrasepsi sebesar 100 kontrasepsi, karena tidak sempat atau tidak
orang (30,5%) lebih kecil dibandingkan yang ada waktu pelayanan kontrasepsi
berpendidikan rendah memakai kontrasepsi (Suparyanto, 2012).
sebesar 220 orang (69,5%). Hasil uji statistik Hasil penelitian ini sesuai dengan
Chi-Square menunjukkan bahwa ada penelitian Johana D. Berdanus (2013), di
hubungan antara pendidikan ibu dengan Puskesmas Jailalo, responden tidak bekerja
penggunaan kontrasepsi AKDR terbukti berjumlah 52 orang memilih kontrasepsi
secara statistik. AKDR berjumlah 15 orang (28,8%)

SCIENTIA JOURNAL Vol. 7 No. 01 Mei 2018


UNIVERSITAS ADIWANGSA JAMBI
40
sedangkan non AKDR berjumlah 37 orang 2. Faktor-faktor yang Paling Berpengaruh
(71,2%) dan responden bekerja berjumlah Terhadap Penggunaan Kontrasepsi AKDR
44 orang, yang memilih AKDR berjumlah 21 di BPS Rosmala Aini Tahun 2018
orang (47,7%) sedangkan non AKDR Dari hasil analisa regresi logistik pada
berjumlah 23 (52,3%). Berdasarkan hasil uji model pertama atau model kedua (fit model)
Chi-Square didapatkan nilai P = 0,031 yang didapatkan 3 variabel yang bermakna secara
EHUDUWL OHELK NHFLO GDUL . GHQJDQ statistik mempunyai pengaruh yang signifikan
demikian terdapat hubungan bermakna dengan penggunaan kontrasepsi AKDR.
antara pekerjaan dengan pemilihan AKDR. ketiga variabel tersebut adalah variabel
Dari hasil penelitian ini, dapat pendidikan, variabel pekerjaan, dan variabel
disimpulkan bahwa responden yang bekerja paritas. Kemudian untuk mengetahui variabel
lebih sedikit terutama ibu yang bekerja yang mana yang paling besar berpengaruhnya
melibatkan aktivitas fisik yang tinggi terhadap penggunaan kontrasepsi AKDR
berpersepsi untuk tidak menggunakan dapat dilihat nilai Exp (B). Dari model 2
metode AKDR dengan alasan takut lepas ternyata variabel yang besar pengaruhnya
(ekspulsi), khawatir menggangu pekerjaan terhadap penggunaan kontrasepsi AKDR
atau menimbulkan nyeri saat bekerja. adalah variabel Paritas dengan nilai Exp (B) ;
Pekerjaan formal juga terkadang dijadikan 2.928 memberikan interpretasi bahwa
alasan seseorang untuk tidak menggunakan responden yang paritas primipara mempunyai
kontrasepsi AKDR, karena tidak sempat kemungkinan 2.928 kali untuk cenderung
atau tidak ada waktu ke pusat pelayanan menggunakan AKDR.
kontrasepsi. Sedangkan ibu yang tidak Dari penelitian diatas maka dapat
bekerja lebih banyak mempunyai waktu disimpulkan bahwa faktor paritas
untuk datang ke tenaga kesehatan sehingga kemungkinan sebagai faktor yang paling
mereka lebih tinggi teliti dalam penggunaan berpengaruh terhadap penggunaan
kontrasepsinya terutama kontrasepsi AKDR kontrasepsi AKDR. Pemilihan kontrasepsi
tanpa memikirkan pekerjaan. AKDR perlu didasari pada jumlah anak yang
d) Hubungan Paritas dengan Penggunaan diinginkan. Kontrasepsi AKDR berbeda
Kontrasepsi AKDR dengan kontrasepsi lainnya karena tingkat
Dari hasil uji statistik Chi-Square efektifitas lebih tinggi dari alat kontrasepsi
diperoleh nilai p value . lainnya, oleh karena itu responden lebih
artinya ada hubungan yang bermakna memilih kontrasepsi AKDR yang dapat
antara paritas dengan penggunaan diandalkan dalam hal menjarangkan/mengatur
kontrasepsi AKDR terbukti secara statistik. jarak kehamilan.
Hasil penelitian ini sesuai dengan
penelitian Rohmah (2012), di Puskesmas
Sosial Palembang yang menyatakan bahwa
p value . \DLWX PDND DGD KESIMPULAN
hubungan yang bermakna anatara paritas Berdasarkan hasil penelitian yang telah
responden dengan AKDR. dilakukan pada bulan Agustus 2017 mengenai
Dari hasil penelitian ini, dapat faktor-faktor yang berhubungan dengan
disimpulkan bahwa wanita yang paritas penggunaan kontrasepsi AKDR (Alat
primipara lebih besar dibandingkan paritas Kontrasepsi Dalam Rahim) di BPS Rosmala Aini
multipara. Hal ini dikarenakan ibu yang Tahun 2018, maka dapat disimpulkan sebagai
berparitas primipara lebih memilih untuk berikut :
menggunakan metode kontrasepsi jangka 1. Ada hubungan yang bermakna antara umur
panjang yaitu kontrasepsi AKDR dengan penggunaan kontrasepsi AKDR
dikarenakan mereka ingin menjarangkan 2. Ada hubungan yang bermakna antara
kehamilan dan khawatir bila menggunakan pendidikan dengan penggunaan kontrasepsi
kontrasepsi yang tingkat efektifitasnya AKDR
rendah akan menyebabkan kehamilan yang 3. Ada hubungan yang bermakna antara
tidak direncanakan sebelumnya. pendidikan dengan penggunaan kontrasepsi
AKDR

SCIENTIA JOURNAL Vol. 7 No. 01 Mei 2018


UNIVERSITAS ADIWANGSA JAMBI 41
4. Ada hubungan yang bermakna antara paritas http://www.bkkbn.go.id/infoprogram/default.
dengan penggunaan kontrasepsi AKDR aspx.Diakses
5. Variabel yang paling berpengaruh terhadap Bobak. 2005. Kajian Implementasi Kebijakan
penggunaan kontrasepsi AKDR adalah Penggunaan Kontrasepsi IUD.
Paritas Hardiwinoto, 2011. Ilmu Kesehatan Masyarakat.
http://ilmu-kesehatan-
masyarakat.blogspot.co.id/2012/05/kategor
SARAN i-umur.html.
1. Bagi BPS Rosmala Aini Hartanto, Hanafi. 2004. Keluarga Berencana dan
Hasil penelitian ini dapat dijadikan Kontrasepsi. Pustaka Sinar Harapan :
sebagai bahan informasi bagi klinik untuk Jakarta
mengevaluasi program KB terutama Hery Aryanti.2014. Faktor-faktor yang
kontrasepsi AKDR pada wanita dan dapat Berhubungan dengan Penggunaan
mengetahui jumlah akseptor yang Kontrasepsi Pada Wanita Kawin Usia Dini
menggunakan kontrasepsi jangka panjang Di Kecamatan Aikmel Kabupaten Lombok
atau KB efektif serta dapat mengadakan Timur.http://www.pps.unud.ac.id.
penyuluhan tentang kontrasepsi AKDR Hidayati, Ratna. 2009. Metode Dan Teknik
sehingga membuat semua akseptor KB aktif Penggunaan Alat Kontrasepsi.
berganti cara untuk berminat menggunakan Jakarta : Salemba Medika
kontrasepsi jangka panjang yaitu kontrasepsi Infodatin.2014. Situasi dan Analisis Keluarga
AKDR. Berencana.Kementerian Kesehatan RI.
2. Bagi Kepala BKKBN Kota Jambi Melani. Niken. Dkk. 2000. Pelayanan Keluarga
Hasil penelitian ini diharapkan dapat membuat Berencana. Citra Maya : Yogyakarta
perencanaan program jangka panjang dalam Noviawati Setya Arum, diah dan Sujiyatini. 2011.
meningkatkan minat pengguna kontrasepsi Panduan Lengkap Pelayanan KB Terkini.
AKDR melalui informasi media atau promosi Nuha Medika : Yogyakarta.
kesehatan antara lain : pemberian poster Notoatmodjo, Soekidjo. 2010. Metodologi
tentang KB efektif jangka panjang dan penelitian kesehatan. Jakarta : Rineka
penyuluhan mengenai keuntungan dari Cipta.
penggunaan kontrasepsi AKDR. Pinem, Sarona. 2011. Kesehatan Reproduksi
3. Bagi Peneliti yang akan datang dan Kontrasepsi. Jakarta: Yayasan Bina
Agar lebih mengembangkan dalam penelitian Pustaka.
AKDR dengan menggunakan variabel ± Prawirohardjo, Sarwono.2005. Buku Panduan
variabel lain dengan metode yang berbeda Praktis Pelayanan Kontrasepsi. Yayasan
yang masih ada hubungan dengan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo :
penggunaan kontrasepsi AKDR. Jakarta
Prawirohardjo, Sarwono.2013. Buku Panduan
Praktis Pelayanan Kontrasepsi. Yayasan
Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo :
DAFTAR PUSTAKA Jakarta
Proverawati, Atikah. 2010. Panduan Memilih
Anggraini, Yetti. 2012. Pelayanan Keluarga Kontrasepsi. Yogyakarta : Nuha Medika.
Berencana. Yogyakarta: Rohima Press Sulistyawati, Ari. 2013. Pelayanan Keluarga
Alimul Hidayat,A.Aziz.2011. Metode Penelitian Berencana. Jakarta : Salemba Medika.
Kebidanan dan Tehnik Analisis _______.2008. IUD (Intra Uterine Device atau
Data.Salemba Medika Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR).
BKKBN.2015. Rapat Pengendalian Program dan https://ilmukeperawatan.wordpress.com.
Anggaran (RADALGRAM) Data. _______.2013. Masalah Kependudukan di
http://www.bkkbn.go.id/infoprogram/default. Indonesia.http://www.bps.go.id
aspx.
BKKBN.2015.Narasi Capaian Program KKBPK
Data sd.Bulan November 2015.

SCIENTIA JOURNAL Vol. 7 No. 01 Mei 2018


UNIVERSITAS ADIWANGSA JAMBI 42
37

Anda mungkin juga menyukai