Anda di halaman 1dari 7

Jurnal Manajemen Pemasaran, Vol. 12, No. 2, Oktober 2018, 77─83 doi: 10.9744/pemasaran.12.2.

77─83
ISSN 1907-235X / e-ISSN 2597-615X

PENGARUH PERCEIVED SERVICE QUALITY TERHADAP


REPURCHASE DAN CUSTOMER SATISFACTION SEBAGAI VARIABEL
INTERVENING PADA FAST FOOD RESTAURANT DI SURABAYA

Jocellynne Saintz
Fakultas Ekonomi, Universitas Kristen Petra, Jl. Siwalankerto 121-131, Surabaya
E-mail: jocellynne97@gmail.com

Abstrak:Penelitian ini membahas pengaruh Perceived service quality terhadap Repurchase dan customer satisfaction
sebagai variabel intervening di Fast food restaurant. Sampel penelitian ini berjumlah 100 responden pelanggan Fast food
restaurant yang pernah melakukan transaksi dalam enam bulan terakhir. Pengukuran dilakukan dari variabel
Perceivedservice quality(X1) dengan indikator Reliability, Responsiveness, Assurance, Empathy, Tangible, variabel customer
satisfaction (Y1) dengan indikator Fulfillment, Pleasure, Ambivalence, sedangkan Repurchase (Z1) memiliki indikator
Interest, Pleasure-based value, Sign value, Risk probability, dan Risk. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: (1) Perceived
service quality berpengaruh signifikan terhadap customer satisfaction; (2) Perceivedservice quality berpengaruh signifikan
terhadap Repurchase; (3) Customer satisfaction berpengaruh signifikan terhadap Repurchase.

Kata kunci: Perceived Service Quality, Customer Satisfaction, Repurchase.

Abstract:The purpose of this research aims to analyze the effects of Perceived Service Quality towards Repurchase with
Customer Satisfaction as an intervening variabel inFast food restaurant. This research was conducted by distributing
questionnaires to 100 respondents who were customers of Fast food restaurants who had made transactions in the last six
month. This research use the Perceived service quality (X1) variable with the indicators Reliability, Responsiveness,
Assurance, Empathy, Tangible, Customer satisfaction variable (Y1) with the indicators Fulfillment, Pleasure, Ambivalance,
Repurchase variable (Z1) with the indicators Interest, Pleasure-based value, Sign value, Risk Pribability, dan Risk. The
results show: (1) Perceived service quality influence significantly effect customer satisfaction; (2) Perceived service quality
affect significantly effect repurchase; (3) customer satisfaction has a significant impact on repurchase.

Keywords: Perceived Service Quality, Customer Satisfaction, Repurchase.

PENDAHULUAN Kualitas jasa harus dimulai dari kebutuhan


pelanggan dan berakhir dengan kepuasaan pelanggan
Keberlangsungan hidup manusia bergantung serta persepsi positif terhadap kualitas jasa (Tjiptono,
pada berbagai kebutuhan, baik secara fisik maupun 2006). Dimana kualitas jasa merupakan ukuran dari
psikis yang dapat menunjukan kehidupan manusia seberapa bagus tingkat layanan yang diberikan sesuai
dengan baik. (Kotler 2009, p. 51) Teori Hirarki dengan ekspektasi pelanggan. Semakin konsisten pe-
Kebutuhan Maslow mengungkapkan bahwa terdapat layanan yang diberikan dan semakin terpenuhinya
lima tahapan kebutuhan manusia, yaitu basic needs, ekpektasi maupun harapan pelanggan, maka pelang-
safety needs, social needs, self-esteem needs dan self gan akan menciptakan persepsi yang baik pula
actualization needs. Dimana basic needs adalah ke- terhadap kualitas restoran yang telah diterimanya.
butuhan akan makanan yang merupakan kebutuhan (Tjiptono, 1997) Tujuan suatu bisnis adalah
paling dasar sebelum memasuki tahap kebutuhan untuk menciptakan rasa puas untuk pelanggan. Kua-
selanjutnya. litas jasa yang unggul dan konsisten dapat menum-
Usaha kuliner saat ini mendapatkan banyak buhkan kepuasaan pelanggan dan dapat memberikan
perhatian dari masyarakat, sehingga tidak heran jika manfaat lebih terhadap perusahaan seperti hubungan
banyak pelaku bisnis yang membuka dan mencoba yang harmonis antara pelanggan dan perusahaan,
berbisnis kuliner untuk mendapatkan keuntungan membentuk persepsi yang bisa menjadi dasar terjadi-
besar. Perkembangan ini disebabkan karena muncul- nya pembelian ulang, membentuk rekomendasi dari
nya gaya hidup masyarakat yang cenderung untuk mulut ke mulut (word of mouth) yang dapat meng-
mengkonsumsi makanan di luar rumah dan mencoba untungkan perusahaan dan bahkan dapat menciptakan
makanan yang baru. Banyaknya pilihan restoran yang reputasi perusahaan baik dimata pelanggan.
ada membuat konsumen cenderung untuk melakukan Repurchase atau pembelian kembali adalah
transaksi dengan restoran yang mampu memberikan bagaimana konsumen pernah melakukan pembelian
keuntungan dan manfaat positif, agar konsumen pertama yang ternyata ekpektasi dan harapannya
merasa puas setelah bertransaksi. terpenuhi, sehingga menciptakan kepuasaan terhadap

77
78 JURNAL MANAJEMEN PEMASARAN, VOL. 12, NO. 2, OKTOBER 2018: 77─83

restoran tersebut. Adanya rasa kepuasaan inilah yang harapan pelanggan dan realisasi layanan” Gerson
menjadi dasar adanya pembelian kembali. (2004, p. 5). Dengan adanya definisi ini dapat disim-
Melihat adanya globalisasi yang terjadi, dan pulkan bahwa kepuasaan pelanggan akan muncul jika
banyaknya budaya-budaya asing yang masuk ke harapannya dapat dipenuhi melalui pelayanan yang
Indonesia, membuat masyarakat Indonesia menerima baik. Jika keinginan dan kebutuhan pelanggan dapat
dengan baik hal-hal tersebut. Dengan adanya feno- terpenuhi maka dengan sendirinya kepuasaan pelang-
mena ini, peneliti ingin melihat apa penyebab masya- gan akan muncul.
rakat untuk melakukan pembelian kembali dalam Menurut Arnould et al., 2004 customer satisfac-
mengkonsumsi makanan di Fast food restaurant. tion dapat diukur dari dimensi-dimensi berikut ini:
Berdasarkan latar belakang diatas, maka perma- 1. Fulfillment
salahan yang ditimbulkan adalah apakah Perceived 2. Pleasure
service quality mempunyai pengaruh yang positif 3. Ambivalence
terhadap Repurchase dan Customer satisfaction se-
bagai variabel interveningnya. Repurchase
Menurut Meuraxa (2008) pembelian ulang atau
LANDASAN TEORI
repurchase adalah pembelian yang berkelanjutan atas
suatu produk sebagai hasil dari evaluasi konsumen
Perceived Service Quality
terhadap pengalaman konsumsi dan menghasilkan
Hanif Mauludin (2004) mendefinisikan “kualitas keputusan untuk menggunakannya secara teratur.
pelayanan sebagai hasil persepsi dari perbandingan Guthrie dan Kim (2009) mengukur keterlibatan
antara harapan pelanggan dengan kinerja aktual konsumen kedalam lima dimensi sebagai berikut:
pelayanan” dengan kata lain ada dua faktor utama 1. Interest
yang mempengaruhi, yaitu expected service (yang 2. Pleasure-based value
diharapkan) dan perceived service (yang didapatkan). 3. Sign value
(Kotler, 2006, p. 139). Melalui pengertian diatas dapat 4. Risk probability
disimpulkan bahwa Perceived quality merupakan 5. Risk
persepsi yang ditentukan secara objektif. Persepsi
pelanggan juga melibatkan apa yang penting bagi ModelPenelitian
Model Penelitian
pelanggan karena setiap pelanggan memiliki kepen-
tingan yang berbeda-beda terhadap suatu jasa atau Customer
produk. H1
Satisfaction
H3
Parasuraman (1988) mengungkapkan bahwa
terdapat lima dimensi dari kualitas layanan, yaitu:
1. Tangibles Perceived
Repurchas
Service Quality
2. Reliability H2 e
3. Responsiveness
4. Assurance Gambar 1. Model Penelitian Gambar 1: Model Penelitian
5. Empathy
Hipotesa
Customer Satisfaction
H1: Terdapat pengaruh perceived service quality
Customer satisfaction telah diakui dalam ilmu
pada customer satisfaction di Fast food restau-
pemasaran dan telah dipraktekan sebagai salah satu
rant
tujuan utama dari aktivitas-aktivitas bisnis (Wang, Y.
H2: Terdapat pengaruh perceived service quality
and Lo, HP., 2002). Maka, dapat disimpulkan bahwa
pada repurchase di Fast food restaurant
kepuasaan pelanggan merupakan elemen penting dari
H3: Terdapat pengaruh customer satisfaction pada
tujuan berbisnis, karena kepuasaan pelanggan akan
repurchase di Fast food restaurant
membawakan banyak efek yang menguntungkan
dalam jangka panjang. “Kepuasaan pelanggan didefi-
METODOLOGI PENELITIAN
nisikan sebagai kondisi terpenuhinya semua kebutuh-
an sesuai dengan harapan ketika mengkonsumsi
sebuah produk.Berdasarkan pendapat ini, dapat di- Populasi
jelaskan bahwa terdapat dua komponen utama untuk Menurut Cooper Emory (1996, p. 214), “popu-
menciptakan sebuah kepuasaan pada pelanggan, yaitu lasi adalah seluruh kumpulan elemen yang dapat kita
Saintz:Pengaruh Perceived Service Quality Terhadap Repurchase dan Customer Satisfaction 79

gunakan untuk membuat kesimpulan”. Populasi 2. Pleasure value


dalam penelitian ini adalah seluruh konsumen di Fast Berhubungan dengan perasaan senang yang di-
food restaurant rasakan konsumen saat melakukan pembelian
produk.
Sampel 3. Sign value
Dimana produk yang dibeli dapat memberikan
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karak- nilai prestis kepada penggunannya.
teristik yang dimiliki oleh populasi tersebut (Malhotra 4. Risk probability
2008, p. 116).Metode sampel yang digunakan dalam Keterlibatan konsumen dalam keberanian meng-
penelitian ini adalah metode purposive sampling, ambil sebuah resiko dalam memilih suatu produk.
yaitu teknik pengambilan sampel dengan pertim- 5. Risk
bangan tertentu (Sugiyono, 2014). Peneliti melakukan Kemungkinan risiko yang harus ditanggung kon-
penelitian untuk memilih anggota populasi yang me- sumen atas pembelian suatu produk.
rupakan pelanggan Fast food restaurant yang memi-
liki kriteria, seperti pelanggan pernah bertransaksi ALAT ANALISA
dalam enam bulan terakhir di Fast food restaurant.
Path Analysis
Definisi Operasional Variabel
Penelitian menggunakan structural equation
modeling (SEM) berbasis partial least square (PLS)
PerceivedService Quality (X1) untuk menjawab rumusan masalah. Partial least
a) Reliability square (PLS) pertama kali digunakan untuk metode
Kemampuan karyawan untuk melaksanakan umum dalam mengestimasi path model yang meng-
layanan yang dijanjikan secara akurat dan terper- gunakan konstruk laten dan multiple indikator
caya kepada pelanggan restoran. didalamnya. Partial least square (PLS) untuk meng-
b) Responsiveness uji suatu teori yang lemah dan masalah pada asumsi
Kemampuan karyawan untuk membantu dan normalitas distribusi data (Jogiyanto, 2008).
memberikan jasa dengan cepat kepada pelanggan
restoran. T-test
c) Assurance
Merupakan kesopanan dan pengetahuan pelayan, Di dalam penelitian ini terdapat variabel inter-
juga kemampuan mereka untuk menimbulkan vening yaitu penghubung antara variabel dependen
kepercayaan dan keyakinan pada pihak restoran. dan variabel independen. Pengujian hipotesis mediasi
(variabel intervening) dapat dilakukan dengan prose-
d) Empathy
dur t-test. Pengujian t-test digunakan untuk men-
Kepedulian dan perhatian secara pribadi kepada
dapatkan nilai t-statistik yang diperlukan apabila
pelanggan Fast food restaurant.
peneliti ingin melakukan uji hipotesis, sehingga
e) Tangible peneliti dapat mengatakan pengaruh sebuah variabel
Penampilan fisik, fasilitas yang diberikan dari Fast dapat dikatakan memiliki pengaruh yang signifikan
food restaurant. atau tidak. T-test dilakukan dengan menggunakan
Customer Satisfaction (Y1) metode bootstrapping.
a) Satisfaction as pleasure. Metode bootstrappingadalah suatu proses peng-
Pleasure menunjukan hubungan yang positif an- ujian re-samplingyang dilakukan oleh sistem kom-
puter untuk mengukur akurasi pada sampleestimate.
tara Fast food restaurant dengan pelanggan.
Bootstraping digunakan untuk mengukur akurasi
b) Satisfaction as fulfillment.
pada sample. Apabila nilai bootstrap lebih dari (>)
Fulfillment merupakan pemenuhan kebutuhan pe- 1.96 maka dinyatakan bahwa variabel tersebut me-
langgan dalam mencapai suatu kepuasaan. miliki pengaruh yang signifikan sedangkan apabila
c) Satisfaction as ambivalence. nilai bootstrap lebih rendah (<) dari 1.96, maka
Ambivalence merupakan perasaan unik yang dinyatakan pengaruh variabel tersebut lemah
dirasakan pelanggan saat bertransaksi dengan Fast (Abdillah & Hartono, 2015).
food restaurant.
Statistik deskriptif
Repurchase (Z1)
1. Interest Statistik deskriptif digunakan untuk menyajikan
Merupakan ketertarikan konsumen pada pembeli- data secara deskriptif yang menggambarkan karak-
an suatu produk. teristik responden serta jawaban-jawaban responden
80 JURNAL MANAJEMEN PEMASARAN, VOL. 12, NO. 2, OKTOBER 2018: 77─83

sehingga mampu digunakan sebagai kesimpulan dari Pernyataan Z1.01 memiliki mean sebesar 4.25
hasil kuisioner yang sudah disebarkan selama pene- dan standar deviasi sebesar 0.766 yang dimana hal ini
litian ini. membuktikan bahwa pelanggan tertarik untuk me-
lakukan pembelian kembali terhadap varian produk
ANALISA DAN PEMBAHASAN Fast food restaurant.

Analisa Deskriptif Evaluasi Path Coefficient dan Coefficient of deter-


mination
Tabel 1. Analisa Deskriptif Dimensi Tamgibles
Jawaban
Indikator Mean Std. dev
STS TS N S SS
X1.01 0 3 3 51 43 4.34 0.681
X1.02 0 4 5 41 50 4.37 0.757
X1.03 0 4 3 29 64 4.53 0.741
X1.04 0 3 8 42 47 4.33 0.749
X1.05 0 3 5 39 53 4.42 0.724

Tabel diatas memiliki pernyataan XI.01 yang


memiliki nilai mean sebesar 4.34 dengan nilai
simpang (standar deviasi) sebesar 0.681 yang artinya
bahwa secara umum responden setuju bahwa Fast
food restaurant memiliki kebersihan dalam peralatan
makanan yang disediakan.
Pernyataan XI.02 memiliki nilai mean sebesar
4.37 dengan nilai simpang sebesar 0.757 yang artinya
sebagian responden setuju bahwa Fast food restaurant
memperhatikan kelengkapan peraltan di meja makan Gambar 2.Path Coefficient dan Coefficient of determina-
(tusuk gigi, tissue, sauce). Begitu pula XI.03 yang tion
memiliki nilai mean 4.53 dengan standar deviasi
sebesar 0.741, hal ini menunjukan bahwa responden Pada analisa path coefficient ini telah terbukti
setuju dengan desain eksterior dari Fast food restau- bahwa customer satisfaction merupakan variable
rant memang menarik. Sedangkan XI.04 yang intervening yang memperkuat hubungan antara
memiliki mean sebesar 4.33 dengan standar deviasi perceived service quality dengan repurchase sebesar
0.749, menunjukan bahwa responden juga setuju 0.358. Nilai ini didapatkan dari hasil perkalian antara
dengan desain interior dari Fast food restaurant yang 0.712 dan 0.503.
membuat nyaman mereka. Dan XI.05 menunjukan Nilai coefficient of determination (R2) yang di
nilai mean sebesar 4.42 dan nilai standar deviasi dalam gambar ditunjukan pada angka di dalam
sebesar 0.724, dengan demikian menunjukan bahwa lingkaran customer satisfaction yang dipengaruhi oleh
responden setuju bahwa karyawan Fast food restau- Perceived service quality sebesar 0.507. Artinya
rant rapi dalam berpenampilan. variable perceived service quality mempengaruhi
customer satisfaction sebesar 50.7% sedangkan
Tabel 2. Analisa deskriptif dimensi Ambivalence
49.3% lainnya dipengaruhi oleh variable lain di luar
Indikator
Jawaban
Mean Std. dev
penelitian. Lalu variable repurchase yang dipengaruhi
STS TS N S SS oleh perceived service quality sebesar 0.607. Artinya
Y1.03 0 2 23 35 40 4.13 0.833 variable perceivedservice quality mempengaruhi
repurchase sebesar 60.7% sedangkan 39.3% lainnya
Pernyataan bahwa Y1.03 memiliki mean sebesar dipengaruhi oleh variable lain di luar penelitian.
4.13 dan standar deviasi sebesar 0.833 yang
menunjukan bahwa responden dapat memahami T-statistic
pelayanan yang lambat saat di Fast food restaurant
sebagai konsekuensi saat restoran penuh. T-statistic pada pengaruh perceived service qua-
lity terhadap customer satisfaction menunjukan
Tabel 3. Analisa deskriptif dimensiInterest 17.570 yang artinya perceivedservice quality berpe-
Jawaban ngaruh signifikan terhadap customer satisfaction. T-
Indikator Mean Std. dev statistic pada pengaruh perceivedservice quality
STS TS N S SS
Z1.01 0 1 17 38 44 4.25 0.766 terhadap repurchase menunjukan 2.989 yang artinya
Saintz:Pengaruh Perceived Service Quality Terhadap Repurchase dan Customer Satisfaction 81

perceived service quality berpengaruh signifikan ter- nuhi harapan pelanggan maka akan membentuk suatu
hadap repurchase. T-statistic pada customer satisfac- hasil evaluasi dari konsumen yang nantinya dapat
tion terhadap repurchase menunjukan 5.960 yang memberikan efek secara positif dan negatif dalam
artinya customer satisfaction berpengaruh signifikan waktu jangka panjang.
terhadap repurchase.
Perceived Service Quality terhadap Repurchase
PEMBAHASAN
Penelitian ini memiliki hasil bahwa perceived
Perceived Service Quality terhadap Customer Satis- service quality Fast food restaurant memiliki peng-
faction aruh terhadap repurchase secara signifikan dengan
nilai uji T-statistic > 1.96, yaitu 2.989.
Penelitian ini mempunyai hasil bahwa Perceived Penelitian ini mempunyai hasil yang menunjuk-
service quality Fast food restaurant memiliki peng- kan bahwa bahwa perceived service quality mempu-
aruh yang signifikan terhadap customer satisfaction nyai pengaruh langsung yang signifikan terhadap
dengan nilai uji T-statistic > 1.96, yaitu 17.570. repurchase, dimana hal ini sesuai dengan teori-teori
Penelitian ini mempunyai hasil yang menunjuk- yang ada bahwa salah satu elemen penting yang
kan bahwa bahwa perceived service quality mem- membuat konsumen melakukan pembelian kembali
punyai pengaruh yang signifikan terhadap emotional adalah ketika konsumen mempunyai persepsi yang
satisfaction, dimana hasil ini sesuai dengan teori-teori baik mengenai kualitas layanan brand tersebut. Ada-
yang sudah ada, bahwa semakin baik dan berkualitas nya keputusan pembelian kembali oleh pelanggan
service atau jasa yang diberikan maka semakin tinggi bisa disebabkan dengan adanya persepsi yang kuat
juga tingkat kepuasaan konsumen yang didapat. Hasil dan baik yang telah dievaluasi oleh pelanggan pada
penelitian ini memiliki hasil yang sama dengan pembelian pertama, yang kemudian bisa menjadi
penelitian yang dilakukan oleh Saif Ullah Malik dasar keputusan pembelian selanjutnya dan dapat
(2012) yang dimana penelitiannya menyatakan memberikan dampak positif lainnya kepada restoran
bahwa persepsi kualitas layanan berpegaruh secara tersebut. Konsumen harus mempunyai persepsi yang
signifikan dan positif terhadap kepuasaan pelanggan. baik mengenai brand yang dicobanya, karena jika
Dimana Saif Ullah Malik juga berpendapat bahwa konsumen memiliki persepsi dan pengalaman yang
jika ingin meningkatkan kepuasaan pelanggan, maka baik maka konsumen akan dengan mudah melakukan
hal yang perlu dievaluasi adalah dengan terus pembelian kembali secara terus menerus dan dapat
mempertahankan kualitas jasa atau layanan yang menjadi alat promosi secara gratis bagi perusahaan.
diberikan atau bahkan harus selalu ditingkatkan agar Hasil penelitian ini mempunyai hasil yang sesuai
dapat membentuk dan mempengaruhi persepsi dengan pendapat oleh (Meirani Harsani, Anfas, 2015)
pelanggan mengenai kualitas kinerja layanan yang (Dr. Mohammad Reza Ebrahimi, Sara Tootoonkavan,
baik sehingga dapat berkorelasi dengan tingkat 2014) dimana persepsi kualitas layanan pelanggan
kepuasaan pelaggan. yang baik mempunyai hubungan yang berpengaruh
Dari hasil penelitian ini dapat dibuktikan dan dalam membuat pengambilan keputusan pembelian
disimpulkan bahwa persepsi kualitas layanan yang kembali. Dengan adanya evaluasi oleh konsumen,
dimiiki konsumen terhadap Fast food restaurant maka persepsi yang tertanam pada konsumen baik
memiliki pengaruh yang besar dalam membangun positif maupun negatif akan membantu konsumen
tingkat kepuasaan pelanggan. Dengan adanya kualitas dalam mengingat pengalaman baik yang pernah
layanan yang baik dan dapat memenuhi harapan dan terjadi dan dirasakan sebelumnya, sehingga peng-
ekspektasi mereka, sebuah restoran dapat menimbul- alaman dan persepi pelanggan akan menjadi dasar
kan persepsi yang baik dari konsumen, oleh karena itu adanya keputusan pembelian kembali atau bahkan
persepsi pelanggan mengenai kualitas jasa dan tidak akan ada pembelian selanjutnya dari konsumen.
layanan memiliki pengaruh yang signifikan dan dapat Oleh karena itu kualitas layanan harus diberikan
mempengaruhi kepuasaan pelanggan untuk menjadi sebaik mungkin kepada pelanggan karena tanpa kita
dasar adanya keputusan pembelian kembali bahkan sadari semakin banyak pesaing yang muncul yang
menjadi pelanggan setia. Persepsi kualitas layanan bisa menjadi pilihan dari konsumen dalam ber-
merupakan tahap awal dalam sebuah proses pem- transaksi, sehingga konsumen akan memilih untuk
belian. Setelah adanya tahap percobaan atau pem- bertransaksi dengan restoran yang dapat memenuhi
belian pertama, maka konsumen akan memahami harapan dan yang sesuai antara biaya yang dibayar-
dengan baik atau mengevaluasi apakah restoran ter- kan dan manfaat yang diterimanya.
sebut dapat memenuhi kebutuhan dan keinginannya Dalam membangun sebuah persepsi kualitas
sesuai dengan ekpektasi. Jika restoran dapat meme- layanan terdapat beberapa hal yang harus diperhatikan
82 JURNAL MANAJEMEN PEMASARAN, VOL. 12, NO. 2, OKTOBER 2018: 77─83

Fast food restaurant, seperti bangunan restoran yang bahkan bisa menjadi pelanggan setia Fast food res-
dapat menarik konsumen untuk datang dan mencoba, taurant.
keadaan interior yang nyaman, pencahayaan terang
dan bersih yang bisa membuat konsumen betah untuk KESIMPULAN DAN SARAN
makan dan merasa aman akan kualitas kebersihannya,
kerapian karyawan Fast food restaurant yang harus Kesimpulan
selalu rapi sehingga lebih enak untuk dilihat dan Penelitian diatas dapat dilihat bahwa variabel-
kualitas makanan dan minuman yang ditawarkan variabel tersebut memiliki pengaruh antara satu
harus sesuai dengan harga yang ditawarkan, sehingga dengan variabel lainnya.Perceived service quality
sesuai dengan apa yang diharapkan konsumen. terhadap customer satisfaction, perceived service qua-
lity terhadap repurchase, dan customer satisfaction
Customer Satisfaction terhadap Repurchase terhadap repurchase.
Penelitian ini memiliki hasil bahwa Customer Seluruh variabel ini menunjukan suatu penga-
satisfaction memiliki pengaruh yang signifikan ter- ruh, berdasarkan path coefficient menunjukan bahwa
hadap repurchase karena nilai uji T-statistic yang dalam penelitian ini customer satisfaction memper-
kuat hubungan antara variabel independen yang
didapat > 1,96, yaitu 5.960.
merupakan perceived service quality terhadap varia-
Penelitian ini mempunyai hasil yang menunjuk-
bel dependen yang merupakan repurchase. Hubung-
kan bahwa bahwa customer satisfaction mempunyai
an antara variabel independen dengan dependen
pengaruh yang signifikan dan positif terhadap repur- dihubungkan melalui variabel intervening.
chase, dimana hal ini sesuai dengan hasil penelitian
yang sudah ada bahwa salah satu elemen yang Saran
membuat konsumen melakukan pembelian kembali
adalah ketika konsumen merasa puas terhadap brand Untuk menjaga adanya pembelian kembali oleh
tersebut. Hasil penelitian ini mempunyai hasil yang konsumen, maka Fast food restaurant perlu lebih
sesuai dengan pendapat oleh (Meirani Harsani, Anfas, menjaga persepsi kualitas layanan dengan cara
2015) dimana adanya keputusan pembelian kemballi menjaga kualitas makanan dari bahan makanan dan
para pelanggan dipengaruhi dan didasari oleh adanya kebersihan peralatan makanan yang digunakan agar
hasil evaluasi pelanggan pada pembelian sebelumnya kualitasnya dapat dipertahankan bahkan dapat diting-
yang terbentuk menjadi persepsi kualitas layanan katkan. Selain itu Fast food restaurant juga hendaknya
pelanggan, dimana persepsi yang ada adalah sebuah menjaga fasilitas dan kondisi fisik restoran seperti
gambaran dari kepuasaan konsumen dan pelanggan, mendekorasi interior sesuai dengan event-event
yang bisa menjadi dasar adanya keputusan pembelian tertentu, tujuannya adalah agar pelanggan mendapat
kembali bahkan seterusnya. Kualitas layanan yang suasana baru.
diberikan kepada pelanggan untuk dirasakan ketika Selain kondisi fisik baik interior maupun ekste-
pembelian pertama atau sebelumnya dapat menjadi rior, kualitas dan kemampuan karyawan juga harus
dasar terbentuknya kepuasan dan dapat mempenga- ditingkatkan dengan cara mengikutsertakan karyawan
ruhi secara langsung keputusan untuk melakukan dalam pelatihan agar dapat meningkatkan ketrampilan
pembelian kembali. agar kemampuan bekerja mereka dapat lebih baik lagi
Dalam penelitian ini dapat dibuktikan dan dalam melayani konsumen.
disimpulkan bahwa Fast food restaurant dapat mem-
berikan kualitas layanan yang sesuai dengan harapan DAFTAR PUSTAKA
pelanggan, karena menurut data yang ada bahwa
ternyata hampir seluruh konsumen merasa puas Abdillah, W., & Hartono, J. (2015). Partial Least
terhadap restoran tersebut dalam pemenuhan kebutuh- Square (PLS) – Alternatif Structural Equation
an dan keinginan dari pelanggan. Setelah pelanggan Modeling (SEM) dalam Penelitian Bisnis
mendapatkan kebutuhan makanan dan minuman (Cetakan 1). Yogyakarta: Penerbit Andi.
sesuai dengan keinginan mereka, maka pelanggan Arnould, E., Price, L., & Zinkhan, G. (2004). Consu-
akan membentuk rasa puas tersebut karena terpenuhi- mer 2nd ed. Boston, Massachusetts: The
nya kebutuhan dan keinginanya. Dewasa ini, men- McGraw-Hill Companies.
ciptakan kepuasaan pelanggan merupakan hal yang Cooper dan Emory, (1996). Metode Penelitian Bisnis,
harus diperhatikan oleh perusahaan. Karena ketika Jakarta: Erlangga.
konsumen merasa puas terhadap brand tersebut maka Gerson, R. F. (2004). Mengukur Kepuasan Pelang-
akan memberikan dampak yang sangat baik dalam gan. Jakarta:PPM.
berbagai hal, seperti adanya keputusan pembelian Guthrie, M., dan Kim, S. (2009), The Relationship
kembali, promosi secara gratis melalui word of mouth BetweenConsumer Involment and Brand per-
Saintz:Pengaruh Perceived Service Quality Terhadap Repurchase dan Customer Satisfaction 83

ceptions of Female Cosmetic Consumers. Meuraxa, Nurfaizah. (2008). Analisis Pengaruh


Journal of Brand Management. 17(2). Sosial (Social Influence) terhadap kecen-
Hanif Mauludin. (2004). Essay: Analisis Kualitas derungan Pembelian Kembali (Repurchase),
Pelayanan, pengaruhnya terhadap Citra Fakultas Ekonomi danilmu social UIN Syarif
(Image) Rumah Sakit. Hidayatullah. Jakarta.
Harsasi, M., Anfas. (2015). The Impact of Perceived Parasuraman, A., Zeithaml, V. & ll. (1988). SER-
Service Quality on Repurchase: A Study of A
VQUAL: Amultiple-item scale for measuring
Distance Education Institution.
Jogiyanto. (2008). Metodologi penlitian sistem infor- consumer perceptions of service quality. Jour-
masi. Yogyakarta: Andi Yogyakarta. nal of retailing, VI, 12-40
Kotler, P. & Keller, K. L. (2006). Marketing Manage- Saif, U, M. (2012). Customer Satisfaction, Perceived
ment (12th edition). Upper Saddle River: Pear- Service Quality and Mediating Role of Per-
son Education, Inc. ceived Value. International Journal of Market-
Kotler, Philip. (2009). Manajemen Pemasaran. Jakar- ing Studies.
ta: Erlangga. Sugiyono. (2014). Metode Penelitian Pendidikan
Malhotra, Y., Galletta, D. F., & Kirsch, L. J. (2008). Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif Dan R&D.
Howendogenous motivations influence user Bandung: Alfabeta.
intentions Beyond the dichotomy of extrinsic Tjiptono, Fandy, (1997), Strategi Pemasaran, Pener-
and intrinsic usermotivations. Journal of bit: Andi Offset, Edisi Kedua, Cetakan
Management Information Systems, 25(1), pp.
267–299. Pertama, Yogyakarta.
Mohammad Reza Ebrahimi, Sara Tootoonkavan. Tjiptono, Fandy, (2006). Manajemen Jasa. Edisi
(2014). Investigating The Effect of Perceived Pertama. Yogyakarta: Andi
Service Quality, Perceived Value, Brand Image, Y. Wang, H.P. Lo. (2002), Service quality, customer
Trust, Customer Satisfaction on Repurchase satisfaction andbehavior intentions: Evidence
Intention and Recommendation to Other Case from China'stelecommunication industry Info,
Study: LG Company. 4(6), pp. 50-60.

Anda mungkin juga menyukai