Pengertian Stunting
Stunting adalah masalah kurang gizi kronis yang disebabkan oleh asupan gizi yang
kurang dalam waktu cukup lama akibat pemberian makanan yang tidak sesuai dengan
kebutuhan gizi. Stunting merupakan sebuah kondisi dimana tinggi badan seseorang ternyata
lebih pendek dibanding tinggi badan orang lain pada umumnya (yang seusia). Adapun
beberapa pendapat menurut para ahli, sebagai berikut;
1. Menurut Trihono dkk (2015), Stunting adalah status gizi yang didasarkan pada indeks
BB/U atau TB/U dimana dalam standar antropometri penilaian status gizi anak, hasil
pengukuran tersebut berada pada ambang batas (Z-Score) <-2 SD sampai dengan -3
SD (pendek/stunted) dan <-3 SD (sangat pendek/severely stunted).
Penyebab Stunting
a. Praktek Pengasuhan Yang Kurang Baik
Kurangnya pengetahuan ibu mengenai kesehatan dan gizi sebelum dan pada masa
kehamilan, serta setelah ibu melahirkan. Beberapa fakta dan informasi yang ada
menunjukkan bahwa 60% dari anak usia 0-6 bulan tidak mendapatkan Air Susu
Ibu (ASI) secara eksklusif dan 2 dari 3 anak usia 0-24 bulan tidak menerima
Makanan Pendamping Air Susu Ibu (MP-ASI). Padahal, MP-ASI sangat penting
diperkenalkan mulai dari balita diatas 6 bulan karena berfungsi untuk mencukupi
kebutuhan nutrisi tubuh bayi yang tidak lagi dapat disokong oleh ASI. Serta
membentuk daya tahan tubuh dan perkembangan system imunologis anak
terhadap makanan maupun minuman.
b. Terbatasnya Layanan Kesehatan
Informasi yang dikumpulkan dari publikasi Kemenkes dan Bank Dunia
menyatakan bahwa tingkat kehadiran anak di Posyandu semakin menurun dari
79% di tahun 2007 menjadi 64% di tahun 2013 dan anak belum mendapat akses
yang memadai ke layanan imunisasi. Fakta lain adalah 2 dari 3 ibu hamil belum
mengkonsumsi suplemen zat besi yang memadai serta masih terbatasnya akses ke
layanan pembelajaran dini yang berkualitas (baru 1 dari 3 anak usia 3-6 tahun
belum terdaftardi layanan PAUD (Pendidikan Usia Dini).
c. Masih Kurang Akses Rumah Tangga/Keluarga ke Makanan Bergizi
Hal ini dikarenakan harga makanan bergizi di Indonesia masih tergolong mahal,
menurut beberapa sumber (RISKESDAS 2013, SDKI 2012, SUSENAS),
komoditas makanan di Jakarta 94% lebih mahal dibandingkan dengan di New
Delhi, India. Terbatasnya akses ke makanan bergizi di Indonesia juga dicatat telah
berkontribusi pada 1 dari 3 ibu hamil yang mengalami anemia.
d. Kurangnya Akses Air Bersih dan Sanitasi
Akses terhadap air bersih dan fasilitas sanitasi yang buruk dapat meningkatkan
kejadian penyakit infeksi yang dapat membuat enrgi untuk pertumbuhan
teralihkan kepada perlawanan tubuh menghadapi infeksi, zat gizi sulit diserap oleh
tubuh dan terhambatnya pertumbuhan.
e. Pernikahan Usia Dini
Pernikahan usia dini dapat menjadi salah satu penyebab stunting karena
diantaranya ada kehamilan yang tidak diinginkan, sehingga pertumbuhanan janin
di dalam kandungan tidak bisa optimal. Selain itu, secara psikologis sang wanita
belum siap hamil serta belum cukup memiliki pengetahuan mengenai perawatan
kehamilan dan perawatan anak. Salah satu contoh kasus pernikahan dini di
Kabupaten Temanggung masih relatif tinggi dan angka kasus stuntingnya tahun
2019 masih 29,98% atau nomor 22 di Provinsi Jawa Tengah.
Sumber:
media indonesia. 2019. ada kontribusi dari pernikahan dini pada masalah stunting.
https://mediaindonesia.com/humaniora/280419/ada-kontribusi-dari-pernikahan-dini-
pada-masalah-stunting#:~:text=%22Pernikahan%20dini%20menjadi%20salah
%20satu,Senin%20(30%2F12). diakses pada tanggal 15 Maret 2021