Anda di halaman 1dari 4

Asifah Baiq Ramadani (K011191130)

 Pengertian Stunting

Stunting adalah masalah kurang gizi kronis yang disebabkan oleh asupan gizi yang
kurang dalam waktu cukup lama akibat pemberian makanan yang tidak sesuai dengan
kebutuhan gizi. Stunting merupakan sebuah kondisi dimana tinggi badan seseorang ternyata
lebih pendek dibanding tinggi badan orang lain pada umumnya (yang seusia). Adapun
beberapa pendapat menurut para ahli, sebagai berikut;

1. Menurut Trihono dkk (2015), Stunting adalah status gizi yang didasarkan pada indeks
BB/U atau TB/U dimana dalam standar antropometri penilaian status gizi anak, hasil
pengukuran tersebut berada pada ambang batas (Z-Score) <-2 SD sampai dengan -3
SD (pendek/stunted) dan <-3 SD (sangat pendek/severely stunted). 

2. Menurut WHO (2006), Stunting adalah gangguan pertumbuhan ditinjau berdasarkan


parameter antropometri tinggi badan menurut umur merupakan bagian dari
kekurangan gizi maupun infeksi kronis yang ditunjukkan dengan z-score <-2 standar
deviasi. 
3. Menurut Kemenkes RI (2016), Stunting adalah status gizi yang didasarkan pada
parameter Panjang Badan menurut Umur (PB/U) atau Tinggi Badan menurut Umur
(TB/U), hasil pengukuran antropometri berdasarkan parameter tersebut dibandingkan
dengan standar baku WHO untuk menentukan anak tergolong pendek (<-2 SD) atau
sangat pendek (<-3 SD). 

 Penyebab Stunting
a. Praktek Pengasuhan Yang Kurang Baik
Kurangnya pengetahuan ibu mengenai kesehatan dan gizi sebelum dan pada masa
kehamilan, serta setelah ibu melahirkan. Beberapa fakta dan informasi yang ada
menunjukkan bahwa 60% dari anak usia 0-6 bulan tidak mendapatkan Air Susu
Ibu (ASI) secara eksklusif dan 2 dari 3 anak usia 0-24 bulan tidak menerima
Makanan Pendamping Air Susu Ibu (MP-ASI). Padahal, MP-ASI sangat penting
diperkenalkan mulai dari balita diatas 6 bulan karena berfungsi untuk mencukupi
kebutuhan nutrisi tubuh bayi yang tidak lagi dapat disokong oleh ASI. Serta
membentuk daya tahan tubuh dan perkembangan system imunologis anak
terhadap makanan maupun minuman.
b. Terbatasnya Layanan Kesehatan
Informasi yang dikumpulkan dari publikasi Kemenkes dan Bank Dunia
menyatakan bahwa tingkat kehadiran anak di Posyandu semakin menurun dari
79% di tahun 2007 menjadi 64% di tahun 2013 dan anak belum mendapat akses
yang memadai ke layanan imunisasi. Fakta lain adalah 2 dari 3 ibu hamil belum
mengkonsumsi suplemen zat besi yang memadai serta masih terbatasnya akses ke
layanan pembelajaran dini yang berkualitas (baru 1 dari 3 anak usia 3-6 tahun
belum terdaftardi layanan PAUD (Pendidikan Usia Dini).
c. Masih Kurang Akses Rumah Tangga/Keluarga ke Makanan Bergizi
Hal ini dikarenakan harga makanan bergizi di Indonesia masih tergolong mahal,
menurut beberapa sumber (RISKESDAS 2013, SDKI 2012, SUSENAS),
komoditas makanan di Jakarta 94% lebih mahal dibandingkan dengan di New
Delhi, India. Terbatasnya akses ke makanan bergizi di Indonesia juga dicatat telah
berkontribusi pada 1 dari 3 ibu hamil yang mengalami anemia.
d. Kurangnya Akses Air Bersih dan Sanitasi
Akses terhadap air bersih dan fasilitas sanitasi yang buruk dapat meningkatkan
kejadian penyakit infeksi yang dapat membuat enrgi untuk pertumbuhan
teralihkan kepada perlawanan tubuh menghadapi infeksi, zat gizi sulit diserap oleh
tubuh dan terhambatnya pertumbuhan.
e. Pernikahan Usia Dini
Pernikahan usia dini dapat menjadi salah satu penyebab stunting karena
diantaranya ada kehamilan yang tidak diinginkan, sehingga pertumbuhanan janin
di dalam kandungan tidak bisa optimal. Selain itu, secara psikologis sang wanita
belum siap hamil serta belum cukup memiliki pengetahuan mengenai perawatan
kehamilan dan perawatan anak. Salah satu contoh kasus pernikahan dini di
Kabupaten Temanggung masih relatif tinggi dan angka kasus stuntingnya tahun
2019 masih 29,98% atau nomor 22 di Provinsi Jawa Tengah.

Selain kelima penyebab diatas, adapun beberapa faktor-faktor penyebab terjadinya


stunting menurut Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (BAPPENAS) 2013, sebagai
berikut;

a. Asupan Gizi Balita


Asupan gizi yang adekuat sangat diperlukan untuk pertumbuhan dan
perkembangan tubuh balita. Masa kritis ini merupakan masa saat balita akan
mengalami tumbuh kembang dan tumbuh kejar. Balita yang mengalami
kekurangan gizi sebelumnya masih dapat diperbaiki dengan asupan yang baik
sehingga dapat melakukan tumbuh kejar sesuai dengan perkembangannya.
b. Penyakit Infeksi
Penyakit infeksi merupakan salah satu faktor penyebab langsung stunting. Anak
balita dengan kurang gizi akan lebih mudah terkena penyakit infeksi. Penyakit
infeksi yang sering diderita balita seperti cacingan, Infeksi Saluran Pernapasan
Atas (ISPA), diare dan infeksi lainnya sangat erat hubungannya dengan status
mutu pelayanan kesehatan dasar khususnya imunisasi, kualitas lingkungan hidup
dan perilaku sehat.
c. Faktor Genetik
Faktor genetik merupakan modal dasar mencapai hasil proses pertumbuhan.
Melalui genetik yang berada di dalam sel telur yang telah dibuahi, dapat
ditentukan kualitas dan kuantitas pertumbuhan. Hal ini ditandai dengan intensitas
dan kecepatan pembelahan, derajat sensitivitas jaringan terhadap rangsangan,
umur pubertas dan berhentinya pertumbuhan tulang.
d. Faktor Sosial Ekonomi
Status ekonomi yang rendah dianggap memiliki dampak yang signifikan terhadap
kemungkinan anak menjadi kurus dan pendek. Status ekonomi keluarga yang
rendah akan mempengaruhi pemilihan makanan yang dikonsumsinya sehingga
biasanya menjadi kurang bervariasi dan sedikit jumlahnya terutama pada bahan
pangan yang berfungsi untuk pertumbuhan anak seperti sumber protein, vitamin,
dan mineral, sehingga meningkatkan risiko kurang gizi.

Sumber:

Poltekkes Kemenkes. Tanpa Tahun. BAB II Tinjauan Pustaka. Yogyakarta : Poltekkes


Kemenkes. http://eprints.poltekkesjogja.ac.id/1130/4/Chapter2.doc.pdf

Riadi, M,. 2017. Pengertian, Penyebab dan Pencegahan Stunting.


https://www.kajianpustaka.com/2019/08/pengertian-penyebab-dan-pencegahan-
stunting.html

media indonesia. 2019. ada kontribusi dari pernikahan dini pada masalah stunting.
https://mediaindonesia.com/humaniora/280419/ada-kontribusi-dari-pernikahan-dini-
pada-masalah-stunting#:~:text=%22Pernikahan%20dini%20menjadi%20salah
%20satu,Senin%20(30%2F12). diakses pada tanggal 15 Maret 2021

Anda mungkin juga menyukai