Anda di halaman 1dari 22

MAKALAH

GIZI SEIMBANG BAGI BALITA

OLEH :

NAMA :SARINA E AULU

NIM :145502619

KELAS :B

SEMESTER : IV

PRODI :D-III KEBIDANAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MARANATHA

KUPANG

2020
KATA PENGANTAR

Puji Syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan rahmatnya saya dapat menyelesaikan
makalah yang berjudul GIZI SEIMBANG BAGI BALITA ini dengan baik.

Saya menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Untuk
itu saya sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari semua pihak demi
kesempurnaan makalah ini.
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang..............................................................................................1
B. Rumusan Masalah..........................................................................................2
C. Tujuan...........................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Gizi Seimbang Balita....................................................................3
B. Prinsip Gizi Untuk Balita..............................................................................3
C. Cara Pengelolaan Makanan Bagi Balita.........................................................8
D. Faktor Yang Mempengaruhi Pemberian Makanan.........................................10
E. Pengaruh Status Gizi Terhadap Pertumbuhan Perkembangan.........................12
F. Menu Seimbang Bagi Balita.........................................................................14
G. Prinsip Gizi Untuk Anak Remaja Dan Dewasa...............................................15
H. Kebutuhan Gizi Seimbang............................................................................15
I. Pengaruh Status Gizi Terhadap Sistem Reproduksi........................................17
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Secara umum masalah gizi di Indonesia terutama Kekurangan Energi  Protein
(KEP) merupakan salah satu masalah kesehatan anak yang menjadi problem khusus.
Angka kejadian tertinggi terjadi pada anak dibawah usia 5 tahun (Anonim, Kompas,  
Mei 2005). Hal ini juga dikarenakan anak–anak berumur (0–5 tahun balita) adalah
termasuk golongan masyarakat rentan gizi (Sediaoetama,1999).
Beberapa literatur mengungkapkan, bahwa penyebab yang mengakibatkan
terjadinya kurang gizi pada balita adalah kurangnya pengetahuan orang tua akan
bahan makanan yang bergizi serta tidak mengerti bagaimana cara memberi makan
yang benar sehingga asupan gizi kurang. Ditunjang dengan kemiskinan keluarga,
faktor kepadatan penduduk serta faktor sosial budaya dan infeksi (Kartasapoetra &
Marsetyo, 2002).
Tingkat pendidikan atau pengetahuan ibu banyak menentukan sikap dan
perilakunya dalam menghadapi berbagai masalah, misalnya dalam pemberian
makanan pada anak antara lain meliputi kualitas makanan, kuantitas makanan, saat
dan jadwal pemberian makanan serta cara memberikan makanan, termasuk
didalamnya membujuk anak untuk makan.Kekurangan gizi pada anak balita  sejak
lahir hingga 3 tahun akan sangat berpengaruh terhadap kualitas sel otaknya.  Gizi
kurang pada usia dibawah 2 tahun akan menyebabkan sel otak berkurang 15 –20 %,
sehingga anak yang demikian, kelak kemudian hari akan menjadi manusia dengan
kualitas otak 80– 85 %,  dan apabila nantinya harus bersaing dengan anak lain yang
berkualitas otak 100 % akan menemui banyak hambatan (Dinkes Jatim, 2005).   
Pengetahuan dan sikap ibu yang kurang tentang makanan bergizi, bisa terlihat
dengan  perilaku ibu yang tidak sesuai dengan kesehatan, diantaranya anak tidak
diperbolehkan makan protein dari hewani jika ada luka, Ibu tidak mau atau kurang
sabar didalam membujuk anak untuk mau makan. Bagi ibu yang habis melahirkan
ada larangan makan dengan menggunakan lauk dari protein hewani  dan tidak boleh
makan sayur atau minum terlalu banyak, karena  akan berakibat Air Susu Ibu akan
berbau amis dan lukanya tidak cepat sembuh ( Wiryo,2002).
Masa remaja merupakan periode dari pertumbuhan dan proses kematangan
manusia, pada remaja ini terjadi perubahan yang sangat unik dan berkelanjutan.
Perubahan fisik karena pertumbuhan yang terjadi akan mempengaruhi status
kesehatan dan gizinya. Ketidakseimbangan antara asupan kebutuhan atau kecukupan
akan menimbulkan masalah gizi, baik itu berupa masalah gizi lebih maupun kurang.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa Pengertian Gizi Seimbang Balita ?
2. Bagaimana Prinsip Gizi Untuk Balita ?
3. Bagaimana Cara Pengelolaan Makanan Bagi Balita ?
4. Apa-Apa Saja Faktor Yang Mempengaruhi Pemberian Makanan ?
5. Bagaimana Pengaruh Status Gizi Terhadap Pertumbuhan Perkembangan ?
6. Apa Saja Menu Seimbang Bagi Balita ?
7. Bagaimana Prinsip Gizi Untuk Anak Remaja Dan Dewasa ?
8. Apa Saja Kebutuhan Gizi Seimbang ?
9. Bagaimana Pengaruh Status Gizi Terhadap Sistem Reproduksi ?
C. TUJUAN
1. Untuk Mengetahui Pengertian Gizi Seimbang Balita
2. Untuk Mengetahui Prinsip Gizi Untuk Balita
3. Untuk Mengetahui Cara Pengelolaan Makanan Bagi Balita
4. Untuk Mengetahui Faktor Yang Mempengaruhi Pemberian Makanan
5. Untuk Mengetahui Pengaruh Status Gizi Terhadap Pertumbuhan Perkembangan
6. Untuk Mengetahui Menu Seimbang Bagi Balita
7. Untuk Mengetahui Prinsip Gizi Untuk Anak Remaja Dan Dewasa
8. Untuk Mengetahui Kebutuhan Gizi Seimbang
9. Untuk Mengetahui Pengaruh Status Gizi Terhadap Sistem Reproduksi
BAB II

PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN GIZI SEIMBANG BAGI BALITA


Gizi adalah komponen kimia yang terdapat dalam zat makanan yang sangat
dibutuhkan oleh tubuh untuk perkembangan dan pertumbuhan. Gizi adalah elemen
yang terdapat dalam makanan yang dapat dimanfaatkan secara langsung oleh tubuh
seperti halnya karbohidrat, protein, lemak, vitamin, mineral dan air. Gizi yang
seimbang dibutuhkan oleh tubuh, terlebih pada belita yang masih dalam masa
pertumbuhan. Di masa tumbuh kembang balita yang berlangsung secara cepat
dibutuhkan makanan dengan kualitas dan kuantitas yang tepat dan seimbang.
Gizi balita adalah hal yang paling utama yang harus diperhatikan oleh orang tua
jika ingin tumbuh kembang putra putrinya maksimal.
Status gizi adalah suatu keadaan tubuh yang diakibatkan oleh keseimbangan
antaraasupan zat gizi dengan kebutuhan. Keseimbangan tersebut dapat dilihat dari
variabel pertumbuhan, yaitu berat badan, tinggi badan/panjang badan, lingkar
kepala, lingkar lengan,dan panjang tungkai.
B. PRINSIP GIZI UNTUK BALITA
Masa balita adalah periode perkembangan fisik dan mental yang pesat. Pada
masa ini otak balita telah siap menghadapi berbagai stimulusi seperti belajar berjalan
dan berbicara lebih lancer. Perlunya perhatian lebih dalam tumbuh kembang diusia
balita didasarkan fakta bahwa kurang gizi yang terjadi pada masa emas ini, bersifat
ireversibel (tidak dapat pulih). Makanan seimbang pada usia ini perlu diterapkan
karena akan mempengaruhi kualitas pada usia dewasa sampai lanjut.
Setelah anak berumur satu tahun menunya bervariasi untuk laki-laki mencegah
kebosanan dan diberi susu, serealia (seperti bubur beras, roti), daging, sup, sayuran
dan buah-buahan. Makanan padat yang diberikan tidak perlu diblender lagi melainkan
yang kasar supaya anak yang sudah mempunyai gigi dapat belajar mengunyah.
Kecukupan gizi :
Golongan umum:
1. 1-3 tahun → BB 12 kg, TB 89 cm, Energi 1220 Kkal, Protein 23 gram
2. 4-6 tahun → BB 18 kg, TB 108 cm, Energi 1720 Kkal, Protein 32 gram

Anak dibawah lima tahun merupakan kelompok yang menunjukkan


pertumbuhan badan yang pesat sehingga memerlukan zat-zat yang tinggi setiap
kilogram berat badannya. Anak balita justru merupakan kelompok umur yang paling
sering menderita akibat kekurangan gizi. Berikut ini merupakan prinsip pemberian
nutrisi pada balita :
a. Tinggi energy, protein, vitamin dan mineral
b. Dapat diterima oleh bayi dan anak dengan baik
c. Diproduksi setempat dan menggunakan bahan-bahan setempat
d. Mudah didapat dalam bentuk kering dengan demikian mudah disimpan dan
praktis penggunaannya
e. Ringkas tetapi mempunyai nilai gizi makanan
Bila mengalami gizi buruk balita maka perkembangan otaknya pun kurang dan
itu akan berpengaruh kepada kehidupannya diusia sekolah dan prasekolah.
Melaksanakan pemberian makanan yang sebaik – baiknya kepada bayi dan balita
yang bertujuan sebagai berikut:
1) Memberikan nutrial yang cukup untuk kebutuhan memilihara kesehatan dan
memulikannya jikat sakit, melaksanakan berbagai jenis aktifitas, pertumbuhan
dan perkembangan jasmani dan psikomotorik.
2) Mendidik kebiasaan yang baik tentang memakan, menyukai, dan menentukan
makanan yang di perlukan.

Adapun Prinsip Gizi Seimbang bagi balita :


(a) Air
Bayi yang menyusu pada ibunya masukkan air rata
rata:
Kebutuhan
Trimester (ml/kg
BB/hari)
I 175-200
II 150-175
III 130-140
IV 120-140
(b) Energi
Menurut FAO/WHO 1971
Umur Kebutuhan Energi
(Kal/kg BB/hari)
3 bulan 120
3-5 bulan 115
6-8 bulan 110
9-11 bulan 105
Diatas1 tahun 112
1-3 tahun 101
4-6 tahun 91

(c)  Protein
Umur Kebutuhan Protein
(g/kg BB/hari)
6-11 bulan 3,5-2,0
1-3 tahun 2,5-2,0
4-6 Tahun 3,0

(d) Lemak
Pada masa bayi dan balita lemak masih dianggap tidak perlu dalam
jumlah banyak kecuali asam lemak essensial (asam lenoleat dan
arakidonat). Lemak yang mengandung asam lemak essensial bila kurang
dari 0,1 % akan mengakibatkan gangguan seperti kulit bersisik, rambut
mudah rontok dan hambatan pertumbuhan. Maka dianjurkan sekurang-
kurangnya 1% kalori yang berasal dari asam lenoleat.
(e)  Karbohidrat
Rekuiremen karbohidrat belum diketahui dengan pasti. Bayi yang
menyusu pada ibunya mendapat 40 % kalori dari laktosa. Pada usia
yang tua kalori dan hidrat arang bertambah jika bayi telah diberikan
makanan lain terutama yang mengandung banyak tepung misalnya
bubur susu dan nasi tim.
(f)  Vitamin dan mineral
(1) Umur 6-11 tahun
Ca : 0,6 gr
Fe : 8 gr
Vit A : 1200 mg
Vit B1 : 0,4 mg
Vit B12 : 0,5 mg
Vit B6 : 6 mg
Vit C : 25 mg
Vit D : 400 unit
(2) Umur 1-3 tahun
Ca : 0,5 gr
Fe : 8 gr
Vit A : 1500 mg
Vit B1 : 0,5 mg
Vit B12 : 0,7 mg
Vit B6 : 8 mg
Vit C : 30 mg
(3) Umur 4-6 tahun
Ca : 0,5 gr
Fe : 10 gr
Vit A : 1800 mg
Vit B1 : 0,6 mg
Vit B12 : 0,9 mg
Vit B6 : 9 mg
Vit C : 40 mg
1. Gizi Seimbang Bagi Balita
Seorang anak yang sehat akan tumbuh dan berkembang dengan normal.
Secara fisik, anak sehat dapat dilihat dari naiknya berat badan dan tinggi badan
yang teratur dan proporsional. Kesehatan seorang balita sangat dipengaruhi oleh
gizi yang terserap didalam tubuh. Sehat tampak aktif, gesit dan gembira serta
mudah menyesuaikan diri dengan lingkungannya. Kesehatan seorang balita sangat
dipengaruhi oleh gizi yang terserap didalam tubuh. Meskipun kekurangan gizi
bukan merupakan hal baik bagi balita, bukan berarti apabila seorang balita
diberikan asupan gizi secara berlebih (misalnya memberikan berbagai pil vitamin)
akan membuat tubuhnya menjadi kebal terhadap berbagai penyakit. Tubuh balita
justru akan mengalami kehilangan kemampuan untuk ’membentengi’ tubuh,
sehingga mempermudah masuknya penyakit.
Sejak masa kanak-kanak, otak manusia sudah mempunyai dendrit yang
berfungsi untuk mengantarkan rangsangan. Lebih banyak dendrit yang terbentuk
dalam otak berarti lebih banyak sinapsis yang berkempuan dalam belajar. Jika
pada puncak pembentukan dendrit gizi yang tersedia tidak cukup maka jumlah
sinapsis yang terbentuk akan berkurang sehingga mengakibatkan fungsi
mentalnya berkurang seperti: daya ingat dan kapasitas belajar kurang. Pada anak
usia dua sampai tiga tahun mulai mendapatkan masukan gizi-gizi yang khusus,
seperti seng dan vitamin A.
2. Tujuan Gizi Bagi Balita
a. Memberitahukan bahwa gizi sangat penting bagi kesehatan tubuh.
b. Memberikan pada ibu dan calon ibu untuk berhati-hati dalam pemilihan
makanan untuk sang buah hati.
c. Memberitahukan pada masyarakat bahwa gizi merupakan suatu kebutuhan
yang mendesak bagi tubuh sehingga perlu dipenuhi agar tubuh menjadi
sehat.
d. Menjelaskan berbagai faktor fisiologis yang mempengaruhi keadaan gizi
anak balita.
e. Menyebutkan kebutuhan berbagai zat gizi terhadap perkembangan
berbagai organ tubuh anak balita.
f. Menjelaskan faktor di masyarakat yang dapat mempengaruhi keadaan gizi
anak balita.
g. Menjelaskan pengaruh faktor sosioekonomi orangtua pada keadaan gizi
anak balita.
h. Menjelaskan pengaruh faktor pendidikan orangtua pada keadaan gizi anak
balita.
i. Menyebutkan masalah perkembangan tubuh pada anak balita.
C. CARA PENGELOLAAN MAKANAN BAGI BALITA
Pemberian makanan pada balita, sebagaimana halnya kelompok usia lain yang
lebih tua, harus memenuhi kebutuhan balita itu, yang meliputi kebutuhan kalori serta
kebutuhan zat-zat gizi utama yang meliputi 5 komponen dasar, yakni hidrat arang,
protein, lemak, mineral dan vitamin (termasuk air dalam jumlah yang cukup).
Kesemua zat gizi ini memiliki fungsi masing-masing, serta harus terdapat secara
bersamaan pada suatu waktu.
Pemberian makanan balita sebaiknya beraneka ragam, menggunakan makanan
yang telah dikenalkan sejak bayi usia enam bulan yang telah diterima oleh bayi, dan
dikembangkan lagi dengan bahan makanan sesuai makanan keluarga.
Pemberntukan pola makanan perlu diterapkan sesuai pola makanan keluarga.
Peranan orang tua sangat dibutuhkan untuk membentuk perilaku makan yang sehat.
Seorang ibu dalam hal ini harus mengetahui, mau dan mampu menerapkan makan
yang seimbang atau sehat dalam keluarga karena anak akan meniru perilaku makan
dari orang tua dan orang-orang disekelilingnya dalam keluarga.
Makanan selingan tidak kalah pentingnya dengan apa yang diberikan pada jam
diantara makanan pokoknya. Makanan selingan dapat membantu jika anak tidak
cukup menerima porsi makan karena anak susah makan. Namun pemberian yang
berlebihan pada makanan selingan pun tidak baik karena akan mengganggu nafsu
makannya.
Jenis makanan selingan yang baik adalah yang mengandung zat gizi lengkap
yaitu sumber karbohidrat, protein, vitamin dan mineral, seperti arem-arem nasi isi
daging sayuran, tahu isi daging sayuran, roti isi ragout ayam sayuran, pizza dan lain-
lain.
Fungsi makanan selingan adalah :
1. Memperkenalkan aneka jenis bahan makanan yang terdapat dalam bahan
makanan selingan.
2. Melengkapi zat-zat gizi yang mungkin kurang dalam makanan utamanya
(pagi, siang, dan malam).
3. Mengisi kekurangan kalori akibat banyaknya aktifitas anak pada usia balita.
Ciri-ciri gizi buruk :
1. Kurus, rambut kemerahan.
2. Perut kadang-kadang buncit.
3. Wajah konfase (cekung) untuk monkey fase (keriput).
4. Cengeng.
5. Kurang respons.
Pengolahan bahan makanan adalah tindakan mengolah bahan pangan atau
makanan dengan menggunakan teknik memasak yang tepat, yang meliputi :
a. Menggoreng
Bahan makanan yang digunakan untuk digoreng biasanya ayam goring
dengan bumbu crispy, ikan goring, tahu goring atau yang dicampur garam,
merica, tepung roti dan dibuat nugget, dan tempe goreng.
b. Mengukus
Makanan yang dikukus biasanya, ayam yang ditambah daun kemangi,
tomat, dan bumbu lainnya dan dibuat pepes ayam, pepes ikan, pepes tahu,
dan pepes tempe.
c. Merebus
Teknik merebus seperti sayuran, wortel, buncis, kol, ayam atau daging dan
ditambah lain yang dibuat sayur sop.
d. Menumis
Bahan makanan yang ditumis biasanya sayuran hijau seperti kangkung yang
di tumis menggunakan bawah mrerah, bawang putih, garam, sedikit gula
putih dan sawi biasanya ditumis dengan tahu yang telah digoreng.

D. FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PEMBERIAN MAKANAN


1. Pengaruh ibu   
Kurangnya   pengetahuan   ibu    dan keterampilan yang mempengaruhi gizi di
bidang    memasak, konsumsi anak, keragaman bahan makanan.
2.  Prasangka buruk
Anggapan   terhadap  jenis  makanan  tertentu yang bisa mempengaruhi gizi,
misalnya anggapan terhadap anak kecil yang suka makan ikan bisa menyebabkan
cacingan.
3. Pantangan
Pantangan terhadap makanan  tertentu yang telah menjadi kebiasaan yang
mempengaruhi gizi, misal pantangan terhadap anak yang suka makan daging yang
biasanya yang terjadi di daerah pedesaan.
4. Kesukaan yang berlebihan
 Kesukaan yang berlebihan terhadap suatu jenis makanan tertentu yang
mengakibatkan tubuh tidak memperoleh semua zat gizi yang diperlukan. Misal
kesukaan yang berlebihan terhadap coklat.
5. Jarak kelahiran yang terlalu cepat
Jarak   antara   dua    kelahiran   yang terlalu   rapat   yaitu   kurang   dari   1
tahun.
6. Sosial ekonomi
Tingkat  penghasilan   keluarga  yang mempengaruhi status gizi kurang pada
balita yang dihubungkan dengan jumlah anggota keluarga.
7. Penyakit pada anak 
Penyakit   yang   diderita   pada  anak yang menyebabkan terganggunya status gizi
balita
Faktor makanan balita juga disebabkan oleh gangguan atau kelainan nafsu makan:
a. Anoreksia
Anoreksia adalah keadaan nafsu makan rendah atau sama sekali tidak ada.
Anoreksian disebabkan oleh berbagai faktor, berupa penyakit organis, sikologis,
atau pengaturan makanan yang kurang baik. Anoreksia yang menyertai penyakit
organis akan menghilangkan bila anak telah penyakit primernya. Berbagai
penyakit infeksi baik yang mendadak maupun yang menahun, kelainan bawaan
misalnya pada jantung dan saluran pencernaan serta mungkin pula karena
defisiensi gizi sendiri, misalnya defisiensi besi sering kali menjadi penyebab
anoreksia pada anak. Gangguan psikologis terdapat anak keluarga yang sedang
mengalami kesulitan rumah tangga, suasana makan yang kurang menyenangkan,
tidak pernah makan bersama dengan orang tua, dipaksa makan-makanan yang
tidak disukai. Anoreksia perlu segera mendapat perhatian karena mungkin
merupakan segala sesuatu penyakit yang harus segera diobati. Anoreksi mungkin
hanya bersifat sementara, sebagai variasi normal dalam nafsu makan sehari-hari.
Anoreksia munkin bersifat sesungguhnya, yaitu bila anak sebenarnya masih
menyukai jenis makanan yang lain. Kadang-kadang terdapat anak yang hanya
menyukai jenis makanan tertentu dan tudak bernafsu untuk mencoba makanan
baru, lebih-lebih pola makanan yang baru tersebut berbeda banyak dalam hal
warna, bentuk, konsistensi dibandingkan dengan makanan yang disukainya.
Pengobatan terhadap anoreksia terdiri dari:
1) Memperbaiki faktor pnyebabnya, baik karena gangguan organis maupun
psikolosis.
2) Memperbaiki defisiensi gizi yang telah terjadi dengan pengaturan makanan
yang sesuai dan pemberian preparat vitamin.
3) Obat-obat perangsang nafsu makan misalnya Cyproheptadine, Pizotifen dan
sebagainya hanya diberikan bila perlu dan jelas tidak ditemukan penyebab
yang nyata dari anoreksia tersebut.
b. Pika
Pika ialah nafsu makan yang aneh, yaitu penderita menunjukkan nafsu makan
terhadap berbagai atau salah satu obyek yang bukan tergolong maka, misalnya
tanah, pasir, rumput, bulu, selimut wol, pecahan kaca, kotoran hewan, cat keing,
dingding tembok dan sebagainya. Terdapat golongan anak dibawah umur 3 tahun,
biasanya diatas 1 tahun, sebab bayi yang sedang belajar merangkak dan anak
sapihan wajar bila suak memasukan benda-benda yang dipegangnya kedalam
mulutnya.
Keadaan tersebut merupakan gejqala normal, sebagai suatu tahap perkembangan
oral dalam usaha memperoleh pengalaman keputusan dan mengadakan eksporasi
dunia luar dengan jalan menggunakan mulutnya. Pada penderita pika, tingkah
laku demikian sering disertai kesukaan untuk bermain dengan benda-beda kotor
termasuk eksterna. Pika mungkin terdapat penderita yang menderita defisiensi
gizi, mungkin pula pada penderita retardasi mental. Tetapi pika terdiri
pengawasan yang ketat agar penderita tidak memakan benda-benda yang mungkin
berbahaya untuk kesehatannay, misalnya mengakibatkan keracunan dan infeksi.
Selain itu kepada penderita diberikan obyek yang tidak berbahaya, yang dapat
digunakan untuk menggigit, mengunyah dan dipermainkan dengan mulutnya. Bila
terdapat defisiensi izi, hendaknya diberikan terapi yang sesuai.
c. Diare
Diare dapat disebabkan oleh berbagai sebab, baik kelainan usus maupun diluar
usus, tetapi mungkin pula karena makanan yang kurang cocok komposisinya.
Diare juga lebih sering ditemukan pada bayi dan balita yang minum susu botol
karena kontaminasi.
d. Kolik
Kolik ialah suatu kumpulan gejala, terutama berupa serangan paroksiamal dari
perasaan nyeri perut yang dapat disertai dengan wajah kemerahan atau kebiruan.
Kelaiana ini dapat terjadi pada masa bayai muda, biasanya dibawah 3 bulan.
Penyebabnya mungkin terlalu banyak mengandung karbohidrat, gangguan emosi
an lain-lain.
Dengan memperhatikan dan memperhitungkan faktor-faktor tersebut diatas,
umumnya tidak akan terjadi banyak kekeliruan dalam mengatur makanan untuk
seorang bayi maupun anak balita.
E. PENGARUH STATUS GIZI TERHADAP PERTUMBUHAN
PERKEMBANGAN
Pertumbuhan dan perkembangan anak ditentukan sebagian oleh factor
keturunan, akan tetapi lingkungan juga mempunyai peran yang besar. Factor-faktor
lingkungan berperan dalam tumbuh kembang anak ialah masukan makanan (diet),
sinar matahari, lingkungan yang bersih, latihan jasmani, keadaan kesehatan.
Bagi pertumbuhan bayi yang penting tentunya pemberian makananyang kualitas
maupun kuantitasnya baik hingga bayi dapat tumbuh normal, tidak terlalu kurus akan
terjadi juga tidak kegemukan. Tiap kali bayi menderita sakit, seperti penyakit infeksi,
nafsu makannya akan berkurang sedangkan kebutuhan energy dan zat-zat meningkat
pada tiap infeksi, baik yang ringan maupun yang berat. Pengaruh
Status Gizi Dapat Dilihat Dari Segi:
1. Tingkat Pendidikan Orang Tua
Orang tua yang memiliki tingkat pendidikan yang tinggi akan lebih memahami
makanan dan memiliki makanan yang baik untuk anak balita.
2.  Sosial Budaya
Ada sebagian masyarakat yang mempunyai adat istiadat tertentu terutama tentang
pemberian makanan yang boleh dan tidak boleh. Misalnya, tidak boleh makan
telur jika ada luka, karena akan menyebabkan terjadinya pembusukan pada luka
dan lain sebagainya. Seharusnya telur merupakan sumber gizi yang tnggi kadar
protein dan baik untuk penyembuhan luka.
3.  Serat Makanan
Serat baik untuk kesehatan pencernaan. Anak-anak yang diberi makanan yang
berserat akan baik untuk untuk kesehatan dan pertumbuhannya.
4.  Kemudahan Cerna
Nutrient dalam bahan makanan yang lazim tersedia biasanya mudah dicerna.
Persentase nutrien yang dapat diasimilasi dalam sebagian besar bahan makanan
yang dikonsumsi sehari-hari cukup tinggi, misalnya untuk karbohidrat 97% dan
lemak 95%. Walaupun demikian beberapa faktor dapat dipengaruhi proses
kemudahan cerna tersebut, diantaranya cara menyimpan, mengolah dan memasak
bahan makanan, serta terdapatnya bahan senyawa lain secara bersamaan.
5.  Rasa Kenyang
Selain terhadap kepuasan dan terpenuhnya rasa kenyang, pemberian makanan
harus dapat pula memenuhi persyaratan segi kesehatan. Beberapa jenis makanan
mempunyai nilai rasa kenyang yang tinggi, berarti cepat memberikan rasa
kenyang, seperti susu, telur, makanan yang berlemak. Sedangkan roti, kentang,
daging tanpa lemak, ikan, sayur buah mempunyai nilai rendah.
6.  Sumber Makanan
Tersedianya makanan sangat mempengaruhi status gizi seseorang. Semakin sulit
atau jauh mendapat makanan yang mengandung gizi akan semakin sulit juga bagi
seseorang untuk mendapatkan makanan yang mengandung cukup gizi atau gizi
yang baik.
F. MENU SEIMBANG BAGI BALITA
Makanan memegang peran penting dalam pertumbuhan fisik dan kecerdasan
anak. Oleh karenanya, pola makan yang baik dan teratur perlu diperkenalkan sejak
dini, antara lain dengan pengenalan jam-jam makan dan variasi makanan. Gizi dapat
terpenuhi dengan pemberian makanan sebagai berikut :
1. Karbohidrat
Seperti nasi, roti, sereal, kentang atau mie.
2. Buah dan  Sayur
Seperti pisang, pepaya, jeruk, tomat, dan wortel. Jenis sayuran beragam
mengandung zat gizi yang berbeda.
3. Susu dan Produk Olahan Susu
Susu pertumbuhan, produk olahan susu seperti susu dan yoghurt. Pastikan balita
ibu mendapatkan asupan kalsium yang cukup dan konsumsi susunya.
4. Protein
Seperti ikan, susu, daging, telur, dan kacang-kacangan.
5. Lemak dan Gula
Seperti yang terdapat dalam minyak, santan, dan mentega, roti, dan kue juga
mengandung Omega 3 dan 6 yang penting untuk perkembangan otak
Masa remaja menurut WHO adalah antara 10-24 tahun, sedangkan menurut
monks (1992) masa remaja berlangsung pada umur 12-21 tahun dengan pembagian
masa remaja awal (12-15 tahun), masa remaja pertengahan (15-18 tahun) dan masa
remaja akhir (18-21 tahun).

GIZI SEIMBANG PADA REMAJA DAN DEWASA

Masa remaja merupakan saat terjadinya perubahan-perubahan cepat dalam proses


pertumbuhan fisik, kognitif dan psikososial. Pada masa ini terjadi kematangan seksual
dan tercapainya bentuk dewasa karena pematangan fungsi endokrin. Pada saat proses
pematangan fisik, juga terjadi perubahan komposisi tubuh.

G. PRINSIP GIZI UNTUK ANAK REMAJA DAN DEWASA

Periode andolesensia ditandai dengan pertumbuhan yang cepat (Growth Spurt)


baik tinggi badannya maupun berat badannya. Pada periode growth spurt,
kebutuhan zat gizi tinggi karena berhubungan dengan besarnya tubuh. Growth
Spurt:
a.  Anak perempuan: antara umur 10 dan 12 tahun
b. Anak laki-laki: antara umur 12-14 tahun
c. Permulaan gowth spurt pada anak tidak selalu pada umur yang sama
melainkan tergantung individualnya. Pertumbuhan yang cepat biasanya
diiringi oleh pertumbuhan aktifitas fisik sehingga kebutuhan zat gizi akan naik
pula.
Penyelidikan membuktikan bahwa apabila manusia sudah mencapai usia
lebih dari 20 tahun, maka pertumbuhan tubuhnya sama sekali sudah berhenti.
Ini berarti, makanan tidak lagi berfungsi untuk pertumbuhan tubuh, tetapi
untuk mempertahankan gizi yang sudah didapat atau membuat gizinya
menjadi lebih baik. Dengan demikian, kebutuhn akan unsur-unsur gizi dalam
masa dewasa sudah agak konstan, kecuali jika terjadi kelainan-kelainan pada
tubuhnya, seperti sakit dan sebagainya. Sehingga mengharuskan dia
mendapatkan kebutuhan zat gizi yang lebih dari biasanya.
H. KEBUTUHAN GIZI SEIMBANG

Pada anak remaja kedepan berkontribusi 30% atau lebih dari total asupan
kalori remaja setiap hari. Tetapi kudapan ini sering mengandung tinggi lemak,
gula dan natrium yang dapat meningkatkan resiko kegemukan dan karies gigi.
Oleh karen itu, remaj harus didorong untuk lebih memilih kudapan yang sehat.
Bagi remaja, makanan merupakan suatu kebutuhan pokok untuk pertumbuhan dan
perkembangan tubuhnya. Kekurangan konsumsi makanan, baik secara kualitatif
maupun kuantitatif, akan menyebabkan metabolisme tubuh terganggu.
Kecukupan gizi merupakan kesesuaian baik dalam hal kualitas meupun
kuantitas zat-zat sesuai dengan kebutuhan faali tubuh.
a. Energi
Kebutuhan energi diperlukan untuk kegiatan sehari-hari maupun untuk proses
metabolisme tubuh. Cara sederhana untuk mengetahui kecukupan energi dapat
dilihat dri berat badan seseorang. Pada remaja perempuan 10-12 tahun
kebutuhan energinya 50-60 kal/kg BB/hari dan usia 13-18 tahun 40-50 kal/kg
BB/hari.
b. Protein
Kebutuhan protein meningkat karena proses tumbuh kembang berlangsung
cepat. Apabila asupan energi terbatas atau kurang, protein akan dipergunakan
sebagai energi.
Kebutuhan protein usia 10-12 tahun adalah 50 g/ hari, 13-15 tahun sebesar 57
g/ hari dan usia 16-18 tahun 55 g/ hari. Sumber protein terdapat dalam daging,
jeroan, ikan, keju, kerang dan udang (hewani). Sedangkan pada kacang-
kacangan, tempe dan tahu.
c. Lemak
Lemak dapat diperoleh dari daging berlemak, jerohan dan sebagainya.
Kelebihan lemak akan disimpan oleh tubuh sebagai lemak tubuh yang
sewaktu-waktu diperlukan. Departemen Kesehatan RI menganjurkan
komsumsi lemak dibatasi tidak melebihi 25% dari total energi per hari, atau
paling banyak 3 sendok makan minyak goreng untuk memasak makanan
sehari. Asupan lemak yang terlalu rendah juga mengakibatkan energi yang
dikonsumsi tidak mencukupi, karena 1 gram lemak menghasilkan 9 kalori.
Pembatasan lemak hewani dapat menghasilkan asupan Fe dan Za juga rendah.
d. Vitamin dan Mineral
Kebutuhan vitamin dan mineral pada saat ini juga meningkat. Golongan
vitamin B yaitu B1 (tiamin), vitamin B2 (riboflavin) maupun niasin
diperlukan dalam metabolisme energi. Zat gizi yang berperan dalam
metabolisme asam nukleat yaitu asam folat dan vitamin B12. Vitamin D
diperlukan dalam pertumbuhan kerangka tubuh atau tulang. Selain itu, agar sel
dan jaringan baru terpelihara dengan baik, maka kebutuhan vitamin A, C dan
E juga diperlukan.
e. Fe atau Zat Besi
Kekurangan Fe atau zat besi dalam makanan sehari-hari dapat menimbulkan
kekurangan darah yang dikenal dengan anemia gizi besi (AGB). Makanan
sumber zat besi adalah sayuran berwarna hijau, kacang-kacangan, hati, telur
dan daging. Fe lebih baik dikonsumsi bersama dengan vitamin C, karena akan
lebih mudah terabsorsi.
I. PENGARUH STATUS GIZI TERHADAP SISTEM REPRODUKSI

Kebutuhan energi dan nutrisi dipengaruhi oleh usia reproduksi, tingkat aktivitas
dan status nutrisi. Nutrisi yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan
pertumbuhan. Kekurangan nutrisi pada seorang yang mengalami anemia dan
kurang berat badan lebih banyak akan melahirkan bayi BBLR (Berat Badan Lahir
Rendah) dibandingkan dengan wanita dengan usia reproduksi yang aman untuk
hamil.

BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Gizi adalah komponen kimia yang terdapat dalam zat makanan yang
sangat dibutuhkan oleh tubuh untuk perkembangan dan pertumbuhan. Gizi
adalah elemen yang terdapat dalam makanan yang dapat dimanfaatkan secara
langsung oleh tubuh seperti halnya karbohidrat, protein, lemak, vitamin,
mineral dan air. Gizi yang seimbang dibutuhkan oleh tubuh, terlebih pada
balita yang masih dalam masa pertumbuhan. Di masa tumbuh kembang balita
yang berlangsung secara cepat dibutuhkan makanan dengan kualitas dan
kuantitas yang tepat dan seimbang.
Masa remaja merupakan saat terjadinya perubahan-perubahan cepat dalam
proses pertumbuhan fisik, kognitif dan psikososial. Pada masa ini terjadi
kematangan seksual dan tercapainya bentuk dewasa karena pematangan fungsi
endokrin. Pada saat proses pematangan fisik, juga terjadi perubahan
komposisi tubuh. Periode andolesensia ditandai dengan pertumbuhan yang
cepat (Growth Spurt) baik tinggi badannya maupun berat badannya. Pada
periode growth spurt, kebutuhan zat gizi tinggi karena berhubungan dengan
besarnya tubuh.

B. SARAN
Gizi yang seimbang dibutuhkan oleh tubuh, terlebih pada balita yang masih
dalam masa pertumbuhan. Di masa tumbuh kembang balita yang berlangsung
secara cepat dibutuhkan makanan dengan kualitas dan kuantitas yang tepat
dan seimbang. Jadi disarankan bagi para orang tua harus memperhatikan
makanan yang mengandung gizi untuk diberikan kepada balta.

DAFTAR PUSTAKA

https://www.academia.edu/11498398/Gizi_Seimbang_bagi_Balita

http://yupianfurba.blogspot.com/2016/01/makalah-gizi-pada-bayi-dan-ballita.html

https://www.academia.edu/31979678/Makalah_Gizi_Balita
https://www.academia.edu/5412286/TUGAS_TINA_GIZI_REMAJA_N_DEWASA

https://dokumen.tips/amp/documents/gizi-seimbang-bagi-anak-remaja-dan-dewasa.html

http://www.depkes.go.id/

Anda mungkin juga menyukai