OLEH :
NIM :145502619
KELAS :B
SEMESTER : IV
KUPANG
2020
KATA PENGANTAR
Puji Syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan rahmatnya saya dapat menyelesaikan
makalah yang berjudul GIZI SEIMBANG BAGI BALITA ini dengan baik.
Saya menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Untuk
itu saya sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari semua pihak demi
kesempurnaan makalah ini.
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang..............................................................................................1
B. Rumusan Masalah..........................................................................................2
C. Tujuan...........................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Gizi Seimbang Balita....................................................................3
B. Prinsip Gizi Untuk Balita..............................................................................3
C. Cara Pengelolaan Makanan Bagi Balita.........................................................8
D. Faktor Yang Mempengaruhi Pemberian Makanan.........................................10
E. Pengaruh Status Gizi Terhadap Pertumbuhan Perkembangan.........................12
F. Menu Seimbang Bagi Balita.........................................................................14
G. Prinsip Gizi Untuk Anak Remaja Dan Dewasa...............................................15
H. Kebutuhan Gizi Seimbang............................................................................15
I. Pengaruh Status Gizi Terhadap Sistem Reproduksi........................................17
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Secara umum masalah gizi di Indonesia terutama Kekurangan Energi Protein
(KEP) merupakan salah satu masalah kesehatan anak yang menjadi problem khusus.
Angka kejadian tertinggi terjadi pada anak dibawah usia 5 tahun (Anonim, Kompas,
Mei 2005). Hal ini juga dikarenakan anak–anak berumur (0–5 tahun balita) adalah
termasuk golongan masyarakat rentan gizi (Sediaoetama,1999).
Beberapa literatur mengungkapkan, bahwa penyebab yang mengakibatkan
terjadinya kurang gizi pada balita adalah kurangnya pengetahuan orang tua akan
bahan makanan yang bergizi serta tidak mengerti bagaimana cara memberi makan
yang benar sehingga asupan gizi kurang. Ditunjang dengan kemiskinan keluarga,
faktor kepadatan penduduk serta faktor sosial budaya dan infeksi (Kartasapoetra &
Marsetyo, 2002).
Tingkat pendidikan atau pengetahuan ibu banyak menentukan sikap dan
perilakunya dalam menghadapi berbagai masalah, misalnya dalam pemberian
makanan pada anak antara lain meliputi kualitas makanan, kuantitas makanan, saat
dan jadwal pemberian makanan serta cara memberikan makanan, termasuk
didalamnya membujuk anak untuk makan.Kekurangan gizi pada anak balita sejak
lahir hingga 3 tahun akan sangat berpengaruh terhadap kualitas sel otaknya. Gizi
kurang pada usia dibawah 2 tahun akan menyebabkan sel otak berkurang 15 –20 %,
sehingga anak yang demikian, kelak kemudian hari akan menjadi manusia dengan
kualitas otak 80– 85 %, dan apabila nantinya harus bersaing dengan anak lain yang
berkualitas otak 100 % akan menemui banyak hambatan (Dinkes Jatim, 2005).
Pengetahuan dan sikap ibu yang kurang tentang makanan bergizi, bisa terlihat
dengan perilaku ibu yang tidak sesuai dengan kesehatan, diantaranya anak tidak
diperbolehkan makan protein dari hewani jika ada luka, Ibu tidak mau atau kurang
sabar didalam membujuk anak untuk mau makan. Bagi ibu yang habis melahirkan
ada larangan makan dengan menggunakan lauk dari protein hewani dan tidak boleh
makan sayur atau minum terlalu banyak, karena akan berakibat Air Susu Ibu akan
berbau amis dan lukanya tidak cepat sembuh ( Wiryo,2002).
Masa remaja merupakan periode dari pertumbuhan dan proses kematangan
manusia, pada remaja ini terjadi perubahan yang sangat unik dan berkelanjutan.
Perubahan fisik karena pertumbuhan yang terjadi akan mempengaruhi status
kesehatan dan gizinya. Ketidakseimbangan antara asupan kebutuhan atau kecukupan
akan menimbulkan masalah gizi, baik itu berupa masalah gizi lebih maupun kurang.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa Pengertian Gizi Seimbang Balita ?
2. Bagaimana Prinsip Gizi Untuk Balita ?
3. Bagaimana Cara Pengelolaan Makanan Bagi Balita ?
4. Apa-Apa Saja Faktor Yang Mempengaruhi Pemberian Makanan ?
5. Bagaimana Pengaruh Status Gizi Terhadap Pertumbuhan Perkembangan ?
6. Apa Saja Menu Seimbang Bagi Balita ?
7. Bagaimana Prinsip Gizi Untuk Anak Remaja Dan Dewasa ?
8. Apa Saja Kebutuhan Gizi Seimbang ?
9. Bagaimana Pengaruh Status Gizi Terhadap Sistem Reproduksi ?
C. TUJUAN
1. Untuk Mengetahui Pengertian Gizi Seimbang Balita
2. Untuk Mengetahui Prinsip Gizi Untuk Balita
3. Untuk Mengetahui Cara Pengelolaan Makanan Bagi Balita
4. Untuk Mengetahui Faktor Yang Mempengaruhi Pemberian Makanan
5. Untuk Mengetahui Pengaruh Status Gizi Terhadap Pertumbuhan Perkembangan
6. Untuk Mengetahui Menu Seimbang Bagi Balita
7. Untuk Mengetahui Prinsip Gizi Untuk Anak Remaja Dan Dewasa
8. Untuk Mengetahui Kebutuhan Gizi Seimbang
9. Untuk Mengetahui Pengaruh Status Gizi Terhadap Sistem Reproduksi
BAB II
PEMBAHASAN
(c) Protein
Umur Kebutuhan Protein
(g/kg BB/hari)
6-11 bulan 3,5-2,0
1-3 tahun 2,5-2,0
4-6 Tahun 3,0
(d) Lemak
Pada masa bayi dan balita lemak masih dianggap tidak perlu dalam
jumlah banyak kecuali asam lemak essensial (asam lenoleat dan
arakidonat). Lemak yang mengandung asam lemak essensial bila kurang
dari 0,1 % akan mengakibatkan gangguan seperti kulit bersisik, rambut
mudah rontok dan hambatan pertumbuhan. Maka dianjurkan sekurang-
kurangnya 1% kalori yang berasal dari asam lenoleat.
(e) Karbohidrat
Rekuiremen karbohidrat belum diketahui dengan pasti. Bayi yang
menyusu pada ibunya mendapat 40 % kalori dari laktosa. Pada usia
yang tua kalori dan hidrat arang bertambah jika bayi telah diberikan
makanan lain terutama yang mengandung banyak tepung misalnya
bubur susu dan nasi tim.
(f) Vitamin dan mineral
(1) Umur 6-11 tahun
Ca : 0,6 gr
Fe : 8 gr
Vit A : 1200 mg
Vit B1 : 0,4 mg
Vit B12 : 0,5 mg
Vit B6 : 6 mg
Vit C : 25 mg
Vit D : 400 unit
(2) Umur 1-3 tahun
Ca : 0,5 gr
Fe : 8 gr
Vit A : 1500 mg
Vit B1 : 0,5 mg
Vit B12 : 0,7 mg
Vit B6 : 8 mg
Vit C : 30 mg
(3) Umur 4-6 tahun
Ca : 0,5 gr
Fe : 10 gr
Vit A : 1800 mg
Vit B1 : 0,6 mg
Vit B12 : 0,9 mg
Vit B6 : 9 mg
Vit C : 40 mg
1. Gizi Seimbang Bagi Balita
Seorang anak yang sehat akan tumbuh dan berkembang dengan normal.
Secara fisik, anak sehat dapat dilihat dari naiknya berat badan dan tinggi badan
yang teratur dan proporsional. Kesehatan seorang balita sangat dipengaruhi oleh
gizi yang terserap didalam tubuh. Sehat tampak aktif, gesit dan gembira serta
mudah menyesuaikan diri dengan lingkungannya. Kesehatan seorang balita sangat
dipengaruhi oleh gizi yang terserap didalam tubuh. Meskipun kekurangan gizi
bukan merupakan hal baik bagi balita, bukan berarti apabila seorang balita
diberikan asupan gizi secara berlebih (misalnya memberikan berbagai pil vitamin)
akan membuat tubuhnya menjadi kebal terhadap berbagai penyakit. Tubuh balita
justru akan mengalami kehilangan kemampuan untuk ’membentengi’ tubuh,
sehingga mempermudah masuknya penyakit.
Sejak masa kanak-kanak, otak manusia sudah mempunyai dendrit yang
berfungsi untuk mengantarkan rangsangan. Lebih banyak dendrit yang terbentuk
dalam otak berarti lebih banyak sinapsis yang berkempuan dalam belajar. Jika
pada puncak pembentukan dendrit gizi yang tersedia tidak cukup maka jumlah
sinapsis yang terbentuk akan berkurang sehingga mengakibatkan fungsi
mentalnya berkurang seperti: daya ingat dan kapasitas belajar kurang. Pada anak
usia dua sampai tiga tahun mulai mendapatkan masukan gizi-gizi yang khusus,
seperti seng dan vitamin A.
2. Tujuan Gizi Bagi Balita
a. Memberitahukan bahwa gizi sangat penting bagi kesehatan tubuh.
b. Memberikan pada ibu dan calon ibu untuk berhati-hati dalam pemilihan
makanan untuk sang buah hati.
c. Memberitahukan pada masyarakat bahwa gizi merupakan suatu kebutuhan
yang mendesak bagi tubuh sehingga perlu dipenuhi agar tubuh menjadi
sehat.
d. Menjelaskan berbagai faktor fisiologis yang mempengaruhi keadaan gizi
anak balita.
e. Menyebutkan kebutuhan berbagai zat gizi terhadap perkembangan
berbagai organ tubuh anak balita.
f. Menjelaskan faktor di masyarakat yang dapat mempengaruhi keadaan gizi
anak balita.
g. Menjelaskan pengaruh faktor sosioekonomi orangtua pada keadaan gizi
anak balita.
h. Menjelaskan pengaruh faktor pendidikan orangtua pada keadaan gizi anak
balita.
i. Menyebutkan masalah perkembangan tubuh pada anak balita.
C. CARA PENGELOLAAN MAKANAN BAGI BALITA
Pemberian makanan pada balita, sebagaimana halnya kelompok usia lain yang
lebih tua, harus memenuhi kebutuhan balita itu, yang meliputi kebutuhan kalori serta
kebutuhan zat-zat gizi utama yang meliputi 5 komponen dasar, yakni hidrat arang,
protein, lemak, mineral dan vitamin (termasuk air dalam jumlah yang cukup).
Kesemua zat gizi ini memiliki fungsi masing-masing, serta harus terdapat secara
bersamaan pada suatu waktu.
Pemberian makanan balita sebaiknya beraneka ragam, menggunakan makanan
yang telah dikenalkan sejak bayi usia enam bulan yang telah diterima oleh bayi, dan
dikembangkan lagi dengan bahan makanan sesuai makanan keluarga.
Pemberntukan pola makanan perlu diterapkan sesuai pola makanan keluarga.
Peranan orang tua sangat dibutuhkan untuk membentuk perilaku makan yang sehat.
Seorang ibu dalam hal ini harus mengetahui, mau dan mampu menerapkan makan
yang seimbang atau sehat dalam keluarga karena anak akan meniru perilaku makan
dari orang tua dan orang-orang disekelilingnya dalam keluarga.
Makanan selingan tidak kalah pentingnya dengan apa yang diberikan pada jam
diantara makanan pokoknya. Makanan selingan dapat membantu jika anak tidak
cukup menerima porsi makan karena anak susah makan. Namun pemberian yang
berlebihan pada makanan selingan pun tidak baik karena akan mengganggu nafsu
makannya.
Jenis makanan selingan yang baik adalah yang mengandung zat gizi lengkap
yaitu sumber karbohidrat, protein, vitamin dan mineral, seperti arem-arem nasi isi
daging sayuran, tahu isi daging sayuran, roti isi ragout ayam sayuran, pizza dan lain-
lain.
Fungsi makanan selingan adalah :
1. Memperkenalkan aneka jenis bahan makanan yang terdapat dalam bahan
makanan selingan.
2. Melengkapi zat-zat gizi yang mungkin kurang dalam makanan utamanya
(pagi, siang, dan malam).
3. Mengisi kekurangan kalori akibat banyaknya aktifitas anak pada usia balita.
Ciri-ciri gizi buruk :
1. Kurus, rambut kemerahan.
2. Perut kadang-kadang buncit.
3. Wajah konfase (cekung) untuk monkey fase (keriput).
4. Cengeng.
5. Kurang respons.
Pengolahan bahan makanan adalah tindakan mengolah bahan pangan atau
makanan dengan menggunakan teknik memasak yang tepat, yang meliputi :
a. Menggoreng
Bahan makanan yang digunakan untuk digoreng biasanya ayam goring
dengan bumbu crispy, ikan goring, tahu goring atau yang dicampur garam,
merica, tepung roti dan dibuat nugget, dan tempe goreng.
b. Mengukus
Makanan yang dikukus biasanya, ayam yang ditambah daun kemangi,
tomat, dan bumbu lainnya dan dibuat pepes ayam, pepes ikan, pepes tahu,
dan pepes tempe.
c. Merebus
Teknik merebus seperti sayuran, wortel, buncis, kol, ayam atau daging dan
ditambah lain yang dibuat sayur sop.
d. Menumis
Bahan makanan yang ditumis biasanya sayuran hijau seperti kangkung yang
di tumis menggunakan bawah mrerah, bawang putih, garam, sedikit gula
putih dan sawi biasanya ditumis dengan tahu yang telah digoreng.
Pada anak remaja kedepan berkontribusi 30% atau lebih dari total asupan
kalori remaja setiap hari. Tetapi kudapan ini sering mengandung tinggi lemak,
gula dan natrium yang dapat meningkatkan resiko kegemukan dan karies gigi.
Oleh karen itu, remaj harus didorong untuk lebih memilih kudapan yang sehat.
Bagi remaja, makanan merupakan suatu kebutuhan pokok untuk pertumbuhan dan
perkembangan tubuhnya. Kekurangan konsumsi makanan, baik secara kualitatif
maupun kuantitatif, akan menyebabkan metabolisme tubuh terganggu.
Kecukupan gizi merupakan kesesuaian baik dalam hal kualitas meupun
kuantitas zat-zat sesuai dengan kebutuhan faali tubuh.
a. Energi
Kebutuhan energi diperlukan untuk kegiatan sehari-hari maupun untuk proses
metabolisme tubuh. Cara sederhana untuk mengetahui kecukupan energi dapat
dilihat dri berat badan seseorang. Pada remaja perempuan 10-12 tahun
kebutuhan energinya 50-60 kal/kg BB/hari dan usia 13-18 tahun 40-50 kal/kg
BB/hari.
b. Protein
Kebutuhan protein meningkat karena proses tumbuh kembang berlangsung
cepat. Apabila asupan energi terbatas atau kurang, protein akan dipergunakan
sebagai energi.
Kebutuhan protein usia 10-12 tahun adalah 50 g/ hari, 13-15 tahun sebesar 57
g/ hari dan usia 16-18 tahun 55 g/ hari. Sumber protein terdapat dalam daging,
jeroan, ikan, keju, kerang dan udang (hewani). Sedangkan pada kacang-
kacangan, tempe dan tahu.
c. Lemak
Lemak dapat diperoleh dari daging berlemak, jerohan dan sebagainya.
Kelebihan lemak akan disimpan oleh tubuh sebagai lemak tubuh yang
sewaktu-waktu diperlukan. Departemen Kesehatan RI menganjurkan
komsumsi lemak dibatasi tidak melebihi 25% dari total energi per hari, atau
paling banyak 3 sendok makan minyak goreng untuk memasak makanan
sehari. Asupan lemak yang terlalu rendah juga mengakibatkan energi yang
dikonsumsi tidak mencukupi, karena 1 gram lemak menghasilkan 9 kalori.
Pembatasan lemak hewani dapat menghasilkan asupan Fe dan Za juga rendah.
d. Vitamin dan Mineral
Kebutuhan vitamin dan mineral pada saat ini juga meningkat. Golongan
vitamin B yaitu B1 (tiamin), vitamin B2 (riboflavin) maupun niasin
diperlukan dalam metabolisme energi. Zat gizi yang berperan dalam
metabolisme asam nukleat yaitu asam folat dan vitamin B12. Vitamin D
diperlukan dalam pertumbuhan kerangka tubuh atau tulang. Selain itu, agar sel
dan jaringan baru terpelihara dengan baik, maka kebutuhan vitamin A, C dan
E juga diperlukan.
e. Fe atau Zat Besi
Kekurangan Fe atau zat besi dalam makanan sehari-hari dapat menimbulkan
kekurangan darah yang dikenal dengan anemia gizi besi (AGB). Makanan
sumber zat besi adalah sayuran berwarna hijau, kacang-kacangan, hati, telur
dan daging. Fe lebih baik dikonsumsi bersama dengan vitamin C, karena akan
lebih mudah terabsorsi.
I. PENGARUH STATUS GIZI TERHADAP SISTEM REPRODUKSI
Kebutuhan energi dan nutrisi dipengaruhi oleh usia reproduksi, tingkat aktivitas
dan status nutrisi. Nutrisi yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan
pertumbuhan. Kekurangan nutrisi pada seorang yang mengalami anemia dan
kurang berat badan lebih banyak akan melahirkan bayi BBLR (Berat Badan Lahir
Rendah) dibandingkan dengan wanita dengan usia reproduksi yang aman untuk
hamil.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Gizi adalah komponen kimia yang terdapat dalam zat makanan yang
sangat dibutuhkan oleh tubuh untuk perkembangan dan pertumbuhan. Gizi
adalah elemen yang terdapat dalam makanan yang dapat dimanfaatkan secara
langsung oleh tubuh seperti halnya karbohidrat, protein, lemak, vitamin,
mineral dan air. Gizi yang seimbang dibutuhkan oleh tubuh, terlebih pada
balita yang masih dalam masa pertumbuhan. Di masa tumbuh kembang balita
yang berlangsung secara cepat dibutuhkan makanan dengan kualitas dan
kuantitas yang tepat dan seimbang.
Masa remaja merupakan saat terjadinya perubahan-perubahan cepat dalam
proses pertumbuhan fisik, kognitif dan psikososial. Pada masa ini terjadi
kematangan seksual dan tercapainya bentuk dewasa karena pematangan fungsi
endokrin. Pada saat proses pematangan fisik, juga terjadi perubahan
komposisi tubuh. Periode andolesensia ditandai dengan pertumbuhan yang
cepat (Growth Spurt) baik tinggi badannya maupun berat badannya. Pada
periode growth spurt, kebutuhan zat gizi tinggi karena berhubungan dengan
besarnya tubuh.
B. SARAN
Gizi yang seimbang dibutuhkan oleh tubuh, terlebih pada balita yang masih
dalam masa pertumbuhan. Di masa tumbuh kembang balita yang berlangsung
secara cepat dibutuhkan makanan dengan kualitas dan kuantitas yang tepat
dan seimbang. Jadi disarankan bagi para orang tua harus memperhatikan
makanan yang mengandung gizi untuk diberikan kepada balta.
DAFTAR PUSTAKA
https://www.academia.edu/11498398/Gizi_Seimbang_bagi_Balita
http://yupianfurba.blogspot.com/2016/01/makalah-gizi-pada-bayi-dan-ballita.html
https://www.academia.edu/31979678/Makalah_Gizi_Balita
https://www.academia.edu/5412286/TUGAS_TINA_GIZI_REMAJA_N_DEWASA
https://dokumen.tips/amp/documents/gizi-seimbang-bagi-anak-remaja-dan-dewasa.html
http://www.depkes.go.id/