Anda di halaman 1dari 10

HUKUM BISNIS

(Hukum Konsumen)

ANGGOTA:

ABIDIN HIDAYATULLAH (119020514)

FATUH ROHMAN ALFAJAR (119020506)

FARHAN RIZKY RAMDHANY (119020517)

FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SWADAYA GUNUNG JATI
TAHUN AKADEMIK 2019/2020
Hukum konsumen maupun hukum perlindungan konsumen
membicarakan hal yang sama, yaitu kepentingan hukum (hak-hak) konsumen.
Bagaimana hak-hak konsumen itu diakui dan diatur di dalam hukum serta
bagaimana ditegakkan di dalam praktik hidup bermasyarakat, itulah yang
menjadi materi pembahasannya.Dengan demikian, hukum perlindungan
konsumen atau hukum konsumen dapat diartikan sebagai keseluruhan
peraturan hukum yang mengatur hak-hak dan kewajibankewajiban konsumen
dan produsen yang timbul dalam usahanya untuk memenuhi kebutuhannya.

Pasal 1 angka 1 UUPK memberi pengertian perlindungan konsumen


sebagai segala upaya yang menjamin adanya kepastian hukum untuk
memberikan perlindungan kepada konsumen.Kepastian hukum untuk
memberikan perlindungan kepada konsumen tersebut antara lain adalah
dengan meningkatkan harkat dan martabat konsumen serta membuka akses
informasi tentang barang dan/atau jasa baginya, dan menumbuhkembangkan
sikap pelaku usaha yang jujur dan bertanggung jawab (konsideran huruf d,
UUPK).

Khusus mengenai perlindungan konsumen, menurut Yusuf Shofie,


undangundang perlindungan konsumen di Indonesia mengelompokkan norma-
norma perlindungan konsumen ke dalam 2 (dua) kelompok, yaitu:

1. Perbuatan yang dilarang bagi pelaku usaha


2. Ketentuan tentang pencantuman klausula baku.

Pengelompokan tersebut ditujukan untuk memberikan perlindungan


terhadap konsumen dari atau akibat perbuatan yang dilakukan pelaku usaha.
Berkenaan dengan perlindungan konsumen dapat dirinci bidang-bidang
perlindungan konsumen, yaitu

sebagai berikut :

1. Keselamatan fisik;

2. Peningkatan serta perlindungan kepentingan ekonomis konsumen;

3. Standard untuk keselamatan dan kualitas barang serta jasa;

4. Pemerataan fasilitas kebutuhan pokok;


5. Upaya-upaya untuk memungkinkan konsumen melaksanakan tuntutan ganti

kerugian;

6. Program pendidikan dan penyebarluasan informasi;

7. Pengaturan masalah-masalah khusus seperti makanan, minuman, obat-


obatan dan kosmetik.

Janus Sidabalok mengemukakan ada 4 (empat) alasan pokok mengapa


konsumen perlu dilindungi, yaitu sebagai berikut5 :

1. Melindungi konsumen sama artinya dengan melindungi seluruh bangsa


sebagaimana diamanatkan oleh tujuan pembangunan nasional menurut UUD
1945

2. Melindungi konsumen perlu untuk menghindarkan konsumen dari dampak


negatif penggunaan teknologi;

3. Melindungi konsumen perlu untuk melahirkan manusia-manusia yang sehat


rohani dan jasmani sebagai pelaku-pelaku pembangunan, yang berarti juga
untuk menjaga kesinambungan pembangunan nasional;

4. Melindungi konsumen perlu untuk menjamin sumber dana


pembangunanyang bersumber dari masyarakat konsumen.

Menurut Ali Mansyur, kepentingan konsumen dapat dibagi menjadi


empat macam kepentingan, yaitu sebagai berikut6 :

1. Kepentingan fisik

Kepentingan fisik berkenaan dengan badan atau tubuh yang berkaitan


dengan keamanan dan keselamatan tubuh dan jiwa dalam penggunaan barang
dan/atau jasa.Kepentingan fisik ini juga berkaitan dengan kesehatan dan
keselamatan jiwa.Kepentingan fisik konsumen ini harus diperhatikan oleh
pelaku usaha.

2. Kepentingan sosial dan lingkungan;

Kepentingan sosial dan lingkungan konsumen adalah terwujudnya


keinginan konsumen untuk memperoleh hasil yang optimal dari penggunaan
sumbersumber ekonomi mereka dalam mendapatkan barang dan jasa yang
merupakan kebutuhan hidup, sehingga konsumen memerlukan informasi yang
benar mengenai produk yang mereka konsumen, sebab jika tidak maka akan
terjadi gejolak sosial apabila konsumen mengkonsumsi produk yang tidak
aman.

3. Kepentingan ekonomi

Kepentingan ekonomi para pelaku usaha untuk mendapatkan laba yang


sebesar-besarnya adalah sesuatu yang wajar, akan tetapi daya beli konsumen
juga harus dipertimbangkan dalam artian pelaku usaha jangan memikirkan
keuntungan semata tanpa merinci biaya riil produksi atas suatu produk yang
dihasilkan.

4. Kepentingan perlindungan hukum.

Kepentingan hukum konsumen adalah akses terhadap keadilan (acces to


justice), konsumen berhak untuk dilindungi dari perlakuan-perlakuan
pelakuusaha yang merugikan.

Asas dan Tujuan Perlindungan Konsumen

Kata asas dalam bahasa Inggris disebut “principle”yang hubungannya


erat dengan istilah “principium” (bahasa Latin). Principium menurut asal
katanya adalah permulaan; awal mula; sumber; asal pengakal; pokok, dasar.7
Setiap peraturan perundang-undangan yang dibuat oleh pembentuk undang
undang, terdapat sejumlah asas atau prinsip yang mendasari diterbitkannya
undang undang tersebut.Asas-asas hukum merupakan fondasi suatu undang-
undang dan peraturan pelaksanaannya.8Perlindungan konsumen
diselenggarakan sebagai usaha bersama seluruh pihak yang terkait, masyarakat,
pelaku usaha dan pemerintahan berdasarkan lima asas, yang menurut Pasal 2
UUPKadalah :
1. Asas manfaat;
2. Asas keadilan;
3. Asas keseimbangan;
4. Asas keamanan dan keselamatan konsumen;
5. Asas kepastian hukum.
Penjelasan asas-asas tersebut diatas adalah sebagai berikut :
1. Asas manfaat

Segala upaya dalam penyelenggaraan perlindungan konsumen harus


memberikan manfaat sebesar-besarnya bagi kepentingan konsumen dan
pelaku usaha secara keseluruhan.

2. Asas Keadilan

Partisipasi seluruh rakyat dapat diwujudkan secara maksimal dan


memberikan
kesempatan kepada konsumen dan pelaku usaha untuk memperoleh haknya
dan melaksanakan kewajibannya secara adil.Asas ini menghendaki bahwa
melalui pengaturan dan penegakan hukum perlindungan konsumen ini,
konsumen dan produsen dapat berlaku adil melalui perolehan hak dan
penuaian kewajiban secara seimbang.Karena itu Undang-undang
Perlindungan Konsumen mengatur sejumlah hak dan kewajiban konsumen
dan pelaku usaha.

3. Asas keseimbangan

Memberikan keseimbangan antara kepentingan konsumen, pelaku usaha


dan pemerintah dalam arti materiil ataupun spiritual.Asas ini menghendaki agar
konsumen, pelaku usaha dan pemerintah memperoleh manfaat yang seimbang
dari pengaturan dan penegakan hukum perlindungan konsumen.Kepentingan
antara konsumen, pelaku usaha dan pemerintah diatur dan harus diwujudkan
secara seimbang sesuai dengan hak dan kewajiban masing-masing dalam
kehidupan berbangsa dan bernegara. Tidak ada salah satu pihak yang
mendapat perlindungan atas kepentingannya yang lebih besar dari pihak lain
sebagai komponen bangsa dan negara.

4. Asas keamanan dan keselamatan konsumen

Memberikan jaminan atas keamanan dan keselamatan kepada konsumen


dalam penggunaan, pemakaian dan pemanfaatan barang dan/atau jasa yang
dikonsumsi atau digunakan. Asas ini menghendaki adanya jaminan hukum
bahwa konsumen akan memperoleh manfaat dari produk yang
dikonsumsi/dipakainya dan sebaliknya bahwa produk itu tidak akan
mengancam ketentraman dan keselamatan jiwa dan harta bendanya.
5. Asas kepastian hukum

Baik pelaku usaha maupun konsumen mentaati hukum dan memperoleh


keadilan dalam penyelenggaraan perlindungan konsumen serta negara
menjamin kepastian hukum, artinya Undang-undang perlindungan konsumen
mengharapkan bahwa aturan-aturan tentang hak dan kewajiban yang terkandung
didalam Undang-undang perlindungan konsumen harus diwujudkan dalam
kehidupan sehari-hari sehingga masing-masing pihak memperoleh keadilan.
Oleh karena itu, negara bertugas dan menjamin terlaksananya Undang-undang
perlindungan konsumen sesuai dengan bunyinya. Kelima asas yang disebutkan
dalam pasal tersebut, bila diperhatikan substansinya, dapat dibagi menjadi 3
(tiga) asas yaitu :

1. Asas kemanfaatan yang didalamnya meliputi asas keamanan dan


keselamatankonsumen,
2. Asas keadilan yang didalamnya meliputi asas keseimbangan, dan
3. Asas kepastian hukum.

Gustav Radbruch menyebut keadilan, kemanfaatan, dan kepastian hukum


sebagai “tiga ide dasar hukum” atau “tiga nilai dasar hukum”, yang berarti dapat
dipersamakan dengan asas hukum. Di antara ketiga asas tersebut yang sering
menjadi sorotan utama adalah masa keadilan, dimana Friedman menyebutkan
bahwa: “In
terms of law, justice will be judged as how law treats people and how it
distributes its benefits and cost”, dan dalam hubungan ini Friedman juga
menyatakan bahwa “every function of law, general or specific, is allocative”.11
Asas keamanan dan keselamatan konsumen yang dikelompokkan ke
Dalam asas manfaat oleh karena keamanan dan keselamatan konsumen itu
sendiri bagian dari manfaat penyelenggaraan perlindungan yang diberikan
kepada konsumen disamping kepentingan pelaku usaha secara keseluruhan.
Asas keseimbangan dikelompokkan ke dalam asas keadilan, mengingat
hakikat keseimbangan yang dimaksud adalah juga keadilan bagi kepentingan
masing masing pihak, yaitu konsumen, pelaku usaha, dan
Pemerintah.Kepentingan Pemerintah dalam hubungan ini tidak dapat dilihat
dalamhubungan transaksi dagang
secara langsung menyertai pelaku usaha dan konsumen.Kepentingan
Pemerintah dalam rangka mewakili kepentingan publik yang kehadirannya tidak
secara langsung di antara para pihak tetapi melalui berbagai pembatasan dalam
bentuk kebijakan yang dituangkan dalam berbagai peraturan perundang-
undangan. Keseimbangan perlindungan antara pelaku usaha dan konsumen
menampakkan fungsi hukum yang menurut Roscoe Pound sebagai sarana
pengendalian hidup bermasyarakat dengan menyeimbangkan kepentingan-
kepentingan yang ada dalam masyarakat atau dengan kata lain sebagai sarana
kontrol sosial.

Prinsip atau asas kesamaan, setiap individu mempunyai kedudukanyang


sama di dalam hukum untuk melaksanakan dan meneguhkan hak-haknya.
Dalam hal ini hukum memberikan perlakuan yang sama
terhadapindividu.Sedangkan prinsip atau asas solidaritas sebenarnya merupakan
sisi balik dari kebebasan. Apabila dalam prinsip atau asas kebebasan yang
menonjol adalah hak, maka di dalam prinsip atau asas solidaritas yang menonjol
adalah kewajiban, dan seakan-akan setiap individu sepakat untuk tetap
mempertahankan kehidupan bermasyarakat yang merupakan modus survival
manusia.Melalui prinsip atau asas solidaritas dikembangkan kemungkinan
negara mencampuri urusan yang sebenarnya privat dengan alasan tetap
terpeliharanya kehidupan bersama. Dalam hubungan inilah kepentingan
pemerintah sebagaimana dimaksudkan dalam asas keseimbangan diatas yang
sekaligus sebagai karakteristik dari apa yang dikenal dalam kajian
hukumekonomi. Pelaku usaha maupun konsumen mentaati hukum dan
memperoleh keadilan dalam penyelenggaraan perlindungan konsumen, serta
negara menjamin kepastian hukum.perlindungan konsumen bertujuan untuk
membentengi tindakan sewenang wenang dan agar pihak pelakuusaha
memberikan hak-hak yang dimiliki oleh konsumen sebagaimana mestinya.Agar
segala upaya tersebut berjalan efektif, ukurannya secara kualitatif
ditentukandalam undang-undang perlindungan konsumen dan undang-undang
lainnya juga dimaksudkan dan masih berlaku untuk memberikan perlindungan
terhadap kepentingan konsumen, baik dalam hukum privat (perdata) maupun
dalam bidang hukum publik (hukum pidana maupun hukum administrasi
negara)

Hak dan Kewajiban Konsumen


Pembahasan mengenai hak dan kewajiban akan selalu berujung pada
undangundang yang telah mengaturnya. Di dalam hukum perdata, suatu
perjanjian yang menimbulkan hak dan kewajiban lahir bukan hanya dari
undang-undang saja tetapi
melalui perjanjian diantara kedua belah pihak yang dipersamakan juga seperti
undang-undang. Hubungan hukum yang terjadi diantara konsumen dan pelaku
usaha
sangat sering terjadi hanya terbatas pada ucapan secara lisan mengenai harga
dan barang dan/atau jasa yang telah disepakati tanpa diikuti suatu bentuk
perjanjian yang tertulis.
Hubungan hukum yang terjadi antara konsumen dengan pelaku usaha
merupakan hubungan yang saling membutuhkan. Konsumen membutuhkan
barang
dan/atau jasa hasil produksi pelaku usaha dan pelaku usaha membutuhkan uang
konsumen untuk melanjutkan usahanya tersebut. Oleh karena itu maka
dibutuhkan
suatu kesadaran diantara konsumen dan pelaku usaha mengenai hak dan
kewajiban mereka masing-masing.
Kepustakaan ekonomi mengenal adanya dua konsumen, yaitu konsumen
akhir dan konsumen antara.Konsumen akhir adalah setiap orang yang alami
yang mendapat dan menggunakan barang dan/atau jasa untuk tujuan memenuhi
kebutuhan hidupnya pribadi, keluarga dan/atau rumah tangga dan tidak untuk
diperdagangkan kembali (non komersial). Konsumen antara adalah setiap orang
yang mendapatkan barang dan/atau jasa untuk digunakan dengan tujuan
membuat barang dan/atau jasa lain atau untuk diperdagangkan (tujuan
komersial).16Dalam UUPK, konsumen yang dimaksud adalah konsumen akhir.
Sejumlah catatan dapat diberikan terhadap unsur-unsurdefinisi konsumen
jika dilihat dari pasal 1 Angka 2 UUPK, konsumen adalah: 1. Setiap orang.
Subyek yang disebut sebagai konsumen berarti setiap orang yang berstatus
sebagai pemakai barang dan/atau jasa.Istilah orang sebetulnya menimbulkan
keraguan apakah hanya, orang individual (naturlijkepersoon) atau termasuk
juga badan hukum (rechtpersoon). Hal ini berbeda dengan pengertian yang
diberikan untuk pelaku usaha dalam pasal 1 angka (3) yang secara eksplisit
membedakan kedua pengertian persoon diatas, dengan menyebutkan kata-kata
”orang perseorangan atau badan usaha”. Tentu yang paling tidak tepat
membatasi pengertian konsumen sebatas pada orang persorangan, namun harus
mencakup juga badan usaha dengan makna lebih luas daripada badan hukum.
1. Pemakai.
Sesuai dengan bunyi penjelasan Pasal 1 Angka (2) Undang Undang
Perlindungan Konsumen, kata Pemakai menekankan, konsumen adalah
konsumen akhir.Istilah pemakai dalam hal ini tepat digunakan dalam rumusan
ketentuan tersebut, sekaligus menunjukkan barang dan/atau jasa yang dipakai
tidak serta merta hasil dari transaksi jual beli. Artinya, yang diartikan sebagai
konsumen tidak selalu harus memberikan prestasinya dengan cara membayar
uang untuk memperoleh barang dan/atau jasa itu.
Konsumen memang tidak sekedar pembeli, tetapi semua orang (orang
perseorangan atau badan usaha) yang mengkonsumsi jasa dan/atau
barang.Jadi yang paling penting terjadinya suatu transaksi konsumen berupa
peralihan barang dan/atau jasa, termasuk peralihan kenikmatan dalam
menggunakannya.
2. Barang dan/atau Jasa.
Undang Undang Perlindungan Konsumen mengartikan barang sebagai
setiap benda, baik berwujud maupun tidak berwujud, baik bergerak maupun
tidak bergerak, baik dapat dihabiskan maupun tidak dapat dihabiskan, yang
dapat untuk diperdagangkan, dipakai, dipergunakan, atau dimanfaatkan oleh
konsumen.Sementara itu jasa diartikan sebagai layanan yang berbentuk
pekerjaan atau prestasi yang disediakan bagi masyarakat untuk dimanfaatkan
oleh konsumen.Pengertian disediakan bagi masyarakat menunjukkan, jasa itu
harus ditawarkan kepada masyarakat.Artinya, pihak yang ditawarkan harus
lebih dari satu orang.Jika demikian halnya, layananyang bersifat khusus dan
individual, tidak tercakup dalam pengertian tersebut.Kata-kata ditawarkan
kepada masyarakat itu harus ditafsirkan sebagai bagian dari suatu transaksi
konsumen.Artinya, seseorang yang karena kebutuhan mendadak lalu menjual
rumahnya kepada orang lain, tidak dapat dikatakan perbuatannya itu sebagai
transaksi konsumen.Si pembeli tidak dapat dikatakan konsumen menurut
Undang Undang Perlindungan Konsumen.
Setiap konsumen tentunya memiliki hak dan kewajiban. Hak konsumen
dalam artian yang luas dapat disebut sebagai dimensi baru hak asasi manusia
yang tumbuh dan harus dilindungi dari kemungkinan penyalahgunaan atau
tindakan-tindakan sewenang-wenang dalam hubungan kekuasaan yang bersifat
horizontal antara pihak produsen dengan konsumennya. Secara historis
mengenai hak-hak dasar konsumen pertama kali dikemukakan oleh Presiden
Amerika Serikat J.F. Kennedy sebagai Presiden yang pertama kali mengangkat
martabat konsumen saat menyampaikan pidato revolusioner di depan kongres
(US Congress) pada tanggal 15 Maret 1962 tentang Hak konsumen. J.F.
Kennedy mengemukakan, “Menurut definisi, konsumen adalah kita semua.
Konsumen adalah kelompok ekonomi paling besar yang mempengaruhi dan
dipengaruhi oleh hampir setiap keputusan ekonomi Publik dan swasta, tetapi
konsumen hanya sekelompok penting yang suaranya nyaris tak didengar.”17
Dalam pesannya kepada Kongres dengan judul A Special Massage of Protection
the Consumer Interest Presiden J.F. Kennedy menjabarkan empat hak
konsumen sebagai berikut:
1. the right to safety (hak atas keamanan)
2. the right to choose (hak untuk memilih)
3. the right tobe informed (hak mendapatkan informasi)
4. the right tobe heard (hak untuk didengar pendapatnya)

Anda mungkin juga menyukai