Anda di halaman 1dari 19

LAPORAN AKHIR

Penyediaan Air Minum dan Sanitasi Berbasis Masyarakat

Lokasi PAMSIMAS

2011

Sudjarwo, CLTS Specialist

CPIU Pamsimas Komponen B


Gedung D, Lantai III
Direktorat Jenderal Pengendalian Panyakit dan Penyehatan Lingkungan,
Jl. Percetakan Negara No. 29 Jakarta Pusat 10560
Kotak Pos 223, Telepon (021) 4247608, Faksimile: (021) 4207807, E-mail: pamsimaskes@gmail.or.id
Pembangunan Sarana Air Minum dan Sanitasi Berbasis Masyarakat Laporan Akhir CLTS Specialist
2011

RINGKASAN EKSEKUTIF

Sesuai dengan perjanjian kontrak kerja antara CPMU dengan CLTS Specialist no:
KU.08.08/PAMSIMAS/143/XII/2010 tanggal 1 Desember 2010, kegiatan CLTS Specialist
berakhir per 31 Mei 2011. Perpanjangan kontrak berupa Amandemen I No.
KU.08.08/Kontrak/Pamsimas/62/V/2011 tanggal 3 Mei 2011 dan Amandemen II No.
KU.08.08/Kontrak/Pamsimas/91/VI/2011 tanggal 23 Juni 2011, dan berakhir per 31
Desember 2011.
Sejalan dengan perkembangan yang terjadi selama proses perpanjangan kontrak
(Amandment I dan II), CLTS Specialist telah melaksanakan tugasnya berdasarkan lingkup
pekerjaan yang tertuang dalam TOR dan menjadi bagian lampiran dalam kontrak kerja
Amandment II.

Dalam laporan ini disampaikan kemajuan pelaksanaan kegiatan yang berkaitan dengan
implementasi program komponen B dimana CLTS Specialist memiliki peran khusus yaitu
membantu percepatan pencapaian 4 (empat) dari 13 indikator kinerja utamanya: yaitu KPI-
2; KPI-7; KPI-8 dan KPI-9.

Secara umum kegiatan advisory CLTS Specialist selama bulan 2011, selain memberikan
dukungan manajerial implementasi program kepada CPMU dan CPIU Pamsimas Komponen
B, ikut dalam pembahasan berkaitan dengan perencanaan, anggaran dan monitoring serta
evaluasi dan menjadi narasumber di tempat pelatihan maupun workshop.

Sampai dengan Desember 2011, capaian indikator KPI untuk komponen B, menunjukkan
adanya kemajuan yang berarti. Lihat tabel 1: status capaian indikator KPI dibawah ini:

Tabel 1: Status Capaian Indikator KPI Komponen B sd Des 2011


Capaian Indikator Kinerja Utama (KPI)

Tambahan Komunita Komuni


tas 80% HS Sekolah
No Provinsi Kab/Kota Jml Desa Jml Dusun Akses s 100%
Adopsi 95%
(Jiwa) SBS
CTPS KPI 9
KPI 2 KPI 7 KPI 8
Nasional 110 5.305 13.949 2.874.051 37,14 66,24 82,79
1 Sumbar1 7 270 568 49.636 22,01 58,98 73,28
2 Sumbar2 8 299 510 36.999 27,25 50,20 70,97
3 Riau 6 266 787 161.657 59,21 63,02 82,20
4 Sumsel 8 352 1.310 232.067 28,63 9,92 94,33
5 Banten 2 94 357 33.732 6,72 54,06 91,51
6 Jabar 5 224 544 210.804 31,07 73,53 83,74
7 Jateng1 9 411 822 208.592 34,67 93,67 83,80
8 Jateng2 10 425 910 156.462 48,35 95,71 82,09
9 Jateng3 11 495 1.225 262.801 42,20 84,57 88,35
10 Kalsel 8 348 1.189 11.466 18,92 41,46 78,60
11 Sulteng 7 297 761 21.946 25,89 36,66 65,15
12 Sulsel 7 269 807 206.460 60,59 59,85 67,49
13 Sulbar 3 93 332 16.714 39,16 78,61 62,59

2
Pembangunan Sarana Air Minum dan Sanitasi Berbasis Masyarakat Laporan Akhir CLTS Specialist
2011
Capaian Indikator Kinerja Utama (KPI)

Tambahan Komunita Komuni


tas 80% HS Sekolah
No Provinsi Kab/Kota Jml Desa Jml Dusun Akses s 100%
Adopsi 95%
(Jiwa) SBS
CTPS KPI 9
KPI 2 KPI 7 KPI 8
14 NTT 11 279 667 24.389 33,43 36,13 63,56
15 Gtalo 3 107 308 21.816 8,44 60,39 64,00
16 Maluku 1 53 120 5.807 29,17 65,00 85,11
17 Malut 2 64 146 9.262 34,25 51,37 68,06
18 Papua Barat 1 38 35 1.281 37,14 77,14 61,11

Sumberdata: CPIU Komponen B

1. Kemajuan pelaksanaan program, Permasalahan dan Rekomendasi;


1. Data terkait kemajuan komponen B, banyak didukung oleh peran fasilitator
masyarakat, Konsultan Kabupaten dan Provinsi. Tahun 2011 mulai perekruitan CLTS
Trainer secara regional di 8 wilayah, yaitu: Sumatera Selatan; Sulawesi Selatan dan
Sulawesi Barat; Sulawesi Tengah; Gorontalo, Maluku, Maluku Utara dan Papua Barat;
Jawa Barat dan Banten; Kalimantan Selatan; Jawa Tengah I dan II; Sumatera Barat.
Sementara NTT dan Riau, masih kosong.

Permasalahan:

1. Adanya perkembangan baik di komponen B, dimana jumlah tambahan akses sanitasi


sampai dengan Desember 2011, telah mencapai 2,8 juta jiwa dari target yang telah
direvisi, yaitu 3,1 juta jiwa. 37,14% capaian komunitas yang 10% SBS; 66,24%
CTPS dan 82, 79% HS Sekolah.

Rekomendasi:

1. Untuk sisa waktu sd akhir proyek, yaitu Desember 2012, telah diusulkan dan
sebagian telah dilaksanakan, yaitu: kegiatan-kegiatan sbb:
A. Berkaitan dengan monitoring kegiatan di lapangan, agar hasilnya dapat lebih
memuaskan, telah diusulkan perubahan strategi pemicuan, dengan langkah
kegiatan lebih kepada apa yang harus dilakukan pada saat pendampingan, selain
kegiatan yang harus juga dilakukan pada saat pra pemicuan dan pemicuan
B. Berkaitan dengan kerjasama antara fasilitator dan sanitarian, diperlukan reposisi
peran, baik sanitarian maupun fasilitator. Bentuk kegiatan yang mengarah kepada
perlunya reposisi dalam bentuk workshop dan pertemuan-pertemuan. Didalam
workshop ini dilibatkan selain sanitarian, juga PMAC dan DMAC dan Fasilitator
Masyarakat, baik reguler maupun keberlanjutan.
C. Berkaitan dengan strategi percepatan pencapaian KPI.
- Strategi percepatan pencapaian KPI-2. Meskipun kinerja KPI-2 menunjukkan
adanya peningkatgan, namun untuk sisa waktu penyelesaian proyek, masih
diperlukan Validasi data mulai tingkat desa sampai dengan kabupaten. PMAC dan
DMAC melakukan pertemuan seperti Expert Group Meeting untuk memposisikan
kembali progress kemacuan yang telah dicapai apakah sudah sesuai dengan
target atau belum. Membuat rencana capaian tahunan untuk percepatan KPI-2

3
Pembangunan Sarana Air Minum dan Sanitasi Berbasis Masyarakat Laporan Akhir CLTS Specialist
2011
per kabupaten / provinsi untuk input ke pusat. Memasukan hasil reposisi data
termutakhir ke MIS untuk dapat diketahui secara skala nasional
- Strategi percepatan pencapaian KPI-7. Masih 37% capaian, artinya pekerjaan
untuk sisa waktu penyelesaian proyek cukup berat. Oleh karennya diperlukan
kegiatan kegiatan penajaman seperti: Coaching CLTS oleh DMAC ke fasilitator
dan dilanjutkan secara berturut turut ke Natural leader untuk peningkatan
kualitas pendampingan paska pemicuan; DMAC bersama Fasilitator Kesehatan
dan Sanitarian memposisikan bahwa target 100% SBS yang telah dicapai di
tingkat komunitas harus dilaporkan sebagaimana mestinya, tidak menunggu hasil
verifikasi. Untuk tingkat komunitas harus lebih sederhana prosesnya ketimbang
untuk tk desa; Entry data ke MIS sebagai laporan
- Strategi promosi Perilaku CTPS dan PHBS di Masyarakat dan Sekolah.
Dibandingkan dengan indikator kinerja 2, dan 7, kegiatan kinerja 8 dan 9, masih
termasuk lebih baik. Untuk mempertahankan kinerja, maka masih diperlukan
kegiatan seperti: Coaching CLTS oleh DMAC ke fasilitator dan dilanjutkan secara
berturut turut ke Natural leader untuk peningkatan kualitas pendampingan paska
pemicuan. DMAC bersama Fasilitator Kesehatan dan Sanitarian perlu
berkoordinasi dan membahas dengan pimpinan puskesmas untuk berkontribusi
dalam program promopsio CTPS, misalnya mengaktifkan kembali klinik sanitasi,
dimana kepada setiap pengunjung bisa memperagakan bagaimana CTPS yang
benar; Fasilitator kesehatan bersama guru – guru dapat mulai mendiskusikan
strategi CTPS menjadi salah satu muatan lokal di sekolah sekolah dasar.

4
Pembangunan Sarana Air Minum dan Sanitasi Berbasis Masyarakat Laporan Akhir CLTS Specialist
2011

DAFTAR SINGKATAN
APBD Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah
APBN Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara
Bangda Pembangunan Daerah
BAB Buang Air Besar
BABS Buang Air Besar Sembarangan
BAPPD Berita Acara Permintaan Pencairan Dana
BKM Badan Keswadayaan Masyarakat
BLM Bantuan Langsung Masyarakat
BOP Biaya Operasional Proyek
BPD Badan Perwakilan Desa
BPKP Badan Pengawas Keuangan dan Pembangunan
BPSPAMS Badan Pengelola Sarana Penyediaan Air Minum dan Sanitasi
CMAC Central Management Advisory Consultant
CPIU Central Project Implementation Unit
CPMU Central Project Management Unit
DCC/TKK District Coordination Committee / Tim Koordinasi Kab/Kota
DFC District Coordinator Facilitator
DIPA Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran
DMAC District Management Advisory Consultant
FA Financing Agreement
TFM Tim Fasilitator Masyarakat
FGD Focus Group Discussion
IDR Indonesia Domestic Rate
IFR Interim Financial Report
IMAS Identifikasi Masalah dan Analisis Situasi
KPPN Kantor Pelayanan dan Perbendaharaan Negara
LKM Lembaga Keswadayaan Masyarakat
MAK Mata Anggaran Keluaran
PA/KPA Pengguna Anggaran/Kuasa Pengguna Anggaran
PAMSIMAS Penyediaan Air Minum dan Sanitasi Berbasis Masyarakat
PCC/TKP Provincial Coordination Committee/Tim Koordinasi Provinsi
PHLN Pinjaman/Hibah Luar Negeri

5
Pembangunan Sarana Air Minum dan Sanitasi Berbasis Masyarakat Laporan Akhir CLTS Specialist
2011
PMAC Provincial Management Advisory Consultant
PMD Pemerintahan Masyarakat Desa
PPh Pajak Penghasilan
RAB Rencana Anggaran Biaya
RAD Rencana Anggaran Daerah
RKM/CAP Rencana Kerja Masyarakat / Community Action Plan
RPJM Rencana Program Jangka Menengah
SAM Sarana Air Minu
SATKER Satuan Kerja
SBS Stop Buang Air Besar Sembarangan
SIM Sistem Informasi Manajemen
SOP Standard Operational Procedure
SPK Surat Perintah Kerja
SPM Surat Perintah Membayar
SPP Surat Permintaan Pembayaran

6
Pembangunan Sarana Air Minum dan Sanitasi Berbasis Masyarakat Laporan Akhir CLTS Specialist
2011

DAFTAR ISI
RINGKASAN EKSEKUTIF................................................................................................................2
DAFTAR SINGKATAN.....................................................................................................................5
DAFTAR ISI...................................................................................................................................7
1. PENDAHULUAN.......................................................................................................................8
1.1. Umum..............................................................................................................................8
1.2. Ruang lingkup Kegiatan Konsultan.....................................................................................8
2. TINJAUAN KEGIATAN PAMSIMAS KOMPONEN B.......................................................................8
2.1. Tujuan dan Sasaran Program Pamsimas.............................................................................8
2.2. Komponen B.....................................................................................................................9
3. KEMAJUAN PELAKSANAAN KEGIATAN KOMPONEN B...............................................................10
3.1 Hasil yang dicapai dalam kegiatan Pamsimas, secara Umum..............................................10
3.2. Hasil yang dicapai Konsultan CLTS Specialist dan CLTS Trainer..........................................10
3.3. Deliverable Output..........................................................................................................12
3.4. Kegiatan Konsultan yang berhubungan dengan Output......................................................12

Lampiran:
1. Status implementasi Pamsimas Komponen B
2. TOR CLTS Specialist

7
Pembangunan Sarana Air Minum dan Sanitasi Berbasis Masyarakat Laporan Akhir CLTS Specialist
2011

1. PENDAHULUAN

1.1. Umum
Sesuai dengan perjanjian kontrak kerja antara CPMU dengan CLTS Specialist no:
KU.08.08/PAMSIMAS/143/XII/2010 tanggal 1 Desember 2010, kegiatan CLTS Specialist
berakhir per 31 Mei 2011. Perpanjangan kontrak berupa Amandemen I No.
KU.08.08/Kontrak/Pamsimas/62/V/2011 tanggal 3 Mei 2011 dan Amandemen II No.
KU.08.08/Kontrak/Pamsimas/91/VI/2011 tanggal 23 Juni 2011, dan berakhir per 31
Desember 2011.
Sejalan dengan perkembangan yang terjadi selama proses perpanjangan kontrak
(Amandment I dan II), CLTS Specialist telah melaksanakan tugasnya berdasarkan lingkup
pekerjaan yang tertuang dalam TOR dan menjadi bagian lampiran dalam kontrak kerja
Amandment II.

1.2. Ruang lingkup Kegiatan Konsultan


Lingkup kegiatan CLTS Specialist yaitu melaksanakan memberikan bantuan kepada “Total
Sanitation Adviser”, namun pada kenyataannya Total Sanitation Adviser tidak ada, maka
sebagai gantinya adalah membantu CPIU Komponen B, terutama:
a. didalam mengembangkan strategi perbantuan teknis dan advocacy agar
Pemerintah Provinsi maupun Kabupaten/Kota mempunyai komitmen untuk dapat
mencapai target 100% SBS;
b. mengembangakan materi pelatihan CLTS;
c. memberikan bantuan berupa bantuan pelatihan dan pelaksanaan CLTS baik di
tingkat Provinsi maupun tingkat Kabupaten;
d. memberikan bantuan berupa advokasi untuk mendapatkan dukungan dan
komitmen dari Pemerintah Daerah dalam pelaksanaan CLTS;
e. memberikan dukungan teknis kepada PMAC dan DMAC serta fasilitator
kesehatan dalam pelaksanaan CLTS;
f. melakukan kerjasama dengan Tim Monev dan MIS untuk monitoring pencapaian
komponen B Hygiene dan Sanitasi;
g. menyiapkan laporan bulanan dan laporan tahunan serta laporan lainya sesuai
kebutuhan.

8
Pembangunan Sarana Air Minum dan Sanitasi Berbasis Masyarakat Laporan Akhir CLTS Specialist
2011

2. TINJAUAN KEGIATAN PAMSIMAS KOMPONEN B

2.1. Tujuan dan Sasaran Program Pamsimas


Program WSLIC-3/PAMSIMAS merupakan salah satu program dan aksi nyata pemerintah
(pusat dan daerah) dengan dukungan Bank Dunia, untuk meningkatkan penyediaan air
minum, sanitasi, dan meningkatkan derajat kesehatan masyarakat terutama dalam
menurunkan angka penyakit diare dan penyakit lainnya yang ditularkan melalui air dan
lingkungan.
Ruang lingkup kegiatan Program WSLIC-3/PAMSIMAS mencakup 5 (lima) komponen proyek
yaitu :
1) Pemberdayaan Masyarakat dan Pengembangan Kelembagaan Lokal;
2) Peningkatan Kesehatan dan Perilaku Higienis dan Pelayanan Sanitasi;
3) Penyediaan Sarana Air Minum dan Sanitasi Umum;
4) Insentif untuk Desa / Kelurahan dan Kabupaten / Kota; dan
5) Dukungan Pelaksanaan dan Manajemen Proyek.
Tujuan program Pamsimas adalah untuk meningkatkan akses layanan air minum dan
sanitasi bagi masyarakat miskin perdesaan khususnya masyarakat di desa tertinggal dan
masyarakat di pinggiran kota (peri-urban). Secara lebih rinci program Pamsimas bertujuan
untuk:
1) Meningkatkan praktik hidup bersih dan sehat di masyarakat;
2) Meningkatkan jumlah masyarakat yang memiliki akses air minum dan sani-tasi yang
berkelanjutan;
3) Meningkatkan kapasitas masyarakat dan kelembagaan lokal (pemerintah daerah
maupun masyarakat) dalam penyelenggaraan layanan air minum dan sanitasi
berbasis masyarakat;
4) Meningkatkan efektifitas dan kesinambungan jangka panjang pembangunan sarana
dan prasarana air minum dan sanitasi berbasis masyarakat;

Sasaran program ini adalah kelompok miskin di perdesaan dan pinggiran kota (peri-urban)
yang memiliki prevalensi penyakit terkait air yang tinggi dan belum mendapatkan akses
layanan air minum dan sanitasi.

2.2. Komponen B
Terdiri 4 sub komponen Peningkatan Kesehatan, Perilaku Hidup Bersih dan Sehat, dan
Layanan Sanitasi, yaitu meliputi;
a. Dukungan pelaksanaan program STBM (Sanitasi Total Berbasis Masyarakat)
b. Program marketing sanitasi (menciptakan permintaan dan menguatkan pasar lokal
dalam merespon permintaan improved sanitation), promosi perilaku hidup bersih dan
sehat
c. Peningkatan sanitasi dan kesehatan di sekolah
d. Promosi kebersihan dan kesehatan lingkungan serta monitoring target pemberian
layanan air minum dan sanitasi MDGs kabupaten/kota
Untuk sub komponen STBM, fokus kepada pilar Stop BABS dan CTPS. Meskipun difokuskan
pada hanya 2 dari 5 pilar STBM, tetapi kenyataannya ada beberapa kabupaten yang
melaksanakan 3 bahkan sampai 5 pilar, seperti: Kab. Sumedang di Provinsi Jawa Barat.

9
Pembangunan Sarana Air Minum dan Sanitasi Berbasis Masyarakat Laporan Akhir CLTS Specialist
2011
Program marketing sanitasi, merupakan kegiatan lanjutan setelah kegiatan pemicuan CLTS
dilakukan. Kegiatan ini praktis telah dilakukan, yaitu sejak diterapkannya pendekatan CLTS
sebagai satu satunya alat pemicuan di Pamsimas, mulai 2008, meskipun sebatas pada
pengenalan opsi teknologi jamban dan adanya pelatihan tukang yang dibiayai oleh RKM.
CPMU dan CPIU Komponen Kesehatan pada tahun 2008 telah merencanakan dan
mengalokasikan kegiatan marketing sanitasi, yaitu berupa pelaksanaan study pasar sanitasi,
namun pada kenyataaannya sampai mendekati akhir proyek, kegiatan ini belum juga
dilaksanakan, dikarenakan hambatan teknis.
Untuk program sanitasi dan kesehatan sekolah, Pamsimas bekerjasama dengan pihak
Diknas atau Dikjar, yaitu melalui program UKS. Kegiatan ini berjalan dan hasilnya sudah
mendekati target pencapaian KPI-9.
Untuk sub komponen promosi kesehatan, Pamsimas melalui peran LKM dan BPSPAMS
melakukan berbagai kegiatan dalam rangka mendorong masyarakat untuk sadar akan
kebersihan lingkungan dan melestarikan kebiasaan baik, yaitu BAB tidak sembarangan.

3. KEMAJUAN PELAKSANAAN KEGIATAN KOMPONEN B

3.1 Hasil yang dicapai dalam kegiatan Pamsimas, secara Umum


Beberapa update hasil dari indikator capaian kegiatan komponen B, yang diambil dari
sumber data Monitoring yang dilaporkan oleh Dinkes Kabupaten/Kota ke CPIU Pamsimas
Komponen B sampai dengan Desember 2011 terlampir.

3.2. Hasil yang dicapai Konsultan CLTS Specialist dan CLTS Trainer
2. Data terkait kemajuan komponen B, banyak didukung oleh peran fasilitator masyarakat,
Konsultan Kabupaten dan Provinsi. Tahun 2011 mulai perekruitan CLTS Trainer secara
regional di 8 wilayah, yaitu: Sumatera Selatan; Sulawesi Selatan dan Sulawesi Barat;
Sulawesi Tengah; Gorontalo, Maluku, Maluku Utara dan Papua Barat; Jawa Barat dan
Banten; Kalimantan Selatan; Jawa Tengah I dan II; Sumatera Barat. Sementara NTT
dan Riau, masih kosong.
3. Adanya perkembangan baik di komponen B, dimana jumlah tambahan akses sanitasi
sampai dengan Desember 2011, telah mencapai 2,8 juta jiwa dari target yang telah
direvisi, yaitu 3,1 juta jiwa. 37,14% capaian komunitas yang 10% SBS; 66,24% CTPS
dan 82, 79% HS Sekolah.
4. Untuk sisa waktu sd akhir proyek, yaitu Desember 2012, telah diusulkan dan sebagian
telah dilaksanakan, yaitu: kegiatan-kegiatan sbb:
A. Berkaitan dengan monitoring kegiatan di lapangan, agar hasilnya dapat lebih
memuaskan, telah diusulkan perubahan strategi pemicuan, dengan langkah
kegiatan lebih kepada apa yang harus dilakukan pada saat pendampingan, selain
kegiatan yang harus juga dilakukan pada saat pra pemicuan dan pemicuan
B. Berkaitan dengan kerjasama antara fasilitator dan sanitarian, diperlukan reposisi
peran, baik sanitarian maupun fasilitator. Bentuk kegiatan yang mengarah kepada
perlunya reposisi dalam bentuk workshop dan pertemuan-pertemuan. Didalam
workshop ini dilibatkan selain sanitarian, juga PMAC dan DMAC dan Fasilitator
Masyarakat, baik reguler maupun keberlanjutan.
C. Berkaitan dengan strategi percepatan pencapaian KPI.
1. Strategi percepatan pencapaian KPI-2.

10
Pembangunan Sarana Air Minum dan Sanitasi Berbasis Masyarakat Laporan Akhir CLTS Specialist
2011
Secara umum Capaian target KPI-2 menunjukkan adanya peningkatan yang
cukup memuaskan. Sebagai catatan penambahan 6 sd 10 juta jiwa akses sanitasi
sd tahun 2012, yang telah direvisi menjadi 3,1 juta jiwa (surat WB ke Dirjen
Pengelolaan Hutang, Kemenkeu, tanggal 19 Oktober 2011, tentang
Amendment of Financing Aggreement).
Permasalahan muncul karena (1) masih ada Provinsi dan Kabupaten yang tidak
melengkapi laporan kemajuannya ke MIS, maupun ke ke pusat (dalam hal ini
CPIU Komponen B). (2) target KPI hanya ada di tingkat nasional, tetapi berapa
sesungguhnya kontribusi yang diperlukan oleh masing masing daerah? strategi
perhitungan capaian per provinsi, menurut hitungan kasar: untuk pencapaian
target 6 – 10 juta tambahan akses, secara prorata akan berkontribusi sejumlah
1.200 sd 2.000 jiwa per desa.
Langkah yang diperlukan:
- Validasi data mulai tingkat desa sampai dengan kabupaten.
- PMAC dan DMAC melakukan pertemuan seperti Expert Group Meeting untuk
memposisikan kembali progress kemacuan yang telah dicapai apakah sudah
sesuai dengan target atau belum.
- Membuat rencana capaian tahunan untuk percepatan KPI-2 per kabupaten /
provinsi untuk input ke pusat
- Memasukan hasil reposisi data termutakhir ke MIS untuk dapat diketahui
secara skala nasional

2. Strategi percepatan pencapaian KPI-7.


Secara umum Capaian target KPI-7 menunjukkan adanya peningkatan yang
lambat. Permasalahan yang muncul terbesar adalah (1) kurangnya
pendampingan dari fasilitator setelah pemicuan awal. Kualitas pendampingan
masih perlu ditingkatkan, dari hanya mengunjungi dan mencatat ke proses
pemicuan lanjutan, bila perlu dilakukan probing untuk mengukur tingkat
kepuasan masyarakat yang dipicu. (2) tidak difungsikannya secara optimal peta
sosial. (3) proses verifikasi dan sertifikasi bagi komunitas (dusun / rw) yang telah
mencapai 100% SBS, kurang dilakukan secara cepat, karena aturan dan tidak
adanya dana operasional yang dirasakan oleh Tim Kabupaten. (3) perhitungan
komunitas 100% SBS menjadi bergantung kepada hasil verifikasi dan sertifikasi,
akibatnya jumlah komunitas 100% SBS yang dilaporkan menjadi rendah.
Langkah yang diperlukan:
- Coaching CLTS oleh DMAC ke fasilitator dan dilanjutkan secara berturut turut
ke Natural leader untuk peningkatan kualitas pendampingan paska pemicuan.
- DMAC bersama Fasilitator Kesehatan dan Sanitarian memposisikan bahwa
target 100% SBS yang telah dicapai di tingkat komunitas harus dilaporkan
sebagaimana mestinya, tidak menunggu hasil verifikasi. Untuk tingkat
komunitas harus lebih sederhana prosesnya ketimbang untuk tk desa.
- Entry data ke MIS sebagai laporan

3. Strategi promosi Perilaku CTPS dan PHBS di Masyarakat dan Sekolah.


Secara umum Capaian target KPI-8, yaitu 80% masyarakat menerapkan Cuci
Tangan Pakai Sabun dan KPI-9: 95% Sekolah menerima fasilitas sanitasi dan
program PHBS sudah cukup baik. Permasalahan pada effektifitas promosi

11
Pembangunan Sarana Air Minum dan Sanitasi Berbasis Masyarakat Laporan Akhir CLTS Specialist
2011
kesehatan. Di RKM, kegaitan CTPS ini sudah dialokasikan, tetapi itu saja tidak
cukup untuk memberikan daya ungkit kepada masyarakat dan sekolah agar
mereka mau merubah kebiasaan yaitu CTPS yang benar.
Langkah yang diperlukan:
- Coaching CLTS oleh DMAC ke fasilitator dan dilanjutkan secara berturut turut
ke Natural leader untuk peningkatan kualitas pendampingan paska pemicuan.
- DMAC bersama Fasilitator Kesehatan dan Sanitarian perlu berkoordinasi dan
membahas dengan pimpinan puskesmas untuk berkontribusi dalam program
promopsio CTPS, misalnya mengaktifkan kembali klinik sanitasi, dimana
kepada setiap pengunjung bisa memperagakan bagaimana CTPS yang benar;
- Fasilitator kesehatan bersama guru – guru dapat mulai mendiskusikan
strategi CTPS menjadi salah satu muatan lokal di sekolah sekolah dasar.

3.3. Deliverable Output


Penyelesaian deliverable output sesuai TOR dalam kontrak kerja yang sangat diperlukan
bagi pelaksana kegiatan di lapangan adalah merupakan prioritas.
A. Deliverable Output berhubungan dengan strategi CLTS
1. Strategi implementasi CLTS
2. Strategi Pemicuan CLTS Pamsimas: beberapa usulan untuk percepatan
pencapaian target komponen B
B. Deliverable Output berhubungan dengan pemutakhiran Manual CLTS
1. Modul Pelatihan Stop BAB Sembarangan menggunakan CLTS
2. Modul CTPS
C. Deliverable Output berhubungan dengan Capacity building program CLTS
1. Lesson learned hasil kunjungan lapangan ke desa Pamsimas
2. Instrument penilaian Kinerja HH & CLTS Trainer
D. Deliverable Output berhubungan dengan TOR dan pertemuan / Workshop:
1. TOR Workshop MDGs;
2. TOR Study of Marketing Sanitation Pamsimas (Des 2010 sd Januari 2011)
3. TOR Workshop CLTS Pamsimas
4. TOR Workshop Nasional Sanitasi
5. Laporan Workshop
6. Laporan Kunjungan Lapangan
E. Deliverable Output berhubungan kesadaran dan tindak lanjut pemicuan untuk
percepatan komponen B Pamsimas, “awareness and triggering action of Pamsimas
componen B”
1. Bahan pelatihan fasilitator HID
2. Bahan diskusi pertemuan EGM
3. Bahan pelatihan Satker, PMAC dan DMA
F. Laporan Bulanan
G. Non deliverable output: Supporting CPMU, CPIU, PMAC dan DMAC

Kegiatan supporting pada umumnya bersifat problem solving, karena adanya


permasalahan yang memerlukan tindakan segera baik berupa pemikiran, konsep
maupun tindakan . Kegiatan tersebut meliputi :
1. Pertemuan internal, external atas perintah CPMU dan atau CPIU Komponen B
2. Penyiapan konsep/draft surat keluar dan surat edaran sebagai upaya tindak lanjut
dan pemecahan masalah pelaksanaan kegiatan dilapangan
3. dan Menyiapkan TOR atau bahan pendukung suatu kegiatan
4. Penilaian Kinerja HH dan CLTS yang dikirimkan ke CPMU dan Bank Dunia untuk
rencana tindak lanjut;

12
Pembangunan Sarana Air Minum dan Sanitasi Berbasis Masyarakat Laporan Akhir CLTS Specialist
2011
5. Field visit, sebagai kegiatan supporting PMAC, DMAC dalam aspek peningkatan
kapasitas melalalui pelatihan kelas. On the job training, mentoring dan coaching;
memberikan technical problems solving yang dihadapi daerah dalam implementasi
RKM, penilaian terhadap perencanaan dan hasil implementasi RKM.

3.4. Kegiatan Konsultan yang berhubungan dengan Output

Kegiatan advisory selama bulan 2011:


- Mengikuti kegiatan Rapat Koordinasi Pamsimas I dan II di Makassar dan Batam. Ini
merupakan kegiatan tahunan Pamsimas yang melibatkan seluruh unsur pelaksana dan
terbagi 3 regional.
- Mengikuti pertemuan konsultasi perencanaan dan anggaran RKAKL Pamsimas
Komponen B di Hotel Lorr in, Karanganyar – Solo. Kegiatan ini bertujuan Konsultasi
dan advokasi penyusunan rencana kerja dan anggaran pamsimas komponen B tahun
2012 yang sinergis dan harmonis antara pusat dan daerah. Dengan harapan dalam
pelaksanaannya dapat mencapai target indikator yang telah ditetapkan secara efektif
dan efisien.
- Narasumber pada pelatihan dan workshop
- Beberapa kegiatan yang terkait dengan koordinasi dan rapat-rapat, baik bersifat
internal di lingkungan CPIU Kemenkes, maupun yang melibatkan pihak-pihak
eksternal.

13
Pembangunan Sarana Air Minum dan Sanitasi Berbasis Masyarakat Laporan Akhir CLTS Specialist
2011

Lampiran Laporan

14
Pembangunan Sarana Air Minum dan Sanitasi Berbasis Masyarakat Laporan Akhir CLTS Specialist
2011
Lampiran 1: Status implementasi Komponen B

Laporan Bulanan 12
Periode Sd Desember 2011
.

15
Pembangunan Sarana Air Minum dan Sanitasi Berbasis Masyarakat Laporan Akhir CLTS Specialist
2011

Laporan Bulanan 12
Lanjutan

16
Pembangunan Sarana Air Minum dan Sanitasi Berbasis Masyarakat Laporan Akhir CLTS Specialist
2011

Lampiran 2: TOR CLTS Specialist

Terms of Reference (TOR for


The Community Led Total Sanitation Specialist, Assistant to Total
Sanitation Adviser (Individual Consultant/National), The Third Water and
Sanitation for Low Income Communities Project

1. Background
PAMSIMAS is a significant contribution to the Indonesian government’s efforts to improve local
development. It could raise the economic and health status of poor income communities and speed
up the progress of achievement for Millennium Development Goals (MDGs). The project aim is to
strengthen the local governments’ capacity to fulfill their responsibilities for improving access to water
and sanitation for rural villages as well as to improve community hygiene behavior. The differences
between this project and the earlier projects are commitment of resources for nationwide advocacy
and coalition-building efforts. It is also aligned for institutional incentives to support the
mainstreaming and scaling up of the community-driven development (CDD) approach to water supply
and sanitation (WSS) at provincial, district and village levels, involving government, civil society and
the private sector. PAMSIMAS is underpinned by a national policy for community-based WSS which
has strong and broad support from various stakeholders in the Government and the donor
community. The Government will use PAMSIMAS as one of the implementation mechanisms for
developing a framework to support this policy and there are already indications of a very high
demand from communities and districts to join the program.

The objective of PAMSIMAS is to increase the number of low-income rural and peri-urban populations
accessing improved water and sanitation facilities and practicing improved hygiene behaviors as part
of the Recipient’s efforts to achieve WSS-MDGs, through programmatic mainstreaming and scaling-up
of a nationwide community-driven approach.

The World Bank agrees to provide a credit through IDA fund to finance the implementation of
PAMSIMAS project for the period of 4.5 years starting year 2008. The Project will be implemented in
15 provinces covering 110 districts, 5000 villages.

The Executing Agency (EA) of PAMSIMAS is the DG-HS (Human Settlements), Ministry of Public
Works, while DG DCEH (Diseases Control and Environmental Health), MoH (Ministry of Health) and
DG-RD (Regional Development), DG-VCE (Village and Community Empowerment), MoHA (Ministry of
Home Affairs) are the Implementing Agencies of the project

Pamsimas implements the health component by develop sanitation program through two combined
approaches; the Community Led Total Sanitation that focuses on community development and
empowerment and the Sanitation Marketing that adopts commercials marketing tools to enhance
market on rural sanitation. This approach has been tested in 29 districts in East Java province
through the Total Sanitation and Sanitation Marketing (TSSM) project. The project has achieved
rapidly progress in increasing access to improved sanitation for rural communities.

2. Objective and Scope of Service


PAMSIMAS will recruit an individual consultant, as the CLTS Specialist, at National Level to assist the
Executing Agency (MPW/CPMU) and Implementing Agency (especially MoH), especially the CLTS
Specialist to ensure achievement of the component 2 of Health and Hygiene in PAMSIMAS.

17
Pembangunan Sarana Air Minum dan Sanitasi Berbasis Masyarakat Laporan Akhir CLTS Specialist
2011
The Assistant will help the Total Sanitation Adviser in achieving the Component 2 indicators of
sanitation and key hygiene practice in PAMSIMAS, as follows:
 % of target communities free of open defecation and practicing hand washing with soap
behaviour.
 % o f target schools that have improved water supply and sanitation facilities and hygiene
programs

Scope of service of the Consultant is as follows


 To help the Total Sanitation Adviser in developing a strategy of technical assistanceand
advocacy for raising commitment of province and districts/municipalities government to
achieve free of open defecation.
 To help the Total Sanitation Adviser in developing materials for CLTS Training.
 To assist training and implementation of CLTS activities at provincial and district level.
 To assist the Total Sanitation Adviser to advocate in gaining political support & commitment
to implement CLTS from provincial and district team.
 To provide technical support for PMAC, DMAC, and facilitators onimplementation of CLTS .
 Under supervision of the Total Sanitation Adviser together with Monev and MIS Team
maintain a regular monitoring on achievement of component 2 of hygiene and sanitation on
the web of PAMSIMAS
 To help the Total Sanitation Adviser on preparation of monthly progress and report and
annual report, and other deliverables.

3. Duration of the Service


The duration of the Consultant services is 13 month starting on December 2011.

4. Expected Outputs and Deliverables


- Input to strategy paper (technical assistance and advocacy) for CLTS
- Input to improved and updated manuals of CLTS
- Input to modules for capacity building program for CLTS
- Input to Term of References of events and workshops
- Input to advocacy tool for raising awareness and triggering action of Pamsimas component 2
- Input to periodically progress report on monthly base

5. Work Component
The basic work components to be undertaken by consultants comprise:
- Inventory documents related to sanitation program in particularly total sanitation and
sanitation marketing.
- Relevant guidelines on water and sanitation promotion programs, program management in
the MOH and others institution.
- CLTS progress data from MIS system

6. Qualification
- Consultant with 5 years experience in rural water supply and sanitation development.
- Has minimum 2 years experience in implementing the Community Led Total Sanitation
approach and other participatory approachs.
- Has experienced in monitoring progress of a program.
- Proven written skills in English and Bahasa Indonesia.

7. Working Arrangement
The Specialist will be contracted by the CPMU-MPW. Daily coordination related to materials or
substances, including implementation strategy, will be arranged with MOH and CMAC, meanwhile

18
Pembangunan Sarana Air Minum dan Sanitasi Berbasis Masyarakat Laporan Akhir CLTS Specialist
2011
administration matters will be coordinated directly with CPMU-MPW.
The Total Sanitation Adviser will provide advice, monitor and supervise the work of Assistant.

19

Anda mungkin juga menyukai