Anda di halaman 1dari 19

RELIABILITAS

1. Arti Reliabilitas bagi Sebuah Tes


Djaali (2008) mengungkapkan bahwa reliabilitas yang berasal dari
kata reliability berarti sejauh mana hasil sebuah pengukuran dapat dipercaya. Suatu hasil
pengukuran dapat dipercaya apabila dalam beberapa kali pelaksanaan pengukuran
terhadap kelompok subjek yang sama diperoleh hasil pengukuran yang relatif sama. Hal
ini juga diungkapkan oleh Fraenkel, Wallen & Hyun (2012) dalam bukunya “How to
Design and Evaluate Research in Education” yang menyatakan bahwa, ”Reliability
refers to the consistency of scores or answers from one administration of an instrument
to another, and from one set of items to another”. Dari beberapa pendapat tersebut dapat
dikatakan bahwa reliabilitas suatu instrumen adalah sejauh mana pengukuran dari suatu
uji coba yang dilakukan tetap memiliki hasil yang sama meskipun dilakukan secara
berulang-ulang terhadap subjek dan dalam kondisi yang sama. Oleh sebab itu, uji
reliabilitas bertujuan untuk melihat sejauh mana konsistensi skor skor yang diberikan
skorer satu dengan skorer lainnya terhadap suatu instrumen. Hasil pengukuran yang
dilakukan berulang menghasilkan hasil yang relatif sama maka pengukuran tersebut
dianggap memiliki tingkat reliabilitas yang baik.
Sehubungan dengan reliabilitas, Scarvia B. Anderson menyatakan bahwa
persyaratan bagi tes adalah validitas dan reliabilitas itu penting. Dan keduanya memiliki
kaitan yang erat seperti yang digambarkan pada papan panah berikut:

Pada gambar pertama menunjukkan bahwa anak panah tidak mengarah dengan
tepat pada   sasaran, akan tetapi anah panah cenderung tetap pada daerah tertentu. Ini
mengilustrasikan bahwa instrumen yang seperti itu adalah instrumen yang reliabel akan
tetapi tidak valid. Pada gambar kedua, anak panah tidak mengarah dengan tepat dan tetap
pada sasarannya sehingga instrumen yang seperti itu tidak memiliki reliabilitas dan
validitas. Pada gambar ketiga, anak panah dengan tepat dan tetap mengarah pada sasaran
sehingga instrumen yang seperti itu memiliki validitas dan reliabilitas.
Instrumen yang valid cenderung reliabel, akan tetapi instrumen yang reliabel
belum tentu valid. Instrumen yang baik itu seharusnya memiliki validitas dan reliabilitas
(seperti ilustrasi pada gambar ketiga). Untuk mendapatkan validitas dan reliabilitas
instrumen yang baik, pembuat instrumen harus berpedoman kepada kisi-kisi dari
instrumen tersebut.
Beberapa hal yang sedikit banyak mempengaruhi hasil tes secara garis besar
dapat dikelompokkan menjadi 3 hal, yaitu:
a. Hal yang berhubungan dengan tes itu sendiri, yaitu panjang tes dan kualitas
butir-butir soalnya
Tinggi rendahnya validitas menunjukkan tinggi rendahnya reliabilitas tes. Dalam
menghitung besarnya reliabilitas berhubung dengan penambahan banyaknya butir
soal, karena tes yang terdiri dari banyak butir soal lebih valid dibandingkan tes yang
hanya terdiri dari beberapa butir soal. Spearman dan Brown memberikan sebuah
rumus yang dikenal dengan rumus Spearman-Brown.
Rumusnya yaitu :
nr
r nn=
1+( n−1)

di mana :
rnn = besarnya koefisien reliabilitas sesudah tes tersebut sesudah tes tersebut
ditambah butir soal baru
n = berapa kali butir-butir soal itu ditambah
r = besarnya koefisien reliabilitas sebelum butir-butir soalnya ditambah.
Contoh :
Suatu tes terdiri atas 40 butir soal, mempunyai koefisien reliabilitas 0,70. Kemudian
butir-butir soal itu ditambah menjadi 60 butir soal. Maka koefisien reliabilitas baru
adalah :
nr 1,5 × 0,70 1,05
r nn= = = =0,79
1+ ( n−1 ) 1+ ( 1,5−1 ) × 0,70 1,35
Dengan demikian maka penambahan sebanyak 20 butir soal dari 40 butir,
memperbesar koefisien reliabilitas sebesar 0,09. Akan tetapi penambahan butir-butir
soal tes adakalanya tidak berarti bahkan adakalanya merugikan. Hal itu disebabkan
karena:
1) Sampai pada suatu batas tertentu, penambahan banyaknya butir soal sudah tidak
menambah tinggi reliabilitas tes.
2) Penambahan tingginya reliabilitas tes tidak sebanding nilainya dengan waktu,
biaya, dan tenaga yang dikeluarkan untuk itu.
Kualitas butir-butir soal ditentukan oleh:
a) Jelas tidaknya rumusan soal.
b) Baik-tidaknya pengarahan soal kepada jawaban sehingga tidak menimbulkan
salah jawab.
c) Petunjukknya jelas sehingga mudah dan cepat dikerjakan.

b. Hal yang berhubungan dengan tercoba (testee)


Suatu tes yang dicobakan kepada kelompok yang terdiri dari banyak siswa akan
mencerminkan keragaman hasil yang menggambarkan besar-kecilnya reliabilitas tes.
Tes yang dicobakan kepada bukan kelompok terpilih, akan menunjukkan reliabilitas
yang lebih besar daripada yang dicobakan pada kelompok tertentu yang diambil
secara dipilih.

c. Hal yang berhubungan dengan penyelenggaraan tes


Sudah disebutkan bahwa faktor penyelenggaraan tes yang bersifat administratif,
sangat menentukan hasil tes.
Contoh:
1) Petunjuk yang diberikan sebelum tes dimulai, akan memberikan ketenangan
kepada para testee dalam mengerjakan tes, dan dalam penyelenggaraan tidak
akan banyak terdapat pertanyaan. Ketenangan ini tentu saja akan berpengaruh
terhadap hasil tes.
2) Pengawas yang tertib akan mempengaruhi hasil yang diberikan oleh siswa
terhadap tes. Bagi siswa-siswa tertentu adanya pengawasan yang terlalu ketat
menyebabkan rasa jengkel dan tidak dapat dengan leluasa mengerjakan tes.
3) Suasana lingkungan dan tempat tes (duduk tidak teratur, suasana di
sekelilingnya ramai, dsb) akan mempengaruhi hasil tes.

2. Cara-cara Mencari Besarnya Reliabilitas dalam Bentuk Objektif


a. Metode bentuk paralel (equivalent)
Tes paralel atau tes ekuivalen adalah dua buah tes yang mempunyai kesamaan
tujuan, variabel, mempunyai jumlah item yang sama, tingkat kesukaran, struktur,
cara penskoran dan interpretasi yang sama, tetapi butir-butir soalnya berbeda. Dalam
istilah asingnya disebut alternate-forms method (parallel forms).
Dalam menggunakan metode tes paralel ini pengetes harus menyiapkan dua buah
tes, dan masing-masing dicobakan pada kelompok siswa yang sama. Oleh karena itu,
ada orang menyebutkan sebagai double test-double-trial method. Penggunaan
metode ini baik karena siswa dihadapkan kepada dua macam tes sehingga tidak ada
faktor “masih ingat soalnya” yang dalam evaluasi disebut adanya practice-effect dan
carry-over effect, artinya ada faktor yang dibawa oleh pengikut tes karena sudah
mengerjakan soal tersebut.
Seringkali terjadi sebuah tes evaluasi diberikan lebih dari satu kali pada grup yang
sama. Pertama tes diberikan pada grup sebagai pretes dan setelah selang waktu
tertentu diberikan tes untuk kedua kalinya sebagai postes.
Langkah-langkah untuk melaksanakan tes reliabilitas secara ekivalen yaitu :
1) Tentukan subjek sasaran yang hendak dites,
2) Lakukan tes yang dimaksud kepada subjek sasaran tersebut,
3) Administrasi hasilnya secara baik,
4) Dalam waktu yang tidak terlalu lama, lakukan pengetesan untuk yang kedua
kalinya pada kelompok tersebut,
5) Korelasikan kedua hasil set skor.
Jika hasil koefisien ekivalen tinggi, berarti tes memiliki reliabilitas ekivalen baik,
begitu juga sebaliknya.
Kelemahan dari metode ini adalah bahwa pengetes pekerjaannya berat karena harus
menyusun dua seri tes. Lagi pula harus tersedia waktu yang lama untuk mencobakan
dua kali tes. Selain itu membuat dua buah tes yang secara esensial ekivalen
memanglah sulit. Akibatnya akan selalu terjadi kesalahan pengukuran.

b. Metode tes ulang (test-retest method)


Metode tes ulang dilakukan untuk menghindari penyusunan dua seri tes. Dalam
menggunakan teknik ini pengetes hanya memiliki satu seri tes tetapi dicobakan dua
kali, yang disebut dengan single-test-double-trial method. Kemudian hasil dari
kedua kali tes tersebut dihitung korelasinya.
Reliabilitas tes-retes dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut :
1) Selenggarakan tes pada suatu kelompok yang tepat sesuai dengan rencana,
2) Setelah selang waktu tertentu, misalnya 1 minggu atau dua minggu, lakukan
kembali tes yang sama dengan sekelompok yang sama tersebut,
3) Korelasikan hasil kedua tes tersebut.
Jika hasil koefisien ekivalen tinggi, berarti tes memiliki reliabilitas ekivalen baik,
begitu juga sebaliknya.
Kelemahan tes ini kurang mengena karena testee kemungkinan masih ingat akan
butir-butir soalnya. Faktor waktu jeda atau tenggang yang diambil, ketika dilakukan
tes pertama dan tes kedua. Jika interval terlalu pendek, siswa memiliki kesempatan
untuk mengingat jawaban dalam tes sehingga tes kedua dapat dipastikan lebih baik.
Namun, jika interval waktu terlalu panjang, kemampuan para pelaku yang mengikuti
tes mungkin bertambah karena dua kemungkinan, yaitu faktor maturasi atau
kedewasaan dan faktor intervensi dari faktor belajar dari para subjek.
Pada umumnya hasil tes yang kedua cenderung lebih baik daripada hasil tes
pertama. Hal ini tidak mengapa karena pengetes harus sadar akan adanya practice
effect dan carry over effect. Yang penting adalah adanya kesejajaran hasil atau
ketetapan hasil yang ditunjukkan oleh koefisien korelasi yang tinggi. Untuk tes yang
kedua, cenderung mengalami kenaikan hasil yang kenaikannya dialami oleh semua
siswa.Metode ini juga disebut selt-correlation method (korelasi diri sendiri) karena
mengkorelasikan hasil tes yang sama.

c. Metode belah dua (Split-half method)


Reliabilitas belah dua ini termasuk reliabilitas dengan konsistensi internal yaitu salah
satu tipe reliabilitasyang didasarkan pada keajegan dalam setiap item tes evaluasi.
Reliabilitas belah dua ini pelaksanaannyahanya memerlukan waktu satu kali. Ada
beberapa kemungkinan dalam cara ini, termasuk perbedaan kondisi tes yang terjadi,
ketika menggunakan metode re-tes dapat dihilangkan. Reliabilitas belah dua juga
tepat digunakan, ketika tes evaluasi yang ada terlalu panjang.
Banyak yang terkadang salah membelah hasil tes pada waktu menganalisis, seperti
mengelompokkan hasil separo subyek peserta tes dan separo yang lain, kemudian
hasil kedua kelompok ini dikorelasikan. Padahal seharusnya adalah membelah item
atau butir soal. Yang perlu diingat adalah banyaknya butir soal harus genap agar
dapat dibelah.
Cara melakukan reliabilitas belah dua pada dasarnya dapat dilakukan dengan urutan
sebagai berikut :
1) Lakukan pengetesan item-item yang telah dibuat kepada subjek sasaran,
2) Bagi item tes atau butir soal yang ada menjadi dua jumlah yang sama banyaknya,
3) Hitung skor subjek pada kedua belah kelompok item,
4) Korelasikan kedua skor tersebut, menggunakan formula korelasi yang telah
tertulis di atas.
Ada dua cara membelah metode butir soal ini, yaitu :
a) membelah atas item-item genap dan item-item ganjil yang selanjutnya disebut
belahan ganjil-genap, dan
b) membelah atas item-item awal dan item-item akhir yaitu separo jumlah nomor
awal dan separo nomor akhir yang selanjutnya disebut belahan awal-akhir.
Jika hasil koefisien ekivalen tinggi, berarti tes memiliki reliabilitas ekivalen baik,
begitu juga sebaliknya.
TABEL ANALISI ITEM
TES MATEMATIKA
1,3,5, 2,4,6, 1,2,3, 6,7,8,
Nomor Item 7,9 8,10 4,5 9,10
No. Nama Skor
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Ganjil Genap Awal Akhir
Total

1 Hartati 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 8 5 3 3 5

2 Yoyok 0 0 1 0 1 0 0 1 1 1 5 3 2 2 3

3 Oktaf 0 1 0 0 0 1 0 1 0 1 4 0 4 1 3

4 Wendi 1 1 0 0 1 1 0 0 1 0 5 3 2 3 2

5 Diana 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 6 3 3 5 1

6 Paul 1 0 1 0 1 0 1 0 0 0 4 4 0 3 1

7 Susana 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 7 4 3 5 2

8 Helen 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 8 5 5 3 5
Penyajian contoh membelah di atas berarti bahwa perhitungan reliabilitas dilakukan
dengan membelah dengan dua cara. Namun untuk penggunaannya harus dipilih
salah satu saja, untuk selanjutnya dihitung dengan korelasi product moment.

1) Pembelahan Ganjil-Genap
Langkah-langkah yang harus ditempuh dalam penentuan reliabilitas tes dengan
pendekatan single-test adalah sebagai berikut :
i. Menjumlahkan skor dari butir-butir item yang bernomor ganjil yang
dimiliki oleh masing-masing individu testee,
ii. Menjumlahkan skor dari butir-butir item yang bernomor genap yang
dimiliki oleh masing-masing individu testee,
iii. Menghitung koefisien korelasi “r” product moment (r xy =r hh =r ½½ ¿. Dalam
hal ini jumlah skor-skor dari butir-butir item yang bernomor ganjil kita
anggap sebagai variabel X, sedangkan jumalh skor-skor dari butir-butir item
yang bernomor genap kita anggap sebagai variabel Y, dengan menggunakan
rumus :

N Σ XY −(Σ X )(Σ Y )
r xy =r hh =r ½½ =
√¿ ¿ ¿

iv. Menghitung koefisien reliabilitas tes (r 11 =r tt ¿ dengan menggunakan


rumus:
2r
r 11 = ¿ ½½
¿
v. Memberikan interpretasi terhadap r 11.
Contoh :
Tabel persiapan perhitungan reliabilitas dengan belah dua ganjil-genap :
1,3,5, 2,4,6,
7,9 8,10
No. Nama Item Item X2 Y2 Setelah dipunyai tabel disamping
Ganjil Genap
1 Hartati 5 3 25 9 kita lakukan langkah-langkah
2 Yoyok 3 2 9 4
3 Oktaf 0 4 0 16 untuk mencari reliabilitas.
4 Wendi 3 2 9 4
5 Diana 3 3 9 9 Σ X=25 Σ X 2=93
6 Paul 4 0 16 0
7 Susana 4 3 16 9 ΣY =22 ΣY 2=76
8 Helen 3 5 9 25
Σ XY =63
Dengan menggunakan rumus kita dapatkan
8 . 63−25 . 22
r ½½ =
√¿ ¿¿
−46 −46
¿ = =−0,3786
√14756 121,47
maka kita dapatkan koefisien reliabilitas separo tes yaitu r½½ = −0,3786.
setelah itu kita lanjutkan pencarian yaitu dengan metode Spearman-Brown
yaitu:
2 ×−0,3786
r 11 =
¿¿

2) Pembelahan Awal-Akhir
1,2,3, 6,7,8,
No. Nama 4,5 9,10 X2 Y2 Setelah dipunyai tabel disamping
Awal Akhir
kita lakukan langkah-langkah
1 Hartati 3 5 9 25
untuk mencari reliabilitas.

2 Yoyok 2 3 4 9 Σ X=25 Σ X 2=91


ΣY =22 ΣY 2=78
3 Oktaf 1 3 1 9
Σ XY =63
4 Wendi 3 2 9 4

5 Diana 5 1 25 1

6 Paul 3 1 9 1

7 Susana 5 2 25 4

8 Helen 3 5 9 25

Dengan menggunakan rumus kita dapatkan


8 . 63−25 . 22
r ½½ =
√¿¿¿
−46 −46
¿ = =−0,3807
√14420 120,08
maka kita dapatkan koefisien reliabilitas separo tes yaitu r½½ = −0,3807.
setelah itu kita lanjutkan pencarian yaitu dengan metode Spearman-Brown
yaitu:
2 ×−0,3807 −0,7614
r 11 = = =−0,3994.
( 1+|−0,3807|) 1,3807
Kelemahan-kelemahan Formula Spearman-Brown
Beberapa kelemahan dari metode ini adalah :
 Formula ini menghendaki jumlah skor yang dimiliki oleh belahan I dan belahan
II tes harus seimbang, hampir sama, atau tidak terlalu jauh bedanya.
 Penerapan formula ini juga menuntut persyaratan, yaitu untuk dapat
menerapkan rumus ini, jumlah item soal atau butir soal haruslah genap.
 Dengan dua model perhitungandapat terjadi bahwa koefisien reliabilitas tes
menunjukkan bilangan yang tidak sama, seperti contoh yang kita dapat tadi.
Ketepatan Penggunaan Formula Spearman-Brown
 Disamping jumlah skor di kedua belahan harus seimbang dan jumlah item harus
genap, juga jumlah item yang diajukan dalam tes tersebut hendaknya cukup
banyak.
 Jenis item yang dikemukakan dalam tes hendaknya berupa item-item yang
mempunyai derajat kesukaran yang tinggi.
 Materi tes hendaknya bersifat komprehensif, sehingga memungkinkan bagi
tester untuk membuat dua butir item untuk permasalahan yang sama atau
identik.

Selain menggunakan rumus korelasi product moment dari Spearman-Brown, dua


orang ahli mengajukan rumus lain, yaitu Flanagan dan Rulon.
3) Penggunaan rumus Flanagan
Rumus :
S21 + S 22

di mana :
(
r 11 =2 1−
S 2t )
r 11 = reliabilitas tes

S21 = varians belahan pertama (1) yang dalam hal ini varians skor item ganjil

S22 = varians belahan kedua (2) yaitu varians skor item genap

S2t = varians skor total


Varians merupakan standar deviasi kuadrat yang dapat dicari dengan rumus :
( Σ X )2
Σ X 2−
N
S2 =
N
Berdasarkan contoh data tabel belahan ganjil-genap sebelumnya, kita dapatkan:
25 2
93−
8 93−78,125 14,875
S21= = = =1,859
8 8 8
222
76−
8 76−60,5 15,5
S22= = = =1,937
8 8 8
472
295−
8 295−276,125 18,875
S2t = = = =2,359
8 8 8
Kemudian hasil yang didapat, dimasukkan ke dalam rumus yaitu :
1,859+1,937 3,796
r 11 =2 1−( 2,359
=2 1− ) (
2,359 )
=2 ( 1−1,609 )=2 (−0,609 )

¿−1,218
4) Penggunaan rumus Rulon
Rumus :
S 2d
r 11 =1− 2
St

di mana:
S2d = varians beda
d = difference yaitu perbedaan antara skor belahan pertama (awal) dengan
skor belahan kedua (akhir)

Untuk contoh, kita lihat pada data tabel belahan awal-akhir, yaitu :
1,2,3, 6,7,8,
Dari data disamping kita
No. Nama 4,5 9,10 d d2
Awal Akhir
peroleh:
1 Hartati 3 5 -2 4 Σ d=3 Σ d 2=43
Dari perhitungan sebelumnya
2 Yoyok 2 3 -1 1
kita punyai S2t =2,359
3 Oktaf 1 3 -2 4
( Σ d )2
Σ d 2−
N
4 Wendi 3 2 1 1 S2d =
N
32
5 Diana 5 1 4 16 43−
8 43−1,125
¿ =
8 8
6 Paul 3 1 2 4
41,875
¿ =5,234
8
7 Susana 5 2 3 9

8 Helen 3 5 -2 4

Varians yang didapat kita masukkan ke dalam rumus Rulon:


5,234
r 11 =1− =1−2,218=−1,1218
2,359
Dari perhitungan dengan rumus Flanagan maupun Rulon ternyata hasilnya sama,
keduanya lebih besar dari 1,00. Secara teoretik koefisien ini salah tetapi karena
pembulatan-pembulatan dalam perhitungan, hasil ini dapat saja terjadi.
Telah disinggung sebelumnya, bahwa syarat untuk metode belah dua adalah bahwa
1) banyaknya item harus genap agar dapat dibelah, 2) item-item yang membentuk
soal tes harus homogen atau paling tidak setelah dibelah terdapat keseimbangan
antara kedua belahan.

Untuk itu, reliabilitas dapat dicari dengan rumus yang ditemukan oleh Kuder dan
Richardson yang menemukan rumus yang diberi nomor. Rumus yang digunakan
untuk mencari reliabilitas dan banyak digunakan yaitu K-R.20 dan K-R.21.
5) Penggunaan rumus K-R.20
Rumus :
n S 2t −Σ p i q i
(
r 11 =
( n−1) )( S 2t )
di mana:
r 11 = koefisien reliabilitas tes
n = banyaknya butir item
1 = bilangan konstan
S2t = varian total
pi = proporsi testee yang menjawab dengan benar butir item ybs
qi = proporsi testee yang jawabannya salah, atau q i=1− p
Σ p i q i = jumlah dari hasil perkalian antara pi dengan q i
Instruksi Kerja Analisis Reliabilitas Soal Pilihan Ganda (dengan Analisis Model K-
R.20)
Penyiapan data untuk melakukan
Analisis Reliabilitas

Hasil Ulangan/Ujian Siswa

Buat tabel respon siswa


(jawab benar = 1, salah = 0)

Tambahkan kolom:
Skor tiap siswa ()
Rata/rata skor ( ),
Nilai ( )
Nilai ( )

Keterangan Tentukan Standar Deviasi (SD)

Rumus Standar Deviasi (SD):


Tentukan jumlah butir soal = k
Σ ( x−x́ )2
SD=
√[ N ]
Tentukan k . 1

Rumus Reliabilitas KR.20 :

k Σ p(1− p)
KR .20=
k −1
1−
[ ( SD)2 ] Tentukan nilai p :

Tabel Reliabilitas:
0,00 ≤r11≤ 0,20= kor sangat rendah Tentukan nilai (1 – p)

0,20 ≤DB≤ 0,40 = korelasi rendah


0,40 ≤DB≤ 0,70 = korelasi cukup Menentukan realibilitas K.R-20
0,70 ≤DB≤ 0,90 = korelasi tinggi
0,90 ≤DB≤ 1,00 = korelasi sangat tinggi Konsultasikan dgn tabel Korelasi

Hasil Analisis Realibilitas Soal

Penyiapan data untuk melakukan


Analisis Reliabilitas
TABEL PERHITUNGAN MENCARI RELIABILITAS TES
DENGAN RUMUS K-R.20
Skor
Nomor Item
No. Nama Total
1 2 3 4 5 6 7
1 Wardoyo 1 0 1 1 1 1 0 5
2 Benny 0 1 1 0 1 1 1 5
3 Hanafi 0 0 0 0 1 0 1 2
4 Rahmad 0 1 1 1 1 1 1 6
5 Tanti 1 0 0 0 1 0 0 2
6 Nadia 0 1 1 1 1 0 0 4
7 Tini 0 0 0 1 1 1 0 3
8 Budi 0 1 0 1 1 0 0 3
9 Daron 0 1 0 1 1 0 0 3
10 Yakob 0 0 0 1 1 0 0 2
Np 2 5 4 7 10 4 3 35
p 0,2 0,5 0,4 0,7 1 0,4 0,3
q 0,8 0,5 0,6 0,3 0 0,6 0,7
pq 0,16 0,25 0,24 0,21 0 0,24 0,21 1,31
( Σ p i q i)

Dimasukkan ke dalam rumus K-R.20

n S 2t −Σ p i q i
r 11 = ( ( n−1) )( S 2t )
7 1,362 −1,31 1,85−1,31 0,54
¿ × 2
=1,17 × =1,17 × =1,17 × 0,29
6 1,36 1,85 1,85
¿ 0,3415 dibulatkan 0,342

6) Penggunaan rumus K-R.21


Rumus K-R.21:
n
( n−1
r 11 = )(1− M (n−M
nS
)
) 2
t

di mana : M = Mean atau rerata skor total


7
( 7−1
r 11 = )(1− 3,57 ×1,85
( 7−3,5 )
)=1,71 × (1− 3,5× 3,5
12,95 )
3,5 × 3,5 12,25
¿ 1,71× ( 1− )=1,71 × ( 1−
12,95 )
=1,71 × ( 1−0,946 )
12,95
¿ 1,71× 0,0541=0,06329 dibulatkan menjadi 0,0633.

Jika dibandingkan reliabilitas yang dihitung dengan K-R.20 dan K-R.21 lebih besar
yang pertama. Memang menggunakan rumus K-R.20 cenderung memberikan hasil
yang lebih tinggi, hanya saja pekerjaannya lebih rumit.
7) Penggunaan rumus Hoyt
Berbeda dengan Spearman-Brown, Flanagan, Rulon, maupun Kuder
Richardson, maka menurut C. Hyot atau disebut teknik analisis varian, dalam
menentukan reliabilitas tes hendaknya kita menganggap bahwa data yang berupa
skor-skor tes itu kita anggap sebagai data hasil eksperimen, di mana faktor
pertama atau klasifikasi I-nya adalah subjek, sedangkan faktor kedua atau
klasifikasi II-nya adalah item.selanjutnya kita cari interaksi antara subjek dan
item.
Keistimewaan dari teknik analisis varian ini ialah :
a) Teknik analisis varian ini bukan hanya dapat digunakan untuk menguji
reliabilitas tes dengan pendekatan single test-single trial saja, melainkan juga
dapat digunakan pada pengujian reliabilitas tes dengan pendekatan test-retest
maupun pendekatan alternatte form.
b) Teknik ini bukan hanya dapat digunakan para pengujian reliabilitas tes di
mana skor-skor hasil tes tersebut bersifat dikotomi saja (betul diberi skor 1,
salah diberi skor 0) saja, melainkan juga dapat diterapkan pada tes hasil
belajar di mana skor-skor hasil tesnya tidak bersifat dikotomik.
Rumusnya :
Vs
r 11 =1−
Vr
di mana :
r 11 = reliabilitas seluruh soal
Vr = varians responden
Vs = varians sisa
Untuk mencari reliabilitas suatu soal dilakukan dengan langkah-langkah sebagai
berikut:
Langkah 1. Mencari jumlah kuadrat responden dengan rumus:

Σ X 2t (Σ X t )2
Jk(r )= −
k k× N

Keterangan :
Jk(r ) = jumlah kuadrat responden
Xt = skor total tiap responden
k = banyaknya item
N = banyaknya responden atau subjek
Langkah 2. Mencari jumlah kuadrat item dengan rumus:

2
Σ B2 ( Σ Xt)
Jk(i) = −
N k× N

Keterangan :
Jk(i) = jumlah kuadrat item
Σ B2 = jumlah kuadrat jawab benar seluruh item
( Σ X t )2 = kuadrat dari jumlah skor total

Langkah 3. Mencari jumlah kuadrat total dengan rumus:

(Σ B)(Σ S )
Jk(t )=
( Σ B ) +( Σ S)

Keterangan :
Jk(t ) = jumlah kuadrat total
ΣB = jumlah jawab benar seluruh item
ΣS = jumlah jawab salah seluruh item

Langkah 4. Mencari jumlah kuadrat sisa, dengan rumus:

Jk(s )=Jk (t )−Jk (r )−Jk (i )

Langkah 5. Mencari Varians responden dan varians sisa dengan tabel F.


Dalam mencari Varians ini diperlukan d.b (derajat kebebasan)
dari masing-masing sumber varians kemudian d.b ini digunakan
sebagai penyebut terhadap setiap jumlah kuadrat untuk
memperoleh variansi.
d.b = banyaknya N setiap sumber variansi dikurangi 1.
jumlah kuadrat
Jadi Variansi =
d .b

Langkah 6. Memasukkan ke dalam rumus r11

Contoh Perhitungan:
Dengan menggunakan tabel analisis item yang digunakan untuk mencari
reliabilitas tes dengan rumus K-R.20 dapat dicari reliabilitas dengan rumus Hyot.
Kita lengkapi tabel pada contoh terdahulu untuk dapat menggunakan rumus Hyot:
Skor Kuadrat
Nomor Item Total skor total
No. Nama
(X) (X2)
1 2 3 4 5 6 7
1 Wardoyo 1 0 1 1 1 1 0 5 25
2 Benny 0 1 1 0 1 1 1 5 25
3 Hanafi 0 0 0 0 1 0 1 2 4
4 Rahmad 0 1 1 1 1 1 1 6 36
5 Tanti 1 0 0 0 1 0 0 2 4
6 Nadia 0 1 1 1 1 0 0 4 16
7 Tini 0 0 0 1 1 1 0 3 9
8 Budi 0 1 0 1 1 0 0 3 9
9 Daron 0 1 0 1 1 0 0 3 9
10 Yakob 0 0 0 1 1 0 0 2 4
Jumlah jawab
2 5 4 7 10 4 3 35 141
benar
Kuadrat jumlah
4 25 16 49 100 16 9 (𝛴Xt) (𝛴X2t)
jawab benar
Jumlah kuadrat
jumlah jawab 219
benar
Jumlah jawab
8 5 6 3 0 6 7 35
salah

Berdasarkan tabel ini dapat dicari reliabilitas soal dengan rumus Hyot melalui
langkah-langkah sebagai berikut :
Langkah 1. Mencari jumlah kuadrat responden dengan rumus:
Σ X 2t (Σ X t )2
Jk(r )= −
k k× N

141 352
¿ − =20,143−17,5=2,643
7 7 ×10

Langkah 2. Mencari jumlah kuadrat item dengan rumus:


2
Σ B2 ( Σ Xt)
Jk(i) = −
N k× N
219 352
¿ − =21,9−17,5=4,4
10 7 × 10

Langkah 3. Mencari jumlah kuadrat total dengan rumus:


(Σ B)(Σ S )
Jk(t )=
( Σ B ) +( Σ S)
(35)(35) 1.225
¿ = =17,5
( 35 )+(35) 70
Langkah 4. Mencari jumlah kuadrat sisa, dengan rumus:
Jk(s )=Jk (t )−Jk (r )−Jk (i )
¿ 17,5−2,643−4,4=10,457

Langkah 5. Mencari Varians responden dan varians sisa dengan tabel F.


Sumber Jumlah
d.b Varians
Variansi Kuadrat
9 2,643
Responden 2,643 =0,294
(10 – 1) 9

6 4,4
Item 4,4 =0,733
(7 – 1) 6

54 10,457
Sisa 10,457 =0,1936
(69 – 9 – 6) 54

69
Total 17,5
(70 – 1)

Untuk mencari d.b sisa, harus doicari d.b total dahulu baru
dikurangi d.b responden dan d.b item
- d.b total = k × N – 1 + 7 × 10 – 1 = 70 – 1 = 69
- d.b responden = N – 1 = 10 – 1 = 9
- d.b item =k–1=7–1=6
- d.b sisa = d.b total – d.b responden – d.b item
= 69 – 9 – 6 = 54

Langkah 6. Memasukkan ke dalam rumus r11


Vs
r 11 =1−
Vr

0,1936
¿ 1− =1−0,658=0,342
0,294

3. Mencari Reliabilitas Tes Bentuk Uraian


Dalam menilai soal uraian tidak dapat dilakukan hanya dengan menilai “benar” atau
“salah”. Suatu butir soal uraian menghendaki gradualisasi penilaian, misalnya saja
soal nomor 1 penilaian terendah 0 dan tertinggi 8, tetapi butir soal nomor 2 nilai
tertinggi hanya 5 dan sebagainya.
Untuk mencari reliabilitas soal keseluruhan perlu dilakukan analisis butir soal seperti
halnya soal bentuk objektif. Skor untuk masing-masing butir soal dicantumkan pada
kolom item menurut apa adanya. Rumus yang digunakan dikenal dengan rumus
Alpha yaitu :
n Σ S 2i
(
r 11 = )(
(n−1)
1− 2
Si )
di mana :
r 11 = reliabilitas yang dicari
n = banyaknya butir item yang dikeluarkan dalam tes
Σ S 2i = jumlah varians skor tiap-tiap item

S2i = varians total


DAFTAR PUSTAKA

Anonim. - .Juknis Analisis Butir Soal di SMA.Jakarta:Direktorat Pembinaan SMA.

Anonim.2008.Uji Coba Instrumen Penelitian dengan Menggunakan MS Excel dan


SPSS.Jakarta:BAPM.

Arikunto, Suharsimi.2009.Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan.Jakarta:Bumi Aksara.

Nur, Mohammad.1987.Pengantar Teori Tes.Surabaya:Depdikbud.

Sudijono, Anas.1996.Pengantar Evaluasi Pendidikan.Jakarta:RajaGravindo Persada.

Sugiharto, Bowo. - .Validitas dan Reliabilitas.

Sukardi.2009.Evaluasi Pnedidikan:prinsip dan operasionalnya.Jakarta:Bumi Aksara.

http://shahibul1628.wordpress.com/2012/04/09/reliabilitas-instrumen/

Anda mungkin juga menyukai