Pada gambar pertama menunjukkan bahwa anak panah tidak mengarah dengan
tepat pada sasaran, akan tetapi anah panah cenderung tetap pada daerah tertentu. Ini
mengilustrasikan bahwa instrumen yang seperti itu adalah instrumen yang reliabel akan
tetapi tidak valid. Pada gambar kedua, anak panah tidak mengarah dengan tepat dan tetap
pada sasarannya sehingga instrumen yang seperti itu tidak memiliki reliabilitas dan
validitas. Pada gambar ketiga, anak panah dengan tepat dan tetap mengarah pada sasaran
sehingga instrumen yang seperti itu memiliki validitas dan reliabilitas.
Instrumen yang valid cenderung reliabel, akan tetapi instrumen yang reliabel
belum tentu valid. Instrumen yang baik itu seharusnya memiliki validitas dan reliabilitas
(seperti ilustrasi pada gambar ketiga). Untuk mendapatkan validitas dan reliabilitas
instrumen yang baik, pembuat instrumen harus berpedoman kepada kisi-kisi dari
instrumen tersebut.
Beberapa hal yang sedikit banyak mempengaruhi hasil tes secara garis besar
dapat dikelompokkan menjadi 3 hal, yaitu:
a. Hal yang berhubungan dengan tes itu sendiri, yaitu panjang tes dan kualitas
butir-butir soalnya
Tinggi rendahnya validitas menunjukkan tinggi rendahnya reliabilitas tes. Dalam
menghitung besarnya reliabilitas berhubung dengan penambahan banyaknya butir
soal, karena tes yang terdiri dari banyak butir soal lebih valid dibandingkan tes yang
hanya terdiri dari beberapa butir soal. Spearman dan Brown memberikan sebuah
rumus yang dikenal dengan rumus Spearman-Brown.
Rumusnya yaitu :
nr
r nn=
1+( n−1)
di mana :
rnn = besarnya koefisien reliabilitas sesudah tes tersebut sesudah tes tersebut
ditambah butir soal baru
n = berapa kali butir-butir soal itu ditambah
r = besarnya koefisien reliabilitas sebelum butir-butir soalnya ditambah.
Contoh :
Suatu tes terdiri atas 40 butir soal, mempunyai koefisien reliabilitas 0,70. Kemudian
butir-butir soal itu ditambah menjadi 60 butir soal. Maka koefisien reliabilitas baru
adalah :
nr 1,5 × 0,70 1,05
r nn= = = =0,79
1+ ( n−1 ) 1+ ( 1,5−1 ) × 0,70 1,35
Dengan demikian maka penambahan sebanyak 20 butir soal dari 40 butir,
memperbesar koefisien reliabilitas sebesar 0,09. Akan tetapi penambahan butir-butir
soal tes adakalanya tidak berarti bahkan adakalanya merugikan. Hal itu disebabkan
karena:
1) Sampai pada suatu batas tertentu, penambahan banyaknya butir soal sudah tidak
menambah tinggi reliabilitas tes.
2) Penambahan tingginya reliabilitas tes tidak sebanding nilainya dengan waktu,
biaya, dan tenaga yang dikeluarkan untuk itu.
Kualitas butir-butir soal ditentukan oleh:
a) Jelas tidaknya rumusan soal.
b) Baik-tidaknya pengarahan soal kepada jawaban sehingga tidak menimbulkan
salah jawab.
c) Petunjukknya jelas sehingga mudah dan cepat dikerjakan.
1 Hartati 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 8 5 3 3 5
2 Yoyok 0 0 1 0 1 0 0 1 1 1 5 3 2 2 3
3 Oktaf 0 1 0 0 0 1 0 1 0 1 4 0 4 1 3
4 Wendi 1 1 0 0 1 1 0 0 1 0 5 3 2 3 2
5 Diana 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 6 3 3 5 1
6 Paul 1 0 1 0 1 0 1 0 0 0 4 4 0 3 1
7 Susana 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 7 4 3 5 2
8 Helen 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 8 5 5 3 5
Penyajian contoh membelah di atas berarti bahwa perhitungan reliabilitas dilakukan
dengan membelah dengan dua cara. Namun untuk penggunaannya harus dipilih
salah satu saja, untuk selanjutnya dihitung dengan korelasi product moment.
1) Pembelahan Ganjil-Genap
Langkah-langkah yang harus ditempuh dalam penentuan reliabilitas tes dengan
pendekatan single-test adalah sebagai berikut :
i. Menjumlahkan skor dari butir-butir item yang bernomor ganjil yang
dimiliki oleh masing-masing individu testee,
ii. Menjumlahkan skor dari butir-butir item yang bernomor genap yang
dimiliki oleh masing-masing individu testee,
iii. Menghitung koefisien korelasi “r” product moment (r xy =r hh =r ½½ ¿. Dalam
hal ini jumlah skor-skor dari butir-butir item yang bernomor ganjil kita
anggap sebagai variabel X, sedangkan jumalh skor-skor dari butir-butir item
yang bernomor genap kita anggap sebagai variabel Y, dengan menggunakan
rumus :
N Σ XY −(Σ X )(Σ Y )
r xy =r hh =r ½½ =
√¿ ¿ ¿
2) Pembelahan Awal-Akhir
1,2,3, 6,7,8,
No. Nama 4,5 9,10 X2 Y2 Setelah dipunyai tabel disamping
Awal Akhir
kita lakukan langkah-langkah
1 Hartati 3 5 9 25
untuk mencari reliabilitas.
5 Diana 5 1 25 1
6 Paul 3 1 9 1
7 Susana 5 2 25 4
8 Helen 3 5 9 25
di mana :
(
r 11 =2 1−
S 2t )
r 11 = reliabilitas tes
S21 = varians belahan pertama (1) yang dalam hal ini varians skor item ganjil
S22 = varians belahan kedua (2) yaitu varians skor item genap
¿−1,218
4) Penggunaan rumus Rulon
Rumus :
S 2d
r 11 =1− 2
St
di mana:
S2d = varians beda
d = difference yaitu perbedaan antara skor belahan pertama (awal) dengan
skor belahan kedua (akhir)
Untuk contoh, kita lihat pada data tabel belahan awal-akhir, yaitu :
1,2,3, 6,7,8,
Dari data disamping kita
No. Nama 4,5 9,10 d d2
Awal Akhir
peroleh:
1 Hartati 3 5 -2 4 Σ d=3 Σ d 2=43
Dari perhitungan sebelumnya
2 Yoyok 2 3 -1 1
kita punyai S2t =2,359
3 Oktaf 1 3 -2 4
( Σ d )2
Σ d 2−
N
4 Wendi 3 2 1 1 S2d =
N
32
5 Diana 5 1 4 16 43−
8 43−1,125
¿ =
8 8
6 Paul 3 1 2 4
41,875
¿ =5,234
8
7 Susana 5 2 3 9
8 Helen 3 5 -2 4
Untuk itu, reliabilitas dapat dicari dengan rumus yang ditemukan oleh Kuder dan
Richardson yang menemukan rumus yang diberi nomor. Rumus yang digunakan
untuk mencari reliabilitas dan banyak digunakan yaitu K-R.20 dan K-R.21.
5) Penggunaan rumus K-R.20
Rumus :
n S 2t −Σ p i q i
(
r 11 =
( n−1) )( S 2t )
di mana:
r 11 = koefisien reliabilitas tes
n = banyaknya butir item
1 = bilangan konstan
S2t = varian total
pi = proporsi testee yang menjawab dengan benar butir item ybs
qi = proporsi testee yang jawabannya salah, atau q i=1− p
Σ p i q i = jumlah dari hasil perkalian antara pi dengan q i
Instruksi Kerja Analisis Reliabilitas Soal Pilihan Ganda (dengan Analisis Model K-
R.20)
Penyiapan data untuk melakukan
Analisis Reliabilitas
Tambahkan kolom:
Skor tiap siswa ()
Rata/rata skor ( ),
Nilai ( )
Nilai ( )
k Σ p(1− p)
KR .20=
k −1
1−
[ ( SD)2 ] Tentukan nilai p :
Tabel Reliabilitas:
0,00 ≤r11≤ 0,20= kor sangat rendah Tentukan nilai (1 – p)
n S 2t −Σ p i q i
r 11 = ( ( n−1) )( S 2t )
7 1,362 −1,31 1,85−1,31 0,54
¿ × 2
=1,17 × =1,17 × =1,17 × 0,29
6 1,36 1,85 1,85
¿ 0,3415 dibulatkan 0,342
Jika dibandingkan reliabilitas yang dihitung dengan K-R.20 dan K-R.21 lebih besar
yang pertama. Memang menggunakan rumus K-R.20 cenderung memberikan hasil
yang lebih tinggi, hanya saja pekerjaannya lebih rumit.
7) Penggunaan rumus Hoyt
Berbeda dengan Spearman-Brown, Flanagan, Rulon, maupun Kuder
Richardson, maka menurut C. Hyot atau disebut teknik analisis varian, dalam
menentukan reliabilitas tes hendaknya kita menganggap bahwa data yang berupa
skor-skor tes itu kita anggap sebagai data hasil eksperimen, di mana faktor
pertama atau klasifikasi I-nya adalah subjek, sedangkan faktor kedua atau
klasifikasi II-nya adalah item.selanjutnya kita cari interaksi antara subjek dan
item.
Keistimewaan dari teknik analisis varian ini ialah :
a) Teknik analisis varian ini bukan hanya dapat digunakan untuk menguji
reliabilitas tes dengan pendekatan single test-single trial saja, melainkan juga
dapat digunakan pada pengujian reliabilitas tes dengan pendekatan test-retest
maupun pendekatan alternatte form.
b) Teknik ini bukan hanya dapat digunakan para pengujian reliabilitas tes di
mana skor-skor hasil tes tersebut bersifat dikotomi saja (betul diberi skor 1,
salah diberi skor 0) saja, melainkan juga dapat diterapkan pada tes hasil
belajar di mana skor-skor hasil tesnya tidak bersifat dikotomik.
Rumusnya :
Vs
r 11 =1−
Vr
di mana :
r 11 = reliabilitas seluruh soal
Vr = varians responden
Vs = varians sisa
Untuk mencari reliabilitas suatu soal dilakukan dengan langkah-langkah sebagai
berikut:
Langkah 1. Mencari jumlah kuadrat responden dengan rumus:
Σ X 2t (Σ X t )2
Jk(r )= −
k k× N
Keterangan :
Jk(r ) = jumlah kuadrat responden
Xt = skor total tiap responden
k = banyaknya item
N = banyaknya responden atau subjek
Langkah 2. Mencari jumlah kuadrat item dengan rumus:
2
Σ B2 ( Σ Xt)
Jk(i) = −
N k× N
Keterangan :
Jk(i) = jumlah kuadrat item
Σ B2 = jumlah kuadrat jawab benar seluruh item
( Σ X t )2 = kuadrat dari jumlah skor total
(Σ B)(Σ S )
Jk(t )=
( Σ B ) +( Σ S)
Keterangan :
Jk(t ) = jumlah kuadrat total
ΣB = jumlah jawab benar seluruh item
ΣS = jumlah jawab salah seluruh item
Contoh Perhitungan:
Dengan menggunakan tabel analisis item yang digunakan untuk mencari
reliabilitas tes dengan rumus K-R.20 dapat dicari reliabilitas dengan rumus Hyot.
Kita lengkapi tabel pada contoh terdahulu untuk dapat menggunakan rumus Hyot:
Skor Kuadrat
Nomor Item Total skor total
No. Nama
(X) (X2)
1 2 3 4 5 6 7
1 Wardoyo 1 0 1 1 1 1 0 5 25
2 Benny 0 1 1 0 1 1 1 5 25
3 Hanafi 0 0 0 0 1 0 1 2 4
4 Rahmad 0 1 1 1 1 1 1 6 36
5 Tanti 1 0 0 0 1 0 0 2 4
6 Nadia 0 1 1 1 1 0 0 4 16
7 Tini 0 0 0 1 1 1 0 3 9
8 Budi 0 1 0 1 1 0 0 3 9
9 Daron 0 1 0 1 1 0 0 3 9
10 Yakob 0 0 0 1 1 0 0 2 4
Jumlah jawab
2 5 4 7 10 4 3 35 141
benar
Kuadrat jumlah
4 25 16 49 100 16 9 (𝛴Xt) (𝛴X2t)
jawab benar
Jumlah kuadrat
jumlah jawab 219
benar
Jumlah jawab
8 5 6 3 0 6 7 35
salah
Berdasarkan tabel ini dapat dicari reliabilitas soal dengan rumus Hyot melalui
langkah-langkah sebagai berikut :
Langkah 1. Mencari jumlah kuadrat responden dengan rumus:
Σ X 2t (Σ X t )2
Jk(r )= −
k k× N
141 352
¿ − =20,143−17,5=2,643
7 7 ×10
6 4,4
Item 4,4 =0,733
(7 – 1) 6
54 10,457
Sisa 10,457 =0,1936
(69 – 9 – 6) 54
69
Total 17,5
(70 – 1)
Untuk mencari d.b sisa, harus doicari d.b total dahulu baru
dikurangi d.b responden dan d.b item
- d.b total = k × N – 1 + 7 × 10 – 1 = 70 – 1 = 69
- d.b responden = N – 1 = 10 – 1 = 9
- d.b item =k–1=7–1=6
- d.b sisa = d.b total – d.b responden – d.b item
= 69 – 9 – 6 = 54
0,1936
¿ 1− =1−0,658=0,342
0,294
http://shahibul1628.wordpress.com/2012/04/09/reliabilitas-instrumen/