SKRIPSI
Oleh:
NIM : 1111101000088
1. Skripsi ini merupakan hasil karya saya yang diajukan untuk memenuhi
2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya
3. Jika dikemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan karya saya atau
merupakan jiplakan dari karya orang lain maka saya bersedia menerima
i
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
PROGRAM STUDI KESEHATAN DAN MASYARAKAT
PEMINATAN KESEHATAN DAN KESELAMATAN
Skripsi, Oktober 2015
Ridanti Lenggo Geni, NIM. 1111101000088
Analisis Pelaksanaan Risk Assessment pada Proyek Cibis Tower 9 Jakarta
Selatan PT Waskita Karya Tahun 2015
ABSTRAK
ii
FACULTY OF MEDICINE AND HEALTH SCIENCES
PUBLIC HEALTH PROGRAM STUDY
OCCUPATIONAL HEALTH AND SAFETY
Undergraduate Thesis, October 2015
Ridanti Lenggo Geni, NIM. 1111101000088
Analysis the Implementation of Risk Assessment at Cibis Tower 9 South
Jakarta Project of PT Waskita Karya 2015
ABSTRACT
iii
PERNYATAAN PERSETUJUAN
LEMBAR PERSETUJUAN
Judul Skripsi
TAHUN 2015
Oleh
Ridanti Lenggo Geni
NIM. 1111101000088
Pembimbing I Pembimbing II
iv
PANITIA SIDANG SKRIPSI
PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
Penguji I,
Penguji II,
Penguji III,
v
CURRICULUM VITAE
PERSONAL DETAILS
EDUCATIONAL BACKGROUND
Formal Education
2011 – 2015 : Bachelor Degree of Public Health Universitas Islam
Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, Faculty of Medicine
and Health Science
2008 – 2011 : SMA Negeri 5 Depok
2005 – 2008 : SMP Negeri 1 Depok
1999 – 2005 : SD Negeri Citayam 04
Informal Education
2006 – 2009 : Language Institute and Professional Education PEC
ORGANIZATIONAL EXPERIENCE
vi
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, segala puji bagi Allah SWT, atas rahmat dan karunia-Nya
maka penulis mampu merampungkan skripsi yang berjudul “Analisis
Pelaksanaan Risk Assessment Pada Proyek Cibis Tower 9 Jakarta Selatan PT
Waskita Karya Tahun 2015”.
vii
9. Seluruh informan dari Proyek Cibis Tower 9 Jakarta Selatan PT Waskita
Karya yang telah memberikan banyak informasi terkait penelitian.
10. Kawan Sholihah dan anggota Bukan 5cm yang selalu memberikan
dukungan dan motivasi untuk penulis.
11. Kawan Peminatan K3 angkatan 2011 yang senantiasa memberi semangat
dalam menyusun skripsi.
12. Rekan-rekan Kesehatan Masyarakat angkatan 2011 yang selalu berbagi
informasi terkait penyusunan skripsi.
13. Pihak lainnya yang sudah membantu namun tidak dapat disebutkan satu
persatu.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan ini masih jauh dari sempurna.
Kritik dan saran yang membangun senantiasa penulis harapkan agar dapat
dijadikan masukan di waktu mendatang. Semoga skripsi ini dapat memberikan
manfaat bagi penulis, rekan mahasiswa, instansi pendidikan serta perusahaan
terkait.
viii
DAFTAR ISI
ABSTRAK ................................................................................................................... ii
LEMBAR PERSETUJUAN........................................................................................ iv
A. Latar Belakang............................................................................................... 1
D. Tujuan ............................................................................................................ 5
ix
2. Bagi Proyek Cibis dan PT Waskita Karya ............................................. 6
B. Kecelakaan Kerja.......................................................................................... 8
x
BAB IV METODE PENELITIAN ............................................................................ 42
E. Pengumpulan Data....................................................................................... 45
3. Kebijakan K3 ....................................................................................... 50
xi
C. Gambaran Pelaksanaan Risk Assessment pada Proyek Cibis Tower 9
pada Proyek Cibis Tower 9 Jakarta Selatan PT Waskita Karya Tahun 2015 ...... 110
Cibis Tower 9 Jakarta Selatan PT Waskita Karya tahun 2015 ............................ 134
xii
DAFTAR BAGAN
xiii
DAFTAR TABEL
xiv
DAFTAR GAMBAR
xv
DAFTAR ISTILAH
Pengamanan
xvi
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
ASEAN. Pada tahun 2010, 32% dari kasus kecelakaan kerja yang terjadi di
(Sucita dan Broto, 2011). Bahaya dan risiko K3 dapat diketahui dengan
1
2
(Adiyanto dan Irawan, 2013). Hal ini sejalan dengan masih tingginya angka
Hampir 32% kasus kecelakaan kerja yang ada di Indonesia pada tahun 2010
(Jamsostek, 2011).
sejak September 2014 sampai dengan akhir Juli 2015 (Laporan Bulanan
melakukan risk assessment untuk seluruh proses pekerjaan yang ada pada
tersebut dapat diterima atau tidak (Bachtiar dan Sulaksmono, 2013). Risk
besar dan menyediakan data evaluasi dan perbaikan risiko (Brown, 2014).
Task Spesific Risk Assessment LTA (Less Than Adequate) dan Task Spesific
2005). Pada cabang Task Spesific Risk Assessment Not Performed digunakan
terletak pada cabang Task Spesific Risk Assessment LTA. Cabang Task
Spesific Risk Assessment LTA yang akan menjadi fokus analisis untuk
dilakukan di waktu yang tepat, belum sesuai alur proses penilaian risiko,
termasuk pimpinan.
B. Rumusan Masalah
tahun 2013 kasus kecelakaan kerja meningkat sebanyak 7 kali serta terdapat
2014 sampai dengan akhir Juli 2015. Untuk mencegah agar kecelakaan
baik dari segi waktu, alur proses, revisi, pengumpulan informasi serta
komunikasi kepada pekerja. Oleh sebab itu, peneliti ingin melakukan analisis
Teknik MORT pada Proyek Cibis Tower 9 Jakarta Selatan PT Waskita Karya
Tahun 2015.
C. Pertanyaan Penelitian
dari cabang Task Spesific Risk Analysis LTA pada Proyek Cibis Tower 9
dari cabang Recommended Risk Controls LTA pada Proyek Cibis Tower
D. Tujuan
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
assessment dari cabang Task Spesific Risk Analysis LTA pada Proyek
E. Manfaat Penelitian
Waskita Karya.
7
meneliti risk assessment pada cabang Task spesific not performed yang
tidak digunakan dalam penelitian ini, selain itu juga dapat dilakukan
selama bulan Februari tahun 2015 sampai dengan September tahun 2015.
TINJAUAN PUSTAKA
Kesehatan Kerja sebagai segala daya dan upaya serta pemikiran yang
B. Kecelakaan Kerja
penyakit yang timbul karena hubungan kerja, demikian pula kecelakaan yang
terjadi dalam perjalanan berangkat dari rumah menuju tempat kerja dan
pulang ke rumah melalui jalan yang biasa atau wajar dilalui (Menakertrans,
2012).
8
9
kurang mendukung, proses, sifat pekerjaan dan cara kerja. Selain itu,
kelesuan, serta sikap dan tingkah laku yang tidak sempurna juga
diibaratkan sebagai mata uang dengan dua sisi. Jika tidak ada bahaya dan
2010).
a. Bahaya
kerja dimana suatu bahaya (hazard) bisa menjadi sumber dari potensi
(Ramli, 2010).
11
b. Risiko
dipengaruhi oleh berbagai faktor baik dari dalam maupun dari luar.
Kecelakaan kerja merupakan suatu hal yang sering terjadi dalam dunia
kerja, terjadinya kecelakaan kerja ini dapat kita pelajari dan diupayakan
yaitu:
12
1. Teori Domino
terjadi secara berurutan dan berakhir dengan suatu kerugian. Lima faktor
kurang.
c. Kondisi tidak aman dan atau tindakan tidak aman (unsafe condition
menyebab cedera.
adalah model tersebut masih terlalu luas dan dapat diartikan dalam
klasifikasi yang dapat dijadikan dasar penelitian ilmiah. Model ini juga
melibatkan faktor perilaku manusia, dan faktor mekanik atau fisik dalam
Model yang juga mengacu pada urutan peristiwa yang akan berakibat
2004) :
14
kerugian.
b. Penyebab Dasar
c. Penyebab Langsung
d. Insiden/ Kejadian
melampaui ambang batas dari yang seharusnya diterima oleh tubuh atau
e. Kerugian/ Loss
harta benda atau kerugian proses produksi. Jenis dan derajat kerugian
kejadian cidera berat seperti fatality, cidera kehilangan jam kerja selalu
ada kurang lebih 30 property damage, serta 600 kajian yang tidak
incident).
memungkinkan yaitu rusak atau baik, yang terjadi dalam sistem (Susanto,
dasarnya adalah bagan logika yang rumit. Bagan MORT bagan sangat
D. Manajemen Risiko
dan membantu dalam pengambilan keputusan yang lebih baik dengan melihat
risiko untuk aktifitas rumah sakit, industri kimia, kilang minyak, dan
bidang lainnya.
serta sasaran yang ingin dicapai. Lebih lanjut ditetapkan kriteria risiko
2. Risk Assessment
dari suatu aktivitas dapat ditoleransi atau tidak. Risk assessment akan
1) Konsekuensi
dari efek yang ditimbulkan oleh sumber risiko pada setiap tahapan
pekerjaan.
2) Kemungkinan
pekerjaan.
23
seperti:
Catatan-catatan terdahulu
agi menjadi beberapa kategori. Metode ini pada prinsipnya hampir sama
ditentukan apakah risiko yang di analisis dapat diterima atau tidak. Jika
risiko masih berada di atas batas yang dapat diterima, harus dilakukan
dan potensi risikonya harus dikelola dengan tepat, efektif dan sesuai
1) Eliminasi
2) Subtitusi
alat, bahan, sistem atau prosedur yang berbahay dengan yang lebih
3) Pengendalian Teknis
4) Pengendalian Administratif
kesehatan.
akibat kecelakaan dan insiden timbul dari dua sumber yang berbeda.
Sumber pertama berasal dari risiko yang sudah diidentifikasi lalu risiko
sumber kedua berasal dari risiko yang belum dikelola dengan benar.
omission).
Initiative, 2009):
28
cabang Task Analysis Not Made terdapat empat cabang lagi yang
analysis, yakni:
a) Authority LTA
b) Budget LTA
c) Time LTA
a) Knowledge LTA
risiko.
31
informasi teknis.
b) Execution LTA
v. Scope
Cabang dengan kode F9 ini mempertimbangkan
risiko pekerjaan.
c. Clarity LTA
d. Compatibility LTA
f. Directive LTA
g. Availability LTA
h. Adaptability LTA
34
35
Gerbang DAN.
Gerbang ATAU.
E. Kerangka Teori
Berdasarkan teori MORT yang dikeluarkan Noordwijk Risk Initiative (2009) untuk mengetahui penyebab ketidaktepatan
pelaksanaan risk assessment dapat dilihat pada bagan berikut ini:
Task Spesific Risk
Assessment
LTA
c12
Technical Hazard
Use of Information Time Scope Selection LTA
workers System LTA LTA
LTA
Input LTA f11
f6 Analytical
f7 Budget
f5 f9 Skill
LTA LTA
f8 f10 Hazard Hazard
Identificatio Prioritisatio
n LTA n LTA
g1 g2
A. Kerangka Pikir
bahaya serta risiko yang dapat menyebabkan kecelakaan. Penelitian ini akan
diketahui tidak dilakukan di waktu yang tepat, belum sesuai alur proses
Oversight and Risk Tree (MORT). Teknik MORT yang digunakan adalah
cabang yang fokus pada risk assessment, yakni cabang Task Spesific Risk
pelaksanaan risk assessment yang tidak tepat. Cabang Task Spesific Risk
Assessment LTA ini yang menjadi fokus analisis pelaksanaan risk assessment
37
38
cabang Task Spesific Risk Assessment LTA yaitu Task Spesific Risk Analysis
Pada cabang Task Spesific Risk Analysis LTA, peneliti akan melihat
Kemudian pada cabang Recommended Risk Controls LTA, peneliti juga akan
melihat status dari cabang-cabang yang terkait apakah memadai atau belum.
Hasil analisis tersebut akan didapatkan output yaitu penyebab tidak tepatnya
39
40
B. Definisi Istilah
1. Pelaksanaan Risk Proses atau cara melaksanakan risk assessment Telaah dokumen, Daftar dokumen, Gambaran
Assessment dibandingkan dengan teori AS/NZS 4360 Wawancara Pedoman pelaksanaan risk
2. Analisis Analisis terhadap masalah dalam pelaksanaan Wawancara, Pedoman Status ada tidaknya
pelaksanaan risk risk assessment berdasarkan teknik MORT Observasi, Telaah wawancara, masalah pada
assessment cabang Task Spesific Risk Assessment LTA dokumen Lembar observasi, cabang Task Spesific
yang terdiri dari 2 cabang utama, yaitu Task Daftar dokumen Risk Analysis LTA
Waskita Karya.
3. Penyebab tidak Hal yang menyebabkan pelaksanaan risk Wawancara, Pedoman Hal-hal yang
tepatnya Observasi, Telaah Wawancara, menyebabkan tidak
assessment tidak terlaksana secara tepat. Lembar
pelaksanaan Risk dokumen tepatnya pelaksanaan
Observasi, Daftar
Assessment Dokumen risk assessment
BAB IV
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Oversight and Risk Tree (MORT) dan difokuskan pada cabang Task Spesific
C. Informan Penelitian
atau situasi sosial yang sedang diteliti (Sugiyono, 2009). Informan penelitian
42
43
penelitian ini ada beberapa kategori informan penelitian yang harus terpenuhi
1. Informan Utama
objek yang diteliti, dalam penelitian ini Informan utama yang diplih untuk
2. Informan Pendukung
safety koordinator, dan pekerja. Hal ini dapat memberikan telaah secara
Jakarta Selatan.
Kategori Jumlah
No. Jabatan
Informan Informan
Sekertaris K3LMP 1
1. Informan Utama
Staf K3LMP 2
Kepala Proyek 1
Safety Koordinator 1
Informan
2. Pekerja Besi 1
Pendukung
Pekerja Kayu 1
Pekerja Coran 1
44
D. Instrumen Penelitian
observasi, dokumen terkait, alat perekam suara, kamera, laptop dan alat tulis.
E. Pengumpulan Data
pihak terkait.
seperti:
3. Lembar inspeksi
46
4. Anggaran dana
6. Risalah pertemuan
7. Metode kerja
Sumber Data
No Data
Wawancara Observasi Telaah Dokumen
H Hazard Prioritisation LTA - (1,9)
2. Cabang Recommended Risk Controls LTA
i Clarity LTA - (1,2,5)
j Compatibility LTA - (1,2,4)
k Testing of Control LTA - (2,9)
l Directive LTA (2,5,10,12)
m Availability LTA (4,11)
n Adaptability LTA (9)
o Use Not Mandatory (1,3,10)
digunakan dalam penelitian ini adalah content analysis atau kajian isi. Teknik
2007). Sesuai dengan penjelasan teknik analisis data kualitatif yaitu analisis
isi, semua data yang sudah diperoleh selanjutnya dinarasikan dan disusun
data yang terkumpul disusun dalam bentuk transkrip data. Data yang telah
Assessment LTA dari pohon Management Oversight and Risk Tree (MORT).
Analisis data dan interpretasi data mengikuti cabang Task Spesific Risk
Analysis LTA dan Recommended Risk Controls LTA, sehingga dapat diketahui
48
Tower 9 Jakarta Selatan PT Waskita Karya tahun 2015. Seluruh data yang
diperoleh disajikan dalam bentuk narasi dan dilengkapi dengan matriks serta
pohon MORT.
G. Penyajian Data
dengan teks yang bersifat naratif dan disajikan dalam bentuk matriks
HASIL PENELITIAN
dan sejak 1973 status hukum PT Waskita Karya telah diubah menjadi
sebagai kontraktor umum terlibat dalam jangkauan yang lebih luas dalam
49
50
Mutu ISO dilaksanakan oleh perusahaan dan titik awal menuju era global
terdiri dari beberapa wilayah dan divisi, kantor cabang dan anak
a. Visi
b. Misi
dengan:
3. Kebijakan K3
a. Konstruksi
Jabodetabek dan Banten (NK ≥ 30 M), Pulau Jawa (≥ 100 M), dan Luar
serta bandara.
b. Beton Precast
memiliki visi agar menjadi unit bisnis di bidang Precast dan Ready Mix
Precast & Ready Mix yang bermutu tinggi dan harga yang kompetitif.
c. Properti
jenis usaha Rumah Tapak (real estate, town house), Rumah Susun
d. EPC
maintenance.
saat ini meliputi Jalan Tol Pejagan - Pemalang serta Jalan Tol Kriyan -
Legundi - Bunder.
54
7. Sistem Manajemen K3LMP Proyek Cibis Tower 9 Cilandak
dan peraturan daerah setempat, terlaksana dan terukur dengan baik dan
B. Karakteristik Informan
ditetapkan oleh peneliti, sumber data dianggap paling tahu tentang apa yang
55
56
Informan Utama
Informan Pendukung
dalam obyek yang diteliti guna memperkuat hasil penelitian pada saat
Kategori
No. Informan Jabatan
Informan
1. Informan Utama PRA1 Sekertaris K3LMP
PRA2 Staf K3LMP
PRA3 Staf K3LMP
2. Informan PRA4 Kepala Proyek
Pendukung PRA5 Safety Koordinator
PRA6 Pekerja Besi
PRA7 Pekerja Kayu
PRA8 Pekerja Coran
57
(PT Waskita Karya, 2013). Dalam prosedur penilaian risiko dengan nomor
risiko.
yang meliputi:
- Identifikasi Bahaya
- Penilaian Risiko
- Pengendalian Risiko
proses kegiatan.
OWNER
Menunjuk Waskita sebagai Kontraktor
Waskita Pusat
Membuat Organisasi Proyek
Organisasi Organisasi
Membuat Metode Kerja Menyetujui Hasil Penilaian dan
Spesifikasi Teknis Risiko, Meninjau Hasil
Penilaian Risiko Periodik
K3LMP
belum sesuai alur. Diketahui dalam alur proses bahwa penerapan risk
ditanda tangani oleh organisasi, hal ini merupakan salah satu bentuk
pimpinan/ manajer yang terkait dalam organisasi perusahaan. Hal ini tertera
i. Melihat kondisi saat ini, masa lampau dan pekerjaan yang akan
dilakukan.
l. AMDAL/RKL/RPL/UKL/UPL
Tree (MORT) pada cabang Task Spesific Risk Assessment. Dalam teknik
MORT, pada lapis kesepuluh terdapat dua cabang yang membahas risk
assessment yaitu cabang Task Spesific Risk Assessment Not Performed dan
Task Spesific Risk Assessment LTA. Cabang Task Spesific Risk Assessment
Cabang Task Spesific Risk Assessment LTA ini yang akan menjadi fokus
analisis karena pada Proyek Cibis Tower 9 Jakarta Selatan risk assessment
Assessment LTA:
63
yaitu:
melaporkan risiko apa yang dia lihat ke K3. Dari laporan itu
informan pendukung:
“Setau saya pekerja disini sering kasih masukan mbak, risiko disini
kan sering jadi pekerja aktif kasih tau orang K3 supaya ada
yang ekstrim gitu pasti harus lapor. Kalo saya si seringnya lapor
ke pelaksana...” PRA8.
risiko yang mereka hadapi, tidak hanya mandor atau wakil mandor
tetap anak buah pun ikut melaporkan atas temuan risiko yang
pernyataan narasumber:
hari jumat pagi safety morning, ada juga rapat orang kantor setiap
komunikasi dengan tim, baik itu kapro, kalap, maupun tim dari
K3LMP. Setiap hari ada briefing dan seminggu sekali juga ada
kompak dari tim kantor yang jarang hadir, safety dilapangan cuma
PRA3
“Safety morning tapi saya ndak pernah ikut, emang udah masuk
“Ya situ pernah ikut safety morning kan, bagus buat evaluasi cuma
seluruh pekerja yakni pada safety morning dan ada pertemuan rapat
koordinator.
seminggu sekali ini berjalan akan tetapi pertemuan ini dihadiri oleh
dihadiri oleh pimpinan. Selain itu karyawan juga banyak yang telat
68
dari jumlah pekerja dan karyawan yang ada dan diketahui pula
sekertaris K3LMP:
berlaku.
direvisi.
pernyataan narasumber:
karna berapa biaya yang harus dihabiskan dari awal sampai akhir
dihitung dan dan setiap bulan juga dibuat laporan bulanan yang
“Sudah ada anggaran dana nya, untuk K3LMP 3,2% dari biaya
keseluruhan..” PRA4.
72
Biaya Distribusi
pekerjaan nya apa aja, risiko paling sering terjadi tertusuk paku.
74
Kalau di konstruksi risiko yang paling tinggi itu nilai 6 jatuh dari
ketinggian...“ PRA1.
hasil risk assessment hanya area proyek tidak ada area kantor atau
pada form hasil risk assessment Proyek Cibis Tower 9 risiko yang
jawab berada pada divisi K3LMP dan kepala proyek serta unit
bagaimana... “ PRA2.
“Oh Bapak sih sudah melanglang buana, saya juga sudah hampir
diperbaiki...”PRA4
78
informan:
keparahannya...“ PRA1.
kan...“PRA1.
juga...“ PRA1.
informan:
“Sudah jelas sih mbak, kan kita pakai APD setiap masuk proyek ada
sumbernya
86
bahayanya.
Risiko.
87
juga sudah sesuai hirarki kan kamu bisa baca sendiri...“ PRA1.
semua sesuai dengan hirarki yang terdapat pada form hasil hiradc.
“Ya kalau selama pekerjaan tuh ya liat HIRADC berdasarkan itu aja
K3LMP.
karena sistem kerja disini yang cepat jadi tidak melakukan pengujian-
pengujian...“ PRA1.
pernyataan informan:
“Pengujian dari supllier lah dek, disini mah tinggal make aja
pekerjanya...“ PRA2.
“Tidak sih tidak ada. Sudah efektif jadi kalau disini langsung
“Ya seharusnya ada pengujian tapi disini tidak ada karena sudah ada
Keterangan:
kejatuhan atau benturan sesuai dengan bahaya dan risiko yang ada di
b) Safety shoes
90
Safety shoes merk King’s ini dilengkapi dengan steel toe cap
terlindas benda berat dan bahaya terpeleset sesuai dengan bahaya yang
15.000 Newtons.
bahan karet yang kuat dengan guratan yang bisa melekat pada
lebih parah pada pekerja yang bekerja di ketinggian. Safety full body
d) Vest
bahwa sedang ada pekerjaan terutama pada saat malam hari. Rompi
tersebut akan memantulkan sinar, hal ini sangat berguna untuk pekerja
yang bekerja pada malam hari ataupun pada saat bekerja di area yang
salah satu alat pelindung diri yang diperlukan dan disediakan oleh
92
radiasi, benda panas dan cahaya sesuai dengan jenis bahaya yang ada
di tempat kerja.
f) Sarung tangan
bobokan dan batu, pelindung pada waktu harus menaiki tangga untuk
yang ada, untuk pekerjaan yang dapat menimbulkan cedera lecet atau
g) Safety Eyewear
ini digunakan pekerja saat siang hari. Safety eyewear ini memiliki
oleh staf K3LMP kepada para pekerja. Berikut ini kutipan pernyataan
narasumber:
bahaya apa aja pengendalian apa aja seperti induksi. Kita punya
banyak karakter sifat pekerja ada yang bandel, ada yang cuek, ada
juga kasih arahan karena pekerja sebanyak ini susah ya kalau yang
pernyataan pekerja:
pengunjung.
95
“Di lapangan kalau untuk perlengkapan safety sudah ada semua kan
ada...“ PRA3.
kalau butuh apa-apa selalu siap sedia sih kita. Saya juga selalu
ingatkan anggaran dana kan ada jadi saya tidak mau sampai lah ada
kekurangan...“PRA4.
“Dari pada proyek yang dulu di Bogor mending disini sih lebih
lengkap. Ya kaya ada bu dokter, APD, APAR terus juga ada safety net
gitu...“ PRA8
telah sesuai dengan bahaya yang ada dalam proses kerja dan
persediaan perlengkapan.
tersebut.
98
tangan, masker, helm, sepatu tapi akan ada penambahan dari jenis
bedain...“ PRA2.
yang sama. Pekerja diberikan APD seperti helm dan sepatu. Pekerjaan
dan kayu yang memiliki risiko yang berbeda. Seperti pada bagian cor
99
tangan.
kerja tersebut.
dokumen 03/IM/WK/DG/DG2814122/2015.
APD pada saat di area kerja. Staf K3LMP bertugas mengisi form
“Oh ya ada punishment nya denda kan kamu juga bantu bagikan form
denda nya. Ada jenis-jenis pelanggaran nya juga kan kamu sudah
tahu. Kita buat itu supaya mereka patuh terhadap peraturan demi
lapangan mandor siapa yang anak buahnya rapih kerja nya itu akan
pekerja tetap bandel dan tidak ada perubahan kita langsung buat
“Kalau disini ditegur sekali dua kali lalu difoto sistemnya dipotong
“Ditegur kadang juga dikasih sanksi kadang ada yang disuruh keluar
malah membantah...”PRA7
APD di area kerja. Seperti teguran dan denda terdapat juga pekerja
yang tertib dan rajin. Reward diberikan pada saat safety morning
Knowledge Execution
Clarity Compa Testing of Directive Availabi Adaptabili
LTA LTA Use Not
LTA tibility Control to Use lity LTA ty LTA
Mandator
LTA LTA LTA
y
Technical Hazard
Use of Information Time Scope Selection Keterangan:
workers System LTA LTA LTA
LTA Warna Merah = Bermasalah
Input LTA
Bagan 5. 3 Pohon MORT pelaksanaan risk assessment pada Proyek Cibis Tower 9
102
Pohon MORT diatas menggambar hasil penelitian yang dilakukan
bahwa dari semua cabang yang diteliti pada cabang Task Spesific Risk
Assessment LTA terdapat lima cabang yang tidak bermasalah yakni cabang
Use of Workers Input LTA, Budget LTA, Clarity LTA, Testing of Control
103
BAB VI
PEMBAHASAN
A. Keterbatasan Penelitian
tidak dapat ditampilkan dalam tulisan ini. Dokumen yang tidak dapat
mendalam, hasil audit internal dan dokumen metode kerja. Peneliti hanya
boleh melihat dokumen tersebut pada saat itu juga dikarenakan dokumen
(PT Waskita Karya, 2013). Dalam prosedur penilaian risiko dengan nomor
risiko.
104
105
2004 yang pada intinya penilaian dan pengendalian risiko dilakukan untuk
Waskita Karya.
yang tidak diinginkan menjadi risiko. Risiko tersebut ada dalam semua aspek
Banaitis, 2013).
bahwa pelaksanaan risk assessment masih belum sesuai alur. Diketahui dalam
organisasi membuat metode kerja dan spesifikasi teknis, akan tetapi dalam
spesifikasi dibuat.
Dalam alur proses penialain risiko, hasil risk assessment wajib ditanda
tangani oleh organisasi, hal ini merupakan salah satu bentuk bahwa hasil risk
hasil penilaian risiko yang dibuat pada bulan oktober tersebut belum
prosedur, hal ini juga tidak sesuai dengan Peraturan Pemerintah No.50 Tahun
2012 tentang Penerapan SMK3 pasal 13 ayat 3 (a) yang menyatakan bahwa
bahan, lingkungan kerja, sifat pekerjaan, cara kerja, dan proses produksi
harus dikomunikasikan.
lainnya
kemampuan manusia.
melakukan identifikasi bahaya telah cukup baik dengan melebihkan dua poin
menjadi salah satu masalah penting dalam penilaian risiko karena AMDAL
disetujui oleh pihak terkait, akibatnya proyek Cibis Tower 9 dibangun tanpa
2015
bahaya dan risiko yang dihadapi di area kerja. Pekerja juga meminta
dilaksanakan dengan tepat atau dengan kata lain cabang ini tidak
pada safety morning dan ada pertemuan rapat antar karyawan kantor.
berjalan akan tetapi pertemuan ini dihadiri oleh sedikit pekerja dan
kerja yang tetap berjalan dan safety morning juga tetap berjalan.
sistem pertemuan menjadi lebih siang yaitu jam 08.00 – 09.30 WIB.
aktivitas perekonomian baik transaksi barang dan jasa. Hal ini akan
yang terkait dengan pekerjaan/ proses yang ada di tempat kerja. Risk
aktifitas rutin dan non rutin, baik pekerjaan tersebut dilakukan oleh
4360, 2004).
tempat kerja. Jika terdapat proses kerja yang tidak di analisis risiko
bahaya dan risiko yang ada pada proses kerja tersebut, sehingga
sebab itu, seluruh risiko yang ada di tempat kerja harus dianalisis.
tidak lengkap. Area lokasi yang pernah disebutkan dalam hasil risk
assessment hanya area proyek tidak ada area kantor atau lokasi
tidak ada nya aktivitas plumbing dan finishing. Namun pada form
jawab berada pada divisi K3LMP dan kepala proyek serta unit kerja
bahaya.
9 telah ditulis dalam form hasil risk assessment, didalam hasil tersebut
besar dan potensi risikonya harus dikelola dengan tepat, efektif dan
dihilangkan.
pengaman.
125
jadwal kerja, istirahat, cara kerja atau prosedur kerja yang lebih
dengan hirarki yang terdapat pada form hasil hiradc hanya saja dalam
pengendalian.
pengendalian.
pengarahan atau teguran. Hal ini juga dirasakan oleh pekerja sebagai
kebutuhan/kenyamanan pekerja/buruh.
c. Pelatihan.
f. Inspeksi dan,
lain.
spesifikasi sesuai dengan bahaya dan risiko yang ada ditempat kerja.
cor, pembesian, dan kayu yang memiliki risiko yang berbeda. Seperti
pada bagian cor yang memerlukan masker dan bagian besi yang
juga bermasalah.
pekerjaan.
minggunya.
Pada struktur pohon MORT, pada lapis kesepuluh terdapat dua cabang
yang fokus membahas terkait risk assessment yaitu cabang Task Spesific Risk
Assessment Not Performed dan Task Spesific Risk Assessment LTA. Cabang
Task Spesific Risk Assessment LTA ini yang menjadi fokus analisis karena
Task Spesific Risk Assessment LTA terdiri dari 2 cabang, yaitu Task Spesific
135
Risk Analysis LTA dan Recommended Risk Controls LTA. Pada cabang Task
Inputs LTA dan Technical Information Systems LTA. Cabang Use of Workers’
Suggestion and Inputs LTA tidak bermasalah karena pekerja dilibatkan dalam
yang ada tidak dilaksanakan dengan tepat, yaitu tidak semua karyawan dan
and Inputs LTA dan Technical Information Systems LTA terdapat simbol
“gerbang ATAU”. Artinya apabila salah satu saja antara cabang Use of
Kemudian cabang Execution LTA terdiri dari Time LTA, Budget LTA,
Scope LTA, Analytical Skill LTA, dan Hazard Selection LTA. Berikut ini hasil
penelitiannya:
c. Cabang Scope LTA bermasalah karena terdapat proses kerja yang tidak
assessment.
Sehingga apabila salah satu saja antara cabang Hazard Identification LTA dan
Time LTA, Budget LTA, Scope LTA, Analytical Skill LTA dan Hazard
Selection LTA terdapat simbol “ATAU”. Artinya apabila salah satu cabang
dan Execution LTA bermasalah. Antara cabang Task Spesific Risk Analysis
137
LTA dengan cabang Knowledge LTA dan Execution LTA terdapat simbol
“ATAU”, sehingga apabila salah satu dari cabang Knowledge LTA dan
Control LTA, Directive LTA, Availability LTA, Adaptability LTA, dan Use Not
kepada APD.
pengendalian di lapangan.
ada di tempat kerja masih kurang sesuai dengan beberapa jenis pekerjaan.
Adaptability LTA, dan Use Not Mandatory terdapat simbol “gerbang ATAU”.
Artinya apabila salah satu saja antara cabang Clarity LTA, Compatibility LTA,
dan Use Not Mandatory bermasalah, maka akan menyebabkan masalah pada
cabang Task Spesific Risk Assessment LTA dengan cabang Task Spesific Risk
“ATAU”, sehingga jika salah satu antara cabang Task Spesific Risk Analysis
masalah pada cabang Task Spesific Risk Assessment LTA. Jadi, masalah pada
cabang Task Spesific Risk Analysis LTA dan Recommended Risk Controls
LTA akan mempengaruhi cabang Task Spesific Risk Assessment LTA. Dengan
situasi.
BAB VII
A. Simpulan
termasuk pimpinan.
assessment berdasarkan MORT, berikut ini status dari cabang task spesific
140
141
memadai.
assessment.
pekerjaan.
dengan situasi.
143
B. Saran
morning.
divisi terkait.
Kerja (K3) pada Pekerjaan Struktur Bawah dan Struktur Atas Gedung
Economy, 5, 367-383.
52-60.
INTECH.
2013.
Brown, A. S. 2014. Chapter 6 - Risk Management. In: Taktak, A., Ganney, P.,
Press.
Universitas Diponegoro.
144
145
Kerja.
Wiley Interscience.
Konstruksi (Studi Kasus: Proyek PT. Trakindo Utama). Jurnal Sipil Statik,
1, 430-433.
Kerja (K3) pada Pekerjaan Struktur Bawah dan Struktur Atas Gedung
Economy, 5, 367-383.
52-60.
INTECH.
2013.
Brown, A. S. 2014. Chapter 6 - Risk Management. In: Taktak, A., Ganney, P.,
Press.
Universitas Diponegoro.
Kerja.
Wiley Interscience.
147
Konstruksi (Studi Kasus: Proyek PT. Trakindo Utama). Jurnal Sipil Statik,
1, 430-433.
SMARTek, 9.
Rosdakarya.
Noordwijk Risk Initiative 2009. NRI MORT User's Manual, Netherlands, The
624.
Media.
Russ, K. 2010. Risk Assessment in the UK Health and Safety System: Theory and
Stranks, J. 2007. Human Factor and Behavioural Safety, Burlington, UK, Elsevier
Ltd.
149
Agung.
Nopember.
Taylor, G. 2004. Enhancing Occupational Safety and Health, Jordan Hill, Oxford.
SMARTek, 9.
Rosdakarya.
Noordwijk Risk Initiative 2009. NRI MORT User's Manual, Netherlands, The
624.
PT Waskita Karya 2014. Laporan Bulanan Proyek Cibis Tower 9 Jakarta Selatan
Media.
Russ, K. 2010. Risk Assessment in the UK Health and Safety System: Theory and
Stranks, J. 2007. Human Factor and Behavioural Safety, Burlington, UK, Elsevier
Ltd.
Agung.
Nopember.
Taylor, G. 2004. Enhancing Occupational Safety and Health, Jordan Hill, Oxford.
Kerja
152
DAFTAR LAMPIRAN
1. Pedoman Wawancara.......................................................................................153
2. Lembar Observasi............................................................................................158
3. Dokumentasi....................................................................................................160
4. Transkrip Wawancara......................................................................................161
5. Daftar Dokumen...............................................................................................172
6. Surat Keterangan..............................................................................................173
153
PEDOMAN WAWANCARA
Judul Penelitian :
"Analisis Pelaksanaan Risk Assessment Pada Proyek Cibis Tower 9 Jakarta
Selatan PT. Waskita Karya Tahun 2015"
No. Informan :
Tanggal Penelitian :
Pewawancara :
A. Identitas Informan
Inisial Informan :
Jabatan :
B. Pendahuluan
1. Memperkenalkan diri
2. Menjelaskan tujuan wawancara disertai dengan manfaat penelitian,
serta menjelaskan bahwa kerahasiaan informan terjamin.
3. Meminta kesediaan calon informan menandatangani surat pernyataan
kesediaan menjadi informan.
4. Melakukan kontrak wawancara, menawarkan waktu wawancara 10
sampai 30 menit.
C. Pertanyaan Wawancara
Setelah calon informan menandatangani surat pernyataan kesediaan
menjadi informan, selanjutnya peneliti mewawancarai informan dengan
merekam isi pembicaraan.
154
Sekertaris K3LMP
No Pertanyaan Jawaban
1. Bagaimana keterlibatan pekerja dalam
pelaksanaan risk assessment? (Probing: saran dan
masukan pekerja)
2. Bagaimana dukungan sistem pengumpulan
informasi untuk pelaksanaan risk assessment?
(Probing: rapat/ pertemuan)
3. Kapan dan berapa lama pelaksanaan risk
assessment?
4. Bagaimana anggaran dana untuk melaksanakan
risk assessment pekerjaan? Berapa anggaran yang
disediakan?
5. Bagaimana lingkup dan detail dari risk
assessment? (Probing: lokasi dan tipe risiko)
6. Bagaimana pengalaman dan keterampilan
pelaksana risk assessment? (Probing: keahlian)
7. Bagaimana metode yang digunakan untuk
mengidentifikasi bahaya?
8. Bagaimana metode yang digunakan dalam
memprioritaskan bahaya yang telah diidentifikasi?
(Probing: metode analisis)
9. Bagaimana kejelasan pengendalian yang
direkomendasikan? (Probing: pemahaman pekerja)
10. Bagaimana kesesuaian atau keterkaitan
pengendalian yang direkomendasikan dengan
persyaratan yang ada? (Probing: hirarki
pengendalian)
11. Bagaimana sistem pengujian pengendalian untuk
efektivitas sebelum diimplementasikan?
12. Bagaimana arahan untuk penggunaan pengendalian
yang direkomendasikan?
155
No Pertanyaan Jawaban
13. Bagaimana ketersediaan perlengkapan
pengendalian untuk digunakan oleh personil yang
terlibat?
14. Bagaimana rancangan pengendalian yang
direkomendasikan sesuai dengan situasi yang
berbeda-beda?
15. Bagaimana upaya menekankan bahwa penggunaan
pengendalian yang direkomendasikan adalah
wajib? (Probing: reward and punishment)
Kepala Proyek
1. Bagaimana anggaran dana untuk melaksanakan
risk assessment pekerjaan? Berapa anggaran yang
disediakan?
2. Bagaimana pengalaman dan keterampilan
pelaksana risk assessment? (Probing: keahlian)
3. Bagaimana ketersediaan perlengkapan
pengendalian untuk digunakan oleh personil yang
terlibat?
Staf K3LMP
1. Bagaimana keterlibatan pekerja dalam
pelaksanaan risk assessment?
2. Bagaimana dukungan sistem pengumpulan
informasi untuk pelaksanaan risk assessment?
(Probing: rapat/ pertemuan)
3. Bagaimana lingkup dan detail dari risk
assessment? (Probing: lokasi dan tipe risiko)
4. Bagaimana pengalaman dan keterampilan
pelaksana risk assessment? (Probing: keahlian)
5. Bagaimana kejelasan pengendalian yang
direkomendasikan? (Probing: pemahaman pekerja)
6. Bagaimana sistem pengujian pengendalian untuk
efektivitas sebelum diimplementasikan?
7. Bagaimana arahan untuk penggunaan pengendalian
yang direkomendasikan?
156
No Pertanyaan Jawaban
8. Bagaimana ketersediaan perlengkapan
pengendalian untuk digunakan oleh personil yang
terlibat?
9. Bagaimana rancangan pengendalian yang
direkomendasikan sesuai dengan situasi yang
berbeda-beda?
10. Bagaimana upaya menekankan bahwa penggunaan
pengendalian yang direkomendasikan adalah
wajib? (Probing: reward and punishment)
Safety Koordinator
1. Bagaimana keterlibatan pekerja dalam
pelaksanaan risk assessment? (Probing: saran dan
masukan pekerja)
2. Bagaimana dukungan sistem pengumpulan
informasi untuk pelaksanaan risk assessment?
(Probing: rapat/ pertemuan)
3. Kapan dan berapa lama pelaksanaan risk
assessment?
4. Bagaimana pengalaman dan keterampilan
pelaksana risk assessment? (Probing: keahlian)
5. Bagaimana kesesuaian atau keterkaitan
pengendalian yang direkomendasikan dengan
persyaratan yang ada? (Probing: hirarki
pengendalian)
Pekerja
1. Bagaimana keterlibatan pekerja dalam
pelaksanaan analisis risiko? (Probing: saran dan
masukan pekerja)
2. Bagaimana dukungan sistem pengumpulan
informasi untuk pelaksanaan analisis risiko?
3. Bagaimana kejelasan pengendalian yang
direkomendasikan? (Probing: pemahaman pekerja)
4. Bagaimana arahan untuk penggunaan pengendalian
yang direkomendasikan?
157
No Pertanyaan Jawaban
5. Bagaimana ketersediaan perlengkapan
pengendalian untuk digunakan oleh personil yang
terlibat?
6. Bagaimana rancangan pengendalian yang
direkomendasikan sesuai dengan situasi yang
berbeda-beda?
7. Bagaimana upaya menekankan bahwa penggunaan
pengendalian yang direkomendasikan adalah
wajib? (Probing: reward and punishment)
LEMBAR OBSERVASI
1. Bagaimana “Pekerja nggak terlibat langsung “Selama ini pekerja sudah banyak “Kalau terlibat pasti terlibat...dari “Keterlibatan pekerja ya ada
keterlibatan pekerja dalam pembuatan risk assessment yang terlibat.. ketika ada pekerja seumpama ada risiko atau ya, kalopun intelektual mereka
dalam pelaksanaan nya.. ya tapi mereka cukup kemungkinan yang bisa menimpa bahaya yang menyangkut kondisi backgroundnya hanya SD SMP
analisis risiko terlibat dalam memberi masukan pekerja, pekerja nya itu pekerja biasanya langsung melapor tapi mereka tetap dilibatkan...
ke kita risiko sama bahaya apa melaporkan bahaya apa yang dia ke K3 atau ke pelaksana di ya kalo ada risiko gitu mereka
aja yang ada di lapangan.. nanti lihat ke K3. Dari laporan itu lapangan, nanti pelaksana lapor ke kita.”
setelah mereka kasih tau ke kita, langsung di antisipasi dan dilapangan akan memberitahu
kita kasih tindakan koreksi nya.” dimasukan ke hiradc” orang K3 nya.”
1. “hm pasti dilaporin kaya apa “Setau saya pekerja disini sering “Kita kerja diketinggian pasti
kalau ada bahaya ya pasti kasih masukan mbak, risiko disini hubungannya dengan jatuh, risiko
manggil K3 dulu” kan sering jadi pekerja aktif kasih yang ekstrim gitu pasti harus lapor.
tau orang K3 supaya ada Kalo saya si seringnya lapor ke
tindakan gitu mbak.” pelaksana.”
161
162
2. Bagaimana “Sistem informasi komunikasi “Pengumpulan informasi untuk “Safety morning seminggu sekali “Pertemuan ya ada briefing
dukungan sistem langsung dengan pekerja ada analisa risiko tentu saja ada kita jabarkan bahaya apa aja setiap pagi ada juga yang
pengumpulan setiap hari jumat pagi safety komunikasi dengan tim, baik itu dihadapan pekerja, tapi jujur disini seminggu sekali buat sharing
informasi dalam morning, ada juga rapat orang kapro, kalap, maupun tim dari masih susah masih kurang kompak antara pekerja dengan
pelaksanaan kantor setiap hari rabu siang. K3LMP. Setiap hari ada briefing dari tim kantor yang jarang hadir, karyawan kantortapi kurang
analisis risiko Disitu semua informasi selama dan seminggu sekali juga ada safety dilapangan cuma 2 orang, efektif ya banyak yang telat dan
satu minggu terkumpul untuk di safety morning walau yang pekerja ada 300 bangunan ada 16 malahan tidak datang...
evaluasi juga.” datang tidak banyak.” lantai harus patrol.”
Kepagian mungkin ya kan safety
morning jam 7 pagi jadi pada
telat, kalau sudah telat ya
mungkin tidak datang.”
2. “Safety morning “Safety morning itu selalu “Ya situ pernah ikut safety
tapi saya ndak penyampaian kembali ke faktor morning kan, bagus buat
pernah ikut, emang risiko cara pengendaliannya evaluasi cuma sayang yang ikut
udah masuk tapi arahan bekerja yang aman.” sedikit.”
nggak ikut aja.
Apalagi briefing itu
jarang sekali”
163
3. Kapan dan berapa “Risk assessment dibuat satu “Buat risk assessment di awal “Setelah saya masuk risk “Assessment ya? Waduh udah
lama pelaksanaan bulan setelah proyek mulai, proyek harusnya jadi.” assessment dibuat berbarengan lama ya itu dibuatwaktu proyek
analisis risiko memang di prosedur harusnya dengan RK3LMP.” sudah berjalan.. harusnya sih
diawal pekerjaan... sebelum pelaksanaan pekerjaan
itu udah dibikin.”
Pada saat proyek jalan spesifikasi
teknis baru diberikan sehingga
pembuatan risk assessment
lama.”
4. Bagaimana “Untuk budget risk assessment “Anggaran dana untuk K3 sudah “oh untuk anggaran dana tidak “Sudah ada anggaran dana nya,
anggaran dana hanya print hiradc saja mungkin diatur oleh divisi dan selama ini pernah kurang.” untuk K3LMP 3,2% dari biaya
untuk untuk pengendalian risiko yang sudah terpenuhi.. kalau analisa keseluruhan.”
melaksanakan butuh biaya, tidak ada masalah, risiko hasilnya kan di print aja
analisis risiko? karna berapa biaya yang harus penyediaan kertas dari divisi
Berapa anggaran dihabiskan dari awal sampai logistik.”
yang disediakan? akhir dihitung dan setiap bulan
juga dibuat laporan bulanan yang
dikasih ke pimpinan.”
164
5. Bagaimana lingkup “Lingkupnya ya konstruksi, kita “Bisa dilihat dalam dokumen “Lokasi untuk proyek ini masih di
dan detail dari melihat item pekerjaan bagi hiradc, semua kegiatan harus Jakarta.. Detail risiko nya ada di
analisa risiko? pekerjaan nya apa aja, risiko dicantumkan dan sudah memang prosedur sesuai tingkatannya.”
paling sering terjadi tertusuk seharusnya mendetail. Tapi
paku. Kalau di konstruksi risiko beberapa hal yang tidak
yang paling tinggi itu nilai 6 jatuh tercantumkan karena lingkup
dari ketinggian.” kerja yang baru seperti
plumbing.. Ya belum sempat ya
kan Bapak juga megang proyek
lain.”
6. Bagaimana “Risk assessment dibuat “Kalau melihat “Oh Bapak sih sudah “Semua yang disini sudah “Pelaksana risk
pengalaman dan berdasarkan pengalaman pengalaman sudah melanglang buana, saya berpengalaman. Untuk risk assessment disini bagus
keterampilan selama di proyek. Disini pengalaman di juga sudah hampir 7 tahun assesment saya belum pengalamannya sudah
pelaksana penilaian tidak ada yang sertifikasi konstruksi sudah kerja di waskita.” memeriksa yang si Asi banyak di bidang
risiko? tentang risk assessment, bertahun-tahun juga, (Sekertaris K3LMP) buat konstruksi.”
staf K3LMP kita suruh beliau tau risk makanya kemarin pas audit
untuk mengoreksi hasil assessment bagaimana.” masih ada yang harus
risk assessment yang diperbaiki.”
dibuat saja.”
165
7. Bagaimana metode “Untuk identifikasi bahaya “Identifikasi bahaya ya form kan “Wah kalau itu Sekertaris K3LMP
yang digunakan untuk menggunakan form yang ada di sudah ada jadi tinggal di isi saja itu yang mengidentifikasi, saya kan di
mengidentifikasi PWK3LMP, form nya diisi bahaya Pak Asi yang isi.” lapangan saja.”
bahaya? nya apa lalu dinilai keparahannya..”
No Pertanyaan PRA1
9. Bagaimana kejelasan “Pengendalian ada di hiradc dari “Pengendalian disini jelas dan “sejauh yang saya ketahui
pengendalian yang mulai eliminasi sampai APD sebagian pekerja sudah paham kan rekomendasi pengendalian sangat
direkomendasikan? ditambah juga RTD (Rencana sudah lama di proyek.” jelas, di lapangan, pemahaman
tanggap darurat. Mayoritas pekerja pekerja tentang APD cukup baik ya.”
juga sudah paham pengendalian
yang ada dilapangan.
9. “Kalau pengendalian saya paham, “Sudah jelas sih mbak, kan kita pakai “Bagus ya kaya APD gitu ada, di
misal yang simple aja ketinggian APD setiap masuk proyek ada papan proyek-proyek kecil belum tentu
harus pake bodyharness." nya didepan area kerja kita cara- ada.”
cara pakainya.”
167
10 Bagaimana kesesuaian “Sesuai peraturan kan dimasukan “Ya kalau selama pekerjaan tuh ya
atau keterkaitan juga di form nya, pengendalian juga liat HIRADC berdasarkan itu aja
pengendalian yang sudah sesuai hirarki kan kamu bisa pengendaliannya tapi tidak semua
direkomendasikan baca sendiri.” diikuti. APD dan rambu-rambu
dengan persyaratan paling yang diterapkan.”
yang ada?
11 Bagaimana sistem “Tidak ada pengujian ya kita “Pengujian dari supllier lah dek, “Tidak sih tidak ada. Sudah “Ya seharusnya ada pengujian
. pengujian siapkan pengendalian sesuai disini mah tinggal make aja efektif jadi kalau disini langsung tapi disini tidak ada karena sudah
pengendalian untuk standar aja karena sistem kerja pekerjanya.” diterapkan saja pengendaliannya. ada saja sudah bagus.”
efektivitas sebelum disini yang cepat jadi tidak Pengendalian yang digunakan
diimplementasikan? melakukan pengujian-pengujian.” juga tidak jauh berbeda dengan
proyek lainnya.”
168
12 “Ada arahan pas baru masuk kesini. “Masih jarang yang pakai APD “Pengarahan sendiri setiap minggu
Wah kalau arahan di safety morning masih kurang pengawasan untuk ada pengarahan. Ya udah berjalan
tidak tahu saya tidak pernah ikut.” pekerja nya, ya kita mandor suka kaya sepatu APD kita gunakan
bantu tegur saja.” semaksimal mungkin ya untuk action
nya belum semuaya kadang kan
terlalu ribet.”
169
13 “Alhamdulillah perlengkapan cukup “Kalau disini lengkap “Dari pada proyek yang dulu di
mbak. Ya kaya helm, sepatu, body pengendaliannya.” Bogor mending disini sih lebih
harness ada.” lengkap. Ya kaya ada bu dokter,
APD, APAR terus juga ada safety net
gitu.”
170
14 Bagaimana “Semua pekerjaan pengendalian di “Ndak ada beda-beda sama semua, “Harusnya sih disesuaikan tapi “Situasi di setiap pekerjaan
rancangan lapangan di sama ratakan, sarung ribet kalau harus dibeda-bedain.” ya begini. Mungkin kalau di memang berbeda tapi
pengendalian yang tangan, masker, helm, sepatu tapi hiradc dibedakan tapi sudah di pengendalian dari K3LMP tidak
direkomendasikan akan ada penambahan dari jenis lapangan sama saja semua pakai dibedakan sejauh ini semua
sesuai dengan situasi pekerjaannya. Seperti bagian las terkadang pekerja nya sendiri pekerja menggunakan APD yang
yang berbeda-beda? perlu pakai kedok, bagian cor suka lalai tidak pakai APD.” sama.”
bekisting pakai body harness.”
14 “Kurang ya, padahal kan kerja di “Susah ya namanya proyek situasi “Ya alhamdulillah disini masih ada
besi itu kan karat kadang kita harus beda-beda kadang pekerja juga harus APD biar ngga spesifik juga tapi
minta dulu baru dikasih sarung aktif gitu, sering sih kita lapor kalau alhamdulillah lah sudah dikasih
tangan kalau ngga minta ya ngga butuh apa-apa gitu ke K3LMP nya.” helm, sepatu.”
pakai. Dikasih tapi sarung tangan
kan nggak seawet helm”
171
15 “Ada kalau terus membandel dari “Ditegur kadang juga dikasih sanksi “Kalau disini ditegur sekali dua kali
mandor juga kena dendanya potong kadang ada yang disuruh keluar lalu difoto sistemnya dipotong
progres, teguran biasanya dari proyek disuruh pulang dulu ambil upahnya bukan ke pekerja tapi ke
memo. Untuk reward untuk yang helm. Jarang denda atau dikeluarkan mandor. Hm reward nya kalau safety
tertib.” tapi pernah kalau ada pekerja yang morning aja ada nya.”
bandel diarahin malah membantah.”
DAFTAR DOKUMEN
Dokumen yang
No. Checklist Nomor Dokumen Judul Dokumen
Dibutuhkan
1. Kebijakan Risk PW-K3LMP-01 Prosedur Penilaian
Assessment Risiko
172