Anda di halaman 1dari 6

Nama : Tian Puspita Sari

NIM : 1802394
Mata Kuliah : Kimia Analitik Instrument

NMR Nuclear Magnetic Resonance


2.1. Pengertian NMR
            Spektroskopi NMR (Nuclear Magnetic Resonance) merupakan salah satu jenis
spektroskopi frekuensi radio yang didasarkan pada medan magnet yang berasal dari spin
inti atom yang bermuatan listrik.
Spektroskopi NMR adalah salah satu cabang dari spektroskopi absorbsi yang
menggunakan radiasi frekuensi gelombang radio untuk menginduksi terjadinya transisi
antara dua tingkat energi spin suatu inti yang mempunyai momen magnetik inti bukan
nol.
Spektroskopi NMR adalah teknik penelitian yang memanfaatkan sifat magnetik inti
atom tertentu untuk menentukan sifat fisik dan kimia dari atom atau molekul di mana mereka
yang terkandung. Hal ini bergantung pada fenomena resonansi magnetik nuklir dan dapat
memberikan informasi rinci tentang struktur, dinamika, negara reaksi, dan lingkungan kimia
dari molekul.
Resonansi Magnetik Inti (NMR) spektroskopi adalah alat yang tersedia untuk
menentukan struktur senyawa organik. Teknik ini bergantung pada kemampuan inti atom
berperilaku seperti sebuah magnet kecil dan menyesuaikan diri dengan medan magnet
eksternal. Biasanya digunakan untuk  mengidentifikasi atau menjelaskan informasi
struktur rinci tentang senyawa kimia.
Kelebihan dari alat ini adalah dapat mengidentifikasi adanya senyawa organic
dalam sampel. Banyak informasi yang dapat diperoleh dari spektra NMR. Pada umumnya
metode ini berguna sekali untuk mengidentifikasi struktur senyawa atau rumus bangun
molekul senyawa organik. Meskipun Spektroskopi Infra Merah juga dapat digunakan untuk
tujuan tersebut, analisis spektra NMR mampu memberikan informasi yang lebih lengkap.
Dampak spektroskopi NMR pada senyawa bahan alam  sangat penting. Ini dapat
digunakan untuk mempelajari campuran analisis, untuk memahami efek dinamis seperti
perubahan pada suhu dan mekanisme reaksi, dan merupakan instrumen tak ternilai untuk
memahami struktur dan fungsi asam nukleat dan protein. Teknik ini dapat digunakan untuk
berbagai variasi sampel, dalam bentuk padat atau pun larutan.
2.2 Prinsip kerja spektroskopi NMR
Metode spektroskopi jenis ini didasarkan pada penyerapan energi oleh partikel
yang sedang berputar di dalam medan magnet yang kuat. Pada umumnya metode ini
berguna sekali untuk mengidentifikasi struktur senyawa / rumus bangun molekul senyawa
organik.. Jumlah dan tempat proton dalam molekul senyawa organik menentukan bentuk
spektrum yang dihasilkan. Energi yang dipakai dalam pengukuran dengan metode ini berada
pada daerah gelombang radio 75-0,5 m atau pada frekuensi 4-600 MHz, yang bergantung
pada jenis inti yang diukurnya, NMR bermacam-macam ragamnya, misalnya
NMR 1H, 13C, 19F.
Inti yang dapat diukur dengan NMR yaitu :
a. Bentuk bulat
b. Berputar
c. Bilangan kuantum spin = ½
d. Jumlah proton dan netron ganjil, contoh : 1H, 19F, 31P, 11B, 13C.
Spektrometri NMR pada dasarnya merupakan spektrometri absorbsi, sebagaimana
spektrometri infra merah maupun ultraviolet. Pada kondisi yang sesuai, suatu sampel dapat
mengabsorpsi radiasi elektromagnetik daerah frekuensi radio, pada frekuensi yang tergantung
dari sifat-sifat sampel. Suatu plot dari frekuensi puncak.
puncak absorbsi versus intensitas puncak memberikan suatu spektrum NMR. Dalam
NMR yang diukur adalah perbedaan frekuensi antara suatu jenis proton dengan frekuensi
resonansi proton senyawa pembanding (reference). Senyawa ini disebut sebagai standar
internal dan ditambahkan ke dalam sample sebelum me”running” NMR.
Spektrometri NMR ini memberikan banyak informasi mengenai kedudukan gugus fungsi.
Ada empat parameter yang dapat membantu menginterpretasi spektra NMR.
(1) pergeseran kimia
(2) penjodohan spin
(3) tetapan penjodohan dan pola penjodohan, dan
(4) integrasi. 
Untuk memastikan kebenaran struktur yang dianalisis, metode ini sering dibantu dengan
spektroskopi 2-D yaitu HMQC (Heteronuclear Multiple Quantum Coherence), HMBC
(Heteronuclear Multi Bond Coherence), COSY (Correlation Spectroscopy) dan NOESY
(Nuclear Overhauser Effect Spectroscopy).

Pergeseran Kimia
Pergeseran kimia adalah pemisahan frekuensi resonansi suatu inti dari frekuensi
resonansi suatu standar, biasanya TMS (Tetra Metil Silan) (CH3)4Si. Pergeseran kimia
memiliki simbol δ, yang dinyatakan sebagai bagian tiap juta (ppm) dari frekuensi radio yang
digunakan. Dalam spektroskopi 1H NMR, pergeseran kimia diungkapkan sebagai nilai relatif
terhadap frekuensi absorpsi Tetra Metil Silan standar (CH 3)4Si. Kopling dikombinasikan
dengan pergeseran kimia dan integrasi untuk proton memberitahu kita tidak hanya tentang
lingkungan kimia inti, tetapi juga jumlah inti NMR tetangga aktif dalam molekul. Dalam
spektrum yang lebih kompleks dengan beberapa puncak di pergeseran kimia yang sama atau
dalam spektrum inti selain hidrogen.
Prinsip dalam spektrometri NMR yaitu bila sampel yang mengandung  1H atau  13C
(bahkan semua senyawa organik) ditempatkan dalam medan magnet, akan timbul
interaksi antara medan magnet luar tadi dengan magnet kecil (inti). Karena adanya
interaksi ini, magnet kecil akan terbagi atas dua tingkat energi (tingkat yang sedikit agak
lebih stabil (+) dan keadaan yang kurang stabil (-) yang energinya berbeda. Karena inti
merupakan materi mikroskopik, maka energi yang berkaitan dengan inti ini terkuantisasi,
artinya tidak kontinyu. Perbedaan energi antara dua keadaan diberikan oleh persamaan.

2.3 Perlunya standar sebagai pembanding – TMS


Nol adalah titik dimana anda akan mendapatkan suatu puncak yang disebabkan oleh
atom-atom hidrogen dalam tetrametilsilan – biasanya disebut dengan TMS. Setiap
pembacaan spektrum RMI akan dibandingkan dengan TMS ini.
Anda akan menemukan puncak pada beberapa spektra RMI yang ditimbulkan oleh TMS
(pada nol), dan yang lainnya akan menjauhi puncak TMS ke sebelah kiri. Pada dasarnya, jika
anda akan menganalisis spektrum dengan suatu puncak pada nol, anda dapat mengabaikannya
karena itu adalah puncak dari TMS.
TMS dipilih sebagai standar karena beberapa alasan, diantaranya:
 TMS mempunyai 12 atom hidrogen yang semuanya memiliki lingkungan kimia yang
sama. Mereka terikat oleh atom yang sama dengan cara yang sama sehingga tidak hanya
menghasilkan puncak tunggal tetapi juga puncak yang kuat (karena ada banyak atom
hidrogen).
 Hidrogen pada senyawa ini lebih terlindungi dibandingkan pada senyawa lain karena
adanya elektron-elektron ikatan C-H. Ini artinya inti hidrogen lebih terlindungi dari
medan magnet luar, dan anda harus meningkatkan medan magnet untuk membawa
hidrogen ini kembali ke kondisi resonansinya.
Pengaruh dari hal ini adalah TMS menghasilkan puncak yang ekstrim pada sisi kanan. Dan
puncak lain akan muncul di sebelah kirinya.
TMS biasanya langsung ditambahkan ke dalam larutan sampel yang akan diuji. TMS
digunakan sebagai pembanding karena memiliki beberapa keunggulan antara lain:
1. Bersifat inert.
2. Tingkat simetri yang tinggi, dalam hal ini semua atom H dan C berada pada
lingkungan kimia yang sama sehingga memberikan puncak absorbsi tunggal karena
semua atom H dan C ekivalen.
3. Volatil, memiliki titik didih 27°C.
4. Nonpolar sehingga mudah larut dalam pelarut organik.
5. Geseran kimia TMS tidak dipengaruhi oleh kekompleksan pelarut atau tidak
dipengaruhi pelarut karena tidak mengandung gugus-gugus polar.

Selain TMS terdapat pula beberapa senyawa pembanding lain yaitu:


 Na-2,2-dimetil-2-silapentana-5-sulfonat (DSS)
 Na-2,2,3,3-tetradeuterio-4-4-dimetil-4silapentanoat (TSP-d4).

2.4 Komponen alat dan kegunaanya


A.    Komponen-komponennya :
1. Magnet
2. Generator “sweep”
3. Transmiter RF
4. Kumparan transmitter
5. Kumparan penerima
6. Kumparan “sweep”
7. Deterktor & penerima
RF
8. Rekorder
9. Sampel

B.  Instrumentasi NMR diantaranya :


1. Tempat Sampel
Tempat sampel berupa tabung gelas yang terbentuk silindris, diletakan diantara
dua kutub magnet. Sampel dilarutkan dalam pelarut yang tak mengandung proton
seperti CCl4 , CDCl3 , D2O, atau acetonitril dan sejumlah kecil TMS ditambahkan
sebagai standar internal, kemudian dimasukan ke dalam tempat sampel. Sampel
kemudian diputar sekitar sumbunya untuk mengusahakan agar semua bagian dari
larutan terkena medan magnet yang sama.
2. Celah Magnet
Magnet terdiri dari dua bagian, magnet pokok mempunyai kekuatan sekitar 14.100
Gauss, dan ia ditutup oleh potongan-potongan kecil kutub electromagnet. Pada
celah magnet terdapat kumparan yang dihubungkan dengan ossilator frekuensi radio
(Rf) 60 MHz.
3. Ossilator frekuensi Radio
Ossilator frekuensi radio akan memberikan tenaga elektromagnetik sebesar 60 MHz
melalui kumparan yang dihubungkan pada celah sampel. Kumparan selanjutnya
memberikan tenaga elektromagnetik yang digunakan untuk mengubah orientasi
perputaran proton. Kebanyakan spektropotometer NMR menggunakan sinyal
frekuensi RF tetap dan mengubah-ubah kekuatan medan magnet untuk membawa
setiap proton mengalami resonansi.
4. Detector Radio Frekuensi
Kumparan detector berada tegak lurus dengan kumparan ossilaor RF. Bila ada
tenaga yang diserap, kumparan detector tidak menangkap tenaga yang diberikan
oleh kumparan ossilator RF. Bila sampel menyerap tenaga, maka putaran inti akan
menghasilkan sinyal frekuensi radio pada bidang kumparan detector, dan alat
memberikan respon ke pencatatan sebagai sinyal resonansi atau puncak.
5. Pencatat
Pencatat berfungsi untuk menangkap sinyal dari detector yang mengubahnya
sebagai sinyal resonansi atau puncak. Sebelum sinyal sampai ke pencatat biasanya
dilewatkan terlebih dahulu ke audio amflier untuk menggandakan sinyal, sehingga
menjadi lebih Nampak.
6. Magnet Akurasi dan kualitas
Suatu alat NMR tergantung pada kekuatan magnetnya. Resolusiakan bertambah
dengan kenaikkan kekuatan medannnya, bila medan magnetnya homogen
elektromagnet dan kumparan superkonduktor (selenoids). Magnet permanen
mempunyai kuat medan 7046-14002 G, ini sesuai dengan frekuensi oskilator antara
30-60 MHz. Termostat yang baik diperlukan karena magnet bersifat peka terhadap
temperatur. Elektromagnet memerlukan sistem pendingin,elektromagnet yang
banyak di pasaran mempunyai frekuensi 60, 90 dan 100 MHzuntuk proton. NMR
beresolusi tinggi dan bermagnet superkonduktor dengan frekuensiproton 470 MHz.
Pengaruh fluktuasi medan dapat diatasi dengan sistem pengunci frekuensi, dapat
berupa tipe pengunci eksternal atau internal. Pada tipe eksternal wadah senyawa
pembanding dengan senyawa sampel berada pada tempat terpisah,sedang pada tipe
internal senyawa pembanding larut bersama-sama sampel. Senyawapembanding
biasanya tetrametilsilan (TMS).

C.    Kegunaan Spektoskopi Magnetik Inti (NMR)


Spektrometri Resonansi Magnetik Inti pada umumnya digunakan untuk :
1. Menentukan jumlah proton yang dimiliki lingkungan kimia yang sama pada suatu
senyawa organik.
2. Mengetahui informasi mengenai struktur suatu senyawa organik.
3. Spektoskopi NMR dapat digunakan sebagai alat sidik jari.
4. Spektrofotometri Resonansi Magnetik Inti Proton berguna untuk penentuan
struktur molekul organik.

2.4 Aplikasi Spektroskopi NMR


Biasanya digunakan untuk mengidentifikasi atau menjelaskan informasi struktur rinci
tentang senyawa kimia. Sebagai contoh:
1. Menentukan kemurnian obat-obatan.
2. Mengidentifikasi kontaminan dalam makanan, kosmetik, atau obat-obatan
3. Membantu ahli kimia penelitian menemukan apakah reaksi kimia telah terjadi di
situs yang benar pada molekul
4. Mengidentifikasi obat disita oleh polisi dan agen bea cukai
5. Memeriksa struktur plastik, untuk memastikan mereka akan memiliki sifat yang
diinginkan.

Anda mungkin juga menyukai