Anda di halaman 1dari 22

BIOGRAFI BUDAYA BENDAWI:

DIASPORA NEKARA PERUNGGU DI KEPULAUAN MALUKU


MATERIAL CULTURE BIOGRAPHY: DIASPHORA OF
BRONZE KETTLEDRUMS IN THE MOLUCCAS
ARCHIPELAGO
Marlon Ririmasse
Balai Arkeologi Ambon
ririmasse@yahoo.com

ABSTRACT
This article discusses the diaspora and biography of the Dong Son Kettledrums in the
Moluccas Archipelago. This research found that the cultural historical setting behind the existence
of these objects is related to the diaspora that corresponds with the trade dynamics in the
Moluccas archipelago as a source region for the exotic commodities. Shifted from the original
context of the production center origin culture di the Mainland Asia to the Insular Southeast Asia,
new values had been attached to these bronze kettledrums that related with the local cultural
identity aspect.

Keywords: Material Culture Biography, Bronze Kettledrum, Moluccas Archipelago

ABSTRAK
Artikel ini mendiskusikan diaspora dan biografi himpunan nekara perunggu Dong Son di
Kepulauan Maluku dengan menggunakan pendekatan studi pustaka. Hasil penelitian menemukan
bahwa latar sejarah benda-benda perunggu ini melekat pada diaspora terkait dinamika niaga di
wilayah Kepulauan Maluku sebagai kawasan sumber komoditi eksotik. Bergeser dari konteksoris
ini lbudaya asal daerah sentra produksi benda-benda perunggu di Asia Daratan ke wilayah insular,
pada himpunan nekara perunggu ini disematkan nilai-nilai baru yang melekat dengan aspek
identitas kultural setempat.

Kata Kunci: Biografi Budaya Bendawi, Nekara Perunggu, Kepulauan Maluku

Tanggal masuk : 10 Mei 2015


Tanggal diterima : 16 Juni 2015

Biografi Budaya Bendawi: Diaspora Nekara Perunggu 123


Di Kepulauan Maluku (Marlon Ririmasse)
PENDAHULUAN Rumph tentang ‘benda perunggu
Tympanum Tonitrus. Sebutan dari langit’ ini ditulis dalam bukunya
ini adalah sebuah padanan indah Ambonische Rariteitkamer yang
dalam bahasa latin yang dilekatkan terbit tahun 1705 (Kempers,
oleh Rumphius pada tahun 1687 1988).Karya yang sekaligus menjadi
untuk menyebut genderang sumber Eropa paling awal yang
perunggu misterius dari sebuah menyebutkan mengenai genderang
pulau terpencil di Laut Banda. Istilah perunggu Asia yang kini dikenal
dalam bahasa akademis masa itu sebagai nekara.
dipilih sang ilmuwan sebagai acuan
bagi sebutan penduduk setempat
untuk objek menawan tersebut: tifa
gontor. Sebuah nama yang berarti
‘genderang guntur’. Penduduk Pulau
Serua, tempat di mana benda
eksotik ini ditemukan, memang
memiliki kisah mistis tentang asal
usul genderang ini. Disebutkan
bahwa benda ini jatuh dari langit
saat terjadi badai petir hebat.Sumber
setempat bertutur bahwa tifa gontor
berada di puncak gunung berapi
Pulau Serua hingga tahun
1625.Sebelum akhirnya dihancurkan
oleh Gubernur Ternate, penguasa Gambar 1. Bidang Pukul Nekara Dong Son Tipe
Kongsi Dagang Hindia Timur (VOC) Heger I Mahakarya Indah dengan Dekorasi
yang berkunjung ke pulau ini. Raya. Nampak Motif Bintang dan Ornamen
Serupa namanya, barangkali Empat Patung Katak yang menjadi ciri khas
genderang perunggu ini memiliki (Sumber: de Jonge dan van Dijk, 1995)
daya magi yang membuat Rumph
terpesona. Dalam buku yang ditulis
di penghujung abad ke-17 itu, sang Lebih dari tiga abad kemudian,
ilmuwan menyebut benda ini Kempers (1988) menulis pustaka
sebagai ingens & monstrosum vas komprehensif terkait genderang
aerum: sebuah bejana logam yang perunggu Asia Tenggara.Dalam
besar dan indah. Menurut Kempers karyanya ini dijelaskan segenap
(1988: 16) meski menggunakan aspek yang melekat pada nekara
sebutan wahana ‘vas’ untuk benda perunggu.Meliputi morfologi;
ini, Rumphius sejatinya paham teknologi; sebaran hingga asal usul
bahwa objek ini adalah sebuah dan latar sejarah benda-benda khas
genderang. Sebagaimana nampak ini.Melalui kajian Kempers (Ibid.)
melalui istilah dalam bahasa latin juga dapat diketahui bahwa
yang disematkan. Rumph juga Kepulauan Maluku memiliki peran
disebutkan mengetahui tentang sentral dalam persebaran genderang
beberapa benda serupa.Salah perunggu Dong Son.Wilayah ini
satunya dikirimkan kepada Cosimo pernah menjadi rumah bagi sekitar
III de Medici, seorang bangsawan di selusin objek langka nekara
Tuscani, Italia.Satu lainnya perunggu Dong Son.Diramu sebagai
diteruskan kepada Dr. Chr. Mentzel kesatuan pengetahuan nekara
dari Berlin.Segenap informasi perunggu Asia Tenggara, Kempers

124 Berkala Arkeologi Vol.35 Edisi No.1 Mei 2015: 123-144


hanya selintas menjelaskan ditautkan dengan kehadiran sebaran
mengenai profil himpunan nekara Dong Son dalam konteks
genderang prasejarah yang ada kawasan.Wilayah ini menjadi (atau
(dan pernah ada) di Kepulauan pernah menjadi) rumah bagi selusin
Maluku.Selain aspek morfologi; objek langka asal Asia Tenggara
Kempers selintas mengulas latar Daratan.Sejumlah rujukan terkait
historis yang melingkupi nekara budaya perunggu Asia Tenggara
Dong Son yang ada di Maluku. Hal- telah selintas mengulas tentang
hal yang lebih kompleks meliputi kehadiran benda-benda langka ini di
proses diaspora; peran dalam wilayah Maluku.Sebagai topik yang
konteks lokal; serta koneksitas antar berbagi ruang dalam tema kajian
objek secara regional kiranya belum besar, kedalaman dan fokus kajian
didiskusikan. tentu terbatas.Perhatian menyangkut
Kini setelah hampir tiga hal-hal spesifik nekara Dong Son
dekade pasca diterbitkannya karya dalam konteks lokal Maluku belum
Kempers, pengetahuan terkait banyak ditinjau. Berpijak pada
arkeologi dan sejarah budaya di kondisi dimaksud maka
Kepulauan Maluku semakin permasalahan yang diajukan dalam
berkembang. Temuan baru; makalah ini adalah:
informasi mutakhir dan pustaka 1. Bagaimanakah profil
terkini, telah menjadi rujukan segar sebaran nekara Dong Son
untuk meninjau kepurbakalaan yang ditemukan di
Maluku dalam konteks kekinian. Kepulauan Maluku?
Ragam perkembangan ini kiranya 2. Apa latar konteks historis di
juga kait mengkait dengan balik fenomena diaspora
pengetahuan terkait objek-objek dalam kaitan dengan
spesifik seperti nekara Dong biografi budaya bendawi
Son.Hal mana dipandang akan atas benda-benda
berguna untuk menjelaskan aspek- perunggu ini?
aspek baru terkait genderang
perunggu di atas. Saat yang sama
tentu memberi sudut pandang baru TUJUAN PENELITIAN
tentang benda-benda langka dari Mengacu pada rumusan
akhir masa prasejarah ini. masalah di atas maka penelitian ini
memiliki tujuan sebagai berikut:
RUMUSAN MASALAH 1. Menemukan profil geografis
Lahir dan berkembang di Asia sebaran nekara Dong Son
Daratan, genderang perunggu Dong di Kepulauan Maluku
Son menyebar dan menjangkau 2. Mengungkap latar konteks
wilayah insular Asia historis di balik fenomena
Tenggara.Ditemukan secara luas di diaspora nekara Dong Son
Nusantara, benda langka ini menjadi di Maluku dalam kerangka
salah satu penanda peralihan biografi budaya bendawi
wilayah ini dari era prasejarah
menuju masa sejarah.Kehadiran METODE
nekara juga dipahami sebagai Melekat pada tinjauan biografi
bagian dari masa inisiasi peran budaya bendawi, maka kajian ini
Nusantara sebagai kawasan sumber dititikberatkan pada upaya
ragam komoditi eksotik.Sejarah mengamati aspek historis genderang
budaya kepulauan Maluku juga perunggu Dong Son yang ada di

Biografi Budaya Bendawi: Diaspora Nekara Perunggu 125


Di Kepulauan Maluku (Marlon Ririmasse)
Maluku.Studi pustaka berarti sebagai ukuran.Dalam sudut
menjadi pendekatan yang paling pandang ini, sebuah benda, dapat
relevan untuk menemukan data diibaratkan memiliki sejarah
yang dibutuhkan dalam menjawab hidup.“Sebuah biografi”.Hal mana
permasalahan penelitian di atas. yang menunjukan bahwa suatu
Kajian referensi akan difokuskan benda telah melalui tahapan-
pada sumber-sumber terkait tahapan transformasi dari hadiah
genderang perunggu Dong Son dan menjadi komoditas hingga beralih
persebarannya; arkeologi Maluku peran menjadi pusaka. Pada saat
secara kawasan; fenomena biografi yang sama, manusia juga bisa
budaya bendawi serta pengetahuan dikatakan telah senantiasa
terkait peralihan masa prasejarah melekatkan aspek-aspek sejarah
menuju masa sejarah di Asia hidup mereka pada benda-benda
Tenggara. Perhatian juga akan tertentu.
diberikan pada sumber - sumber Pemikiran bahwa sebuah
yang dipandang relevan dalam benda dapat memiliki sejarah hidup,
membantu menjawab pertanyaan sudah mulai berkembang saat
penelitian. Appadurai (1986) memperkenalkan
buah karyanya yang berpengaruh:
Biografi Budaya Bendawi: The Social Life of
Kerangka Konseptual Things:Commodities in Cultural
Para ahli antropologi sejak Perspective.Dalam kumpulan
Mauss (1924;1954) dan Malinowski naskah terkenal ini para kontributor
(1922) telah berpendapat bahwa memberi perhatian mereka pada
hubungan antara manusia dan bagaimana peran sebuah benda
benda sejatinya bervariasi secara mati yang pasif, digeser memasuki
kultural. Berbeda antara satu konteks yang baru.
masyarakat dengan masyarakat Paradigma baru ini menjadi
lainnya.Dalam konteks tertentu, lebih terang ketika Kopytoff (1986)
seseorang dapat saja digambarkan dalam volume yang sama juga
memiliki sifat-sifat yang serupa menyampaikan gagasannya yang
dengan sebuah benda. Di sisi lain, mendunia tentang The Cultural
sebuah benda dapat diperlakukan Biography of Things. Di sini, sang
ibarat manusia. Studi-studi penulis mengamati sejarah hidup
tradisional tentang pertukaran benda dengan memberi perhatian
sebagaimana yang digagas mulai pada pertanyaan-pertanyaan
dari Boas dan Malinowski hingga spesifik yang mengacu pada asal
Strathern dan Campbell, telah usul objek. Siapa yang membuat?
mengelaborasi pandangan ini Pada situasi apa benda ini
dengan menunjukan bagaimana diciptakan? Dari bahan apa terbuat?
pada suatu objek dapat disematkan Untuk tujuan apa suatu objek
jender, nama, sejarah, hingga fungsi direka? Tahapan-tahapan
ritual. Beberapa objek bahkan dapat perkembangan apa yang bisa
sedemikian melekat dengan individu, dicuplik dari kehadiran benda ini?
sehingga memiliki nilai yang tak Bagaimana benda ini berpindah dari
tergantikan (Weinner, 1992).Pada satu tangan ke tangan lain? Konteks
sisi lain, individu-individu tertentu, berbeda dan penggunaan lain
seperti budak atau tawanan, semacam apa yang dapat dimiliki
kemanusiaannya bisa dinilai dengan oleh benda ini? Pertanyaan-
menggunakan benda-benda tertentu pertanyaan ini adalah hal-hal

126 Berkala Arkeologi Vol.35 Edisi No.1 Mei 2015: 123-144


spesifik yang biasanya dicari dari pengetahuan tentang cara hidup
pengetahuan tentang sebuah orang-orang Mesir di masa
benda.Gagasan Kopytoff memang lalu.Tentang bagaimana praktek
mendorong para peneliti untuk penguburan di Mesir memberikan
menyampaikan pertanyaan tentang gambaran pada kita cara mereka
sebuah benda laksana pada memberi nilai pada individu, jender
manusia. dan pengalaman badaniah. Apakah
Telaah atas benda-benda struktur raksasa piramida dan
dalam kerangka sifat-sifat yang pengawetan tubuh dengan cara
serupa dengan telaah tentang mumifikasi merupakan penanda
manusia telah mendorong akan nilai-nilai penting memori
tumbuhnya beberapa eksperimen sehingga tubuh fisik dibutuhkan
yang menggagas penulisan biografis untuk menciptakan legalitas sosial?
tentang objek. Kajian-kajian yang Catatan Meskel tentang ‘biografi
berkembang luas ini kemudian dapat material’ menghimpun pertanyaan-
dirangkum dalam dua kelompok pertanyaan tentang kedirian dan
:Pertama, adalah yang melekat pada makna dari benda-benda dalam
pendekatan biografi objek yang kaitan dengan budaya masa lalu
dimulai dengan kajian etnografi, yang telah terdokumentasi secara
yang berupaya untuk membangun mendalam namun masih belum
suatu sturktur naratif tentang secara utuh dipahami.
bagaimana benda-benda spesifik Arkeolog asal Negeri Belanda
dimaknakan oleh individu atau David Fontijn juga mengamati
kelompok yang memiliki keterkaitan fenomena biografi budaya bendawi
dengannya. Kedua, adalah bentuk ini dalam kajiannya Sacrificial
kajian yang berupaya untuk Landscapes: Cultural Biographies of
menggali informasi dari objek itu Persons, Objects and ‘Natural’
sendiri. Pendekatan ini biasanya Places in the Bronze Age of
dimulai dengan kajian historis atau Southern Netherlands (2002) yang
arkeologis yang berupaya membuat secara khusus mengamati aspek-
objek yang bisu ini mampu aspek dalam tinggalan logam yang
‘berbicara’ dengan meletakannya terpendam di berbagai titik-titik lahan
dalam suatu konteks historis, basah Eropa Utara. Pertanyaan-
mengaitkannya dengan sumber- pertanyaan mendasar yang diajukan
sumber tertulis seperti catatan adalah mengapa masyarakat masa
harian, invetaris barang, catatan lalu yang mengubur beragam objek
dagang dan sebagainya. tidak pernah kembali untuk
Pendekatan pertama telah menjadi mengambilnya?Hasil ekskvasi
ranah yang ditinjau oleh para menunjukan adanya deposisi selektif
antropolog.Sementara aspek kedua, atas benda-benda ini yang dalam
menjadi domain dari sejarawan, ahli pandangan Fontijn terkait dengan
sejarah seni dan arkeolog. ragam bentuk identitas sosial seperti
Di antara para arkeolog yang laki-laki dan perempuan; masyarakat
mengadopsi pendekatan biografis ini lokal dan non-lokal. Ragam senjata
adalah Meskell (2004) dengan yang ditemukan dalam penelitian ini
kajiannya Object Worlds in Ancient adalah objek-objek yang kemudian
Egypt: Material Biographies in Past diamati latar ‘biografi budaya’-nya
and Present.Di sini Meskel dan dicoba untuk direkonstruksi
mengamati bagaimana benda-benda konteks sosial pada era dimana
hasil ekskavasi membuka tabir benda-benda ini pernah ‘hidup’.

Biografi Budaya Bendawi: Diaspora Nekara Perunggu 127


Di Kepulauan Maluku (Marlon Ririmasse)
Himpunan besar karya-karya wilayah di sebelah barat dan utara
akademis yang mencoba seperti Asia Selatan dan
menyajikan sudut pandang biografi Cina.Termasuk persentuhan dengan
budaya objek atau mencoba pengaruh Asia Tenggara Daratan,
mengamati kehidupan sosial benda- yang menjadi rumah nekara dan
benda memberikan gambaran berkembangnya tradisi peleburan
bahwa kajian ini kini telah logam awal.
menjangkau lingkup akademisi luas Kelahiran nekara memang
yang terinspirasi oleh kerangka tidak dapat dipisahkan dari wilayah
biografis. Hal mana yang kiranya Asia Tenggara Daratan. Kawasan di
juga mencerminkan bahwa mana teknologi lebur logam paling
pendekatan biografis ini telah mula di kawasan ini dikembangkan
memberikan sebuah sudut pandang dan meluas ke wilayah kepulauan di
baru dalam studi budaya bendawi sebelah timurnya. Adalah
termasuk bagi studi arkeologi. Di sisi kebudayaan Dong Son yang terletak
lain perkembangan ini juga telah di sebelah utara Vietnam, yang
mendorong munculnya pertanyaan- menjadi penyebab muncul dan
pertanyaan baru tentang hubungan meluasnya tekonologi baru dan
manusia dan benda yang mereka objek-objek logam yang sebelumnya
ciptakan dan konsumsi. tidak dikenal dalam budaya
masyarakat Asia Tenggara
Nekara Dong Son: Asal Muasal Kepulauan. Kehadiran benda-benda
Bagi mereka yang bergiat logam ini membawa kawasan ini
dalam bidang sejarah-budaya dan memasuki suatu jenjang baru dalam
studi kekunoan tentu mengenal bentang masa prasejarah yang
benda yang disebut sebagai dikenal dengan beberapa sebutan
nekara.Objek logam dengan rupa sebagai : Masa Logam Awal (the
genderang berbentuk tambun mirip Early Metal Phase); Masa
dandang terbalik dan berukuran Paleometalik (The Paleometallic
besar dengan aneka pola hias raya phase); dan Masa Perunggu Besi
yang diterakan sepanjang (Bronze-Iron Age). Berhubung pada
permukaan.Sejatinya masyarakat masa ini logam mulai diperkenalkan
luas meski awam dalam ke dalam kawasan, penggunaan
pengetahuan kepurbakalaan, namun istilah Masa Logam Awal kiranya
pernah mengenyam pendidikan dipandang paling sesuai.Penanda
formal, setidaknya pernah khas untuk inisiasi masa ini adalah
mengamati figur nekara yang selalu diperkenalkannya artefak-artefak
ditampilkan pada buku-buku sejarah perunggu dan besi beserta segenap
di sekolah.Biasanya nekara teknologinya dari Asia Daratan pada
dijelaskan dalam konteks bagian dari abad-abad terakhir masa sebelum
pengetahuan tentang jenjang Masehi.
sejarah budaya di Nusantara.Benda Teknologi pengerjaan logam di
ini senantiasa ditampilkan sebagai Vietnam Utara dimulai sekitar paruh
salah satu ikon yang menjadi kedua milenium sebelum Masehi
penanda masa logam sebagai era dan dihubungkan dengan masa
akhir masa prasejarah di Dong Dau dan Go Un dalam
Nusantara.Ketika itu, kemunculan Arkeologi Vietnam. Masa ini dalam
nekara dipandang sebagai awal studi arkeologi di Vietnam
inisiasi berkembangnya kontak memberikan pengetahuan bagi para
antara Nusantara dengan wilayah- ahli arkeologi tentang data paling

128 Berkala Arkeologi Vol.35 Edisi No.1 Mei 2015: 123-144


awal terkait teknologi perunggu di Sulawesi, Kepulauan Nusa
Asia Tenggara. Meski di sisi lain, Tenggara, Kepulauan Maluku hingga
situs-situs masa perunggu awal juga wilayah Kepala Burung di Papua.
ditemukan di Thailand. Dalam Diperkirakan bahwa nekara pertama
pandangan Bellwood (Bellwood kali mencapai wilayah bagian barat
et.al, 2007) periode Dong Son Klasik Indonesia pada sekitar seratus tahun
bisa diacu pada kisaran waktu setelah masehi,dan meluas
antara 500 tahun sebelum masehi penyebarannya hingga mencapai
hingga 200 tahun setelah Masehi. pulau-pulau di belahan timur
Pada masa inilah, dibanding Nusantara antara dua ratus hingga
berbagai objek lain, ditandai dengan tiga ratus tahun setelah masehi. Dua
keberadaan nekara perunggu; abad kemudian dalam pandangan
praktek penguburan dengan status Bellwood, perkembangan baru
sosial; dan kemunculan besi untuk muncul di Jawa dan Bali ketika
pertama kalinya. Faktor yang nekara perunggu mulai diciptakan
membuat budaya Dong Son menjadi secara lokal.
penting adalah bahwa berbagai
artefak logam awal yang ditemukan
di Kepulauan Indo-Malaya umumnya
memiliki karakteristik serupa dengan
ciri objek-objek khas budaya Dong
Son.

Gambar 3.Nekara Dong Son Heger I di Desa


Kataloka Gorom Seram Timur di Tahun 2006
(Sumber: Koleksi Balai Arkeologi Ambon)

Nekara di Nusantara: Latar


Gambar 2. Morfologi Nekara Dong Son Historis dan Persebaran
Nekara perunggu sebagai Serupa dengan sejarah studi
ikon produk teknologi logam Dong kepurbakalaan di Nusantara, minat
Son diperkirakan berasal setidaknya terhadap budaya Dong Son dan
sejak 500 tahun sebelum Masehi nekara perunggu diinisiasi oleh
(Bellwood et.al, 2007).Hal yang orang-orang Eropa yang bergiat di
membuat objek ini menjadi penting wilayah jajahan di Asia Tenggara.
adalah karena persebarannya yang Dalam catatan Bintarti (2008: 144)
sedemikian luas di seluruh Asia Meyer dan Foy yang pertama kali
Tenggara. Membentang dari mengklasifikasi nekara menjadi
Vietnam ke Burma, Thailand, Laos enam tipe meliputi MI-M6.Kontribusi
hingga Kepulauan Asia Tenggara. penting dalam studi mengenai
Termasuk dalam wilayah yang nekara di Asia Tenggara kemudian
disebut terakhir adalah beberapa disumbangkan oleh F. Heger pada
pulau utama di Indonesia seperti tahun 1902.Melalui hasil kajian ini
Jawa, Sumatera, Kalimantan, Heger mengklasifikasi nekara ke

Biografi Budaya Bendawi: Diaspora Nekara Perunggu 129


Di Kepulauan Maluku (Marlon Ririmasse)
dalam empat tipe mulai dari Heger I buah bidang pukul nekara yang
hingga Heger IV.Klasifikasi Heger ini tersimpan di Pusat Arkeologi
masih tetap digunakan hingga kini Nasional yang tidak jelas tempat
sebagai dasar analisis terhadap asalnya, seluruh nekara yang lain
nekara pada umumnya (Bintarti, dapat diidentifikasi asalnya. Di
2008).Mengacu pada kategori yang lembaga ini juga masih tersimpan
digagas Heger, maka tipe nekara dua buah nekara tipe Heger I
Heger I biasanya kemudian disebut masing-masing dari Bogor dan
dengan sebutan nekara Dong Son Kuningan di Jawa Barat. Nekara-
awal. Di mana dalam studi nekara lain masing-masing
selanjutnya pada tahun 1987 Pham ditemukan di Kabupaten Batang (1);
Min Huyen, Nguyen van Huyen dan Kabupaten Kendal (5); Kota
Trinh Sin merinci tipe ini ke dalam Semarang (3); Ungaran, Kabupaten
lima sub tipe dengan kode abdjad A Semarang (2); Kabupaten
hingga E (Bintarti, Ibid). Nekara tipe Temanggung (2); Kabupaten
Heger I inilah yang menjadi Rembang (3); Kabupaten Tuban (2)
perhatian dalam tulisan ini. termasuk di Song Terus; Kabupaten
Nekara perunggu tipe Heger I Lamongan (1). Nekara dari
memang merupakan jenis nekara Plawangan di Kabupaten Rembang
yang paling banyak ditemukan di adalah hasil ekskavasi tim Pusat
Kepulauan Indonesia.Sekaligus Arkeologi Nasional pada tahun 1985
paling luas sebarannya.Nekara tipe dan ditemukan pada kedalaman 120
Heger I ditemukan mulai dari cm di atas rangka anak-anak
Sumatra hingga Papua.Objek ini (Soejono et.al, 2008:332).
biasanya ditemukan secara tidak Wilayah lain di Nusantara di
sengaja oleh penduduk dan melalui mana nekara perunggu tipe Heger I
penggalian dalam penelitian yang ditemukan masing-masing berada di
dilakukan oleh lembaga pemerintah. Pulau Sumbawa, tepatya di situs
Pembelian dan pemberian hadiah Olat Seran, Kabupaten Sumbawa
juga merupakan cara lain Besar. Nekara juga ditemukan di
bagaimana nekara perunggu Pulau Sangeang yang terletak di
didapatkan. Selain Heger I hanya sebelah utara Pulau Lombok.Di sini
terdapat tiga buah.Masing-maisng ditemukan tujuh buah nekara.Enam
dua buah nekara dengan tipe Heger buah nekara ditemukan pada masa
IV yang ditemukan di Banten dan penjajahan Belanda yang kini
Waleri.Serta Nekara tipe Heger II tersimpan di Museum Nasional
kini juga tersimpan di istana negara Jakarta. Satu nekara lagi merupakan
dan diperkirakan merupakan hadiah hasil temuan tim penelitian Pusat
antar negara (Soejono et.al, 2008: Arkeologi Nasional pada tahun 1983.
332). Di pulau Rote nekara tipe Heger I
Di Pulau Sumatra ditemukan ditemukan pada tahun 1871 oleh
setidaknya empat buah nekara tipe J.A. van der Chijs. Di Alor Nekara
Heger I, masing-masing di Propinsi Heger I ditemukan di Sey Eng,
Jambi, Bengkulu, dan Lampung Kabupaten Alor pada tahun 1981
.Umumnya nekara-nekara ini (Soejono, et.al. Ibid.).
ditemukan sudah rusak dalam Di Kalimantan Nekara
kondisi tidak utuh.Di Pulau Jawa Perunggu ditemukan di Kabupaten
ditemukan sekitar 18 nekara tipe Kotawaringin Barat, Kalimantan
Heger I di berbagai situs dengan Tengah.Temuan lainnya
kondisi yang beragam. Selain dua teridentifikasi di Kabupaten Sambas

130 Berkala Arkeologi Vol.35 Edisi No.1 Mei 2015: 123-144


berupa dua buah Nekara Heger I dalam asosiasi dengan wahana
yang kini menjadi koleksi Museum penguburan ditemukan dalam
Propinsi Kalimantan Barat. Dari konteks arkeologis di situs
Kawasan Sulawesi, nekara di Plawangan Jawa Tengah.Meski
temukan di Pulau Selayar dan kini demikian, baik di Jawa dan Sumatra
disimpan di Bontobangun. tidak diketahui fungsi nekara pada
Sementara dari kawasan paling masa yang lebih kini dan tidak jelas
timur Nusantara, yakni Papua, kaitannya dengan masyarakat
ditemukan tiga buah nekara Tipe setempat yang hidup saat ini
Heger I di tepi Danau Ayamaru, (Soejono, et.al: 332-365).
Kabupaten Sorong, dan Teluk Dengan fungsi sebagai pusaka
Cendrawasih. dan benda keramat, maka tak heran
Sebaran kolosal ini merupakan jika asal usul nekara pada komunitas
gambaran cakupan pengaruh di pulau-pulau timur Indonesia juga
budaya logam di Nusantara sejak dikemas dalam mitos dan
awal masehi hingga abad-abad kepercayaan setempat.Di Pulau
pertama masa sejarah di Selayar nekara perunggu dipandang
Nusantara.Dengan bentang sebaran sebagai pusaka kerajaan, sehingga
yang sedemikian luas asal usul tidak boleh dipindah-pindahkan. Di
hingga latar sejarah fungsi nekara Pulau Sangeang diyakini bahwa jika
perunggu sejatinya juga nekara dipukul dalam posisi terbalik
bervariasi.Berbeda antara satu akan mendatangkan hujan. Nekara
tempat dengan tempat juga diyakini sebagai wahana yang
lainnya.Menurut Soejono et.al, dapat mencelakakan musuh dengan
nekara tipe Heger I di Indonesia membaca mantra-mantra di dekat
yang ditemukan dari Sumatera benda ini. Di luar konteks sejarah
hingga Papua belum dapat tutur dan keyakinan setempat,
dijelaskan secara presisi tentang pengetahuan tentang asal usul
latar sejarah hingga benda-benda nekara di Nusantara lebih banyak
langka ini bisa mencapai tempat- merupakan gambaran tentang
tempat di mana mereka ditemukan. bagaimana benda-benda langka ini
Demikian halnya fungsi objek ini ditemukan dan dibawa oleh orang-
pada setiap komunitas baik pada orang Eropa pada masa kolonial.
masa lalu maupun masa yang lebih Selain dicatat dan direkam dalam
kini tidak diketahui dengan pasti konteks situs, orang-orang Eropa
(Soejono et,al.:359). biasanya membawa objek langka ini
Gambaran tentang fungsi untuk menjadi koleksi kolonial di
nekara perunggu diketahui dari Museum. Sejalan dengan sejarah
pulau-pulau kecil di belahan himpunan koleksi nekara perunggu
Indonesia bagian timur. Di yang kini menjadi koleksi museum
Sangeang, Selayar dan Alor, nekara nasional.
dianggap sebagai pusaka desa atau
klan. Masyarakat setempat Nekara Perunggu Heger I di
memperlakukan benda ini sebagai Maluku: Diaspora dan Biografi
wahana magi dengan memberikan Serupa dengan wilayah yang
sesaji berupa makanan dan atau telah disebutkan di atas, Kepulauan
kembang.Di Sangeang dan Seram Maluku juga menjadi rumah (atau
nekara diletakan di tempat-tempat pernah menjadi rumah) bagi selusin
keramat seperti kuburan yang nekara perunggu tipe Heger I. Di
letaknya jauh dari desa.Nekara wilayah ini ditemukan 12 nekara di

Biografi Budaya Bendawi: Diaspora Nekara Perunggu 131


Di Kepulauan Maluku (Marlon Ririmasse)
berbagai tempat berbeda dan dalam satu objek lain dikirimkan kepada Dr.
berbagai kondisi. Lokus-lokus Chr. Menzel di Berlin. Keberadaan
tempat nekara ini ditemukan kedua objek ini di Eropa hingga kini
membentang dari Leti di bagian juga tidak diketahui (Kempers, Ibid.).
selatan kepulauan hingga Kataloka Rekam historis atas
di sudut timur Maluku. Dua nekara keberadaan nekara sesudah
lain meski pernah direkam dalam Rumphius datang dari seorang
catatan sejarah, namun tidak pernah Eropa asal Jerman,
disebutkan secara spesifik berasal E.Chr.Barchewitz yang
dari wilayah mana. menyebutkan mengenai keberadaan
Rumphius adalah yang benda ini di Pulau Luang.Pulau ini
pertama kali menyebutkan tentang kini merupakan bagian dari
keberadaan nekara di Maluku dan Kepulauan Sermata, di Kabupaten
Nusantara dalam bukunya yang Maluku Barat Daya. Dalam bukunya
berjudul Kamar Benda-Benda Antik Ost-Indiansiche Reise-Bescheribung
dari Ambon (1701). Dalam catatan (1730), Barchewitz yang saat itu
Rumphius ini disebutkan tentang menjadi komandan militer di Leti
keberadaan objek logam yang (1714-1720), menyebutkan tentang
berukuran besar dan sangat indah pulau di utara Timor yang
dan ditemukan di Pulau Serua, di dikunjunginya pada tahun 1715. Di
wilayah seputar Laut sana, salah satu dari serdadu yang
Banda.Rumphius menyebutkan dipimpin Barchewitz mencoba
bahwa benda ini diyakini oleh melacak keberadaan sebuah
penduduk sebagai benda keramat lonceng ajaib yang oleh penduduk
yang datang dari langit dan jatuh setempat disebutkan jatuh dari
bersamaan dengan badai yang langit. Sang prajurit menemukan
diselingi kilat dan gelegar petir. Tak nekara ini di puncak bukit pada
heran namatifa gontor (genderang ketinggian 260 m di atas permukaan
halilintar) kemudian disematkan oleh laut dalam posisi terbalik dan
penduduk setempat pada masa itu setengah terpendam. Dia mengambil
untuk menyebut objek ini. Nekara sebuah batu dan kemudian
perunggu ini dikisahkan kemudian memukulkan ke badan nekara.
disimpan di wilayah perbukitan pulau Seorang penduduk asli yang
ini.Hingga kemudian dihancurkan menjadi penunjuk jalan menjadi
oleh gubernur Ternate yang sangat ketakutan dan
mengunjungi wilayah ini (Kempers, menyampaikan bahwa siapapun
1988:16). yang berani menyentuh benda
Catatan Rumphius juga keramat ini akan jatuh sakit kecuali
menyebutkan mengenai keberadaan memberi persembahan berupa
dua objek serupa yang ditemukan seekor kambing atau babi. Dan sang
dan kemudian dikumpulkan oleh prajurit memang kemudian jatuh
sang penulis. Sayang bahwa sakit. Dia baru sembuh ketika seekor
Rumphius sendiri tidak pernah kambing dibawa dari pulau Sermata
menyebutkan di mana kedua objek dan dipersembahkan kepada nekara
indah ini ditemukan. Informasi yang ini. Lepas catatan Barchewitz,
menjadi petunjuk hanya berupa informasi tentang nekara asal pulau
paparan sang penulis bahwa salah Luang ini baru muncul kembali pada
satu nekara perunggu ini dikirimkan tahun 1880. Informasi terakhir dari
kepada seorang Bangsawan Itali, saksi mata yang menyaksikan
Grand Duke of Tuscany. Sementara nekara ini berasal dari seorang

132 Berkala Arkeologi Vol.35 Edisi No.1 Mei 2015: 123-144


Eropa, J.H. De Vries pada tahun seharusnya tetap dijaga in situ, atau
1900 yang mengunjungi pulau dikirimkan ke Museum Batavia.
tersebut. Tidak seorangpun seharusnya
Tahun 1881 laporan tentang dijinkan membawa pergi benda-
keberadaan sebuah ‘lonceng’ yang benda ini!”, demikian tulisnya
serupa dengan yang ditemukan di (Kempers, 1988: 412-413).
Luang disebutkan pertama kali oleh Tahun 1890, dua buah nekara
seorang misionaris protestan N. ditemukan di pesisir tenggara Pulau
Rinooy di Leti. Disebutkan bahwa Kur yang merupakan bagian dari
objek ini serupa dengan yang Kepulauan Kei.Pertama kali
ditemukan di Luang namun sedikit dilaporkan keberadaannya oleh
lebih besar.Benda ini menghasilkan G.W.W.C. Baron van
suara yang jernih dan memiliki Hoevell.Nekara yang lebih besar
karakter fisikal yang tipis.Objek ini oleh penduduk setempat disebut
disimpan di pusat negeri Luhulele sebagai ‘Laki-Laki’ dan yang lainnya
dan penduduk setempat menolak sebagai ‘Perempuan’.Nekara-nekara
untuk menyerahkan benda ini meski ini awalnya disimpan di Kampung
diminta pemerintah Hirit sebelum kemudian dipindah ke
kolonial.Penduduk desa Luhulele wilayah petuanan Kampung Warker,
menyebutkan bahwa nekara ini di sebuah hutan di mana benda-
diperoleh sebagai rampasan perang benda ini diperlakukan sebagai
dari wilayah tetangga di Pulau Moa keramat.Antara tahun 1933-1934
(Kempers, 1988: 245).Pada tahun benda-benda ditemukan kembali
1917 nekara ini hancur dalam oleh petugas pemerintah J.W
kebakaran.Nieuwenkamp, yang Admiraal tepat di bawah sebuah
ketika itu mengunjungi situs ini, pohon, dalam kondisi hancur dan
membeli sisa fragmen nekara yang separuh terpendam. Nekara yang
terbakar pada tahun 1918.Tahun berukuran lebih kecil hancur menjadi
1937 fagmen nekara ini diserahkan sebelas keping setelah tertimpa
kepada Museum Batavia. pohon dan kini disimpan sebagai
Catatan tentang nekara dari koleksi Museum Nasional.
Leti juga dilaporkan oleh Rouffaer Beberapa bagian dari nekara yang
yang mengunjungi pulau ini pada lebih besar telah diambil oleh
tahun 1910.Rouffaer mencatat seorang ahli teknik dari Swiss dan
keberadaan dua buah nekara kini menjadi koleksi Institut Etnologi
perunggu di desa di Zurich, Swiss.Kepingan lainnya
Tapulewang.Keduanya dalam berupa bidang pukul dan fragmen
bentuk fragmen, masing masing badan kemudian dikirim ke Batavia
bidang pukul dan fragmen oleh Admiraal (Kempers, Ibid.).
badan.Nieuwenkamp yang Di antara nekara-nekara di
mengunjungi desa ini pada tahun wilayah Maluku, nekara-nekara dari
1918 melaporkan bahwa hingga Kur memiliki kisah asal usul
kedatangannya objek-objek ini menarik. Mengacu pada sejarah
masih in situ. Rouffaer, berdasar tutur masyarakat setempat,
pada kunjungan ini kemudian setidaknya terdapat tiga versi
menulis surat kepada Museum tentang asal muasal benda-benda
Batavia dengan menekankan langka ini sebagaimana dicatat oleh
pentingnya perlindungan atas Admiraal pada tahun 1934-35.Versi
nekara-nekara kuna di propinsi Pertama, bahwa benda-benda ini
terluar. “Pusaka nasional ini telah ditemukan sejak ratusan tahun

Biografi Budaya Bendawi: Diaspora Nekara Perunggu 133


Di Kepulauan Maluku (Marlon Ririmasse)
yang lalu di pesisir tenggara desa dilakukan oleh penduduk setempat
Hirit. Benda-benda ini diyakini turun dengan objek yang berbentuk
dari langit bersamaan dengan seperti nekara dilukiskan tergantung
kemunculan pulau ini dari dalam dan sementara ditabuh. Kempers
lautan.Pada masa sesudahnya sendiri menyatakan bahwa dirinya
benda-benda ini berpindah ke tidak dapat menemukan buku
daerah perbukitan dan dipuja Dupperey dan penulisan dilakukan
sebagai pusaka keramat.Versi dengan mengutip karya Richter
Kedua, dikisahkan bahwa empat (1905 dalam Kempers, 1988: 412-
buah nekara ditemukan di pantai 413).
Hirit. Penduduk setempat mencoba Nekara lainnya ditemukan di
untuk membawa benda-benda ini, Pulau Dullah, Kei Kecil.Kisah
namun benda-benda tersebut mengenai nekara ini menarik karena
menolak, dan meminta gaba- kondisinya yang terbagi dua. Alasan
gaba.Setelah wahana untuk pembagian ini adalah karena
menjinjing diganti dengan gaba-gaba dipergunakan sebagai pusaka untuk
dua buah nekara akhirnya bisa dua klan yang bertempat tinggal di
dibawa.Sehari sesudahnya dua dua desa terpisah. Bagian pinggang
lainnya yang belum sempat terbawa hingga kaki nekara menjadi miliki
telah berubah menjadi batu.Versi Desa Vaan dan kini disimpan di
Ketiga, sejarah tutur yang kebun dalam kondisi terbuka dan
menyebutkan bahwa orang-orang tidak terlindung.Nekara ini telah
asal Kepulauan Banda yang pecah menjadi beberapa bagian
melarikan diri dari pulau mereka meski pola hiasnya masih dapat
akibat kekejaman Belanda diamati dengan cukup
membawa empat buah nekara jelas.Penduduk di desa Vaan
bersama mereka. Mereka mendarat menyebut keramat ini sebagai
di pulau Kur di mana para penduduk Tenan Bes. Bagian kedua adalah
setempat masih nyaris telanjang. bidang pukul dan bahu disimpan di
Hubungan antara para pengungsi ini desa Madwaer di belahan selatan
dengan penduduk setempat pulau yang sama. Bidang pukul
harmonis pada awalnya. Hingga nekara ini berpola hias bintang 16,
akhirnya muncul pertikaian dan para pola geometris dan patung katak
pendatang harus terusir dari Kur, yang tinggal sebuah.Pola hias
dengan meninggalkan nekara- lainnya telah aus.Penduduk di desa
nekara yang dibawa. Selain dari Madwair menyebut fragmen nekara
sejarah tutur ini, tahun 1935 dua ini sebagai Ngutun Rit.
buah nekara asal Pulau Kur telah Ada banyak kisah versi lokal
dikirim ke Batavia dan disimpan mengenai asal usul nekara
menjadi koleksi Museum Batavia ini.Penduduk setempat
(Kempers, Ibid.). menyebutkan bahwa benda ini
Selain pulau-pulau di belahan dibawa oleh seseorang bernama
tenggara Maluku, nekara juga Tabi dan Tabai dari wilayah Itnabay
dilaporkan ditemukan di Desa di Daerah Kepala Burung, Papua
Kayeli, Pulau Buru.Catatan tentang Barat.Beberapa menyebutkan
keberadaan nekara di pulau ini bahwa nekara ini adalah salah satu
berasal dari Duperrey, dalam dari empat nekara yang ditemukan
bukunya Voyage de La Caquile yang di Pulau Kur.Saat ini baik penduduk
terbit tahun 1826.Dalam buku ini di Desa Vaan maupun desa Madwair
terdapat lukisan tentang ritual yang mengakui persaudaraan mereka dan

134 Berkala Arkeologi Vol.35 Edisi No.1 Mei 2015: 123-144


bahwa ikatan itu ditandai dengan burung berparuh panjang yang
dua pecahan nekara sedang terbang, dan empat buah
tersebut.Dengan kisah dibalik katak sebagai ciri khas nekara tipe
benda-benda ini, kini nekara Heger I (Soejono, et.al. 2008: 353).
tersebut menjadi salah satu rujukan Nekara ini terakhir kali didata
bagi kunjungan wisata sejarah kembali oleh Balai Arkeologi Ambon
budaya di Kei. pada tahun 2006 dan masih
Nekara terakhir di Kepulauan tersimpan di desa Kataloka dalam
Maluku ditemukan di desa Kataloka, kondisi terawat. Asal usul nekara ini
Pulau Gorom, Seram Bagian tidak begitu jelas.Sumber-sumber
timur.Objek ini pertama kali penduduk menyebutkan bahwa
dilaporkan oleh petugas jawatan nekara ini dulunya ditemukan saat
kebudayaan propinsi Maluku yang terjadi banjir besar di wilayah sekitar
melakukan kunjungan ke Pulau Desa Kataloka.Saat ini, nekara
tersebut.Nekara ini kondisinya tesebut masih dipandang sebagai
masih utuh dan sangatterawat. Pola pusaka desa dan dirawat dengan
hias yang ditampilkan adalah baik oleh masyarakat.
bintang, meander, bulu burung,

Gambar 4. Kondisi terakhir Nekara Heger I di Pulau Dullah Kei Kecil tahun 2013.Sebelah kiri:
bagian pinggang hingga kaki nekara yang terbelah di Desa Vaan. Sebelah Kanan: Bagian bahu
hingga Bidang Pukul di Desa Madwair.(Sumber: Koleksi Balai Arkeologi Ambon)

Biografi Budaya Bendawi: Diaspora Nekara Perunggu 135


Di Kepulauan Maluku (Marlon Ririmasse)
Gambar 5. Peta Sebaran Nekara Perunggu Heger I di Kepulauan Maluku.Lingkaran Abu-abu
nekara dengan lokasi penemuan teridentifikasi.Lingkaran Merah Lokasi Penemuan tidak
diketahui. 1.Pulau Serua 2-3. Lokasi Tidak Diketahui 4. Pulau Luang. 5 -7. Pulau Leti 8-9. Pulau Kur
10. Pulau Buru 11. Pulau Dullah, Kei 12. Pulau Gorom

Tabel 1. Matriks Informasi Nekara Perunggu Tipe Heger I di Kepulauan Maluku.


N LOKUS TAHUN PENEMU/ KELETAKA
KONDISI
o ASAL DITEMUKAN SUMBER N SAAT INI
1 Serua 1625 Rumphius Dihancurkan Musnah
oleh
Gubernur
Ternate
2 Tidak 1687 Rumphius Tidak Tidak
diketahui diketahui diketahui.
Dikirimkan
oleh
Rumphius
kepada
Cosimo III
dei Medici,
bangsawan
di Tuscani,
Italia
3 Tidak 1687 Rumphius Tidak Tidak
diketahui diketahui diketahui.
Dikirimkan
oleh
Rumphius
kepada Dr.
Chr. Mentzel
dari Berlin

136 Berkala Arkeologi Vol.35 Edisi No.1 Mei 2015: 123-144


4 Pulau Luang 1715 E.Chr. Barchewitz In Situ Belum
mengacu diketahui
pada
informasi
J.H de Vries
tahun 1900
5 Luhulele, 1881 N. Rinooy Rusak Fragmen di
Pulau Leti karena simpan di
kebakaran Museum
Nasional
6 Tapulewang 1910 Rouffaer In situ Belum
, Pulau Leti mengacu diketahui
pada
laporan
Niuwenkam
p tahun
1918
7 Tapulewang 1910 Rouffaer In situ Belum
, Pulau Leti mengacu diketahui
pada
laporan
Niuwenkam
p tahun
1918
8 Pulau Kur 1890 G.W.W.C Baron Pecah Bidang
van Hoevel Pukul dan
Fragmen di
simpan di
Museum
Nasional,
Jakarta.
Sebagaian
Fragmen
disimpan di
Institut
Etnologi
Zurich Swiss
9 Pulau Kur 1890 G.W.W.C Baron Pecah Bidang pukul
van Hoevel dan fragmen
di simpan di
Museum
Nasional
Jakarta
10 Kayeli, 1826 Dupperey Utuh (hanya Tidak
Pulau Buru dari diketahui
dokumentasi
gambar
upacara)
11 Pulau Heekeren Pecah Bagian
Dullah, Kei Bidang
Pukul dan
Bahu
disimpan di
Desa
Madwair.

Biografi Budaya Bendawi: Diaspora Nekara Perunggu 137


Di Kepulauan Maluku (Marlon Ririmasse)
Bagian
Pinggang
hingga kaki
disimpan di
desa Vaan,
Pulau Dullah
Kei.
12 Kataloka, 1953 Dinas Pendidikan Utuh Disimpan di
Pulau Propinsi Maluku/ Desa
Gorom Heekeren Kataloka,
Pulau
Gorom

Diskusi: Tentang Biografi Nekara memiliki asal-usul yang samar dan


Perunggu di Kepulauan Maluku tidak jelas tentang dari mana benda-
Setiap benda memiliki benda ini berasal dan dibawa oleh
‘kehidupan’ sendiri.Sejarah diri yang siapa. Hal yang kiranya serupa
dibentuk oleh rangkaian fungsi dan dengan himpunan nekara perunggu
peristiwa yang dilewati oleh setiap lain yang ditemukan diberbagai
benda.Objek ini diciptakan, tempat di Nusantara.
diperdagangkan, dipertukarkan, Sumber-sumber setempat
digunakan, dibiarkan terbengkalai, yang melekat pada sejarah tutur
dibuang, dan bisa saja, digunakan memang menyebut kisah-kisah
kembali.Artefak yang ditemukan oleh tentang individu dan komunitas
para arkeolog sebagai misal, bisa pendatang tertentu yang diyakini
dibangkitkan kembali dari ‘kematian’ membawa benda-benda langka ini
dan diberikan kehidupan yang baru ke tempat dimana benda-benda ini
di museum.Berarti, setiap benda kemudian ditemukan oleh orang-
memiliki biografi diri masing orang Eropa beberapa abad
masing.Sejarah hidup yang dapat silam.Namun, dasar dan pembuktian
saja sangat menarik.Keputusan ini atas kisah-kisah ini umumnya sangat
kembali kepada para arkeolog dan lemah. Kondisi ini bisa diamati
penggiat sejarah budaya untuk antara lain dari sejarah tutur di Kei
mencoba merekonstruksi kembali yang menyebutkan bahwa nekara di
kisah hidup benda-benda tersebut Vaan dan Madwaer berasal dari
(Hoskins, 2006: 74-82). para pendatang Papua. Demikian
Sumber-sumber historis yang halnya tentang nekara Kur yang
dirujuk dalam tulisan ini hampir dikisahkan datang bersama para
semuanya berasal dari catatan pelarian dari Banda yang mengungsi
orang-orang Eropa yang bergiat di akibat konflik dengan orang-orang
Maluku lepas era penjelajahan yang Eropa.
menemukan Kepulauan Kecenderungan untuk
Rempah.Berarti rujukan tertua melekatkan mitos-mitos setempat
tentang kehadiran benda-benda ini dalam kaitan dengan asal usul
berada pada konteks waktu masa nekara juga melekat pada benda-
kolonial sejak abad ke-17. Dalam benda ini. Nekara di Luang, dikemas
kerangka historis masa itu dapat dengan mitos bahwa benda itu
diketahui bahwa nekara perunggu diyakini jatuh dari langit bersamaan
yang tersebar di Maluku semuanya dengan datangnya badai petir.

138 Berkala Arkeologi Vol.35 Edisi No.1 Mei 2015: 123-144


Penduduk di Kur, memiliki kisah Bergerak dari fungsi sebagai
setempat yang menyebutkan bahwa benda keramat, beberapa nekara
nekara perunggu di Kur jatuh dari juga pernah melalui tahap hidup
langit bersamaan dengan yang merusak atau musnah dan
kemunculan pulau ini dari dasar laut. hilang. Catatan Rumphius tentang
Keyakinan-keyakinan setempat nekara dari Serua, menyebutkan
tentang daya magi yang dimiliki oleh dengan jelas bahwa nekara yang
nekara-nekara perunggu tersebut menjadi keramat bagi masyarakat
juga ditautkan pada benda-benda setempat, musnah karena
ini.Utamanya tentang ihwal dihancurkan oleh Gubernur Ternate.
memanggil hujan dan kutukan bagi Nekara di Leti, sebagaimana
mereka yang berani menyentuh dilaporkan Nieuwenkamp, pernah
objek sakral ini. terbakar dan kemudian hancur
Hal yang pasti, adalah dari menjadi fragmen. Catatan Admiraal
sumber-sumber historis dinyatakan tentang nekara di Kur menyebutkan
bahwa nekara perunggu di Maluku bahwa objek ini hancur tertimpa
memang mendapat tempat yang pohon di mana benda ini diletakkan.
penting dalam kosntruksi sosial Dua buah nekara yang disebutkan
masyarakat tradisional di wilayah ini Rumphius tidak jelas berasal dari
pada masa lalu dan masa kini. bagian mana di Kepulauan Maluku
Seluruh sumber-sumber sejarah dan hilang jejaknya hingga kini
yang menjadi rujukan kiranya setelah dikirim kepada Bangsawan
menyebutkan peran nekara Italia di Tuscany dan Akademisi di
perunggu sebagai pusaka yang Jerman.
dikeramatkan oleh komunitas di Berpijak pada rekam historis
desa di mana nekara tersebut yang disampaikan, beberapa nekara
disimpan. Catatan Rumphius sejak di Maluku telah memasuki tahap
abad ke-17, baik tentang nekara di hidup baru sebagai objek koleksi
Serua maupun catatan Barchewitz museum. Fragmen nekara dari situs
tentang nekara di Luang adalah Luluhele di Leti dan fragmen nekara
representasi fungsi nekara perungu dari Pulau Kur pada awal abad ke-
sebagai benda-benda keramat 20 telah dikirim ke Batavia sebagai
(Kempers, 1988: 15-22). Catatan- koleksi Museum Batavia dan kini
catatan dari masa yang lebih menjadi koleksi Museum Nasional.
kemudian seperti rujukan dari Sebagian fragmen nekara dari Kur,
Nieuwenkamp pada awal abad ke- juga telah menjadi koleksi Insitut
20 tentang nekara-nekara dari Leti Etnologi di Zurich Swiss. Beberapa
menjadi cermin bahwa benda-benda nekara lain semenjak terakhir
tersebut masih tetap konsisten disebutkan oleh orang-orang Eropa,
dengan fungsinya sebagai pusaka belum pernah dilaporkan kembali
yang disakralkan masyarakat kondisinya. Nekara di Tapulewang,
setempat.Peran ini kiranya semakin Leti yang terakhir disebutkan masih
diperkuat dengan rujukan historis in situ oleh Nieuwenkamp pada
dari Duperrey yang tahun 1918; nekara di Luang yang
mendokumentasikan nekara pertama kali dilaporkan oleh
perunggu dalam konteks ritual yang Barchewitz pada tahun 1715,
dilakukan masyarakat di Kayeli, terakhir dilaporkan keberadaannya
Pulau Buru di awal abad ke-19 oleh J.H. de Vries pada tahun 1900.
(Kempers, Ibid.). Keberadaan nekara-nekara dari
sumber sejarah periode kolonial ini

Biografi Budaya Bendawi: Diaspora Nekara Perunggu 139


Di Kepulauan Maluku (Marlon Ririmasse)
rasanya layak untuk ditinjau yang menyebabkan benda-benda
kembali.Apakah masih ada ataukah langka ini mencapai Kepulauan ini
telah rusak atau hilang. dan kemudian tersebar di pulau-
Berbeda dari konteks di atas, pulau belahan selatan?.Kempers
beberapa nekara ternyata masih (1988: 244) menjelaskan mengenai
difungsikan dalam kehidupan sosial kemungkinan migrasi dari para
masyarakat kontemporer di mana aristokrat Dong Son yang disebutnya
nekara-nekara ini disimpan.Nekara sebagai bangsa pelayar menuju
perunggu di Kei, telah meluas kepulauan ini.Demikian halnya
fungsinya sebagai penanda identitas dengan peran para pedagang dalam
yang mengikat aliansi dua kelompok distribusi benda-benda langka itu.Di
masyarakat dari desa yang berbeda mana Kempers menggunakan
di Kei, yaitu Desa Vaan dan analogi bagaimana benda-benda
Madwair.Kedua desa tersebut logam seperti gong dikirim dari
meyakini hubungan persaudaraan Patani di Semenanjung Malaya ke
dan masing-masing menyimpan Banda sebelum kemudian disebar
bagian pinggang hingga kaki di desa ke wilayah sekitar.Sebuah pendapat
Vaan dan bahu hingga bidang pukul yang masih diragukan oleh
di Desa Madwaer.Bahkan dengan beberapa akademisi arkeologi Asia
kisah sejarah tutur yang melekat Tenggara (Spriggs dan Miller, 1988).
terkait asal usul nekara ini, benda Dalam pandangan Spriggs
perunggu tersebut kini menjelma dan Miller (1988: 86-87), ranah
menjadi salah satu ikon sejarah tentang mengapa nekara Dong Son
budaya penting yang menunjang mencapai Maluku masih
pariwisata di Kepulauan Kei.Terakhir membutuhkan kajian yang lebih
tentu saja adalah nekara perunggu jauh. Meski dalam gagasan mereka
yang tersimpan di desa Kataloka, disebutkan bahwa kehadiran benda-
Pulau Gorom, Seram bagian benda langka ini memang melekat
Timur.Nekara ini adalah salah satu dengan jalur perdagangan rempah-
nekara yang kondisinya masih utuh rempah yang membentang dari
dan sangat terawat, dengan motif pulau-pulau di belahan barat
hias yang masih jelas Nusantara, melalui Nusa Tenggara
teramati.Serupa dengan nekara sebelumnya, dan akhirnya mencapai
Vaan dan Madwair, nekara di Gorom Kepulauan Maluku. Di mana pola
masih difungsikan dalam kehidupan sebaran nekara-nekara di Maluku
sosial masyarakat di desa diyakini kompatibel dan
Kataloka.Meski penggunaannya mencerminkan gambaran jaringan
dalam ritual tidak begitu jelas, objek perdagangan Banda-Seram Timur –
langka ini mendapat perlakuan dan Papua. Yang mana pulau-pulau
khusus sebagai benda keramat yang di selatan Banda juga menjadi
menjadi pusaka desa.Terakhir objek bagian dari jaringan ini. Kehadiran
ini diamati oleh Balai Arkeologi nekara perunggu di berbagai pulau
Ambon pada tahun 2006 dan di belahan selatan Maluku agaknya
sekaligus mengkonfirmasi bahwa bisa menjadi penanda bahwa
nekara perunggu ini memang masih jaringan perdagangan di wilayah ini
sangat terawat. dimulai lebih awal dibanding jaringan
Hal terakhir yang kiranya Ambon-Lease-Seram Barat dan
perlu diamati dalam konteks diskusi Ternate-Tidore-Halmahera–Papua
terkait biografi singkat nekara Dong yang baru terbentuk pasca
Son Heger I di Maluku adalah apa kehadiran orang-orang Eropa di

140 Berkala Arkeologi Vol.35 Edisi No.1 Mei 2015: 123-144


Kepulauan Maluku. Rempah dan mengunjungi Kepulauan Kei.Warna
aneka komoditi eksotik termasuk kilap perunggu yang telah menghijau
budak, telah diperdagangkan melalui akibat patinasi, seakan melengkapi
jaringan di belahan selatan ketika aura misteri dari kisah asal usul
orang-orang Eropa yang pertama nekara ini yang dituturkan penduduk
tiba. setempat. Pengalaman ini menjadi
Spriggs dan Miller utuh ketika kami berkesempatan
berpendapat bahwa kehadiran menyaksikan fragmen bagian bidang
nekara perunggu tidak serta merta pukul dari nekara yang sama di desa
hadir sebagai komoditi yang murni Madwair, Kepulauan Kei. Terpisah
diperdagangkan, namun lebih jarak, desa Vaan dan Madwair
sebagai objek bernilai tinggi yang disatukan oleh ikatan persaudaraan
digunakan sebagai wahana untuk yang ditandai dengan keberadaan
merekatkan aliansi antara para fragmen-fragmen nekara ini di kedua
pedagang dan pendatang dengan desa.Keberadaan masing-masing
elit-elit lokal di Kepulauan ini. fragmen nekara merupakan
Kehadiran nekara perunggu dalam representasi materi ikatan
jaringan niaga di awal Masehi persaudaraan tersebut.Sebuah
barangkali tidak menandakan inisiasi catatan historis yang seakan
terbentuknya jaringan panjang menyatukan kedua pecahan nekara
perdagangan di selatan Nusantara. utuh dalam pikiran kami.
Namun, membaur dalam dinamika Tulisan ini juga merupakan
niaga yang telah berlangsung upaya pada tahap mula untuk
sebelumnya. Lepas dari beragam memahami segenap kompleksitas
pertanyaan yang masih harus pengetahuan tentang nekara
dijawab, satu hal yang pasti adalah perunggu yang ada dan pernah ada
bahwa dinamika niaga dan simpul di Kepulauan Maluku. Hadir sebagai
jaringan dagang awal masehi di studi inisiasi atas kajian eksistensi
Nusantara dan Maluku, telah benda-benda perunggu Dong Son di
menjadi lebih jelas teramati secara Maluku; makalah ini berupaya
arkeologis melalui kehadiran nekara- menyatukan fragmen-fragmen
nekara perunggu Dong Son. historis tentang objek langka ini.
Tinjauan kajian ini melekat pada
PENUTUP upaya memahami diaspora nekara
Terkesima. Barangkali adalah Dong Son di Maluku dan latar
kata yang paling tepat untuk historis dibalik proses kompleks ini.
menggambarkan perasaan ketika Hasil studi menemukan bahwa
untuk pertama kali mengamati hingga saat ini terdapat selusin
fragmen nekara Heger di Desa nekara perunggu yang pernah
Vaan, Kei.Setelah menunggu lebih ditemukan di Kepulauan
dari tujuh tahun akhirnya Maluku.Persebaran nekara ini
kesempatan menyaksikan nekara seluruhnya mencakup wilayah
terkenal ini datang juga.Sejak pulau-pulau bagian tengah dan
pertama kali membaca referensi selatan.Mulai dari Buru Seram
arkeologis tentang objek ini, ada hingga pulau-pulau di Maluku
desakan untuk mengunjungi dan Tenggara.Sepuluh dari dua belas
mengamati langsung fragmen nekara tersebut ditemukan di pulau-
nekara Vaan.Keinginan itu baru pulau di antara Timor dan
terwujud pada bulan Mei tahun 2013 Papua.Kondisi ini setidaknya
silam ketika Balai Arkeologi menjadi cermin nilai penting

Biografi Budaya Bendawi: Diaspora Nekara Perunggu 141


Di Kepulauan Maluku (Marlon Ririmasse)
Kepulauan Maluku Tenggara di takdirnya ditentukan kembali ;
masa silam.Utamanya kaitan dengan tersimpan di ruang-ruang
dengan peran sebagai kawasan dingin museum atau tetap menjadi
sumber komoditi eksotik dalam bagian dari komunitas lokal di
bentang jejaring niaga pulau-pulau di Maluku.
Selatan Nusantara. Mulai dari Asia
Tenggara Daratan, Jawa, Bali,
hingga Nusa Tenggara. Sebuah
kondisi yang belum banyak ditinjau
dalam studi arkeologi dan sejarah
budaya.
Meski persebaran nekara
ditemukan secara luas, peran objek
langka ini agaknya tidak melekat
dalam kaitan fungsi sebagai komoditi
yang dipertukarkan semata.Namun
lebih sebagai benda bernilai tinggi
yang digunakan sebagai hadiah;
wahana untuk menciptakan ikatan
dan hubungan baik dengan
penguasa setempat yang ada di
pulau-pulau di belahan selatan
Maluku ini.Karakteristik morfologis
nekara perunggu yang sempurna;
dan keberadaannya yang langka,
membuat benda-benda ini kemudian
mendapat tempat sentral dalam
konstruksi sosial masyarakat di
pulau-pulau ini pada masa lalu.
Nekara kemudian dikeramatkan dan
diberi posisi terhormat sebagai
pusaka komunal. Kehadiran orang-
orang Eropa membawa angin
perubahan; ketika benda-benda ini
kemudian diletakkan dalam bingkai
akademis dengan dikumpulkan
sebagai bagian dari objek-objek
eksotik asal timur jauh yang menjadi
bahan kajian budaya budaya orang-
orang Eropa terpelajar yang hadir di
wilayah ini.Termasuk dikumpulkan
dan dikirimkan menjadi bagian dari
koleksi museum. Segenap kisah ini
kiranya melengkapi sejarah hidup
nekara perunggu mulai dari
kelahiran dalam konteks budaya
asal di Dong Son; keluar dan
menjelajahi kepulauan Asia
Tenggara; hingga tiba dan merapat
di Kepulauan Maluku. Sebelum

142 Berkala Arkeologi Vol.35 Edisi No.1 Mei 2015: 123-144


DAFTAR PUSTAKA

Appadurai, Arjun, ed.1986. The Social Life of Things: Commodities in Cultural


Perspective. Cambridge: Cambridge University Press.

Barchewitz, E.C. 1730. Allerneuste und Wahrhaffte Ost-Indiansiche Reise-


Bescheribung: 312-313,315. Chemnitz.

Bellwood, P. et. al., 2007: Ancient Boats, Boat Timbers, and Locked Mortise-
and-Tenon Joints from from Bronze/Iron-Age Northern Vietnam.
DalamThe Journal of Nautical Archaeology, Oxford
(BlackwellPubishing), Vol. 36, 2-20.

Bintarti, DD. 2008. Nekara Perunggu dari Yunan sampai Irian Jaya.Dalam
Kasnowihardjo, Gunadi dan Atmosudiro, Sumijati (eds). 2008.
Prasejarah Indonesia dalam Lintasan Asia-Tenggara-Pasifik. Jakarta:
Asosiasi Prehistorisi Indonesia.

De Jonge, N. dan van Dijk, T. 1995.Forgotten Islands of Indonesia : The Art &
Culture of the Southeast Moluccas. Singapore: Periplus.

Fontijn, David. 2002. Sacrificial Landscapes: Cultural Biographies of Persons,


Objects and ‘Natural’ Places in the Bronze Age of Southern Netherlands.
Leiden: Leiden University Press.

Hoskin, Janet. 2006. Agency, Biography and Objects. Dalam Tilley, Christopher
et.al. 2006. Handbook of Material Culture. London: SAGE Publication
Ltd.

Kempers, Bernet AJ. 1988. The Kettledrums of Southeast Asia. Rotterdam: A.A
Balkema.

Kopytoff, Igor. 1986. The Cultural Biography of Things: Commoditization as


Process. Dalam Arjun Appadurai (ed.) The Social Life of
Things:Commodities in Cultural Perspective. Cambridge: Cambridge
University Press.

Mainowski, Bronislaw. 1922. Argonauts of the Western Pacific. London:


Routledge.

Mauss, Marcel. 1924/1954 The Gift. London: Cohen and West.

Meskell, Lynne. 2004. Object Worlds in Ancient Egypt:Material Biographies in


Past and Present. London: Berg.

Soejono, R.P. et.al. 2008. Sejarah Nasional Indonesia I. Jakarta: Balai Pustaka.

Biografi Budaya Bendawi: Diaspora Nekara Perunggu 143


Di Kepulauan Maluku (Marlon Ririmasse)
Spriggs, Matthew dan Miller, Danny. 1988. A Previously Unreported Bronze
Kettledrum From the Kai Islands, Eastern Indonesia.Dalam Bulletin of
the Indo Pacific Prehistory Association. Vol. 8 pp. 79-89.

Weinner, A.B. 1992. Inalienable Possesions: The Paradox of Keeping while


Giving. Berkley: University of California.

144 Berkala Arkeologi Vol.35 Edisi No.1 Mei 2015: 123-144

Anda mungkin juga menyukai